Disusun Oleh:
Garry Ondo Darma Sirait
21100116140092
SEMARANG
APRIL 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lapangan Geomorfologi dan Petrologi, acara : Bentuklahan
Vulkanik disusun oleh Garry Ondo Darma Sirait telah disahkan pada :
hari :
tanggal :
pukul :
Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Geomorfologi
LEMBAR PENGESAHAN
2
Laporan lapangan Geomorfologi dan Petrologi, acara : Batuan Beku
disusun oleh Garry Ondo Darma Sirait disahkan pada :
hari :
tanggal :
pukul :
Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Petrologi
GEOLOGI REGIONAL
3
1. Fisiografi Regional
Pulau Jawa secara fisiografi dan struktural, dibagi atas empat bagian utama
(Bemmelen, 1970) yaitu: Sebelah barat Cirebon (Jawa Barat) Jawa Tengah
(antara Cirebon dan Semarang) Jawa Timur (antara Semarang dan Surabaya)
Cabang sebelah timur Pulau Jawa, meliputi Selat Madura dan Pulau Madura Jawa
Tengah merupakan bagian yang sempit di antara bagian yang lain dari Pulau Jawa,
lebarnya pada arah utara-selatan sekitar 100 120 km. Daerah Jawa Tengah
tersebut terbentuk oleh dua pegunungan yaitu Pegunungan Serayu Utara yang
berbatasan dengan jalur Pegunungan Bogor di sebelah barat dan Pegunungan
Kendeng di sebelah timur serta Pegunungan Serayu Selatan yang merupakan
terusan dari Depresi Bandung di Jawa Barat.
Pegunungan Serayu Utara memiliki luas 30-50 km, pada bagian barat dibatasi
oleh Gunung Slamet dan di bagian timur ditutupi oleh endapan gunung api muda
dari Gunung Rogojembangan, Gunung Prahu dan Gunung Ungaran.
Gunung Ungaran merupakan gunung api kuarter yang menjadi bagian paling
timur dari Pegunungan Serayu Utara. Daerah Gunung Ungaran ini di sebelah utara
berbatasan dengan dataran aluvial Jawa bagian utara, di bagian selatan merupakan
jalur gunung api Kuarter (Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Merbabu), sedangkan
pada bagian timur berbatasan dengan Pegunungan Kendeng (Gambar 2.1). Bagian
utara Pulau Jawa ini merupakan geosinklin yang memanjang dari barat ke timur
(Bemmelen, 1970).
2. Stratigrafi Regional
Secara lebih rinci, fisiografi Pegunungan Serayu Utara dibagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian barat (Bumiayu), bagian tengah (Karangkobar) dan bagian timur
4
(Ungaran). Dalam Bemmelen (1970) diuraikan bahwa stratigrafi regional
Pegunungan Serayu Utara bagian timur (Gunung Ungaran dan sekitarnya) dari
yang tertua adalah sebagai berikut:
1.Lutut Beds Endapan ini berupa konglomerat dan batugamping dengan fosil
berupa Spiroclypeus, Eulipidina, Miogypsina dengan penyebaran yang sempit.
Endapan ini menutupi endapan Eosen yang ada di bawahnya.endapan ini berumur
Oligo-Miosen.
3. Panjatan Beds Endapan ini berupa lempung serpihan yang relatif tebal dengan
kandungan fosil Trypliolepidina rutteni, Nephrolepidina ferreroi PROV., N.
Angulosa Prov., Cycloclypeus sp., Radiocyclocypeus TAN., Miogypsina
thecideae formis RUTTEN. Fosil yang ada menunjukkan Miosen Tengah.
4. Banyak Beds Endapan ini berupa batupasir tufaan yang diendapkan pada
Miosen Atas.
5.Cipluk Beds Endapan ini berada di atas Banyak Beds yang berupa napal yang
berumur Miosen Atas.
7. Kalibluk Beds Endapan ini berupa lempung serpihan dan batupasir yang
mengandung moluska yang mencirikan fauna cheribonian yang berumur Pliosen
Tengah.
8.Damar Series Endapan ini merupakan endapan yang terbentuk pada lingkungan
transisi. Endapan yang ada berupa tuffaceous marls dan batupasir tufaan yang
mengandung fosil gigi Rhinocerous, yang mencirikan Pleistosen awal-Tengah.
9.Notopuro Breccias Endapan ini berupa breksi vulkanik yang menutupi secara
tidak selaras di atas endapan Damar Series. Endapan ini terbentuk pada Pleistosen
Atas.
