Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan sejauh mana faktor komunikasi, sumberdaya, sikap
pelaksana, dan struktur birokrasi terhadap output implementasi program pengembangan kawasan
agropolitan di Kabupaten Probolinggo, baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif, dengan pendekatan survey, dengan maksud penjelasan (explanatory research). Data
dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi,
sumberdaya, sikap pelaksana, dan struktur birokrasi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan
terhadap output implementasi program pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Probolinggo
dengan tingkat pengaruh kuat, dan kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 51,4%.
Demikian juga secara parsial ditemukan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh positif dan signifikan
secara simultan terhadap output implementasi program pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten
Probolinggo. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Edward C III bahwa dalam
implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu komunikasi, sumberdaya, sikap pelaksana,
dan struktur birokrasi.
Abstract
The purpose of this study was to describe the extent to which factors of communication, resources, attitudes
implementers, and bureaucratic structures on output agropolitan development program implementation in Probolinggo,
either simultaneously or partially. This study used quantitative methods, with a survey approach, with the intention of
explanation (explanatory research). Data analyzed using multiple linear regression. Based on the results of analysis, it
can be concluded that the variables of communication, resources, executive attitudes, and bureaucratic structures
positive and significant effect on output simultaneous implementation of development programs agropolitan
Probolinggo with strong relationship level, and the contribution of the independent variable on the dependent variable
by 51, 4%. Likewise, it was found that partial variables positive and significant effect on output simultaneously
implementing development programs agropolitan Probolinggo. The results of this study are consistent with the theory
stated by Edward C. III that the policy implementation is influenced by four factors, communication, resources, executive
attitudes, and bureaucratic structure.
15
Pengaruh Faktor Komunikasi, Sumberdaya, Sikap Pelaksana, dan Struktur Birokrasi Terhadap Output
Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)
Sumber: dimodifikasi dari Edward (1980:148) Sumber: Output SPSS version 17, data diolah
Gambar 1. Model Hipotesis 2014
Keterangan:
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa
Partial
koefisien korelasi antara variabel X1, X2 , X3, dan
X4 secara bersama-sama terhadap Y (R) adalah
Simultan
sebesar 0,717. Kesimpulannya bahwa keeratan
pengaruh termasuk dalam kategori positif dan
Metode Pengumpulan Data
kuat. Nilai koefisien determinan (R Square)
adalah sebesar 0,514, yang berarti bahwa variasi Kabupaten Probolinggo baik dalam forum formal
nilai Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas maupun informal.
pada penelitian ini sebesar 51,4%, sedangkan
sisanya 48,6% variasi nilai Y dijelaskan oleh Sumberdaya
variabel lain diluar model regresi. Sumberdaya merupakan faktor yang turut
Pengaruh variabel X1, X2, X3, dan X4 secara berpengaruh dalam implementasi. Sumber daya
bersama-sama dapat dilihat dari koefisien B dalam penelitian ini adalah input yang digunakan
keempat variabel bebas yang bernilai positif agar program dapat terlaksana dengan baik yaitu
dengan signifikansi Fhitung sebesar 0,000 < berupa sumberdaya manusia, data dan informasi
(0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penunjang, serta fasilitas yang meliputi sarana
pengaruh yang positif dan signifikan antara prasarana dan dana. Sebagian besar responden
variabel X1, X2, X3, dan X4 secara bersama-sama menilai bahwa sumberdaya tersebut sudah
terhadap variabel Y. Dari tabel 4.2 diatas, juga mencukupi dalam upaya mencapai tujuan
diperoleh nilai signifikansi thitung dari X1, X2, X3, program. Sumberdaya yang dinilai sudah
dan X4, lebih kecil daripada (0,05). Hal ini mencukupi dalam implementasi program adalah
menunjukan bahwa variabel X1, X2, X3, dan X4 sumberdaya. Sumberdaya manusia secara
secara parsial juga memberikan pengaruh secara kuantitas dalam tim POKJA berjumlah 64 orang,
signifikan terhadap variabel Y. dan diluar tim POKJA masih banyak lagi. Sedang
secara kualitas diketahui bahwa semua
Komunikasi responden memiliki tingkat pendidikan yang
Komunikasi merupakan hal penting dalam tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa responden
implementasi sebagaimana dikemukakan oleh memiliki kemampuan yang tinggi dalam
[5] bahwa komunikasi memainkan peran penting implementasi program. Namun demikian
bagi berlangsungnya implementasi pada terdapat beberapa responden yang menyatakan
umumnya. Namun komunikasi yang benar-benar sumberdaya yang diperlukan masih terbatas,
sempurna sebetulnya merupakan kondisi yang khususnya sumberdaya dana dan data.
