Anda di halaman 1dari 7

J-PAL, Vol. 5, No.

2, 2014 ISSN: 2087-3522


E-ISSN: 2338-1671

Pengaruh Faktor Komunikasi, Sumberdaya, Sikap Pelaksana, Dan Struktur


Birokrasi Terhadap Output Implementasi Program Pengembangan Kawasan
Agropolitan Di Kabupaten Probolinggo
Dini Ariyani1, Abdul Hakim2, Irwan Noor3
Magister Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan sejauh mana faktor komunikasi, sumberdaya, sikap
pelaksana, dan struktur birokrasi terhadap output implementasi program pengembangan kawasan
agropolitan di Kabupaten Probolinggo, baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif, dengan pendekatan survey, dengan maksud penjelasan (explanatory research). Data
dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi,
sumberdaya, sikap pelaksana, dan struktur birokrasi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan
terhadap output implementasi program pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Probolinggo
dengan tingkat pengaruh kuat, dan kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 51,4%.
Demikian juga secara parsial ditemukan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh positif dan signifikan
secara simultan terhadap output implementasi program pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten
Probolinggo. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Edward C III bahwa dalam
implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu komunikasi, sumberdaya, sikap pelaksana,
dan struktur birokrasi.

Kata kunci : pengaruh, komunikasi, sumberdaya, sikap, struktur, birokrasi, implementasi

Abstract
The purpose of this study was to describe the extent to which factors of communication, resources, attitudes
implementers, and bureaucratic structures on output agropolitan development program implementation in Probolinggo,
either simultaneously or partially. This study used quantitative methods, with a survey approach, with the intention of
explanation (explanatory research). Data analyzed using multiple linear regression. Based on the results of analysis, it
can be concluded that the variables of communication, resources, executive attitudes, and bureaucratic structures
positive and significant effect on output simultaneous implementation of development programs agropolitan
Probolinggo with strong relationship level, and the contribution of the independent variable on the dependent variable
by 51, 4%. Likewise, it was found that partial variables positive and significant effect on output simultaneously
implementing development programs agropolitan Probolinggo. The results of this study are consistent with the theory
stated by Edward C. III that the policy implementation is influenced by four factors, communication, resources, executive
attitudes, and bureaucratic structure.

Key Words : influenced, communication, resources, attitudes, bureaucratic, structure, implementation

PENDAHULUAN sedang dampak negatifnya adalah tingginya


Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di angka urbanisasi dan banyaknya bangunan
perkotaan lebih cepat bila dibandingkan dengan industri yang didirikan akan mengakibatkan
pedesaan, hal ini disebabkan oleh semakin polusi dimana-mana dan tingginya angka
meningkatnya industrialisasi di perkotaan. Bagi pengangguran yang memicu angka kejahatan.
perkotaan, dampak positif dari industrialisasi Dampak yang terjadi di perdesaan adalah
tersebut adalah semakin pesatnya angka tersedotnya potensi perdesaan ke perkotaan baik
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, dari sisi sumber daya manusia, sumber daya
alam, bahkan modal. Karena pengaruh dari
Alamat Korespondensi Penulis: pesatnya perkembangan industrialisasi inilah
Dini Ariyani yang menyebabkan pedesaan samakin tertinggal.
Email : dhonna_stat03@yahoo.com Oleh sebab itu, haruslah diambil suatu
Alamat : Jl.Yos Sudarso 135 Pabean Dringu Probolinggo
kebijakan untuk lebih memperhatikan
67271

15
Pengaruh Faktor Komunikasi, Sumberdaya, Sikap Pelaksana, dan Struktur Birokrasi Terhadap Output
Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)

