Anda di halaman 1dari 4

1.2.

Teori Dasar
1. Pengertian dari Induktor
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif
(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet
yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk
menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday.
Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan
dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan
kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau
kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya
merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas
kawat, dan beberapa kapasitansi.
Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena
kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor
berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis, dan
pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal.
Induktor berpasangan dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit
tertala. Penggunaan induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar pada
pencatu daya untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor kecil
yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio untuk
dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala
dalam pemancar dan penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara
magnetik membentuk transformator.
Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya
moda sakelar. Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa
siklus. Perbandingan transfer energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi
2

induktif XL ini digunakan bersama semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan


dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang
digunakan untuk mengikangkan paku-paku tegangan yang berasal dari petir, dan
juga membatasi arus pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini,
indukutor sering disebut dengan reaktor. Induktor yang memiliki induktansi
sangat tinggi dapat disimulasikan dengan menggunakan girator.
2. Pengertian dari Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan
didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi
tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai
tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir.
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit
elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.
Resistor dapat dibuat dari bermacam-maca kompon dan film, bahkan kawat
resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-
kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang
dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik
(noise), dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan
papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung
pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan
kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
3. Rangkaian RC
Rangkaian RC (Resistor-Kapasitor) adalah suatu rangkaian listrik yang
memiliki kombinasi komponen resistor dan kapasitor dimana komponen tersebut
biasanya dipasang secara seri atau sejajar. Walaupun sering dijumpai rangkaian
dengan resistor dan kapasitor yang dipasang berdampingan secara seri rangaian
ini juga dapat dipasang secara paralel. Pada satu susunan rangkaian komponen
resistor dan kapasitor juga dapat memiliki jumlah banyak atau lebih dari satu.
3

Gambar 1.1. Gambar rangkaian RC


Rangkaian ini biasa disebut R-C Filter atau R-C Network. Karena memiliki
resistor maka dalam rangkaian ini terdapat efek resistansi, begitu pula pada
kapasitor yang menghasilkan kapasitansi. Catatan penting adalah rangkaian ini
harus disusun berdasar aturan yang benar agar bias dijalankan. Rangkaian RC
(Resistor-Kapasitor) Circuits digunakan dalam penyaringan sinyal dengan
memberikan tahanan atau blok. Tahanan tersebut dihasilkan oleh resistor melalui
kemampuan resistansi . Selanjutnya sinyal juga akan disimpan dalam kapasitor
melalui efek kapasitansi.
Mengingat kembali bahwa resistor adalah komponen yang memungkinkan
adanya hambatan untuk Manahan aliran arus listrik dan kapasitor yang berfungsi
untuk menyimpan sementara arus listrik yang lewat maka metode penyaringan
sinyal yang tepat telah ditemukan. Jika dikaitkan pada hukum kirchoff maka pada
rangkaian ini dengan mengabaikan unsur ekstern maka kita akan mengetahui
bahwa arus yang mengalir pada resistor dan kapasitor memiliki nilai sama.
Pada Rangkaian resistor capacitor, besarnya arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian akan memiliki nilai yang sama dengan Q atau muatan yang ada pada
kapasitor. Fenomena tersebut akan terjadi dalam selang waktu yang lama.
Perubahan besarnya arus dan muatan kapasitor dapat dihitung secara linear
melalui metode grafik. Selain itu GGL atau yang apabila dipanjangkan menjadi
Gaya Gerak Listrik akan memiliki nilai hambatan yang sama dengan tahanan
yang dipunyai oleh resistor dan kapasitior.
Selang waktu rata rata pun dapat dicari dengan memperhatikan banyaknya
muatan dan tahanan ada pada rangkaian. Dengan demikian sesederhana apapu
suatu Rangkaian RC, konsep yang matang dan kejelian yang tinggi amat sangat
diperlukan dalam pembuatan rangkaian ini.
4

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian RC (Resistor-Kapasitor),


semoga artikel rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua.
Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Star Delta, Rangkaian
Inverter 1000 Watt, Rangkaian Digital dan Rangkaian Lampu LED.
2. Rangkaian RL
Rangkaian R-L seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah
induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah
terjadinya pembagian tegangan secara vektoris. Arus (i) yang mengalir pada
hubungan seri adalah sama besar. Arus (i) tertinggal 90 derajad terhadap tegangan
induktor (VL). Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor
(vR) dan arus (i). Gambar berikut memperlihatkan rangkaian seri R-L dan
hubungan arus (i), tegangan resistor (vR) dan tegangan induktor (vL) secara
vektoris.

Gambar 1.2. Gambar rangkaian RL

Melalui reaktansi induktif (XL) dan resistansi (R) arus yang sama i = im.sin
t. Tegangan efektif (v) = i.R berada sefasa dengan arus (i). Tegangan reaktansi
induktif (vL) = i.XL mendahului 900 terhadap arus (i). Tegangan gabungan
vektor (v) adalah jumlah nilai sesaat dari tegangan resistor (vR) dan tegangan
induktif (vL), dimana tegangan ini juga mendahului sebesar terhadap arus (i).
Dalam diagram fasor aliran arus (i), yaitu arus yang mengalir melalui resistor (R)
dan reaktansi induktif (XL) diletakan pada garis t = 0. Fasor (vektor fasa)
tegangan jatuh pada resistor (vR) berada sefasa dengan arus (i), fasor tegangan
jatuh pada induktor (vL) mendahului sejauh 900.
Tegangan gabungan (v) adalah diagonal dalam persegi panjang dari
tegangan jatuh pada reaktansi induktif (vL) dan tegangan jatuh pada resistif (vR).
Sudut antara tegangan vektor (v) dan arus (i) merupakan sudut fasa ().

Anda mungkin juga menyukai