sulit untuk bisa diwujudkan. Walaupun sistem Menurut beberapa narasumber, selama ini
informasi manajemen mungkin dapat membantu dana yang tersedia untuk program
dalam memadukan arus informasi yang pengembangan kawasan agropolitan di
diperlukan, informasi ini belum bisa menjamin Kabupaten Probolinggo adalah sangat terbatas
bahwa data, saran dan perintah-perintah yang dan hanya bersumber dari APBD Kabupaten dan
dihasilkan benar-benar dimengerti sebagai apa APBD Provinsi, sedang yang dari pemerintah
yang dikehendaki oleh pihak yang mengirimnya. pusat (APBN) tidak ada. Dana yang bersumber
Berdasarkan hasil uji statistik dapat dari APBD Kabupaten juga masih dirasa terbatas
diketahui bahwa komunikasi merupakan faktor dibandingkan dengan APBD Provinsi. Hal ini
yang paling dominan dalam implementasi menunjukkan bahwa pembangunan daerah
program pengembangan kawasan agropolitan di masih sangat bergantung pada instansi sektoral
Kabupaten Probolinggo. Mengingat arti penting di tingkat yang lebih tinggi. Data-data yang
komunikasi dalam implementasi program serta diperlukan tersedia, namun belum terdistribusi
sulitnya mewujudkan informasi yang sempurna dengan baik kepada semua SKPD. Selain itu data
bagi seluruh anggota tim koordinasi perencanaan potensi sumber daya alam dan sumber daya
dan tim kelompok kerja maka diperlukan usaha- lainnya juga perlu untuk diperbaiki dan
usaha untuk meningkatkan komunikasi yang dilengkapi sebagai upaya untuk merencanakan
lebih menyeluruh. Upaya yang dilakukan oleh pengembangan wilayah seperti apa yang sesuai
BAPPEDA harus didukung oleh ketua pokja serta dengan kondisi masing-masing tempat. Untuk
seluruh anggota tim kelompok kerja sehingga sumberdaya fasilitas yang meliputi sarana
tercipta komunikasi yang lebih sempurna. prasarana pra panen (saat budidaya) dan pasca
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa panen juga masih dirasa kurang. Karena program
komunikasi diperlukan tidak hanya terbatas pada pengembangan kawasan agropolitan merupakan
tingkatan pemerintahan saja, namun lebih dari program yang sangat erat kaitannya dengan
pada itu komunikasi yang baik harus tercipta kegiatan agribisnis, maka sarana prasarana pasca
antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak panen juga sangat diharapkan terpenuhi dengan
yag terkait dengan implementasi program baik, seperti alat pengolahan dan alat
pengembangan kawasan agropolitan di pengemasnya, misalkan cold storage, dan gudang
penyimpanan.
Probolinggo belum dinyatakan secara rinci. Hal yang menjadi leading sectornya adalah Dinas
ini menyebabkan pengukuran keberhasilan Pertanian dan Dinas Pengairan. Untuk Dinas
masing-masing output sulit diukur secara aktual. Pertanian sendiri setiap tahunnya melaksanakan
Sebagian besar responden setuju bahwa kegiatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan
implementasi program Pengembangan Kawasan irigasi yang tersebar di seluruh kecamatan,
Agropolitan mampu mencapai target sesuai pembangunan sumur dangkal untuk
dengan indeks performa yang tercantum pada menyediakan air bersih, penyediaan pompa air,
Masterplan Agropolitan Kabupaten Probolinggo, dan pembangunan embung untuk
namun belum maksimal. Hal ini menunjukkan mempertahankan ketersediaan air terutama di
bahwa masih diperlukan adanya penajaman daerah-daerah pegunungan.