pembangunan sektor pertanian di pedesaan, Dengan memperhatikan rumusan masalah


salah satunya adalah dengan menggunakan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
konsep pengembangan kawasan agropolitan. 1. Menjelaskan sejauhmanakah pengaruh
Konsep agropolitan adalah dengan memberikan variabel-variabel komunikasi, sumberdaya,
pelayanan perkotaan di kawasan-kawasan sikap pelaksana, dan struktur birokrasi secara
pedesaan, seperti pelayanan produksi, bersama-sama terhadap output implementasi
pemasaran, teknik budidaya, permodalan, jasa- Program Pengembangan Kawasan
jasa serta masalah-masalah lainnya yang ada Agropolitan di Kabupaten Probolinggo,
kaitannya dengan tingkat perkembangan 2. Menjelaskan sejauhmanakah pengaruh
ekonomi dan sosial masyarakat setempat. Sejak variabel-variabel komunikasi, sumberdaya,
ditetapkan tahun 2008, Kabupaten Probolinggo sikap pelaksana, dan struktur birokrasi secara
telah mengimplementasikan program parsial terhadap output implementasi
pengembangan kawasan agropolitan, namun Program Pengembangan Kawasan
sejauh ini tingkat keberhasilan atau outputnya Agropolitan di Kabupaten Probolinggo
belum terlihat jelas. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan menguji faktor-faktor yang METODE PENELITIAN
berpengaruh dalam implementasi Penelitian ini menggunakan metode
pengembangan kawasan agropolitan di kuantitatif, dengan pendekatan survey, dengan
Kabupaten Probolinggo, khususnya faktor-faktor maksud penjelasan (explanatory research).
yang diteoremakan oleh [1] yang meliputi faktor Teknik analisis data menggunakan teknik analisis
komunikasi, sumberdaya, sikap pelaksana, dan deskriptif untuk mendeskripsikan masing-masing
struktur birokrasi. Faktor-faktor tersebut dipilih variabel dan analisis regresi linier berganda untuk
peneliti sebagai variabel independen karena dari menguji hipotesis penelitian, yang sebelumnya
teori-teori implementasi yang ada, variabel- telah dilakukan uji asumsi klasik, meliputi
variabel tersebut merupakan hal pokok yang normalitas, multikolinieritas dan
harus ada dalam proses implementasi. Variabel heteroskedastisitas.
dependen dalam penelitian ini adalah Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
keberhasilan dari implementasi itu sendiri, komunikasi (X1), sumberdaya (X2), sikap
sebagaimana yang diteoremakan oleh [2]. pelaksana (X3), dan struktur birokrasi (X4).
Sedang pengukuran dari keberhasilan Sedangkan Variabel terikatnya adalah output
implementasi kebijakan adalah dari proses dan implementasi program pengembangan kawasan
outputnya [3]. Untuk penelitian ini, keberhasilan agropolitan di Kabupaten Probolinggo (Y). Untuk
implementasi program dinilai dari outputnya Skala pengukuran variabel-variabel dalam
dengan indikator yang terdapat dalam penelitian ini digunakan skala Likert, yaitu
Masterplan Agropolitan Kabupaten Probolinggo. dengan memberikan nilai (skor) pada masing-
masing pilihan jawaban, sebagai berikut:
RUMUSAN MASALAH a. jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di skor 1;
atas peneliti mencoba merumuskan masalah b. jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2;
yang diangkat dalam penelitian ini yaitu: c. jawaban Netral (N) diberi skor 3;
1. Sejauhmana variabel-variabel komunikasi, d. jawaban Setuju (S) diberi skor 4;
sumberdaya, sikap pelaksana, dan struktur e. jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5.
birokrasi secara bersama-sama berpengaruh Definisi operasional untuk masing-masing
terhadap output implementasi Program variabel adalah sebagai berikut:
Pengembangan Kawasan Agropolitan di 1. Komunikasi, yaitu penyampaian informasi
Kabupaten Probolinggo? mengenai segala sesuatu yang terkait dengan
2. Sejauhmana variabel-variabel komunikasi, kebijakan program pengembangan kawasan
sumberdaya, sikap pelaksana, dan struktur agropolitan di Kabupaten Probolinggo;
birokrasi secara persial berpengaruh terhadap 2. Sumberdaya, yaitu segala sesuatu yang dapat
output implementasi Program dijadikan peralatan atau perlengkapan guna
Pengembangan Kawasan Agropolitan di mendukung kelancaran implementasi
Kabupaten Probolinggo? program pengembangan kawasan agropolitan
di Kabupaten Probolinggo;
3. Sikap pelaksana, yaitu sikap atau tindakan
TUJUAN PENELITIAN yang ditunjukkan oleh para pelaksana

