Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fajar Gunadi

NIM : 14304241014
Kelas : Pendidikan Biologi A

Penyakit Lupus (Lupus Erythematosus )

Penyakit Lupus (Lupus Erythematosus ) secara sederhana digambarkan bila tubuh


menjadi alergi pada dirinya sendiri. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi
yang berlebih. Pada penderita penyakit lupus, tubuh yang memiliki system kekebalan untuk
menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat justru menyerang organ tubuh yang sehat.
Lupus dalam bahasa Latin berarti "anjing hutan/serigala". Istilah ini mulai dikenal sekitar
satu abad lalu. Hal ini disebabkan penderita penyakit ini pada umumnya memiliki butterfly rash
atau ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi yang serupa di pipi serigala, tetapi berwarna putih.
Dalam ilmu imunologi atau kekebalan tubuh, penyakit ini adalah kebalikan dari kanker
atau HIV/AIDS. Pada Penyakit Lupus, tubuh menjadi overacting terhadap rangsangan dari
sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah
ditujukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Dengan demikian, Penyakit Lupus disebut
sebagai autoimmune disease (penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan).

Pada penderita penyakit lupus, antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh
jaringan dengan dua cara yaitu :
Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel
darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan penderitanya
kekurangan sel darah merah atau anemia.

Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi),
membentuk ikatan yang disebut kompleks imun, yaitu gabungan antibodi dan antigen mengalir
bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan.
Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit). Tetapi, dalam
keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi
bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar
kompleks.

Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh dan
mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini
terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ tubuh akan terganggu.

Penyebab Penyakit Lupus

Lupus merupakan penyakit autoimun yang muncul ketika tubuh terkena zat asing
tertentu, seperti bakteri dan virus, kemudian sistem imun tersebut juga menyerang jaringan tubuh
yang sehat. Hal ini menyebabkan peradangan dan kerusakan berbagai bagian organ tubuh,
seperti; kerusakan pada kulit, kerusakan pada ginjal, kerusakan pada paru-paru, kerusakan pada
pembuluh darah, kerusakan pada jantung dan juga otak.
Adapun faktor yang menyebabkan seseorang terkena penyakit lupus tersebut adalah
faktor dari keturunan atau genetik, faktor dari hormon, faktor dari obat-obatan dan bisa juga dari
lingkungan sekitar. penyakit lupus ini terbagi dalam beberapa jenis dan yang masing masing
memiliki perbedaan.

Tipe-tipe Penyakit Lupus

Meskipun lupus istilah umumnya mengacu pada SLE, namun ada beberapa beberapa
tipe lupus, antara lain:
1. Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)
Lupus SLE erupakan jenis penyakit lupus yang sering terjadi pada penderita,
persentasenya sampai 70% kasus di dunia. Kondisi penyakit lupus ini dapat mengalami
kondisi yang berat dan ringan sehingga dapat mempegaruhi berbagai bagian tubuh. Berat
atau tidaknya lupus SLE tergantung dari organ tubuh mana yang diserangnya. Gejala
umum dari penyakit ini termasuk kelelahan, kepekaan terhadap sinar matahari
(fotosensitivitas), rambut rontok, nyeri sendi dan bengkak, demam yang tidak jelas, ruam
kulit dan sakit ginjal. Adapun secara umum diagnosis lupus didasari karena kombinasi
hasil laboratorium dan gejala fisik.
2. Cutaneus Lupus Erythematosus (CLE)
Lupus CLE dapat terbatas pada kulit atau terlihat pada mereka dengan SLE. Cutaneous
yang berarti kulit. Gejala yang mungkin terjadi termasuk ruam/lesi, rambut rontok,
vaskulitis (pembengkakan pembuluh darah), bisul, dan fotosensitivitas. Dokter akan
menghapus sepotong kecil dari ruam melihatnya di bawah mikroskop untuk mengetahui
apakah seseorang memiliki lupus kulit dan bentuk yang terjadi pada penderita, karena
lupus kulit memiliki dua jenis yaitu jenis diskoid dan cutaneus.
3. Diskoid Lupus Eritematosus (DLE)
Pada penyakit lupus DLE yang mempengaruhi kulit dimana ruam yang terjadi berwarna
merah dan mengangkat menjadi bersisik dan berubah warna menjadi kecoklatan.
Sedangkan pada penyakit lupus CLE dapat terbatas kulit pada mereka yang menderita
jenis lupus SLE. Gejala dapat berupa ruam, rambut rontok, bisul dan pembengkakan
pembuluh darah. Ruam ini sering muncul pada kulit pada wajah dan kulit kepala, tapi
daerah lain juga mungkin akan terpengaruh. Kadang-kadang DLE menyebabkan luka di
mulut atau hidung. Dokter akan menghapus sepotong kecil dari ruam atau kulit yang sakit
dan melihatnya di bawah mikroskop untuk mengetahui apakah seseorang memiliki DLE.
Jika Anda memiliki DLE, ada kemungkinan kecil bahwa Anda nanti akan mendapatkan
SLE. Saat ini tidak ada cara untuk mengetahui apakah seseorang dengan DLE akan
mendapatkan SLE.
4. Drug-induced Lupus

