Anda di halaman 1dari 24

Teknologi Bioproses

Pendahuluan

Referensi

Okafor N, 2007, Modern


Industrial Microbiology and
Biotechnology, Science
Publishers, Enfield, NH, USA

1
Referensi
Waites MJ, Morgan NL, Rockey
JS, Higton G, 2001, Industrial
Microbiology An Introduction,
Blackwell Science Ltd.,
London, United Kingdom

Referensi

Kango N, 2010, Textbook of


Microbiology, Internation
Publishing House Pvt, Ltd.,
New Delhi, India

2
Silabus
Industri dalam Teknologi Bioproses
Mikroba yang Berkaitan dengan Industri Biotek
Fermentasi
Taksonomi
Pertumbuhan Sel
Cara Memperbanyak Sel
Perhitungan Jumlah Sel

Industri dalam Teknologi Bioproses


Merupakan cabang dari teknik kimia yang
berhubungan dengan proses biologi
Pelarut organik: asam asetat, etanol (PT Indo
Acidatama)
Industri makanan: kecap (Unilever) keju (KRAFT),
MSG (PT Ajinomoto)
Industri minuman: susu probiotik (Yakult), bir,
wine
Industri farmasi: vaksin (PT Biofarma), amoxycillin
(PT Kimia Farma)
Pengolahan limbah: Protein Sel Tunggal
Energi: biodiesel, bioetanol

3
Teknik-teknik dalam Bioteknologi
Fermentasi
Analisis DNA
Analisis genetik
Seleksi dan pemuliaan
Kultur sel dan jaringan
Rekayasa genetik atau DNA rekombinan

Bioreaktor / Fermentor
Addition of Motor
nutrient and
microbes
Sample Cooling
line water out
Valve
Impelers
Temperature
sensor and Cooling
control unit jacket

Cooling
water in
Valve
Sparger
Air in
Valve
Harvest
Air filter
line
Downstream
processing

4
Simple Outline of
A Fermentation Process

Set-up dalam Pendirian Industri Bioproses

5
Desain
Bioproses
Simulasi
Modeling
Bio Katalis Bio Separasi
Biokonversi Pemisahan
Fermentasi Proses

Pengendalian
Bioproses
Monitoring input, output
Biosensor penstabilan proses
Estimasi parameter optimasi kinetika

Proses Produksi Industri Bioproses

6
Mikroornisme dan Hasil Fermentasi

Produksi dari Metabolisme Mikroorganime


Substance Microorganism
Industrial products
Ethanol Saccharomyces cerevisiae
Enzymes (amilase, protease) Bacillus subtilis
Agricultural products
Gibberellins (hormon Gibberalla fujikuroi
pertumbuhan tanaman)
Food additives
Amino acid (eg. lysine) Corynebacterium
glutamicum
Vitamin C Corynebacterium sp.
Toxins
Aflatoxin Aspergillus flavus

7
Produk Mikrobial Utama dan Mikroorganime yang banyak
digunakan dalam Industri Mikrobiologi dan Bioteknologi
Substance Microorganism
Organic acid
Acetic acid Acetobacter aceti
Citric acid Aspergillus niger
Fumaric acid Rhizopus nigricans
Lactic acid Lactobacillus casei
Medical products (Antibiotic)
Penicillin Penicillium chrysogenum
Streptomycin Streptomyces griseus
Biofuels
Methane Microbial groups (eg, methanogenic
bacteria, Methanobacterium formicicum)

Karakteristik Penting Mikroba dalam


Industri Bioproses
Dapat tumbuh dalam medium sederhana
Dapat tumbuh dengan cepat dan banyak
Dapat menghasilkan produk yang diinginkan
Tidak menghasilkan racun dalam produk
Harus resistan terhadap predator

8
Industri Fermentasi
Protein Sel Tunggal
Etanol
Asam Sitrat
Gas Bio
Kompos
Antibiotika
Gula Cair
Gula Xanthan

Protein Sel Tunggal (PST)


Merupakan salah satu cara pemanfaatan langsung
limbah lignoselulosa
PST: protein kasar atau murni dari mo bersel satu
atau banyak yang sederhana, seperti bakteri,
khamir, jamur, ganggang, protozoa
Dikembangkan untuk bahan pangan maupun
bahan pakan ternak
Mikroba untuk pembuatan PST: mikroba dengan
selulosa sebagai sumber karbon

9
Keunggulan Produksi PST
Luasan area jauh lebih kecil dibandingkan dengan
metode pertanian konvensional
Tidak tergantung pada musim panen
Tidak menimbulkan masalah limbah
Mempunyai laju pertumbuhan yang cepat
dibandingkan pertumbuhan tanaman
konvensional (bakteri dan khamir: 1-2 jam,
ganggang: < 1 hari)

