Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEM PENGEMUDI DAN REM

PADA EXCAVATOR

DISUSUN OLEH:
IMAM FAHLEVI

M RALFI ABDILLAH 061530200816

M RIFKI JEFRIAN 061530200817

NURDIN BAYU SAPUTRO 061530202138

RAHMAD TRIO RIFALDO 061530202139

KELAS : 4MF

DOSEN PEMBIMBING : INDRA HB, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pertambangan, alat berat barangkali sudah bukan hal yang asing lagi untuk
didengar dan dilihat. Alat-alat ini digunakan untuk menunjang proses pertambangan mulai
dari pembukaan tambang, pembuatan jalan, penggalian serta pengakutan bahan tambang
menuju ke proses berikutnya. Jenis alat berat ini pun bermacam-macam disesuaikan dengan
aplikasinya, seperti untuk pengangkutan, penggalian dan sebagainya. Akan tetapi, meskipun
alat berat ini kebanyakan lebih dikenal di dunia pertambangan, namun sejatinya tidak hanya
dunia tambang yang menggunakannya. Konstruksi, forestry, landscaping dan beberapa
aplikasi lain juga turut menggunakan alat-alat berat ini dalam kinerjanya sehari-hari.

Salah satu jenis alat berat yang banyak digunakan dalam kegiatan ini adalah
excavator. Alat berat yang lebih dikenal dengan nama backhoe ini lebih dikenal sebagai
mesin penggali yang biasanya digunakan untuk mengeruk bahan tambang, misalnya batu bara
(bisa dilihat di pertambangan di Kalimantan) dan niel (misalnya digunakan di Sorowako).
Akan tetapi, sebenarnya fungsi dari ekskavator bukanlah sekedar untuk menggali dan
mengeruk bahan tambang saja. Ekskavator ini juga dapat digunakan untuk pekerjaan
kehutanan, pembuatan jalan, konstruksi dan sebagainya. Dalam aplikasinya yang bermacam-
macam itu jugalah ekscavator juga banyak memiliki additional front attachment seperti
breaker untuk memecah batu, harvester untuk pekerjaan forestry serta attachment yang
lainnya. Oleh karena itu, wajar saja jika alat berat jenis ini termasuk yang menjadi
primadona.

Mengingat begitu banyaknya aplikasi dari ekskavator ini, maka penggunaan dan
kinerjanya pun dapat dikatakan cukup banyak. Akibat banyaknya hak tersebut, tentunya
dibutuhkan juga pengetahuan dasar yang menunjang dalam proses kinerjanya sehingga tidak
mengalami miss aplikasi dan kerusakan yang terlalu dini. Untuk pengetahuan yang harus
dikuasai adalah bagian-bagian sehingga dengan pemakaian yang benar akan didapatkan life
time yang cukup panjang.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami sistem pengemudi.

2. Mengetahui dan memahami sistem rem .

3. Mengetahui bagian, fungsi dan cara kerja sistem pengemudi dan rem.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun yang akan menjadi pokok bahasan dalam makalah ini adalah :