16 J-PAL, Vol. 5, No. 2, 2014


Pengaruh Faktor
Pengaruh Faktor Komunikasi,
Komunikasi, Sumberdaya,
Sumberdaya, Sikap
Sikap Pelaksana,
Pelaksana, dan
dan Struktur
Struktur Birokrasi
Birokrasi Terhadap
Terhadap Output
Output Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)
Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)

kebijakan dalam proses implementasi Untuk mendapatkan data, penelitian ini


program pengembangan kawasan agropolitan menggunakan tehnik kuesioner, dokumentasi,
di Kabupaten Probolinggo; dan wawancara terhadap beberapa anggota
4. Struktur birokrasi, yaitu kerangka yang kelompok kerja yang menguasai bidangnya.
merupakan visualisasi dari tugas, fungsi, Populasi dalam penelitian ini adalah semua pihak
wewenang, dan tanggung jawab, serta batas- yang tercantum dalam [4] tahun Anggaran 2008
batas formal jabatan dalam implementasi dengan sejumlah 64 orang.
program pengembangan kawasan agropolitan Sampel diambil dengan menggunakan
di Kabupaten Probolinggo. metode simple random sampling dengan cara
Definisi operasional untuk variabel terikat adalah: diundi. Banyak sample ditentukan dengan rumus
output implementasi program pengembangan Slovin, yaitu didapat responden sebanyak 55
kawasan agropolitan di Kabupaten Probolinggo orang.
yang pengukuran indikatornya terdapat dalam
Dokumen Perencanaan (Masterplan) Agropolitan HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Probolinggo. Tabel1 Rekapitulasi Variabel Bebas Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Variabel Modus
1. Diduga terdapat pengaruh yang positif dan
Komunikasi 4
signifikan antara variabel komunikasi,
sumberdaya, sikap pelaksana, dan struktur Sumberdaya 4
birokrasi secara simultan terhadap output Sikap Pelaksana 4
implementasi program pengembangan Struktur Birokrasi 4
kawasan agropolitan di Kabupaten
Sumber: data diolah, 2014
Probolinggo;
2. Diduga terdapat pengaruh yang positif dan
Berdasar tabel 1 diperoleh data bahwa modus
signifikan antara variabel komunikasi,
dari keempat variabel bebas adalah 4, yang
sumberdaya, sikap pelaksana, dan struktur
berarti bahwa sebagian besar responden setuju
birokrasi secara parsial terhadap output
akan pentingnya komunikasi, sumberdaya, sikap
implementasi program pengembangan
pelaksana, dan struktur birokrasi sebagai bahan
kawasan agropolitan di Kabupaten
pertimbangan dalam implementasi program
Probolinggo.
pengembangan kawasan Agropolitan dalam
Berikut gambaran hipotesisnya :
pencapaian outputnya.
Tabel 2 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier
(X1) Berganda
Komunikasi
Variabel B t Sig t
(X1) Konstanta -11,11 -2.006 0,050
(X2)
Sumber Daya Komunikasi (X1) 0,475 0,300 2,563 0,013
Output Sumberdaya (X2) 0,319 0,252 2,129 0,038
(X1)
(X3)
Implementasi Sikap Pelaksana (X3) 0,365 0,220 2,212 0,032
Program Struktur Birokrasi 0,376 0,273 0,023
Sikap (Y) (X4)
Pelaksana
(X1) R = 0,717
R Square = 0,514
(X4)
Struktur Adjusted R Suquare = 0,475
Birokrasi F hitung = 13,235
Sig F = 0,000

Sumber: dimodifikasi dari Edward (1980:148) Sumber: Output SPSS version 17, data diolah
Gambar 1. Model Hipotesis 2014
Keterangan:
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa
Partial
koefisien korelasi antara variabel X1, X2 , X3, dan
X4 secara bersama-sama terhadap Y (R) adalah
Simultan
sebesar 0,717. Kesimpulannya bahwa keeratan
pengaruh termasuk dalam kategori positif dan
Metode Pengumpulan Data
kuat. Nilai koefisien determinan (R Square)