Protein Sel Tunggal (PST)


PST merupakan sumber protein, vitamin B dan
mineral
Tipe mikroorganisme Kandungan protein (%)
Khamir 50 55
Bakteri 50 80
Ganggang 20 80
Kapang 15 45

10
Kelemahan PST
Pada khamir: kandungan asam nukleat yang
tinggi, berbahaya bagi kesehatan
Pada fungi: adanya masalah jika menggunakan
miselium fungi, yaitu:
Laju pertumbuhan lambat perlu penjagaan steril
dalam waktu lama untuk mencegah kontaminasi
inokulum terjadi peningkatan biaya produksi
Pada bakteri: sel bakteri lebih kecil dari khamir,
sehingga pemanenannya lebih memerlukan
banyak biaya (kecuali sel dapat diflokulasikan
membentuk padatan kental sebelum disentrifugasi)

Kelebihan Produksi PST dengan Bakteri


Laju pertumbuhan tinggi
Kandungan protein dan asam amino esensial tertentu
yang tinggi, terutama methionin
Laju
Kandungan
Organisme Substrat pertumbuhan
protein (%)
(jam-1)
Bakteri
Cellulomonas sp. Bagas 0,15 0,23 55
Actinomycetes sp. Serat limbah 0,20 0,30 50
pakan
Thermomonaspora Pulp kayu 0,03 59
fusca
Fungi
Chaetomium Serbuk gergaji 0,02 0,10 20 40

11
PST dari Cellulomonas sp.
Cellulomonas sp. diisolasi dari perkebunan tebu
Termasuk mesofilik, pertumbuhan optimum: 34 C
dan pH 6,6
Pertumbuhan baik pada bahan berselulosa yang
telah mengalami perlakukan pendahuluan
Pada bahan berselulosa alami, pertumbuhannnya
lambat
Digunakan untuk pakan anak ayam

PST dari Actinomycetes sp.


Actinomycetes sp. diseleksi dari serat-serat limbah
makanan ternak
Pertumbuhan optimum: 55 C dan pH 7,5 7,8
Dapat mencerna bahan lignoselulosik alami dan
dapat mendegradasi lignin

12
PST dari Trichoderma sp.
Trichoderma viride mencerna jerami yang telah
mendapat perlakuan pendahuluan lebih baik
Jerami mendapat perlakuan pendahuluan dengan
alkali agar serat-serat selulosanya membengkak
terjadi hidrolisa ikatan ester antara asam
uronat pada hemiselulosa dengan fenolat lignin

Etanol
Produk fermentasi dari substrat yang
mengandung karbohidrat (gula, pati, selulosa)
Fermentasi etanol terjadi pada kondisi anaerob
menggunakan khamir tertentu
Prosesnya: mengubah glukosa menjadi etanol
melalui Embden-Meyerhof-Parnas Pathway
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
glukosa etanol

13
Produksi Etanol dari Tetes (Molasse)
Ragi yang sering digunakan: Saccharomyces cerevisiae,
yang menghasilkan enzim invertase dan zimase
Fungsi enzim invertase: pemecah sukrosa menjadi
monosakarida (glukosa dan fruktosa)
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
glukosa fruktosa

Fungsi enzim zimase: pengubah glukosa menjadi


etanol
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
glukosa etanol

Reff.: The alcohol


textbook

Embden-
Meyerhof-Parnas
Pathway

14
(Jacques, 2003, p. 95)

Produksi Etanol dari Tetes (Molasse)


Tetes: hasil samping proses pembuatan gula
Kandungan gula dalam tetes (termasuk sukrosa
dan gula pereduksi): 48 56 %; pH: 5,5 6,5
Perlakuan pendahuluan dilakukan karena tetes
terlalu kental, kadar gula dan pH-nya terlalu tinggi,
nutrisinya belum mencukupi untuk pertumbuhan
Nutrisi yang ditambahkan: amonium sulfat
[(NH4)2SO2] sebanyak 70 400 g/100 L cairan tetes
Sumber nitrogen lain: amonia (NH3), asam amino,
peptida, pepton, nitrat atau urea

15
Produksi Etanol dari Tetes (Molasse)
Jika konsentrasi gula terlalu tinggi:
waktu fermentasi lebih lama
sebagian gula tidak terkonversi
Pengaturan pH menggunakan asam sulfat antara
1 2 L/1000 L cairan tetes
Lama fermentasi: 30 72 jam (tergantung pada
komposisi tetes, konsentrasi gula dan suhu
fermentasi)
Suhu optimal: 32 33 C
Kandungan alkohol pada akhir proses: 6 9 %