1. Sistem kemudi beserta bagian-bagian, fungsi dan cara kerjanya.

2. Sistem rem beserta bagian-bagian, fungsi dan cara kerjanya

BAB II

2.1 SISTEM KEMUDI

sistem kemudi adalah mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan.
Cara kerjanya bila steering wheel (roda kemudi) diputar, steering coulomn (batang kemudi)
akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear (roda gigi kemudi).
Steering system atau sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan arah kendaraan
sesuai kehendak pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah kedua roda depan
meskipun dewasa ini telah dikembangkan dengan sistem pengendalian keempat roda.
Walaupun demikian kendaraan harus dapat dikendalikan dengan mudah agar agar roda tidak
terseret saat kendaraan sedang berbelok.
Untuk maksud tersebut pada tahun 1818 Rudolf Ackerman menemukan suatu cara
yaitu bila kendaraan dibelokkan maka seluruh roda yang menyebabkan kendaraan berbelok
harus mempunyai satu titik putar saja, dengan demikian roda mudah berbelok ( tidak terpaksa
) dan roda tidak terseret.
Dasar dari prinsip ini adalah bahwa titik putar roda jika diperpanjang dengan tie rod
end ( penghubung gerakan roda kiri dan kanan ) harus tepat terletak dipertengahan antara
roda belakang kiri dan kanan.
Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen puntir yang
lebih besar untuk diteruskan ke steering lingkage. Steering lingkage akan meneruskan
gerakan steering gear ke roda-roda depan. Jenis sistem kemudi pada kendaraan menengah
sampai besar yang banyak digunakan adalah model recirculating ball dan pada kendaraan
ringan yang banyak digunakan adalah model rack dan pinion.
2.2 SYARAT SYARAT SISTEM KEMUDI

Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka harus memenuhi persyaratan
seperti berikut :
a) Kelincahannya baik.
b) Usaha pengemudian yang baik.
c) Recovery ( pengembalian ) yang halus.
d) Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin.

2.3 FUNGSI SISTEM KEMUDI

Sistem kemudi berfungsi mengatur arah kendaraan dengan cara,membelokkan roda


depan. Bila roda kemudi diputar, kolom kemudi meneruskan putaran ke roda gigi kemudi.
Roda gigi atau sering disebut steering gear kemudi ini memperbesar momen putar, sehingga
menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui sambungan-
sambungan kemudi (steering linkage).TIPE KEMUDI PADA KENDARAAN :

A. Recirculating Ball
Cara kerjanya : Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang
dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok. Di ujung poros utama kerja dari gigi
cacing dam mur pada bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan memindahkan gerak putar
dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman ( pitman arm ).
Gambar.2. Konstruksi Sistem Kemudi Jenis Recirculating Ball

Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung (relay rod), tie rod, lengan idler
(idler arm) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm. Mereka
memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball joint pada
lengan bawah (lower arm ) dan bantalan atas untuk peredam kejut. Jenis ini biasanya
digunakan pada mobil penumpang atau komersial.

Keuntungan :
Komponen gigi kemudi relative besar, bisa digunakan untuk mobil ukuran sedang, mobil
besar dan kendaraan komersial
Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative ringan

Kerugian :
Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung
Biaya perbaikan lebih mahal

B. Rack and Pinion


Cara kerja :Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan
iniakan menggerakkan rack dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke
lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda
tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang sama.
Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan
roda-roda depan. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi melalui poros
intermediate, berkaitan denngan rack.

Keuntungan :
Konstruksi ringan dan sederhana
Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung
Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan

Kerugian :
Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau
sedang
Lebih cepat aus
Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan

2.4 KOMPONEN SISTEM KEMUDI


2.4.1. KOLOM KEMUDI (STEERING COLUMN)
Steering column atau batang kemudi merupakan tempat poros utama. Steering column
terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran roda kemudi ke steering gear, dan column
tube yang mengikat main shaft ke body. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan
bergerigi, dan roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah mur. Steering column
juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi
pada saat tabrakan. Kolom kemudi terdiri atas main shaft yang meneruskan putaran roda
kemudi ke roda gigi kemudi, dan kolom kemudi yang mengikat main shaft ke bodi. Ujung
atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergigi. Fungsinya adalah untuk menyalurkan
putaran steering wheel / roda kemudi kie steerimg gear melalui shaftnya.Di ujung inilah roda
kemudi diikat dengan sebuah mur.
Gb. Konstruksi Steering Column
Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong
dari pengemudi pada saat tabrakan. Ada beberapa bentuk steering column, diantaranya :

A. Model Collapsible
Model ini mempunyai keuntungan : Apabila kendaraan berbenturan / bertabrakan dan
steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan
runtuh sehingga pengemudi terhindar dari bahaya. Kerugiannya adalah : Main shaft
nya kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang atau mobil
ukuran kecil. Konstruksinya lebih rumit.

