Bab 6 Kesadaran Masyarakat, Pendidikan Dan Program Berhenti Merokok PDF
Bab 6 Kesadaran Masyarakat, Pendidikan Dan Program Berhenti Merokok PDF
Salah satu argumen tentang konsumsi tembakau adalah bahwa perokok sendirilah
yang membuat keputusan atas dasar pengetahuan yang telah dimilikinya (informed
decision) tentang bagaimana mereka akan menggunakan uangnya (hak konsumen).
Argumen ini didasarkan pada dua asumsi: Pertama, perokok membuat pilihan
berdasarkan pengetahuan dengan kesadaran penuh akan untung ruginya merokok;
Kedua, bahwa hanya perokok sendirilah yang akan menanggung akibatnya dan bahwa
merokok tidak mempengaruhi orang lain. Walaupun demikian, bukti menunjukkan
bahwa penggunaan tembakau menyalahi kedua asumsi tersebut. 1
1
World Bank 1999. Curbing the Epidemic Chapter 3.
http://www1.worldbank.org/tobacco/pdf/indonesian.pdf
2
Report of the Committee on Experts of Tobacco Industry Documents, July 2000; Tobacco Company
Strategies to Undermine Tobacco Control at WHO.
http://tobacco.who.int/repository/stp58/who_inquiry.pdf
3
Glantz S et al. The cigarette Papers 1996. http://ark.cdlib.org/ark;/13030/ft8489p25j
85
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
6.1.3 Nikotin adalah Zat Sangat Adiktif. Bahkan seandainya perokok tahu
bahayanya terhadap kesehatan sekalipun, sangat sedikit yang berhasil berhenti
merokok karena nikotin adalah bahan yang sangat adiktif.
Rokok adalah alat penyaluran nikotin yang sangat efisien. Nikotin telah menunjukkan efek
pada sistem Dopamine otak yang sama seperti yang diperlihatkan oleh heroin dan kokain.
4
UK. Royal College of Physicians 2000
Rokok dan semua bentuk lain dari tembakau mengandung nikotin, yaitu suatu
bahan adiktif. Nikotin yang ada di alam hanya terdapat pada tembakau dan
merupakan zat perangsang (stimulan) yang kuat bagi otak dan susunan syaraf
pusat. Efek adiktif dari nikotin dihubungkan dengan kemampuannya untuk
memacu pengeluaran dopamine suatu zat kimia di otak yang berhubungan
dengan perasaan kenikmatan. Tetapi dalam jangka panjang, nikotin menekan
kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan. Dengan demikian, perokok
akan selalu memerlukan penambahan nikotin untuk mencapai tingkat
kenikmatan yang sama.
Tingkat adiktif yang tinggi dari nikotin dibuktikan dengan adanya perbedaan
antara jumlah orang yang ingin berhenti merokok dengan jumlah orang yang
berhasil berhenti.
6.1.4. Sebagian besar perokok mulai merokok ketika mereka masih anak-anak
atau remaja. Anak-anak pada umumnya tidak membuat pilihan berdasarkan
pengetahuan yang benar (informed choices).
Gambar 6.1
Persentase usia mulai merokok menurut kelompok umur 2001
%
70.00
58.93
60.00
50.00
40.00
2001
30.00 23.87
20.00
9.46
10.00 4.79 2.60
0.35
-
5 to 9 10 to 14 15-19 20-24 25-29 30+
Kelompok Umur
4
Royal College of Physicians, UK. Physical and pharmacological effects of nicotine.
http://www.rcplondon.ac.uk/puibs/books/nicotine/2-physical.htm
86
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
Global Youth Tobacco Survey pada anak sekolah yang ikut serta dalam
survey ini di Jakarta menunjukkan bahwa 20,4% diantara mereka merokok
secara teratur. Diantara remaja yang biasa merokok tersebut, 82,7% ingin
berhenti merokok tetapi tidak berhasil.5
6.1.5 Asumsi kedua dibalik hak konsumen adalah bahwa hanya perokoklah
yang menanggung beban akibat kebiasaan merokok. Yang sebenarnya
terjadi adalah bahwa perokok memaksakan beban fisik dan finansiil pada
orang lain. Beban ini termasuk resiko kesehatan perokok pasif dan biaya
kesehatan masyarakat.