10.Alluvial dan endapan Ungaran Muda Endapan ini merupakan endapan alluvial
yang dihasilkan oleh proses erosi yang terus berlangsung sampai saat ini
(Holosen). Selain itu juga dijumpai endapan breksi andesit yang merupakan
produk dari Gunung Ungaran Muda. Menurut Budiardjo et. al. (1997), stratigrafi
daerah Ungaran dari yang tua ke yang muda adalah sebagai berikut:
5
1.Batugamping volkanik
3.Batupasir volkanik
4.Batulempung volkanik
5.Lava andesitik
6.Andesit porfiritik
7.Breksi volkanik II
8.Breksi volkanik I
9.Andesit porfiritik
10.Lava andesit
11.Aluvium
6
HASIL DESKRIPSI
HASIL DESKRIPSI
Lokasi: Hari/Tanggal:
Daerah bulusan Sabtu, 01 april 2017
E
9222693
Cuaca: Cerah Pukul: 07.30
STA/LP: 1
Deskripsi
Komposisi
lapilli
block dan bom (andesit porfir dan diorite porfir)
tuff
7
Andesit
porfir
Diorite
porfir
block
Bom
HASIL DESKRIPSI
Lokasi: Hari/Tanggal:
Kendali sodo Sabtu, 01 april 2017
435125,3818
9203629,182
Cuaca: Cerah Pukul: 09.50
STA/LP: 2/1
Deskripsi
1 jam dari STA 1 menggunakan sepeda motor
Kesampaian Daerah
ke arah utara
Praktikum Lapangan kali ini yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2017
yang dilaksanakan pada Buusan dan Kendalisodo ini adalah kegiatan lapangan
dari praktikum Geomorfologi acara Bentuklahan Vulkanik dan praktikum
Petrologi Acara Batuan Beku. Kegiatan lapangan kali ini dimulai pukul 6.00 WIB
saat para perserta lapangan berkumpul di Gedung Teknik Geologi Undip. Berikut
adalah pembahasan dari lapangan kali ini.
Pembahasan STA 1
Lokasi lapangan pertama yang dituju berlokasi di daerah Turus, Bulusan
dengan koordinat (438757,7455 ; 9217529,545). Sampai di STA 1 kami diarahkan
unduk membuat sketsa geomorfologi daerah STA I dan mencari tahu litologi di
STA tersebut.
Pada daerah ini, ditemukan litologi dengan ciri-ciri berwarna coklat
keabuan dengan struktur massif . Tekstur batuan ini adalah: ukuran butir <2 mm
dan >64 mm, bentuk butirnya subangular, sortasinya buruk, dan kemasnya
terbuka. Komposisi yang ditemukan antara lain: fragmen yang berupa batuan
beku non fragmental yang bernamavandesit porfir dan diorite porfir, tuff, blok dan
bom. Berdasarkan litologinya dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini merupakan
fasies medial..
Pada lokasi ini jika dilihat dari bentuklahan yang terdapat berupa
bentuklahan vulkanik dan bentuklahan denudasional. Kemudian Morfologi yang
dimiliki pada lokasi ini memiliki morfologi berupa lahan vulkanik jika dilihat dari
Gunung Ungaran Purba, namun jika dilihat melalui Gunung Ungaran Baru tidak
11
dapat diinterpretasikan sebagai lahan vulkanik. Kemudian jika dikaitkan dengan
bentuklahan denudasional, daerah ini semula merupakan kumpulan dari breksi
laharik yang kemudian mengalami pelapukan sering berjalannya waktu dan
kemudia tererosi menjadi bentuklahan denudasional, bentuklahan denudasional ini
didukung dengan adanya longsoran pada daerah ini.
Pembahasan STA 2
12
namun jika dilihat melalui Gunung Ungaran Baru merupakan morfologi
cindercone. Morfologi cindercone ini didukung oleh adanya proses hydrothermal
yang pernah terjadi pada daerah tersebut.
Korelasi yang dapat saya interpretasikan adalah kedua STA ini merupakan
bentuklahan Vulkanik yang berasal dari gunung Ungaran.dilihat dari litologinya
yang sama dapat dikatak bahwa kedua STA ini berasal dari magma yang sama
yaitu magma intermediet, sedangkan pada STA 1 juga ditemukan lithology
piroklastik aliran dan breksi laharik disebabkan pada STA 1 terdapat pada fasies
medial sedangkan pada STA 2 terdapat pada fasies proxsimal dari Gunung
Ungaran. Kemudian jika dilihat dari morfologi yang terdapat pada STA 1 dan STA
2 memiliki korelasi berupa morfologi dari gunung ungara dapat dikatakan
demikan karena pada STA1 merupakan bentuklahan vulkanik sedangkan STA 2
merupakan geomorfologi cindercone karena tidak terbentuk di gunung ungaran
dan menurut geologi regional memiliki litologi yang berbeda dengan gunung
ungaran.
13
PENUTUP
Kesimpulan
Korelasi yang dapat saya interpretasikan adalah kedua STA ini merupakan
bentuklahan Vulkanik yang berasal dari gunung Ungaran.dilihat dari
litologinya yang sama dapat dikatak bahwa kedua STA ini berasal dari magma
yang sama yaitu magma intermediet, sedangkan pada STA 1 juga ditemukan
lithology piroklastik aliran dan breksi laharik disebabkan pada STA 1 terdapat
pada fasies medial sedangkan pada STA 2 terdapat pada fasies proxsimal dari
Gunung Ungaran. Kemudian jika dilihat dari morfologi yang terdapat pada
STA 1 dan STA 2 memiliki korelasi berupa morfologi dari gunung ungara
dapat dikatakan demikan karena pada STA1 merupakan bentuklahan vulkanik
sedangkan STA 2 merupakan geomorfologi cindercone karena tidak terbentuk
di gunung ungaran dan menurut geologi regional memiliki litologi yang
berbeda dengan gunung ungaran.
Saran
a. Praktikan harus lebih efisien memeanfaatkan waktu
b. Bentuklahan ini juga harus dilestarikan dan dirawat keasrianya.
LAMPIRAN
14
15