Anda di halaman 1dari 5

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Apendiks

Apendiks merupakan organ digestif yang terletak pada rongga abdomen


bagian kanan bawah. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya
kira kira 10 cm, dan berpangkal di sekum. Apendiks memiliki beberapa
kemungkinan posisi, yang didasarkan pada letak terhadap struktur struktur
sekitarnya, seperti sekum dan ileum. 30% terletak pelvikum artinya masuk rongga
pelvis, 65% terletak di belakang sekum, 2% terletak di preileal, dan kurang dari
1% yang terletak di retroleal.3

Apendiks mendapatkan persarafan otonom parasimpatis dari nervus vagus


yang mengikuti a.mesentrika superior dan a.apendikularis dan persarafan simpatis
dari nervus torakalis X. Oleh karena itu, nyeri viseral pada apendisitis bermula
disekitas umbilikus.1

2.2 Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1 2 ml per hari. Lendir itu normalnya


dialirkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran
lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada paogenesis apendisitis.1

Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated


Lymphoid Tissue) yang terdapat pada seluruh saluran cerna, adalah IgA.
Imunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun
demikian, pengangkatan apendiks tidak memengaruhi imun tubuh karena jumlah
jaringan limfoid disini sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah saluran
cerna di seluruh tubuh.1

2.3 Patofisiologi Apendisistis


Pada apendisitis akut secara umum terjadi karena proses inflamasi pada
apendiks akibat infeksi. Penyebab utama terjadinya infeksi adalah karena terdapat
obstruksi. Obstruksi yang terjadi mengganggu fisiologi dari aliran lendir
apendiks, dimana menyebbakan tekanan intralumen meningkat sehingga terjadi
4

kolonisasi bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada daerah tersebut.1


Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan
membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan
sekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan yang berulang diperut
kanan bawah, hal ini lah yang menjadi penyebab timbulnya apendisitis kronis.1

2.4 Komplikasi Apendisitis


Komplikasi yang paling berbahaya dari apendisitis apabila tidak dilakuka
penanganan segera adalah perforasi. Sebelum terjadinya perforasi, biasanya
diawali dengan adanya masa periapendikuler terlebih dahulu.1
Masa periapendikuler terjadi apabila gangren apendiks masih berupa
penutupan lekuk usus halus. Sebenarnya pada beberapa kasus masa ini dapat
diremisi oleh tubuh setelah inflamasi akut sudah tidak terjadi. Akan tetapi,
risiko terjadinya abses dan penyebaran pus dalam infilitrat dapat terjadi
sewaktu waktu sehingga massa periapendikuler ini adalah target dari operasi
apendektomi.1
Perforasi merupakan komplikasi yang paling ditakutkan pada apendisitis
karena selain angka morbiditas yang tinggi, penanganan akan menjadi semakin
kompleks. Perforasi dapat menyebabkan peritonitis purulenta yang ditandai nyeri
hebat seluruh perut, demam tinggi, dan gejala kembung pada perut. Bising usus
dapat menurun atau bahkan menghilang karena ileus paralitik yang terjadi. Pus
yang menyebar dapat menjadi abses inttraabdomen yang paling umum
dijumpai pada rongga pelvis dan subdiafragma. Tata laksana yang dilakukan pada
kondisi berat ini adalah laparotomi eksploratif untuk membersihkan pus-pus yang
ada. Sekarang ini sudah dikembangkan teknologi drainase pus dengan
laparoskopi sehingga pembilasan dilakukan lebih mudah.1

2.5 Differential Diagnosis


1. Gastritis
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,
kronik difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak
pada epigastrium, mual dan muntah. Gastritis merupakan sutau keadaan
peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis,
5

difus, atau lokal. Secara sederhana gastritis berarti proses inflamasi pada mukosa
dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang sampai
saat ini masih sering dijumpai.4
Gastritis yang terjadi menahun dapat menyebabkan beberapa komplikasi
seperti ulkus peptikum, bahkan dapat menyebabkan terjadinya karsinoma
lambung. Ulkus peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa lambung yang
meluas sampai di bawah epitel yang disebabkan karena sekresi bikarbonat
mukosa, genetik dan stres. Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma
yang sering terjadi. Salah satu faktor predisposisi yang paling penting adalah
adanya gastritis atofik kronis atau anemia pernisiosa yang telah dijelaskan
sebelumnya.5
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi ini dapat
mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak, remaja,
dewasa ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata
perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka populasi umum
5- 15%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam

urin.6

Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering

ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang


sudah tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik
melaporkan hampir 25-35% dari semua pria dewasa pernah mengalami ISK

selama hidupnya.7

Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa
gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat. Gejala yang sering
timbul ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi
bersamaan, disertai nyeri suprapubik dan daerah pelvis.8
6

2.6 Diagnosis Apendisitis


Diagnosis apendisitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan Pada anamnesis, keluhan utama pasien yang sering diungkapkan
adalah nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan
muntah. Dalam 2-12 jam nyeri beralih ke kuadran kanan, yang akan menetap dan
diperberat bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan
demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi tetapi kadang-
kadang terjadi diare, mual dan muntah. Pada permulaan timbulnya penyakit belum
ada keluhan abdomen yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen
kanan bawah akan semakin progresif.9 Pada pemeriksaan fisik didapatkan suara
bising usus yang menurun, serta terkadang terdapat adanya tanda positif terhadap
psoas dan obturator sign.1

Leukositosis ringan berkisar antara 10.000-18.000/ mm3, biasanya


didapatkan pada keadaan akut, Appendicitis tanpa komplikasi dan sering disertai
predominan polimorfonuklear sedang. Jika hitung jenis sel darah putih normal
tidak ditemukan shift to the left pergeseran ke kiri, diagnosis Appendicitis acuta
harus dipertimbangkan. Jarang hitung jenis sel darah putih lebih dari 18.000/ mm 3
pada Appendicitis tanpa komplikasi. Hitung jenis sel darah putih di atas jumlah
tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya perforasi Appendix dengan atau
tanpa abscess.10

CRP (C-Reactive Protein) adalah suatu reaktan fase akut yang disintesis oleh
hati sebagai respon terhadap infeksi bakteri. Jumlah dalam serum mulai
meningkat antara 6-12 jam inflamasi jaringan.10

Kombinasi 3 tes yaitu adanya peningkatan CRP 8 mcg/mL, hitung leukosit


11000, dan persentase neutrofil 75% memiliki sensitivitas 86%, dan spesifisitas
90.7%.10

Pemeriksaan urine bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis infeksi dari


saluran kemih. Walaupun dapat ditemukan beberapa leukosit atau eritrosit dari
iritasi Urethra atau Vesica urinaria seperti yang diakibatkan oleh inflamasi
7

Appendix, pada Appendicitis acuta dalam sample urine catheter tidak akan
ditemukan bakteriuria.11

2.7 Tatalaksana

Bila diagnosa klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan merupakan satu-
satunya pilihan yang baik adalah apendiktomi. Pada apendisitis tanpa komplikasi
biasanya tidak perlu diberikan antibiotik, kecuali pada apendisitis gangrenosa
atauapendisitis perforata. Penundaan tindakan pembedahan dengan memberikan
antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi. Apendiktomi bisa dilakukan
secara terbuka atau dengan laparoskopi. Bila pendiktomi terbuka, insisi McBurney
paling banyak dipilih oleh ahli bedah. Pada penderita yang diagnosanya tidak
jelas, sebaiknya dilakukan observasi terlebih dahulu. Pemeriksaan laboratorium
dan dan ultrasonografi dapat dilakukan jika dalam observasi masih terdapat
keraguan.1

Anda mungkin juga menyukai