Produksi Etanol dari Onggok


Onggok: hasil samping pengolahan ubi kayu
Komponen utama onggok: pati dan serat kasar
Kandungan karbohidratnya: 65 %; serat kasarnya: 8 %
Bakteri yang digunakan: Schizosaccharomyces sp.
Nutrisi yang ditambahkan: pupuk NPK dan ZA
Inokulasi dilakukan pada suhu kamar (30 C) dengan
starter sebanyak 10 % volume substrat
Kondisi fermentasi: anaerobik, suhu kamar, 7 hari

16
Pembuatan Bir

Asam Sitrat
Mikroba asam sitrat: Aspergillus niger, a. wentii,
a. ciavatus, Penicillium luteum, P. Citrinum, Mucor
priformis, Paecilomyces divaricatum,
Citromaeces, phehherianus, Candida
guilliermondii, Trichorderma viride

17
Siklus Kreb
(TCA cycle, Tricarboxylic acid cycle)

Gas Bio

18
Gas Bio
Pemanfaatan senyawa karbohidrat dalam limbah
pertanian dan peternakan
Fermentasi terjadi secara anaerob
Reaksi:
C6H12O6 + mikroorganisme CH4 + CO2
CH4 + 2 O2 CO2 + H2O + energi
Bahan utama gas bio: metan (CH4) 6070 %
Kandungan lain: CO, H2S, H2

Tahapan Pembentukan Biogas


Tahap Tahap Tahap
Hidrolisis Asidifikasi Pembentukan
Metana
lemak
komponen Alkohol,
asam Asam CH4, CO2,
selulosa sederhana
propionat, asetat H2S,
(monomer)
asam butirat,
protein CO, H2
Bakteri Bakteri Bakteri
Fermentasi Asetogenik Metanogenesis

19
Fermentasi Gas Bio
Dibagi menjadi beberapa:
Pemecahan bahan organik kompleks menjadi lebih
sederhana (monomer) dengan bantuan
mikroorganisme dan enzim (hidrolisis)
Pembentukan glukosa menjadi alkohol
Pengkonversian alkohol menjadi asam organik (mis.
asam asetat)
Produksi metan dengan bakteri metanogenesis
Bakteri metanogenesis: Bacillus perfrijius, Metano
bacterium

Prinsip Kerja Produksi Biogas

20
Kompos
Pengomposan: degradasi biokimia bahan organik
menjadi humus
Proses pengomposan secara aerobik tidak
menghasilkan gas seperti fermentasi anaerobik
Kadar air optimum (2060 %) penting untuk
menghasilkan kompos yang baik
Terdapat banyak mo dalam proses ini, mo
mesofilik dan mo termofilik, fermentasi bisa
berlangsung pada suhu 6590 C

Pembuatan Kompos

21
Pembuatan Kompos

Bahan Baku Potensial


Limbah rumput-rumputan, limbah penggilingan padi, limbah
tanaman pengolahan jagung, tebu, sagu, dll
Limbah Kotoran sapi (padat, cair dan sisa makanan), kotoran
peternakan unggas, domba, kambing, dll
Hasil samping limbah tapioka, limbah tekstil
industri
Limbah algae laut, tumbuhan air
perairan

22
Antibiotika
Merupakan senyawa organik yang dihasilkan
oleh mo untuk menghambat pertumbuhan
atau membunuh mo patogen
Tidak meliputi bahan-bahan hasil ekstrak
tanaman atau sumber-sumber non mikrobial,
serta asam organik atau asam amino yang
dapat menghambat pertumbuhan mikrobial
Jenis Antibiotik Dihasilkan oleh
Penicillin Penicillium notatum, P. Chrysogenum
Streptomisin Streptomyces griseus
Tetrasiklin Streptomyces sp.

Gula Cair
Merupakan larutan yang diperoleh dari
hidrolisa pati yang tidak sempurna, kemudian
dinetralisasi dan dipekatkan
Sirup glukosa: komponen utama glukosa
High fructose syrup (HFS): komponen utama
fruktosa

23
Gula Xanthan
Merupakan polisakarida dengan bobot molekul
tinggi hasil fermentasi karbohidrat oleh
Xanthomonas sp (X. campestris, X. phasecli, X.
malvacearum, X. caroae)
Mudah larut dalam air panas atau air dingin
dengan pengadukan mekanis dan menghasilkan
larutan dengan kekentalan tinggi yang bersifat
semu (pseudoplastik) pada konsentrasi rendah
Berfungsi sebagai bahan pengental, penstabil
pada industri pangan

24

Anda mungkin juga menyukai