J-PAL, Vol. 5, No. 2, 2014 17


Pengaruh Faktor Komunikasi, Sumberdaya, Sikap Pelaksana, dan Struktur Birokrasi Terhadap Output
Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)

adalah sebesar 0,514, yang berarti bahwa variasi Kabupaten Probolinggo baik dalam forum formal
nilai Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas maupun informal.
pada penelitian ini sebesar 51,4%, sedangkan
sisanya 48,6% variasi nilai Y dijelaskan oleh Sumberdaya
variabel lain diluar model regresi. Sumberdaya merupakan faktor yang turut
Pengaruh variabel X1, X2, X3, dan X4 secara berpengaruh dalam implementasi. Sumber daya
bersama-sama dapat dilihat dari koefisien B dalam penelitian ini adalah input yang digunakan
keempat variabel bebas yang bernilai positif agar program dapat terlaksana dengan baik yaitu
dengan signifikansi Fhitung sebesar 0,000 < berupa sumberdaya manusia, data dan informasi
(0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penunjang, serta fasilitas yang meliputi sarana
pengaruh yang positif dan signifikan antara prasarana dan dana. Sebagian besar responden
variabel X1, X2, X3, dan X4 secara bersama-sama menilai bahwa sumberdaya tersebut sudah
terhadap variabel Y. Dari tabel 4.2 diatas, juga mencukupi dalam upaya mencapai tujuan
diperoleh nilai signifikansi thitung dari X1, X2, X3, program. Sumberdaya yang dinilai sudah
dan X4, lebih kecil daripada (0,05). Hal ini mencukupi dalam implementasi program adalah
menunjukan bahwa variabel X1, X2, X3, dan X4 sumberdaya. Sumberdaya manusia secara
secara parsial juga memberikan pengaruh secara kuantitas dalam tim POKJA berjumlah 64 orang,
signifikan terhadap variabel Y. dan diluar tim POKJA masih banyak lagi. Sedang
secara kualitas diketahui bahwa semua
Komunikasi responden memiliki tingkat pendidikan yang
Komunikasi merupakan hal penting dalam tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa responden
implementasi sebagaimana dikemukakan oleh memiliki kemampuan yang tinggi dalam
[5] bahwa komunikasi memainkan peran penting implementasi program. Namun demikian
bagi berlangsungnya implementasi pada terdapat beberapa responden yang menyatakan
umumnya. Namun komunikasi yang benar-benar sumberdaya yang diperlukan masih terbatas,
sempurna sebetulnya merupakan kondisi yang khususnya sumberdaya dana dan data.
sulit untuk bisa diwujudkan. Walaupun sistem Menurut beberapa narasumber, selama ini
informasi manajemen mungkin dapat membantu dana yang tersedia untuk program
dalam memadukan arus informasi yang pengembangan kawasan agropolitan di
diperlukan, informasi ini belum bisa menjamin Kabupaten Probolinggo adalah sangat terbatas
bahwa data, saran dan perintah-perintah yang dan hanya bersumber dari APBD Kabupaten dan
dihasilkan benar-benar dimengerti sebagai apa APBD Provinsi, sedang yang dari pemerintah
yang dikehendaki oleh pihak yang mengirimnya. pusat (APBN) tidak ada. Dana yang bersumber
Berdasarkan hasil uji statistik dapat dari APBD Kabupaten juga masih dirasa terbatas
diketahui bahwa komunikasi merupakan faktor dibandingkan dengan APBD Provinsi. Hal ini
yang paling dominan dalam implementasi menunjukkan bahwa pembangunan daerah
program pengembangan kawasan agropolitan di masih sangat bergantung pada instansi sektoral
Kabupaten Probolinggo. Mengingat arti penting di tingkat yang lebih tinggi. Data-data yang
komunikasi dalam implementasi program serta diperlukan tersedia, namun belum terdistribusi
sulitnya mewujudkan informasi yang sempurna dengan baik kepada semua SKPD. Selain itu data
bagi seluruh anggota tim koordinasi perencanaan potensi sumber daya alam dan sumber daya
dan tim kelompok kerja maka diperlukan usaha- lainnya juga perlu untuk diperbaiki dan
usaha untuk meningkatkan komunikasi yang dilengkapi sebagai upaya untuk merencanakan
lebih menyeluruh. Upaya yang dilakukan oleh pengembangan wilayah seperti apa yang sesuai
BAPPEDA harus didukung oleh ketua pokja serta dengan kondisi masing-masing tempat. Untuk
seluruh anggota tim kelompok kerja sehingga sumberdaya fasilitas yang meliputi sarana
tercipta komunikasi yang lebih sempurna. prasarana pra panen (saat budidaya) dan pasca
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa panen juga masih dirasa kurang. Karena program
komunikasi diperlukan tidak hanya terbatas pada pengembangan kawasan agropolitan merupakan
tingkatan pemerintahan saja, namun lebih dari program yang sangat erat kaitannya dengan
pada itu komunikasi yang baik harus tercipta kegiatan agribisnis, maka sarana prasarana pasca
antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak panen juga sangat diharapkan terpenuhi dengan
yag terkait dengan implementasi program baik, seperti alat pengolahan dan alat
pengembangan kawasan agropolitan di pengemasnya, misalkan cold storage, dan gudang
penyimpanan.

