HASIL PENELITIAN
30
31
Gambar 4.1
Identifikasi Sumber Bahaya dan Jenis Bahaya dari kegiatan pengeboran batu
gamping di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Identifikasi Sumber Bahaya dan Jenis Bahaya dari kegiatan Pengeboran
Batu Gamping di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Kegiatan Sumber Bahaya Jenis Bahaya
Memasang bit Terjepit
Naik tangga Terjatuh
Travelling unit Terbalik
Cuaca mendung Petir
Mengoperasikan Unit Bor
Sistem kelistrikan Kebakaran
Mesin Bising
Cutting bor Menghirup debu
Tidak sesuai ergonomi Operator cepat lelah
Berdasarkan hasil identifikasi pengamatan di lapangan, sumber bahaya yang
sangat terlihat dari kegiatan pengeboran adalah potensi bahaya debu dari cutting
bor yang dihasilkan dari kegiatan pengeboran. Pada lokasi penambangan batu
gamping di Quarry D. Keberadaan partikel debu yang berpengaruh pada sistem
pernafasan manusia relatif konstan, artinya setiap kali seorang pekerja di tempat
yang mengandung bahaya bagi sistem pernafasan, maka jumlah zat/ partikel debu
yang dihirup dari hari ke hari akan semakin banyak dan terakumulasi dalam tubuh
terutama bagi operator alat bor yang setiap hari bertugas melakukan kegiatan
pengeboran, lihat pada Gambar 4.2 dan 4.3.
34
4.2.2 Identifikasi Potensi Bahaya Pada Kegiatan Peledakan ( Blasting ) Batu Gamping
Kegiatan selanjutnya di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. yaitu kegiatan
merakit primer dan pemasangan rangkaian peledakan. Peledakan adalah terdiri
dari meramu bahan peledak, membuat primer, mengisi dan menyumbat lubang
ledak, merangkai dan menyambung suatu pola peledakan, menyambung suatu
rangkaian peledakan ke sebuah rangkaian detonator, menentukan arus yang akan
digunakan, menetapkan daerah bahaya, menyuruh orang menyingkir dan
berlindung, menguji rangkaian peledakan menggunakan ohm meter, meledakkan
lubang ledak, menangani kegagalan peledakan, dan mengendalikan akibat
peledakan yang merugikan seperti lontaran batu (flying rock), getaran tanah,
kebisingan dan tertekannya udara yang mengakibatkan efek ledakan ( Airblast ).
1. Sebelum kegiatan peledakan :
36
Identifikasi Sumber Bahaya dan Jenis Bahaya dari kegiatan Peledakan Batu
Limestone di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, lihat Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Identifikasi Sumber Bahaya dan Jenis Bahaya dari kegiatan
Peledakan Batu Gamping di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Kegiatan Sumber Bahaya Jenis Bahaya
Pengambilan Mengangkat AnFo Terkilir
handak Jalan angkut licin Terpeleset
Amunium Nitrat
Iritasi kulit
Pencampuaran (AN)
AnFo Berpengaruh pada sistem
Solar
pernapasan
37
Gambar 4.4
Potensi Bahaya Terjatuh
38
Gambar 4.5
Kendaraan yang tidak sesuai standar
Identifikasi Sumber Bahaya dan Jenis Bahaya dari kegiatan pemuatan batu
gamping di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lihat Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Identifikasi Sumber Bahaya dan Jenis Bahaya dari Kegiatan Pemuatan
Batu Limestone di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Kegiatan Sumber Bahaya Jenis Bahaya
Gangguan
Kebisingan
pendengaran
Debu Sesak napas
Tidak sesuai ergonomi Operator cepat lelah
Kurang penerangan di
Mengoperasikan Unit Menabrak/ tertabrak
loading point
Wheel Loader
Batu terjatuh dari atas
Terbentur
bench
Operator mengantuk Menabrak
Sistem kelistrikan Kebakaran
Operator naik turun alat Terjatuh
Berdasarkan hasil pengamatan salah satu potensi bahaya dari kegiatan pemuatan
yang dilakukan oleh Wheel Loader yang berpotensi bahaya dapat mengganggu
sistem pernapasan bagi para pekerja yang ada di sekitarnya yang diakibatkan oleh
asap pekat dari knalpot Wheell Loader dapat dilihat pada Gambar 4.8 .
41
diantaranya :
1. Mengecek bahan bakar.
2. Mengecek kondisi rem dan oli.
3. Mengecek keadaan steer dan rem dan memastikan dapat berfungsi dengan
baik.
4. Biarkan mesin hidup selama 3-5 menit sebelum alat beroperasi.
5. Memastikan lapangan tempat kerja dalam kondisi yang aman sebelum operasi
dan pada saat operasi.
Identifikasi Sumber Bahaya dan Jenis Bahaya dari kegiatan pengangkutan batu
gamping di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. lihat Tabel 4.4 .
Tabel 4.4
Identifikasi Sumber Bahaya dan Jenis Bahaya dari Kegiatan Pengangkutan
Batu Gamping di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
4.11
Potensi bahaya terjepit jika kurang koordinasi
Selain dari kondisi alat yang baik, kondisi pekerja juga harus diperhatikan.