strategi, perencanaan dan implementasi di Sumberdaya manusia petani yang terlatih
lapangan. Terutama dalam menetapkan indikator dan terampil sangat didukung oleh Dinas
dalam pencapaian target program hendaknya Pertanian yang bekerja sama dengan Dinas
lebih bisa diukur secara kuantitaif sehingga Koperasi dan Usaha Kecil Menengah serta Dinas
pencapaiannya dapat terlihat secara jelas. Perindustrian dan Perdagangan. Dinas Pertanian
Adapun indikator yang dimuat dalam Masterplan memfasilitasi petani-petani di Kabupaten
agropolitan diantaranya adalah: (1) Mampu Probolinggo dengan mengadakan sekolah-
menyediakan bibit unggul; (2) Mampu sekolah lapang dan pelatihan-pelatihan sejenis
menyediakan air bersih dan air irigasi;(3) Mampu pelatihan untuk kegiatan on farm, yaitu kegiatan
mengembangkan Sumberdaya Manusia petani budidaya pertanian mulai dari penyediaan benih,
yang terlatih dan terampil; (4) Mampu bercocok tanam, hingga panen, serta kegiatan off
menyediakan modal bagi pelaku usaha; (5) farm, yaitu kegiatan pasca panen, mengolah
Mampu mengembangkan pelaku industri olahan; produk hasil pertanian menjadi produk olahan
(6) Mampu menyediakan sarana infrastruktur yang memiliki nilai jual labih tinggi.
bangunan seperti gudang penyimpanan; (7) Pengembangan Sumberdaya Manusia yang
Mampu menyediakan sarana infrastruktur terlatih dan terampil ini erat kaitannya dengan
transportasi, seperti jalan raya; (8) Mampu indikator yang lain yaitu pengembangan pelaku
meningkatkan pemasaran hasil industri olahan; industri olahan dan pemasaran hasil industri
(9) Mampu meningkatkan kesejahteraan petani, olahan. Dengan adanya kerjasama antar instansi
dalam hal pendapatan. terkait, diharapkan pencapaian target akan
Hasil dari survey menunjukkan bahwa semakin optimal yaitu kegiatan pengembangan
hampir 50% dari jumlah responden berpendapat industri olahan dan pelaku usaha yang akan
bahwa implementasi program pengembangan meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
kawasan agropolitan telah mampu dalam oleh masyarakat yang pada akhirnya diharapkan
pencapaian target yang tercantum dalam dapat meningkatkan kesejahteraan mereka
Masterplan agropolitan walaupun tingkat berupa naiknya pendapatan yang diterima.
pencapaiannya masih belum maksimal. Perlu Usaha yang dilakukan oleh para pelaku
adanya kerjasama yang lebih fokus antar instansi usaha industri olahan selain membutuhkan
dan masyarakat yang terkait untuk sumberdaya produksi, sumberdaya manusia,
mewujudkannya. Untuk penyediaan bibit unggul, sarana dan prasarana, juga harusnya didukung
dalam program pengembangan kawasan oleh permodalan yang akan mengembangkan
agropolitan di Kabupaten Probolinggo lebih usaha mereka. Permodalan yang diterima
terfokus pada sektor pertanian yakni dari masyarakat selain dari Dinas-Dinas yang terkait,
pertanian sendiri dan peternakan. Bibit unggul juga berasal dari pihak perbankan yang
bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan bekerjasama dengan pemerintah. Pihak
dan hortikultura telah memiliki pusat dalam pemerintah memberikan bantuan permodalan
pengolahan benihnya, yaitu UPB (Unit kepada masyarakat petani berupa bantuan sosial
Pengolahan Benih). Terdapat dua kecamatan (bansos) yaitu uang tunai untuk meningkatkan
yang memiliki Unit Pengolahan Benih, yaitu usaha budidaya maupun pengolahan pasca
kecamatan Paiton dengan unit pengolahan benih panen. Sedang untuk perbankan, mereka
padi (tanaman pangan), dan kecamatan Sumber memberikan bantuan permodalan berupa
dengan unit pengolahan benih kentang (tanaman pinjaman modal uang dengan perjanjian
hortikultura). Sedang untuk bidang peternakan, pengembalian dalam kurun waktu tertentu.
unit pembenihan sapi unggul terdapat di Indikator lain dalam implementasi program
Kecamatan Krucil. Untuk air irigasi dan air bersih, pengembangan kawasan agropolitan adalah
tersedianya sarana infrastruktur bangunan dan memiliki unsur kuantitatif, sehingga capaian-
infrastruktur transportasi yaitu jalan raya. Untuk capaian secara berkala dapat dimonitoring
infrastruktur bangunan, biasanya berupa pusat dengan jelas;
agribisnis, rumah kompos, dan gudang 3. Memberikan label pada produk-produk yang
penyimpanan. Sedang untuk infrastruktur sudah di hasilkan dari kegiatan
transportasi berupa jalan yang bersifat umum, pengembangan kawasan Agropolitan pada
yang menjadi leading sektor adalah Dinas Bina masing-masing kecamatan agar mampu
Marga, sedang jalan yang fokus ke usaha mengangkat citra kegiatan pengembangan
pertanian, yang memiliki kegiatan adalah Dinas kawasan Agropolitan itu sendiri;
Pertanian. Dalam kurun waktu hampir empat 4. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat
tahun terakhir, mulai tahun 2011 hingga 2014, memperluas cakupan penelitian terkait
Dinas Pertanian telah membangun Jalan Usaha Implementasi Program Pengembangan
Tani (JUT) yang ditujukan untuk memperlancar Kawasan Agropolitan, misalnya berdasar
kegiatan memasarkan hasil-hasil produksi wilayah kota lain, di tingkat provinsi maupun
budidaya maupun produksi hasil olahan. nasional. Selain itu dapat pula ditambahkan
variabel dan item lain selain yang digunakan
KESIMPULAN DAN SARAN dalam penelitian selanjutnya.
Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan UCAPAN TERIMA KASIH
antara variabel-variabel bebas secara 1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hakim, MS selaku
simultan terhadap variabel terikat, dengan Komisi Pembimbing I.
tingkat pengaruh sedang, dan sumbangan 2. Bapak Dr. Irwan Noor, MA. selaku Komisi
varians sesuai atau tidaknya output Pembimbing II dan juga selaku Ketua
implementasi program pengembangan Program Studi Magister Ilmu Administrasi
kawasan agropolitan di Kabupaten Publik.
Probolinggo yang dipengaruhi oleh faktor 3. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.Si.,
komunikasi, sumberdaya, sikap pelaksana, selaku Dekan Fakultas Ilmu Adminstrasi.
dan struktur birokrasi adalah sebesar 51,4%. 4. Kepala Pusbindiklatren BAPPENAS di
Sedangkan sisanya sebesar 48,6% dipengaruhi Jakarta, yang telah memberikan donasi
oleh faktor lain di luar model. beasiswa.
2. Secara parsial, semua variabel bebas memiliki 5. Semua pihak terkait yang membantu
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penulis dalam menyelesaikan publikasi
variabel terikat (output implementasi ilmiah ini
program pengembangan kawasan
agropolitan) dengan masing-masing tingkat DAFTAR PUSTAKA
signifikansi thitung < 0,05 (). [1]. Edward III, G. C. 1980. Implementing Public
Policy, New York: Congressional Querterly
Saran Press
1. Faktor komunikasi adalah faktor yang paling [2]. Hill, Michael and Peter Hupe. 2010.
dominan dalam implementasi Program Implementing Public Policy. London: SAGE
Pengembangan Kawasan Agropolitan. Oleh Publications Ltd
sebab itu komunikasi yang dilakukan oleh [3]. Grindles, M. S. 1980. Politics and Policy
Bappeda sebagai leading sector harus Implementation in the third World. New
mencakup semua anggota instansi Tim Jersey: Princenton University Press
Koordinasi dan Tim Kelompok Kerja dan tidak [4]. Surat Keputusan Bupati Probolinggo Nomor:
hanya berfokus pada instansi yang 440/906/426.12/2008 tentang Tim
bersinggungan secara langsung terhadap Kelompok Kerja Program Pengembangan
program sehingga semua instansi dapat turut Kawasan Agropolitan di Kabupaten
terlibat dalam upaya mencapai tujuan Probolinggo
program; [5]. Abdulwahab, Solichin. 1990a. Pengantar
2. Perlunya mengkaji ulang isi dari Masterplan Analisis Kebijaksanaan Negara. Jakarta:
Agropolitan terkait dengan program-program Penerbit PT. Rineka Cipta
kegiatan masing-masing instansi harus jelas
serta sasaran dan target yang ditentukan
hendaknya dibuat secara bertahap dan