18 J-PAL, Vol. 5, No. 2, 2014


Pengaruh Faktor
Pengaruh Faktor Komunikasi,
Komunikasi, Sumberdaya,
Sumberdaya, Sikap
Sikap Pelaksana,
Pelaksana, dan
dan Struktur
Struktur Birokrasi
Birokrasi Terhadap
Terhadap Output
Output Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)
Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)

Sikap Pelaksana Struktur Birokrasi


Sikap pelaksana dalam penelitian ini Edward III [1] menyatakan bahwa pelaksana
diartikan sebagai dukungan anggota tim dapat terhambat oleh struktur organisasi di mana
koordinasi dan tim kelompok kerja terhadap mereka melayani. Terdapat dua karakteristik
program atau keinginan untuk melaksanakan yang menonjol dari birokrasi, prosedur operasi
kebijakan yang ditunjukkan dengan komitmen standar (SOP) dan fragmentasi. Keduanya dapat
terhadap terlaksananya program. Hampir seluruh menghalangi koordinasi yang diperlukan untuk
anggota tim koordinasi adalah kepala SKPD melaksanakan suatu kebijakan yang memerlukan
sehingga mereka memiliki kewenangan untuk kerja sama dari banyak orang. SOP dalam
menentukan kegiatan di SKPD yang dipimpinnya penelitian ini diterjemahkan sebagai tugas dan
terkait dengan program pengembangan kawasan kewajiban tim koordinasi dan tim kelompok kerja
agropolitan. Dukungan kepala SKPD sangat sebagaimana tercantum dalam Permendagri
mempengaruhi keberhasilan program terutama No.43 tahun 2010 yang antara lain meliputi
disebabkan karena kewenangannya untuk koordinasi, monitoring, pelaporan. Fragmentasi
menentukan jenis kegiatan, lokasi kegiatan atau pembagian bidang kerja secara rinci diatur
maupun sasaran kegiatan yang menjadi prioritas dalam surat [4].
program dimaksud. Kepala SKPD yang bertindak Sebagian besar responden setuju bahwa
sebagai anggota tim koordinasi, mendistribusikan dalam struktur birokrasi, pembagian tugas telah
tugas dan wewenangnya kepada anggota tim sesuai dengan tupoksi masing-masing instansi
kelompok kerja yang dibawahinya. Sehingga dan telah dibagi pada masing-masing bidang yang
kepala SKPD hanya bertindak sebagai bersangkutan. Sedang untuk koordinasi dan
koordinator, sedang yang menjalankan tugas dan monitoring belum mencakup keseluruhan bidang
wewenangnya adalah anggota tim kelompok dan belum dilakukan secara rutin. Koordinasi dan
kerja yang berada dibawahnya, yaitu Kepala monitoring hendaknya diupayakan agar semua
Bidang dan Kepala Seksi yang terkait dengan kegiatan pembangunan yang dilakukan bisa
program. Seluruh aparat pelaksana tersebut tidak berjalan serasi dan menghasilkan sinergi untuk
hanya dituntut untuk menerima adanya menjamin bahwa semua kegiatan berjalan dalam
kebijakan program pengembangan kawasan arah yang sesuai dan menuju pada pencapaian
agropolitan, namun lebih dari itu mereka lebih tujuan. Koordinasi dan monitoring yang demikian
dituntut untuk berkomitmen dalam merupakan upaya untuk menghasilkan kegiatan
pelaksanannya dan mewujudkan tujuan serta yang efisien dalam pemanfaatan sumber daya
target-targetnya. untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
Komitmen hendaknya dimiliki oleh segala secara optimal. Koordinasi yang dilakukan dirasa
lapisan, baik dari berbagai lapisan pemerintahan, hanya melibatkan instansi-instansi tertentu yang
juga berbagai lapisan masyarakat agar semua memiliki kegiatan yang bersinggungan langsung
memiliki rasa memiliki program dan dengan program tersebut. Koordinasi antar
berpartisipasi dalam pelaksanannya. Komitmen anggota masih dirasa sangat kurang sehingga
yang diharapkan hendaknya berupa wujud nyata masing-masing instansi melaksanakan program
melalui program dan kegiatan SKPD yang secara parsial dan tidak terintegrasi. Demikian
diarahkan untuk mendukung keberhasilan juga mengenai monitoring dan evaluasi serta
program pengembangan kawasan agropolitan. pelaporan, selama ini belum pernah ada laporan
Sebagian besar responden menilai bahwa secara khusus mengenai program pengembangan
komitmen atau dukungan terhadap implementasi kawasan agropolitan di Kabupaten Probolinggo.
program ini sudah cukup baik, namun prioritas Hal itu terjadi karena program ini melibatkan
terhadap jenis kegiatan, lokasi kegiatan maupun banyak instansi dan kegiatan melekat pada
sasaran kegiatan dari program pada masing- masing-masing instansi.
masing instansi perlu untuk ditingkatkan.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Output Implementasi Program Pengembangan
masing-masing instansi hendaknya dilakukan Kawasan Agropolitan
secara terintegrasi. Namun pada kenyatannya Implementasi Program Pengembangan
sikap egosektoral tidak dapat dilepaskan dalam Kawasan Agropolitan dalam penelitian ini diukur
menentukan kegiatan di setiap instansi, sehingga dengan melihat target dan sasaran program.
program pengembangan kawasan agropolitan Target dan sasaran dalam Masterplan Program
tidak mendapatkan prioritas yang utama. Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten

J-PAL, Vol. 5, No. 2, 2014 19


Pengaruh Faktor Komunikasi, Sumberdaya, Sikap Pelaksana, dan Struktur Birokrasi Terhadap Output
Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)

Probolinggo belum dinyatakan secara rinci. Hal yang menjadi leading sectornya adalah Dinas
ini menyebabkan pengukuran keberhasilan Pertanian dan Dinas Pengairan. Untuk Dinas
masing-masing output sulit diukur secara aktual. Pertanian sendiri setiap tahunnya melaksanakan
Sebagian besar responden setuju bahwa kegiatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan
implementasi program Pengembangan Kawasan irigasi yang tersebar di seluruh kecamatan,
Agropolitan mampu mencapai target sesuai pembangunan sumur dangkal untuk
dengan indeks performa yang tercantum pada menyediakan air bersih, penyediaan pompa air,
Masterplan Agropolitan Kabupaten Probolinggo, dan pembangunan embung untuk
namun belum maksimal. Hal ini menunjukkan mempertahankan ketersediaan air terutama di
bahwa masih diperlukan adanya penajaman daerah-daerah pegunungan.
strategi, perencanaan dan implementasi di Sumberdaya manusia petani yang terlatih
lapangan. Terutama dalam menetapkan indikator dan terampil sangat didukung oleh Dinas
dalam pencapaian target program hendaknya Pertanian yang bekerja sama dengan Dinas
lebih bisa diukur secara kuantitaif sehingga Koperasi dan Usaha Kecil Menengah serta Dinas
pencapaiannya dapat terlihat secara jelas. Perindustrian dan Perdagangan. Dinas Pertanian
Adapun indikator yang dimuat dalam Masterplan memfasilitasi petani-petani di Kabupaten
agropolitan diantaranya adalah: (1) Mampu Probolinggo dengan mengadakan sekolah-
menyediakan bibit unggul; (2) Mampu sekolah lapang dan pelatihan-pelatihan sejenis
menyediakan air bersih dan air irigasi;(3) Mampu pelatihan untuk kegiatan on farm, yaitu kegiatan
mengembangkan Sumberdaya Manusia petani budidaya pertanian mulai dari penyediaan benih,
yang terlatih dan terampil; (4) Mampu bercocok tanam, hingga panen, serta kegiatan off
menyediakan modal bagi pelaku usaha; (5) farm, yaitu kegiatan pasca panen, mengolah
Mampu mengembangkan pelaku industri olahan; produk hasil pertanian menjadi produk olahan
(6) Mampu menyediakan sarana infrastruktur yang memiliki nilai jual labih tinggi.
bangunan seperti gudang penyimpanan; (7) Pengembangan Sumberdaya Manusia yang
Mampu menyediakan sarana infrastruktur terlatih dan terampil ini erat kaitannya dengan
transportasi, seperti jalan raya; (8) Mampu indikator yang lain yaitu pengembangan pelaku
meningkatkan pemasaran hasil industri olahan; industri olahan dan pemasaran hasil industri
