Anda di halaman 1dari 5

Kenapa Asap Rokok Lebih Bahaya dari Asap Kendaraan?

Monday, 30 May 2011 20:04

Kadang masyarakat bertanya kenapa asap rokok lebih diperhatikan dibanding dengan asap yang
keluar dari kendaraan. Hal ini karena asap rokok lebih berbahaya dibandingkan asap kendaraan.
Kenapa begitu?

"Tentu semua memang berbahaya, tapi polutan dari asap kendaraan lebih sedikit kandungan yang
berbahayanya, kalau tidak salah tidak sampai 10 seperti karbon monoksida, sulfur dan nitrogen,"
ujar dr H Azimal, MKes selaku Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes dalam
acara temu media menyambut Hari Tanpa Tambakau Sedunia dengan tema: Melalui Regulasi
terbaik, Kita Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Merokok di gedung Kemenkes, Jumat
(27/5/2011).

Sedangkan berbagai studi menjelaskan bahwa di dalam asap rokok mengandung lebih dari 4.000
bahan kimia racun (toksik) dan 43 senyawa penyebab kanker (karsinogenik). Hal ini yang
menjelaskan mengapa asap rokok lebih berbahaya dibanding asap kendaraan. Selain itu bukti-
bukti ilmiah juga telah menunjukkan hubungan antara rokok dengan terjadinya berbagai penyakit
seperti kanker, penyakit jantung, penyakit sistem saluran pernapasan, penyakit gangguan
reproduksi dan juga kehamilan.

"Asap rokok itu kalau ditiupkan ke meja agak susah hilangnya karena dia lengket, jadi
bagaimana jadinya jika asap itu masuk ke dalam paru-paru yang makin lama bisa makin banyak
jumlahnya," ungkapnya.

dr Azimal menuturkan lebih dari 43 juta anak Indonesia hidup serumah dengan perokok dan
terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif. Jika anak-anak ini sering terpapar asap rokok
maka ia bisa mengalami pertumbuhan paru yang lambat, lebih mudah terkena bronchitis, infeksi
saluran pernapasan, telinga dan asma. "Misalnya dalam satu rumah bapaknya merokok dan ada
bayi, maka bayi tersebut bisa saja mengalami gangguan pertumbuhan," ujar dr Azimal.

Diperkirakan bau asap rokok yang susah hilang ini karena asap rokok terbuat dari rantai molekul
yang panjang, sehingga butuh waktu yang lama atau sulit untuk dihilangkan terutama pada kain.
Selain itu asap rokok yang dihasilkan umumnya mengandung banyak zat atau residu.

Banyaknya dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari asap rokok bagi kesehatan seseorang
itulah yang membuat asap rokok lebih mendapatkan perhatian, meski begitu bukan berarti asap
kendaraan tidak berbahaya karena di dalamnya tetap mengandung senyawa yang beracun bagi
tubuh.
PERATURAN yang bakal membatasi peredaran rokok dan tembakau akhirnya muncul juga.
Selasa pekan lalu, Kementerian Kesehatan menggelar sosialisasi di lantai 2 Gedung Sujudi. Ada
68 elemen, baik perorangan maupun lembaga, yang diundang ke persamuhan membahas beleid
dengan judul panjang ini: Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.

Judul panjang dan banyaknya pihak yang diundang ini bisa jadi merupakan cermin betapa ruwet
dan rumitnya mengatur soal rokok. Tahun lalu ayat yang menyebut rokok sebagai zat adiktif
dalam Undang-Undang Kesehatan raib setelah diteken presiden. Kasus ini tenggelam karena
polisi tak melanjutkan penyidikan. Kini belum-belum peraturan yang menjabarkannya sudah
ditolak sejumlah kalangan.

Lembaga swadaya dan asosiasi yang sejak awal menolak peredaran rokok tak hadir dalam
sosialisasi itu. Mereka menilai masukan mereka tak ada yang diadopsi. "Peraturan ini jelas-jelas
pesanan industri rokok," kata Arist Merdeka Sirait, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak.
Menurut dia, peraturan ini justru tak melindungi kesehatan masyarakat seperti tujuannya.

Petani tembakau juga berkeberatan dengan rancangan ini. Meski hadir dalam acara di
Kementerian Kesehatan itu, mereka walkout, tak ikut pembahasan. "Kami juga merasa keberatan
dalam beberapa hal," kata Muhaimin Mufti, Ketua Gabungan Pengusaha Rokok Putih Indonesia.
"Pasal-pasal dalam aturan ini terlalu ketat mengatur industri rokok," dia menambahkan.

Ia mencontohkan ukuran iklan luar ruang yang menyusut dari 200 meter persegi menjadi 16
meter persegi. Peringatan bahaya rokok dengan tulisan dan gambar juga ia persoalkan. Dalam
aturan baru, peringatan itu harus dicantumkan pada separuh luas bungkus rokok. Muhaimin
merujuk pada ratifikasi pembatasan rokok internasional. Dari 170 negara yang meneken, hanya
kurang dari 40 negara yang menerapkan peringatan mencolok pada bungkus rokok.