Pekerja yang bertugas di Crusher juga dapat mengalami kecelakaan dan
penurunan kualitas kesehatan sehingga dapat menurunkan produktifitasnya
dalam bekerja, terlebih lagi bila kondisi bahaya dan risiko tadi dikelola dengan
tidak benar, pada akhirnya akan menimbulkan kerugian ( loss ). Maka dari itu
suatu bahaya harus diidentifikasi dengan baik agar kita dapat berhati- hati dan
dapat menentukan langkah pengendalian yang tepat untuk bahaya tersebut. Hasil
identifikasi bahaya yang diamati penulis pada kegiatan pengecilan ukuran, lihat
Tabel 4.5.
Tabel 4.5
45
Gambar 4.12
Kabel listrik dibiarkan menggantung tidak rapi
Tabel 4.6
Angka Kecelakaan Ringan Sebelum Perusahaan
Menerapkan Manajemen Risiko
Jenis Jumlah Kecelakaan Ringan Tiap Tahun
Rata-
Kecelakaa Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Rata
n 1994 1995 1996 1997 1998 1999
Membentur 8 9 7 8 6 4 7
Menabrak 8 6 5 5 5 3 5.3
Terjatuh 5 3 4 5 3 4 4
Terjepit 3 5 5 5 6 2 4.3
Terpotong 0 0 0 0 0 0 0
47
Terpeleset 25 15 30 30 23 23 24.3
Tergores 25 23 15 22 35 35 25.8
Total
kecelakaa 74 61 66 75 78 71 70.8
n
Jumlah
412 412 412 410 410 398 409
karyawan
Persentase 18% 15% 16% 18% 19% 18% 17%
Gambar 4.17
Kecelakaan Ringan Rata- Rata Setelah Menerapkan Manajemen Risiko
48
Persentase
10%
9%
8%
7%
6%
5%
4%
3%
2%
1%
0%
Gambar 4.18
Persentase Kecelakaan Ringan Setelah Menerapkan Manajemen Risiko
Tabel 4.9
Angka Kecelakaan Berat Setelah Perusahaan
Menerapkan Manajemen Risiko
Jenis Jumlah Kecelakaan Berat Tiap Tahun
Kecelakaa Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Rata-
n 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata
Membentur 0 4 0 0 2 2 1.3
Menabrak 5 0 0 3 2 0 1. 7
Terjatuh 4 5 6 3 1 0 3.1
Terjepit 2 1 0 0 0 0 0.5
Terpotong 1 1 0 0 0 0 0.3
Terpeleset 3 1 2 0 0 0 1
Tergores 0 0 0 0 0 0 0
Total
kecelakaa
n 15 12 8 6 5 2 8
Jumlah 440 449 449 456 456 450 450
49
karyawan
Persentase 4% 3% 1% 1% 1% 1% 2%
Gambar 4.19
Angka Kecelakaan Berat Rata- Rata Setelah Menerapkan Manajemen Risiko
Persentase
5%
4%
4%
3%
3%
2%
2%
1%
1%
0%
Gambar 4.20
Persentase Angka Kecelakaan Berat Setelah Menerapkan Manajemen Risiko
SR = = 82. 34 hari
1.020.096
54
Tabel 4.10
Persentase Safety Talk
3500%
3000%
2500%
2000%
1500%
1000%
500%
0%
Gambar 4.21
Grafik Persentase Karyawan yang Mengikuti Safety Talk
Tabel 4.11
Alat Pelindung Diri yang ada di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
N Jenis
Pemakaian Perawatan Penyimpanan
o APD
Digunakan Tidak boleh
untuk kepala, terkena panas lebih Simpan di tempat
disesuaikan dari 25 C, kering dan sejuk, bila
1 Helmet
ukuran lingkar bersihkan bagian perlu dibungkus
kepala setiap dalam maupun luar dengan plastic.
orang helm.
2 Sepatu Digunakan Bersihkan dan Simpan pada tempat
sesuai dengan jemur pada sinar yang kering dan
standar. matahari (5-10 sejuk
59
menit)
Tempel masker
Tidak
di wajah, tarik Simpan dalam
menggunakan
Masker karet pengikat kantung plastik,
3 masker yang sudah
(debu) sampai Simpan di tempat
kotor atau tidak
ukurannya kering dan sejuk.
layak pakai
nyaman.
Tempel masker
Tidak
di wajah, tarik Simpan dalam
menggunakan
Masker karet pengikat kantung plastik,
4 masker yang sudah
(kimia) sampai Simpan di tempat
kotor atau tidak
ukurannya kering dan sejuk.
layak pakai
nyaman.
Gunakan sesuai
dengan
Sarung kebutuhan, Bersihkan setelah Simpan di tempat
5
Tangan disesuaikan dipakai kering dan sejuk.
dengan
pekerjaan.
Kedok Digunakan saat Bersihkan setelah Simpan di tempat yg
6
Las pengelasan. dipakai. sudah ditentukan.
Baju Pada saat
Bersihkan setelah Simpan di tempat
7 Tahan bekerja pada
dipakai. kering
Panas suhu yg panas
Lilitkan pada Bersihkan setelah
Sabuk
pinggang sesuai dipakai (bila basah, Simpan di tempat
8 Pengama
dengan ukuran jemur pada sinar kering dan sejuk.
n
tubuh. matahari)
Bersihkan setelah
Lilitkan di tubuh
Body dipakai (bila basah, Simpan di tempat
9 sesuai dengan
Harness jemur pada sinar kering dan sejuk.
ukuran tubuh.
matahari)
60