(9) Mampu meningkatkan kesejahteraan petani, olahan. Dengan adanya kerjasama antar instansi
dalam hal pendapatan. terkait, diharapkan pencapaian target akan
Hasil dari survey menunjukkan bahwa semakin optimal yaitu kegiatan pengembangan
hampir 50% dari jumlah responden berpendapat industri olahan dan pelaku usaha yang akan
bahwa implementasi program pengembangan meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
kawasan agropolitan telah mampu dalam oleh masyarakat yang pada akhirnya diharapkan
pencapaian target yang tercantum dalam dapat meningkatkan kesejahteraan mereka
Masterplan agropolitan walaupun tingkat berupa naiknya pendapatan yang diterima.
pencapaiannya masih belum maksimal. Perlu Usaha yang dilakukan oleh para pelaku
adanya kerjasama yang lebih fokus antar instansi usaha industri olahan selain membutuhkan
dan masyarakat yang terkait untuk sumberdaya produksi, sumberdaya manusia,
mewujudkannya. Untuk penyediaan bibit unggul, sarana dan prasarana, juga harusnya didukung
dalam program pengembangan kawasan oleh permodalan yang akan mengembangkan
agropolitan di Kabupaten Probolinggo lebih usaha mereka. Permodalan yang diterima
terfokus pada sektor pertanian yakni dari masyarakat selain dari Dinas-Dinas yang terkait,
pertanian sendiri dan peternakan. Bibit unggul juga berasal dari pihak perbankan yang
bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan bekerjasama dengan pemerintah. Pihak
dan hortikultura telah memiliki pusat dalam pemerintah memberikan bantuan permodalan
pengolahan benihnya, yaitu UPB (Unit kepada masyarakat petani berupa bantuan sosial
Pengolahan Benih). Terdapat dua kecamatan (bansos) yaitu uang tunai untuk meningkatkan
yang memiliki Unit Pengolahan Benih, yaitu usaha budidaya maupun pengolahan pasca
kecamatan Paiton dengan unit pengolahan benih panen. Sedang untuk perbankan, mereka
padi (tanaman pangan), dan kecamatan Sumber memberikan bantuan permodalan berupa
dengan unit pengolahan benih kentang (tanaman pinjaman modal uang dengan perjanjian
hortikultura). Sedang untuk bidang peternakan, pengembalian dalam kurun waktu tertentu.
unit pembenihan sapi unggul terdapat di Indikator lain dalam implementasi program
Kecamatan Krucil. Untuk air irigasi dan air bersih, pengembangan kawasan agropolitan adalah

20 J-PAL, Vol. 5, No. 2, 2014


Pengaruh Faktor
Pengaruh Faktor Komunikasi,
Komunikasi, Sumberdaya,
Sumberdaya, Sikap
Sikap Pelaksana,
Pelaksana, dan
dan Struktur
Struktur Birokrasi
Birokrasi Terhadap
Terhadap Output
Output Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)
Implementasi Program Agropolitan (Ariyani, et al.)

