Berkaitan dengan Keluhan Sistem Endokrin dan Metabolisme Nama : Muhammad Rizal Amin (I1A012020) Nama : Almira Shabrina Saraswati (I1A012022) Nama : Fachrul Setiawan Hadad (I1A012026)
B. Analisis Jurnal
KONSUMSI FAST FOOD SEBAGAI FAKTOR RESIKO
TERJADINYA GIZI LEBIH PADA SISWA SD NEGERI 11 MANADO
Penelitian dengan judul Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor
Risiko Terjadinya Gizi Lebih pada Siswa SD Negeri 11 Manado ini bertujuan untuk mengetahui apakah konsumsi fast food merupakan faktor risiko terjadinya gizi lebih serta untuk mengetahui perbedaan jumlah asupan energi fastfood antara kelompok yang gizi lebih dan kelompok yang tidak gizi lebih pada siswa SD Negeri 11 Manado. Metode penelitian menggunakan sampel siswa kelas 4 dan 5 berdasarkan teknik purposive sampling dengan (1) kriteria inklusi, yaitu tidak sakit dalam 1 minggu terakhir dan disetujui oleh orang tua/wali untuk menjadi subjek penelitian ; (2) kriteria ekslusi, yaitu tidak hadir pada saat penelitian dilaksanakan. Screening gizi lebih pada anak dilakukan melalui penimbangan berat badan dan dianalisis berdasarkan indikator yang digunakan yaitu indeks BB/U memakai baku rujukan WHO- NCHS 2007 dengan cut off point z-score > +2SD dinyatakan gizi lebih. Sampel kasus diambil dari siswa yang gizi lebih (BB/U > +2SD) dan sampel kontrol diambil dari siswa yang tidak gizi lebih dengan kesamaan umur dan jenis kelamin. Dari sampel kasus dan kontrol tersebut diambil data dengan menggunakan kuesioner. Data yang didapat dengan kuesioner adalah jumlah konsumsi fast food, frekuensi makan fast food, pola konsumsi fast food, dan sosial ekonomi keluarga. Data diolah dengan menggunakan SPSS for Windows Release 12.0. Uji Kolmogorov- Smirnov untuk melihat sebaran distribusi data serta uji Mann-Whitney untuk melihat beda rerata antar variabel. Untuk melihat konsumsi fast food sebagai faktor terjadinya gizi lebih pada siswa SD Negeri 11 Manado dilakukan perhitungan odds ratio (OR). Pada tabel rata-rata konsumsi energi (tabel 6) menunjukkan ada perbedaan bermakna antara asupan gizi pada kelompok kasus dan kontrol dimana rata-rata asupan energi fast food untuk kasus lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Berdasarkan perhitungan Odds Ratio, didapatkan angka 3,28. Hal ini berarti para siswa yang sering mengonsumsi fast food akan memiliki risiko 3,28 kali lebih besar untuk mengalami gizi lebih ketimbang para siswa yang jarang mengonsumsi fast food. Hasil studi ini memperkuat pernyataan beberapa peneliti yaitu bahwa peningkatan masukan energi dan konsumsi makanan memberikan kontribusi besar untuk terjadinya gizi lebih bahkan obesitas. Kesimpulannya, (1) terdapat perbedaan asupan energi yg bermakna (p<0,05), baik energi total maupun energi yg berasal dari fast food antara kelompok kasus dan kontrol. (2) bagi mereka yang mengonsumsi fast food lebih dari 3 kali seminggu memiliki risiko 3,28 kali lebih besar menjadi gizi lebih daripada mereka yang hanya 1-2 kali seminggu.