Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Salah satu bahaya yang dapat mengancam Kota Bandung yang memiliki permukiman kumuh adalah
gempa bumi. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pengurangan risiko salah satunya melalui
kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan akan berbeda menurut populasi dengan perbedaan karakteristik dan
budaya. Permukiman kumuh memiliki karakteristik yang unik dan membutuhkan penanganan
sehingga penelitian yang meninjau kesiapsiagaan masyarakat permukiman kumuh dengan
karakteristik yang dimilikinya serta keterkaitannya dengan alternatif penanganan dalam menghadapi
bencana gempa bumi perlu dilakukan. Kelurahan Kebon Jayanti merupakan salah satu kelurahan
yang teridentifikasi sebagai kawasan permukiman kumuh, termasuk dalam zona III dengan potensi
intensitas gempa 8.25 MMI dan kerusakan bangunan 80%. Studi ini menilai 100 responden di
wilayah studi berkaitan dengan kesiasiagaan dan keterkaitannya dengan karakteristik permukiman
kumuh. Berdasarkan uji korelasi didapatkan hasil bahwa karakteristik non-fisik merupakan
karakteristik yang paling berpengaruh dalam kesiapsiagaan. Artikel ini merekomendasikan bentuk
penanganan permukiman kumuh dengan meninjau keterkaitan karakteristik permukiman kumuh
dengan kesiapsiagaan.
Cb Jaringan sosial
Fany Nur Alqowy W 1
kesiapsiagaan dan P3K yang lebih baik jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan,
dibandingkan dengan responden pria, hal penerima bantuan, dan jarak ke tempat bekerja.
tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi Variabel kesiapsiagaan yang banyak
yang negatif. berhubungan antara lain jaringan sosial (Cb),
family survival kit (EPc), sikap dalam
Untuk variabel yang paling banyak berhubungan kesiapsiagaan (Cc), sumber daya manusia (Ca),
selanjutnya adalah variabel kerentanan serta pemahaman tentang kerentanan
lingkungan dan bangunan fisik (Kb), lingkungan dan bangunan fisik (Kb).
berhubungan dengan status bangunan, bukti
kepemilikan tanah, lama tinggal, asal daerah, Oleh karena itu, rekomendasi yang dapat
anggota lain yang bekerja, penerima bantuan diberikan terkait peningkatan kesiapsiagaan
dan jumlah penghuni rumah. Pada responden di antara lain pembentukan komunitas siaga
RW 11 dan bukan merupakan pemilik rumah bencana (KSB) untuk meningkatkan
yaitu hanya sebagai penyewa, tidak memiliki pengetahuan dengan melibatkan peran aktif
pemahaman tentang kerentanan lingkungan dan wanita, pembuatan panduan kesiapsiagaan
bangunan fisik yang baik. Hal tersebut komunitas dan penilaian risiko berbasis
ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang bernilai komunitas dan peningkatan partisipasi
negatif. masyarakat dalam kelompok masyarakat dan
kegiatan rutin bersama di lingkungan sekitar.
Sedangkan variabel lain yang berhubungan yaitu
tindakan respon (EPa) dengan jarak ke tempat Sedangkan untuk penanganan permukiman
bekerja dan jumlah KK serta pemahaman kumuh rekomendasri yang dapat diberikan
tentang bencana alam (Ka) dengan status berdasarkan hasil studi adalah penyediaan
bangunan. Semakin jauh jarak ke tempat ruang terbuka hijau maupun non-hijau dengan
bekerja maka semakin baik tindakan respon metode land sharing (penggunaan lahan
yang dimiliki oleh responden di RW 8 karena bersama) antara PT. KAI dan KODAM,
mereka yang bekerja di tempat lebih jauh pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
mendapatkan pelatihan kesiapsiagaan dan P3K kesejahteraan karena berkaitan dengan
di tempat mereka bekerja. kesiapsiagaan dan pembuatan rencana
penanggulangan bencana dengan kerja sama
Kesimpulan dan rekomendasi antara Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya dan
Dinas Permukiman atau dinas lain yang terkait.
Pada penjelasan sebelumnya sudah dipaparkan
mengenai karaktersitik permukiman kumuh di
Kelurahan Kebon Jayanti, tingkat kesiapsiagaan,
dan keterkaitannya dengan kesiapsiagaan.
Berdasarkan hasil studi tersebut dapat
disimpulkan bahwa masyarakat tidak siap dalam
mengadapi bencana gempa ditinjau dari ketiga
parameter yaitu pengetahuan, rencana evakuasi
dan kapasitas. Sedangkan hasil uji korelasi
menunjukkan bahwa karakteristik non-fisik
merupakan karakteristik paling banyak
berhubungan dengan kesiapsiagaan antara lain
Daftar Pustaka
Asian Urban Disaster Mitigation Program. (2000). Project Completion Report of The Indonesian Urban Disaster
Mitigation Project.Bangkok. Asian Disaster Preparedness Center .
Building Seismic Safety Council For The Federal Emergency Management Agency, (1995). Seismic Considerations
For Communities At Risk, Washington, D.C. Building Seismic Safety Council
Burby, R. J., Steinberg, L. J., & Basolo, V. (2003). The tenure trap: The vulnerability of renters to joint natural
and technical disasters. Urban Affairs Review, 39, 32-57.