tersedianya sarana infrastruktur bangunan dan memiliki unsur kuantitatif, sehingga capaian-
infrastruktur transportasi yaitu jalan raya. Untuk capaian secara berkala dapat dimonitoring
infrastruktur bangunan, biasanya berupa pusat dengan jelas;
agribisnis, rumah kompos, dan gudang 3. Memberikan label pada produk-produk yang
penyimpanan. Sedang untuk infrastruktur sudah di hasilkan dari kegiatan
transportasi berupa jalan yang bersifat umum, pengembangan kawasan Agropolitan pada
yang menjadi leading sektor adalah Dinas Bina masing-masing kecamatan agar mampu
Marga, sedang jalan yang fokus ke usaha mengangkat citra kegiatan pengembangan
pertanian, yang memiliki kegiatan adalah Dinas kawasan Agropolitan itu sendiri;
Pertanian. Dalam kurun waktu hampir empat 4. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat
tahun terakhir, mulai tahun 2011 hingga 2014, memperluas cakupan penelitian terkait
Dinas Pertanian telah membangun Jalan Usaha Implementasi Program Pengembangan
Tani (JUT) yang ditujukan untuk memperlancar Kawasan Agropolitan, misalnya berdasar
kegiatan memasarkan hasil-hasil produksi wilayah kota lain, di tingkat provinsi maupun
budidaya maupun produksi hasil olahan. nasional. Selain itu dapat pula ditambahkan
variabel dan item lain selain yang digunakan
KESIMPULAN DAN SARAN dalam penelitian selanjutnya.
Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan UCAPAN TERIMA KASIH
antara variabel-variabel bebas secara 1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hakim, MS selaku
simultan terhadap variabel terikat, dengan Komisi Pembimbing I.
tingkat pengaruh sedang, dan sumbangan 2. Bapak Dr. Irwan Noor, MA. selaku Komisi
varians sesuai atau tidaknya output Pembimbing II dan juga selaku Ketua
implementasi program pengembangan Program Studi Magister Ilmu Administrasi
kawasan agropolitan di Kabupaten Publik.
Probolinggo yang dipengaruhi oleh faktor 3. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.Si.,
komunikasi, sumberdaya, sikap pelaksana, selaku Dekan Fakultas Ilmu Adminstrasi.
dan struktur birokrasi adalah sebesar 51,4%. 4. Kepala Pusbindiklatren BAPPENAS di
Sedangkan sisanya sebesar 48,6% dipengaruhi Jakarta, yang telah memberikan donasi
oleh faktor lain di luar model. beasiswa.
2. Secara parsial, semua variabel bebas memiliki 5. Semua pihak terkait yang membantu
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penulis dalam menyelesaikan publikasi
variabel terikat (output implementasi ilmiah ini
program pengembangan kawasan
agropolitan) dengan masing-masing tingkat DAFTAR PUSTAKA
signifikansi thitung < 0,05 (). [1]. Edward III, G. C. 1980. Implementing Public
Policy, New York: Congressional Querterly
Saran Press
1. Faktor komunikasi adalah faktor yang paling [2]. Hill, Michael and Peter Hupe. 2010.
dominan dalam implementasi Program Implementing Public Policy. London: SAGE
Pengembangan Kawasan Agropolitan. Oleh Publications Ltd
sebab itu komunikasi yang dilakukan oleh [3]. Grindles, M. S. 1980. Politics and Policy
Bappeda sebagai leading sector harus Implementation in the third World. New
mencakup semua anggota instansi Tim Jersey: Princenton University Press
Koordinasi dan Tim Kelompok Kerja dan tidak [4]. Surat Keputusan Bupati Probolinggo Nomor:
hanya berfokus pada instansi yang 440/906/426.12/2008 tentang Tim
bersinggungan secara langsung terhadap Kelompok Kerja Program Pengembangan
program sehingga semua instansi dapat turut Kawasan Agropolitan di Kabupaten
terlibat dalam upaya mencapai tujuan Probolinggo
program; [5]. Abdulwahab, Solichin. 1990a. Pengantar
2. Perlunya mengkaji ulang isi dari Masterplan Analisis Kebijaksanaan Negara. Jakarta:
Agropolitan terkait dengan program-program Penerbit PT. Rineka Cipta
kegiatan masing-masing instansi harus jelas
serta sasaran dan target yang ditentukan
hendaknya dibuat secara bertahap dan

J-PAL, Vol. 5, No. 2, 2014 21

Anda mungkin juga menyukai