Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat Indonesia telah memanfaatkan daun petai cina sebagai obat-

obatan diantaranya sebagai obat luka. Daun petai cina juga sudah dikenal

masyarakat sebagai obat bengkak. Pemanfaatannya dengan cara dikunyah-

kunyah atau diremas-remas, kemudian ditempelkan pada bagian yang bengkak

(Wahyuni, 2006). Di Peru, kulit batang, dan bunga petai cina digunakan sebagai

antiseptik (Bussmann, dkk., 2010). Di Thailand, pucuk daun petai cina digunakan

untuk mengobati diare (Chanwitheesuk, dkk., 2005).

Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang sangat reaktif dengan

elektron yang tidak memiliki pasangan. Radikal bebas dapat mengalami tubrukan

kaya energy dengan molekul lain, yang dapat merusak membrane sel, reticulum

endoplasma, atau DNA sel yang rentan. Kesalahan DNA akibat kerusakan radikal

bebas diduga berkontribusi terhadap perkembangan beberapa kanker( Corwin, 2007).

Antioksidandidefinisikansebagaizat yang dalamjumlahkecil,

mampumencegahataumenundaoksidasibahanmudahteroksidasi.Senyawaantioksidan

yang mampumenghambatenzimpengoksidasitertentuatauzat yang

bereaksidenganoksidatorsebelummenyebabkankerusakanpadamolekullainatauzat

yang disekap ion logamataubahkanzat yang mampumemperbaikisistemsepertibesi

yang mengangkut protein (Brewer,


2011).Antioksidanmerupakansenyawapemberielektron (electron donor)

ataureduktan.Senyawaantioksidanmemilikiberatmolekulkecil,

tetapimampumenginaktivasiberkembangnyareaksioksidasi,

dengancaramencegahterbentuknyaradikal. Antioksidanjugamerupakansenyawa yang

dapatmenghambatreaksioksidasidenganmengikatradikalbebasdanmolekul yang

sangatreaktif.Fungsiantioksidanadalahmenetralisasiradikalbebas,

sehinggatubuhterlindungidaripenyakitdegenerative.Antioksidansintesisbersifatkarsino

genikdalamjangkatertentudapatmenyebabkanracundalamtubuh,

sehinggadibutuhkanantioksidanalami yang

lebihaman.Antioksidanalamidapatditemukanpadasayur-sayuran yang

mengandungfitokimia, seperti flavonoid, isoflavin, flavon, antosianin, dan vitamin C.

Salah satutumbuhan yang mengandung flavonoid adalahdaunpetaicina.

MenurutHegarty (1976), menyatakanbahwapetaicinamengandung flavonoid dan

alkaloid, yang seringditemukanpadadaun, polongdanbiji. Selainsenyawa flavonoid

dan alkaloid, daunpetaicinajugamengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.

Secaratradisionaldaunpetaicinabiasadigunakansebagaiantibakteri, anti tumor

(Soerdjotanojo, 1983). Adanyasenyawa flavonoid yang

terkandungpadadaunpetaicinadanbeberapakhasiat yang terkait,

memungkinkanadanyaefekantioksidan,

sehinggaperludilakukanpenelitiantentangaktivitasantioksidanekstraketanoldaunpetaici

na (Leucaenaglauca (L.)Benth.)denganmetode DPPH (2,2 Diphenyl-1-

picrylhydrazyl).
KAJIAN PUSTAKA

Penulismenggunakansejumlahkaryailmiah yang memilikibidang yang

samadenganpenelitianaktivitasantioksidanpadadaunsalamdandaunjambu air,

diantaranyayaitu:

Pertama, Kartika (2010), mahasiswi program S-1

FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam, InstitutPertanian Bogor, dalamskripsi

yang berjudul PROFIL KIMIAWI DARI FORMULASI EKSTRAK MENIRAN,

KUNYIT, DAN TEMULAWAK BERDASRKAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

TERBAIK. Penelitianinimembandingkanmeniran, kunyit, dantemulawak yang

diekstrakmenggunakanetanol 96% dandilakukanformulasiekstrak

M:K:Tdenganperbandingan 1:1:1, 1:1:0, 1:0:1, 0:1:1, 1:0:0, 0:1:0, dan 0:0:1.

Formulasiekstrakmeniran:kunyit:temulawak (M:K:T)

diujiaktivitasantioksidandenganmetode DPPH.

AktivitasAntioksidantertinggiditunjukkanpadaformulasiekstrak M:K:T = 1:0:0, 1:1:0,

dan 1:0:1 dengannilai IC50 sebesar 33.42 ppm, 45.52 ppm dan 57.65 ppm.

Kedua, ElkaYuslinda, dkk (2012) dalamjurnalScientia, yang berjudul PENENTUAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI BERBAGAI EKSTRAK SAYUR-SAYURAN

SEGARDAN DIKUKUS DENGAN METODE DPPH.

Penelitianinimembandingkanaktivitasantioksidansayur-

sayuransegardandikukusdenganmenggunakanmetode DPPH. Dari

penelitiantersebutdisimpulkanbahwadiperolehekstrakmetanoldaunsingkong

(Manihotutilissima Pohl) yang dikukusmemilikiaktivitasantioksidan yang paling


tinggidengan IC50 sebesar 0,287 mg/ml, sedangkanstandar vitamin C memiliki IC50

sebesar 4,016 g/ml.

Ketiga, RizqianaDewi (2012), mahasiswi program S-1 fakultas MIPA,

InstitutPertanian Bogor, yang berjudul AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN

SITOKSITAS METABOLIT SEKUNDER DAUN SALAM (Syzygiumpolyanthum

Wight) DAN DAUN JATI BELANDA

(GuazumaulmifoliaLamk.).Penelitianbertujuanmembandingkanaktivitasantioksidand

ansitotoksisitasekstrakkasar flavonoid,

tanindanhidrokuinondariduajenisdauntersebut.Kandungan total fenoldan flavonoid

diukursecarakolorimetri. Aktivitasantioksidandianalisisdenganmetode 1.1-diphenil-2-

picrylhydrazyl (DPPH) danujisitotoksisitasdenganmetode Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT).Hasilpenelitianmenunjukannilai total fenolikdaunsalam (614.70 mg

GAE/100g simplisia) lebihtinggijikadibandingkandengandaunjatibelanda (566.824

mg GAE/100g simplisia). Nilai IC50 daunsalamadalah 10.83 g/mL dannilai IC50

daunjatibelandaadalah 80.27 g/ml.

HIPOTESIS

Berdasarkandeskripsiteoritisdankajianpustaka, makahipotesispenelitian yang

diajukandirumuskansebagaiberikut.

Ho: Aktivitasantioksidanpadadaunpetaicina

rebuslebihkecildibandingpadabayammerah rebus
Ha:

Aktivitasantioksidanpadadaunpetaicinasegarlebihtinggidibandingpadabayammer

ah rebus

Anda mungkin juga menyukai