Jika nanti aturan ini disahkan, kegiatan sosial perusahaan rokok dilarang menampilkan
produknya. Lalu ada pula perihal kawasan tanpa rokok yang dianggap membingungkan. "Di
batang tubuh, ruang merokok di gedung harus tertutup, tapi di penjelasan malah wajib terbuka,"
katanya. Soal lainnya, larangan peredaran dan penjualan rokok di tempat kerja. "Lha di pasar
yang menjadi tempat kerja pedagang berarti tak boleh jual rokok?" kata Muhaimin.

Soal iklan, lembaga swadaya berkeberatan dengan alasan yang jauh lebih substansial. Menurut
Arist, seharusnya peraturan pemerintah ini tak lagi membahas soal pembatasan iklan rokok.
Sebab, kata dia, Pasal 113 Undang-Undang Kesehatan secara otomatis melarang iklan rokok.
Dasarnya penggolongan rokok dan produk tembakau sebagai zat adiktif yang berbahaya bagi
kesehatan. "Harusnya rokok disamakan dengan minuman beralkohol, yang tak lagi boleh
beriklan," katanya.
Arist mengutip penelitian Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Survei Nasional pada 2008-
2010. Survei menyimpulkan 63 persen anak merokok setelah melihat iklan rokok. Artinya,
tujuan aturan ini, yakni melindungi kesehatan masyarakat, justru jadi mandul karena
membolehkan iklan tayang di media, yang memicu orang merokok.

Arist juga menunjuk pasal 45, yang dinilainya diskriminatif. Pasal itu melarang anak-anak di
bawah 18 tahun mengisap tembakau. Menurut dia, pasal ini salah sasaran dan berpotensi
mengkriminalkan anak-anak. "Kenapa yang disalahkan anak-anak? Kenapa bukan penjual dan
industrinya?" katanya.

Menanggapi keberatan-keberatan itu, Budi Sampurna, Kepala Biro Hukum Kementerian


Kesehatan, hanya menjawab kalem. "Itu biasa," katanya. "Setiap peraturan pasti kontroversial
karena ada banyak kepentingan di dalamnya." Budi mengakui rancangan ini merupakan bentuk
kompromi antara kepentingan industri dan kelompok yang propembatasan rokok.

Soal iklan yang masih boleh tayang kendati rokok tergolong zat adiktif, Budi punya alasan.
Undang-Undang Penyiaran dan Undang-Undang Pers, ujarnya, membolehkan adanya iklan
rokok. "Ini Indonesia, aturan satu dengan yang lain bertabrakan," katanya.
Menurut Wikipedia, Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang
sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam
deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum
dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2,
pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1.

Menjunjung tinggi hak asasi dengan mengabaikan kewajiban asasi menurut saya adalah
ketimpangan. Contoh kasusnya seperti yang saya kemukakan, main gitar memang hak asasi,
tetapi main gitar jam 12 malam sama juga dengan melanggar hak asasi manusia lainnya untuk
istirahat. Contoh lain, demonstrasi memang hak asasi, tetapi demonstrasi dengan membakar ban
dengan menutup jalanan tentu melanggar hak asasi manusia lainnya untuk berkendaraan normal.
Merokok memang hak asasi, tetapi merokok di angkutan umum melanggar hak asasi orang lain
untuk menghirup udara sehat. Bependapat memang hak asasi, tetapi dengan memaksakan
pendapat berarti melanggar hak asasi orang lain untuk berpendapat. Beragama maupun tidak
beragama memang hak asasi, tetapi dengan menghina agama orang lain tentu melanggar hak
asasi orang lain untuk tetap nyaman dengan prinsip agamannya. Berkelahi juga memang hak
asasi.

Idealnya, ketika melaksanakan hak asasi wajib juga dengan terlebih dahulu melaksanakan
kewajiban asasi. Misalnya, mendapat gaji adalah hak asasi tetapi lebih dahulu selesaikan kerjaan
anda yang numpuk sebagai kewajiban asasi, saat mau merokok pahamilah bahwa asap rokok bisa
mengganggu, maka kewajiban asasinya adalah mencari ruang bebas merokok atau meminta
pemerintah menyediakan ruang bebas merokok atau merokoklah tanpa berasap. Main gitar
memang hak asasi, kewajiban asasinya main gitarlah pada siang hari atau main gitarlah di kebun
atau bangunlah ruang kedap suara. Demo memang hak asasi, kewajiban asasinya adalah demo
dengan santun tanpa mengganggu pengendara lainnya kalau mau bakar-bakaran lebih baik bakar
sate lalu bagikan kepada pengguna jalan. Berpendapat memang hak asasi, kewajiban asasinya
hargailah pendapat orang lain kalau mau keukeuh memaksakan pendapat, berdebat saja dengan
rumput yang bergoyang. Beragama memang hak asasi, kewajiban asasinya jadilah penganut
agama yang baik tanpa merendahkan, menghina, dan menyerang agama lain. Berkelahi memang
hak asasi, kewajiban asasinya berkelahilah satu-satu jangan keroyokan apalagi bawa pasukan se
kampung, bila ada wasit dan ring malah lebih baik.

Nah kesimpulannya saya memang agak bingung menulis perihal HAM. HAM di
Indonesia bagi saya terlampau rumit. Ini hanyalah unek-unek non ilmiah saja, bila ada yang mau
membagi konsep lebih realistis perihal HAM kemukakan saja barangkali bisa memberi
pencerahan kepada saya. Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai