Anda di halaman 1dari 8

RESUME

Posyandu, Posbindu, dan Pantiwerdha

Diajukan untuk memenuhi salah satu tigas mata kuliah


Blok 3.5 Community Nursing

Disusun Oleh:
Kelompok 4
S1 Keperawatan A

PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG
2017
PENYUSUN

Angga Bahtera Dewa 4002140050


Cici Sandika 4002140042
Dian Rukmana 4002140010
Monica Hendrayanti P. 4002140069
Robi Yanto 4002140088
Serly Dwi Irmayanti S. 4002140072
Setiawan Ramdani 4002140074
Sri Noviyanti 4002140048
Wulandari Alfiani 4002140136

A. Konsep Teori
1. Posyandu
a. Pengertian
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi. Dimana pelayanan kesehatan yang diperoleh
antara lain: gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
penanggulangan diare.
b. Tujuan
Untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu
dan pasangan usia subur.
c. Kedudukan Posyandu
Menurut lokasinya Posyandu dapat berlokasi di setiap desa atau
kelurahan atau nagari. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan,
dapat berlokasi di tiap RW, dusun, atau sebutan lain yang sesuai.
Kedudukan Posyandu adalah :
1) Terhadap pemerintah desa atau kelurahan
2) Terhadap Pokja Posyandu
3) Terhadap berbagai UKBM
4) Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan
5) Terhadap Puskesmas
2. Posbindu
a. Pengertian
Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya
penduduk usia lanjut. (Depkes, 2007)
b. Tujuan
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata
kemasyarakatan.
3. Panti werda
a. Pengertian
Suatu tempat untuk menampung lansia dan jompo terlantar dengan
memberikan pelayanan sehingga mereka merasa aman, tentram sengan
tiada perasaan gelisah maupun khawatir dalam menghadapi usia tua
b. Tujuan
c. Syarat- syarat Lansia
1) Kondisi fisik dan psikis orang tua yang sudah lanjut usia adalah
sama seperti melihat bayi.
2) Orang tersebut sama-sama membutuhkan perawatan dan perhatian
khusus.
3) Karena kondisi medis yang sudah sangat lemah sekali, tentunya
sangat memerlukan sekali bantuan dari orang lain yang benar-benar
telah berpengalaman dalam merawat orang tua yang sudah berusia
lanjut.
4) Orang tua merasa lebih berbahagia berada di Panti Jompo
misalnya karena banyak teman-temannya yang seusia dan
tentunya komunikasinyanyambung.
5) Panti Jomponya baik, artinya selain sarananya memadai
juga paraperawatnya melakukan tugas dengan penuh kasih sayang.
6) Tidak ada komunikasi terputus antara orang tua artinya keluarga
sering-sering berkunjung.

B. Prosedur Pelaksanaan
1. Posyandu
a. Langkah pertama (Meja I: Pendaftaran)
b. Langkah kedua (Meja II: Penimbangan bayi dan anak balita)
c. Langkah ketiga (Meja III: Pengisian Kartu Meja Sehat)
d. Langkah keempat (Meja IV: Penyuluhan perorangan)
e. Langkah kelima (Meja V: Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi
pelayanan)
2. Posbindu
a. Tahap pertama (Meja I: Pendaftaran)
b. Tahap kedua (Meja II: Pencatatan kegiatan)
c. Tahap ketiga (Meja III:, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan
status mental)
d. Tahap keempat (Meja IV: Pemeriksaan laboratorium sederhana)
e. Tahap Kelima (Meja V): Pemberian penyuluhan dan konseling

C. Mekanisme Pelaksanaan
1. Posyandu
a. Langkah pertama (Meja I: Pendaftaran)
1) Kader mendaftarkan bayi/balita yang dibawa ibu-ibu
2) kader mendaftarkan ibu hamil
b. Langkah kedua (Meja II: Penimbangan bayi dan anak balita)
1) Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa
bayi/balitanya dan menyerahkan KMS kepada kader di langkah 2
2) Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan
bayi/balita tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS
c. Langkah ketiga (Meja III: Pengisian Kartu Meja Sehat)
Kader diharapkan juga mampu membaca atau menilai grafik
yang terbuat dari hasil penimbangan anak setiap bulan sehingga ia
dapat memberikan penilaian apakah anak bertumbuh dengan baik atau
kurang baik. Jika anak bertumbuh baik.
d. Langkah keempat (Meja IV: Penyuluhan perorangan)
1) Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita
membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut.
2) Cara membaca KMS/menentukan status pertumbuhan anak
3) Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak tersebut
dicatat pada kolom N/T dengan menuliskan N jika Naik atau
T jika Tidak Naik.Kader kemudian memberikan nasehat kepada
keluarga balita, baik dengan mengacu pada data KMS maupun pada
hasil pengamatan terhadap anaknya.
4) Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan),
kader dapat melakukan rujukan ketenaga kesehatan, bidan, PL KB,
atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, ibu hamil,
atau ibu menyusui.
5) Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau
pertolongan dasar, misalnya pemberian makanan tambahan (PMT),
tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, oralit, dan lain-lain..
6) Tindak lanjut hasil penimbangan Berdasarkan hasil penilaian
pertumbuhan balita
e. Langkah kelima (Meja V: Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi
pelayanan)
Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh
petugas kesehatan, bidan, atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana
(PL KB) yang memberikan layanan antara lain Imunisasi, KB,
pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-
obatan lainnya.

2. Posbindu
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima
terhadap usia lanjut di kelompok, mekanisme pelaksanaan
kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem 5 tahapan/5
meja sebagai berikut:
a. Tahap pertama: Pendaftaran, dilakukan sebelum
pelaksanaan pelayanan
b. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang
dilakukan usila, serta penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan
c. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan
kesehatan dan pemeriksaan status mental
d. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah
(laboratorium sederhana)
e. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling

D. Terget Sasaran
1. Posyandu
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Ibu hamil
b. Ibu nifas dan menyusui
c. Bayi dan anak balita
2. Posbindu
Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik
yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah
memasuki lansia (Depkes, 2007).

E. Karakteristik Kadernya
1. Posyandu
a. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana
Posyandu.
b. Melaksanakan pendaftaran.
c. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu.
d. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi
buku register Posyandu.
e. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan serta memberikan PMT.
f. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan
kewenangannya, misalnya memberikan vitamin A, tablet besi, oralit,
pil KB, kondom. Bila ada petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan
dilakukan bersama dengan petugas kesehatan.
g. Setelah selesai penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi
pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
2. Posbindu
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.

F. Management Panti Werda


1. Tahap Penilaian (Assesment)
Mengidentifikasi kebutuhan klien
2. Tahap Perencanaan
Menyusun dan mengembangkan pelayanan yang menyeluruh untuk
klien sesuai dari hasil penilaian
3. Pelakasanaan (Implementation)\
Melaksanakan apa yang telah direncakan
4. Pengawasan (Monitoring)
Pemantauan secara terus menerus proses perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan
5. Pendampingan (Advocation)
Melakukan evaluasi baik fisik, psikis dan social

6. Pengakhiran (Termination)
Pemberian pelayanan kepada penerima pelayan yang memiliki
permasalahan baik secara langsung maupun tidak langsung

Referensi:

Depkes RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta, 2006.


Depkes RI. Modul Surveilans KIA : Peningkatan Kapasitas Agen Perubahan
dan
Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak. Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta, 2007.

Anda mungkin juga menyukai