Penyakit lupus juga bisa menyerang orang yang sering mengonsumsi obat-obatan tertentu
untuk kondisi kronis seperti kejang dan tekanan darah tinggi. Contoh obat yang
digunakan biasanya adalah procainamide (Pronestyl , Procanbid ); hydralazine
(Apresoline ; juga, hydralazine adalah bahan dalam Apresazide dan BiDil );
fenitoin (Dilantin ); etanercept (Enbrel ), dan adalimumab (Humira ). Gejala drug-
induced lupus adalah seperti orang lupus sistemik, tetapi jarang mempengaruhi organ-
organ utama. Gejalanya bisa berupa nyeri sendi, otot serta demam ringan. Seringkali
penyakit ini akan hilang bila penggunaan obat-obat tersebut dihentikan. Namun, tidak
semua orang yang mengonsumsi obat ini akan mendapatkan drug-induced lupus. Obat
yang paling sering dihubungkan dengan drug-induced lupus digunakan untuk merawat
kondisi kronis lainnya, seperti kejang, tekanan darah tinggi, atau rheumatoid arthritis.

5. Neonatal Lupus
Neonatal lupus adalah suatu kondisi langka pada bayi yang disebabkan oleh antibodi
tertentu dari ibu. Antibodi ini dapat ditemukan pada ibu yang mengidap lupus. Akan
tetapi kondisi ini dapat pula dialami oleh bayi dari ibu yang tidak menderita penyakit
lupus. Pada saat lahir, bayi yang mengalami lupus neonatal mungkin memiliki gejala
seperti ruam kulit, masalah hati, dan jumlah sel darah rendah. Bayi yang mengalami
gangguan kesehatan neonatal lupus seringkali gejala hilang sama sekali setelah beberapa
bulan dan tidak memiliki kondisi yang akan terjangkit kasus yang sama. Bayi dengan
penyakit lupus neonatal dapat memiliki cacat jantung yang jarang meskipun harus
diwaspadai karena akan mengidap penyakit jantung yang serius.
Faktor Resiko Penyakit Lupus
Meskipun para doker tidak mengetahui apa yang menyebabkan lupus pada banyak kasus,
mereka telah mengidentifikasi faktor apa saja yang meningkatkan risiko penyakit ini, antara lain:
1. Jenis kelamin
Lupus lebih umum pada wanita.
2. Usia
Meskipun lupus dapat berefek pada segala usia, termasuk bayi, anak dan orang
dewasa, tetapi lupus paling umum terdiagnosis pada mereka yang berusia antara 15
sampai 40 tahun.
3. Ras
Lupus umumnya terdapat pada ras Afrika, Hispanics dan Asia.
4. Sinar matahari
Terkena sinar matahari dapat membawa pada lupus kulit atau memicu respon internal
pada mereka yang rentan.
5. Obat tertentu
Obat tertentu yang digunakan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan drug-
induced lupus. Banyak obat yang secara potensial dapat memicu lupus, sebagai
contoh antara lain adalah antipsychotic chlorpromazine; obat tekanan darah tinggi,
seperti hydralazine; obat tuberculosis isonoazid dan obat jantung procainamide.
Biasanya membutuhkan jangka waktu penggunaan dalam beberapa bulan sebelum
gejala timbul.
6. Terinfeksi virus Epstein-Barr
Merupakan virus yang biasanya tertidur di dalam sel dari sistem imun anda meskipun
tidak jelas alasan mengapa dan apa yang membuat virus tersebut aktif kembali.