Resiko kesehatan pada orang lain: Dampak asap rokok lingkungan (lihat Bab
2). Mengisap asap rokok orang lain yang dikenal dengan asap tembakau di
lingkungan (ETS) adalah sama bahayanya dengan merokok secara aktif. Asap
tembakau mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia, termasuk 43 bahan
penyebab kanker (karsinogen). Asap tembakau di lingkungan bersifat
karsinogenik bagi manusia, dan tidak ada ambang aman dari paparan asap
rokok.
Lebih dari separuh (57%) rumah tangga Indonesia memiliki sedikitnya satu
orang perokok dimana hampir semuanya (91,8%) merokok di dalam rumah.
5
Global Youth Tobacco Survey, Jakarta 2000.
http://www.cdc.gov/tobacco/global/gyts/factsheets/2000/indonesia_jakarta_factsheet.htm
6
Stanley K. 1993 Disease control priorities in Developing Countries.
87
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
6.2.2 Penelitian tentang efek kesehatan dari rokok kretek yang disponsori oleh
industri tembakau. Pada tahun 1980an, beberapa remaja meninggal karena
kegagalan fungsi paru dimana kematian ini dikaitkan dengan merokok jenis
kretek 9 Sebagai tanggapan, dilakukan penelitian yang disponsori oleh The
Specialty Tobacco Council di UK Huntington Research Center tentang
dampak kesehatan dari kretek.10 The Specialty Tobacco Council adalah
sebuah organisasi perwakilan perusahaan rokok kretek yang mengimpor
kretek ke Inggris (UK). Penelitian ini dibiayai oleh Djarum dan Sampoerna.
Studi ini mempublikasikan hasilnya dengan menunjukkan bahwa rokok kretek
mungkin memiliki efek kesehatan yang menguntungkan, yang secara langsung
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Kanada.
7
The basis for the 50 US State Attorney General Lawsuit against the tobacco industry and the financial
settlement. See Towards health with justice, WHO 2002.
http://tobacco.who.int/repository/stp69/final_jordan_report.pdf
8
WHO 2002. The Tobacco Atlas; Bab 22. http://www5.who.int/tobacco/page.cfm?sid=84
9
CDC Morbidity and Mortality Weekly: Epidemiologic Notes and Reports Illnesses Possibly
Associated Smoking Clove Cigarettes; May 31, 1985 31(21): 297-9.
http://www.cdc.gov/epo/mmwr/preview/mmwrhtml/00000549.htm
10
LaVoie, E. J.: Toxicity Studies on Clove Cigarette Smoke and Constituents of Clove: Determination of
the LD50 of Eugenol by intratracheal Instillation in Rats and Hamsters, Archives of Toxicology 63:1-6,
63, 1989.
88
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
6.3.1. Hampir 70% penduduk Indonesia mulai merokok ketika mereka masih
anak-anak atau remaja. Merokok yang dimulai sejak masih anak-anak akan
mengakibatkan lebih sulit berhenti, dan menempatkan mereka pada resiko
yang lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit akibat tembakau pada usia
pertengahan.
89
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
Suatu tanda dari semua upaya yang dirancang oleh industri tembakau adalah ketiadaan alat
yang efektif untuk memberantas penggunaan tembakau di kalangan remaja
6.3.5. Program pengurangan akses remaja pada produk tembakau adalah tidak
efektif.
Program-program pengurangan akses remaja pada produk tembakau seperti
pelarangan penjualan pada anak-anak di bawah umur secara luas didukung
oleh industri tembakau karena mereka menekankan salah satu pesan
pemasaran industri yang mengatakan bahwa merokok adalah untuk orang
dewasa. Akibatnya, justru membuat merokok jadi lebih menarik bagi
remaja.18 Dengan mengarahkan merokok sebagai kegiatan orang dewasa,
16
WHO Western Pacific Region. The Truth about the Tobacco Industrys Youth Smoking Prevention
Programmes. http://www.wpro.who.int/tfi/docs/Seeing_bneath_d_surface.pdf
17
A long history of empty promises: the cigarette companies anti-smoking programs:
Tobacco Free Kids http://tobaccofreekids.org/research/factsheets/pdf/0010.pdf
18
WHO briefing 2003: Tobacco Industry Youth Smoking prevention programmes: a critique.
http://www.ash.org.uk/html/conduct/pdfs/yspbriefwho.pdf
90
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
b) Apakah program tersebut menekankan pada pengaruh teman sebaya tanpa mengakui
peran lingkungan seperti misalnya pelarangan iklan dan promosi?
c) Apakah program tersebut menekankan pada pembatasan akses remaja terhadap produk
tembakau melalui pelarangan penjualan kepada anak di bawah umur dan dukungan dari
penjual eceran?
d) Apakah program tersebut melibatkan kemitraan antara industri tembakau dengan
pemerintah, para pendidik atau LSM?
e) Apakah industri tembakau mempromosikan program pencegahan sebagai bagian dari
kebijakan pemasaran yang bertanggung jawab?