7. Terkena zat kimia
Beberapa studi menunjukkan bahwa mereka yang bekerja dan rentan terekspos
merkuri dan silica memiliki peningkatan risiko lupus. Merokok juga dapat
meningkatkan risiko mengalami lupus.
Pencegahan Penyakit Lupus
Pada umumnya, ilmu dalam medis hanya memastikan agar kita semua dapat menjalani
pola hidup sehat meliputi pola makan sehat, istirahat cukup, olahraga teratur, menjauhi minuman
keras, rokok, bekerja terlalu lelah, serta banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
kedalam menu harian.
Satu set kegiatan dan pola hidup sehat tersebut selalu diyakini berfungsi untuk
membentuk sistem imun tubuh sehingga dapat menjauhkan manusia dari penyakit apapun juga.
Apabila seseorang menderita penyakit lupus oleh karena sebab genetik, maka dengan menjalani
pola hidup sehat yang disebutkan, penyakit lupus akan dapat ditekan atau dibuat tidur
sehingga tidak menimbulkan gejala gejala maupun gangguan.
Tentu saja, sekali terserang lupus, penyakit ini akan terus ada. Hanya saja penderita yang
berhasil membuat penyakit lupus tertidur, dapat hidup selayaknya orang normal yang
menjalani aktivitas tanpa gangguan yang menyakitkan. Namun, penyakit ini akan kembali datang
jika si penderita mulai melonggarkan disiplin yang harus dijalani dalam jangka waktu yang
panjang tersebut.
Pengobatan Penyakit Lupus
Pengobatan penyakit ini tidak terlepas dengan metode autoimun karena sistem imun pada
tubuh penderita yang tidak mampu bekerja dengan baik sehingga sistem kekebalan tubuh
berubah fungsi sebagai sistem yang menyerang jaringan tubuh dan bukan melindungi tubuh.
Adapun penyakit lupus yang sering menyerang pada penderita adalah berjenis Systemic Lupus.
Jenis penyakit ini bisa menyerang pada semua organ dan selalu mengikuti penyakit lain dan
bahkan menyerupai penyakit lain.
Adapun pengobatannya dengan cara terapi karena obat yang spesial dari penyakit ini
belum ditemukan. Adapun cara terapi untuk mengatasi penyakit lupus tersebut merupakan
pengobatan yang paling efektif yang dilakukan berdasarkan jenis penyakit, gejala gejala yang
ditimbulkan, usia dan jenis kelamin.
Selain itu, pengobatan lupus dengan gejala pada kulit yang terlihat ruam-ruam dapat
diatasi dengan menggunakan obat sakit kepala atau obat anti inflamasi yaitu aspirin. Jenis obat
tersebut merupakan obat yang disetujui untuk di gunakan sebagai obat penyakit lupus.
Selain pengobatan seperti diatas, penyakit lupus dapat diobati dengan metode menekan
sistem kekebalan tubuh dengan jenis obat sitotoksik diantaranya;
1. Obat metotreksat, penggunaan obat ini dengan gejala penyakit pada kerusakan organ
pada tubuh
2. Obat cytoxan, Penggunaan obat ini dengan gejala penyakit parah yang menyerang pada
ginjal
3. Obat imuran, Penggunaan obat ini jika penyakit lupus yang menyerang ginjal
4. Obat cellcept, Penggunaan obat ini dengan gejala penyakit yang ringan pada ginjal

Anda mungkin juga menyukai