Kalau jawaban anda adalah YA untuk salah satu diantara pertanyaan-pertanyaan diatas,
maka itu berarti bahwa program pencegahan anda untuk remaja tampaknya TIDAK EFEKTIF.
Bukannya melindungi remaja dari tembakau, malahan akan mendorong peningkatan merokok
pada remaja.
Lihat The Truth about the Tobacco Industrys Youth Smoking Prevention Programmes.
WHO Western Pacific Region. http://www.wpro.who.int/tfi/docs/Seeing_bneath_d_surface.pdf
Bila kita bisa menyusun. kegiatan seputar akses remaja pada tembakau.
kita dapat memproteksi industri kita untuk tahun-tahun mendatang.
6.4.1 Advokasi Melalui Media. Media adalah alat yang ampuh untuk
mempengaruhi opini publik. Membuat wartawan untuk memahami
kompleksitas upaya pengendalian tembakau dan resiko kesehatannya
merupakan bagian penting dari penciptaan kesadaran masyarakat. Di negara-
negara lain, papan reklame (billboards), radio, TV and surat kabar merupakan
jalur penting untuk pendidikan masyarakat. Tujuannya adalah untuk merubah
persepsi masyarakat tentang merokok dari sesuatu yang normal dan
19
Ling et al 2002. It is time to abandon youth access tobacco programmes; Tobacco Control 11: 3-6.
http://tc.bmjjournals.com/cgi/content/full/11/1/3
20
In WHO 2002. The Tobacco Atlas. http://www5.who.int/tobacco/page.cfm?sid=84
91
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
6.4.2. Iklan Kontra. Iklan-kontra komersial di media dapat merupakan alat yang
efektif untuk memberikan gambaran yang seimbang tentang merokok kepada
masyarakat. Pelarangan iklan yang menyeluruh mungkin bisa bertahap.
Sementara belum memberlakukan pelarangan total terhadap iklan, beberapa
negara mempraktekkan iklan kontra untuk menciptakan suatu lingkungan
informasi yang berimbang yang memberikan gambaran seimbang tentang
merokok.22 Iklan kontra tersebut dapat berupa pelaksanaan dari ketentuan
yang menetapkan industri tembakau untuk memberikan waktu yang sama pada
lembaga penanggulangan tembakau untuk menayangkan secara bebas iklan
pesan-pesan anti merokok.
21
World Conference on Tobacco or Health 2000. Advertising
http://tobaccofreekids.org/campaign/global/docs/advertising.pdf
22
Consumer Information and Tobacco Use 2002. In Tobacco Control in Developing Countries, Oxford
University Press. http://www1.worldbank.org/tobacco/tcdc.asp
92
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
Tabel 6.1
Proporsi perokok laki-laki yang berhenti merokok menurut kelompok umur, 2000
Gambar 6.2
% Perokok pria yang berhasil berhenti merokok, IFLS 2000
100
80
% pernah
% pria
60 merokok
40 % sekarang
20 merokok
0
20- 30- 40- 50- 60+
29 39 49 59
kelompok umur
93
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
6.5.3 Bahaya kesehatan menurun segera setelah perokok berhenti. Bahkan satu
hari setelah berhenti merokok, perbaikan dapat dilihat pada denyut jantung
dan tekanan darah. 8
94
Maret 2004 Bab 6
Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti Merokok
koroner sama seperti mereka yang tidak merokok dan resiko mendapat kanker
paru turun sekitar 50%.25
25
Aditama, Tjandra Yoga 2003. Rokok Quo Vadis dalam Harian Kompas 16 Maret 2003
26
Stanley 1993. Disease Control Priorities in Developing Countries. World Bank.
27
US Department of Health and Human Services. Reducing Tobacco Use: A Report of the Surgeon
General- Executive Summary, Atlanta, Georgia. 2000)
95