B. Model Non Collapsible


Model ini mempunyai keuntungan : Main shaftnya lebih kuat sehingga banyak
digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-mobil kecil, Konstruksinya sederhana
Kerugiannya adalah Apabila berbenturan dengan keras, kemudinya tidak dapat menyerap
goncangan sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil.

2.4.2. STEERING GEAR

Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan dalam waktu yang
bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi
menjadi ringan. Steering gear ada beberapa type dan yang banyak di gunakan adalah type
recirculating ball dan rack and pinion.
Berat ringannya kemudi ditentukan oleh besar kecilnya perbandingan steering
gear dan umumnya berkisar antara 18 sampai 20:1. Perbandingan steering gear yang semakin
besar akanmenyebabkan kemudi semakin ringan akan tetapi jumlah putarannya semakin
banyak, untuk sudut belok yang sama.Selain untuk mengarahkan roda depan,
steering Gear juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar
kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut
perbandingan Steering Gear, Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan kemudi
menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk sudut belok
yang sama. Ada beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah

Gb. Steering gear tipe recirculating ball Gb. Steering Gear tipe rack
and pinion
Jenis recirculating ball yang digunakan pada mobil penumpang ukuran sedang sampai
besar dan mobil komercial sedangkan jenis rack dan pinion digunakan pada mobil
penumpang ukuran kecil sampai sedang.
sambungan-sambungan kemudi (steering linkage).Walaupun mobil bergerak naik-
turun, gerakan roda kemudi harus dapat diteruskan ke rodaroda dengan sangat tepat (akurat)
setiap saat, untuk itu diperlukan sambungan-sambungan kemudi (steering linkage. Babarapa
model sambungansambungan kemudi suspensi rigid

Tipe yang pertama, digunakan pada mobil penumpang ukuran sedang sampai besar
dan mobil komersial. Sedangkan tipe kedua, digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil
sampai sedang.
Ada beberapa bentuk steering gear box, diantaranya :

1. Model Worm Dan Sector Roller

Worm gear berkaitan dengan sector roller dibagian tengahnya. Gesekannya dapat mengubah
sentuhan antara gigi dengan gigi menjadi sentuhan menggelinding.

2. Model Worm Dan Sector

Pada model ini worm dan sector berkaitan Langsung

3. Model Screw Pin

Pada model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear
4. Model Screw Dan Nut

Model ini di bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut terpasang padanya. Pada
nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasang kan tuas yang terpasang pada rumahnya.

5. Model Recirculating Ball

Pada model ini, peluru-peluru terdapat dalam lubang lubang untuk membentuk hubungan
yang menggelinding antara nut dan worm gear.Mempunyai sifat tahan aus dan tahan
goncangan yang baik

6. Model Rack And Pinion

Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan mendatar. Model rack and
pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi
goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan.
BAB III

3.1 PENGERTIAN REM

Rem yaitu suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda. secara
otomatis gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik yang hilang dari benda yangbergerak
ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan.Sistem rem pada kendaraan merupakan
suatu peranti penting keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat
menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara jadi terganggu, Adapun fungsi dari sistem
rem itu sendiri adalah :

Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda kendaraan

Mengatur kecepatan selama berkendara.


Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau
menanjak.

Sistem rem dalam teknik otomotif adalah suatu sistem yang berfungsi untuk :
1. Mengurangi kecepatan kendaraan.
2. Menghentikan kendaraan yang sedang berjalan.
3. Menjaga agar kendaraan tetap berhenti.

Komponen utama dalam sistem rem terdiri dari :


Pedal rem atau tuas rem. Penguat (booster).
Silinder master (master cylinder).
Saluran pengereman atau kabel (lines).

3.2 SISTEM REM

Sistem Rem sendiri di bagi menjadi tiga jenis, yaitu :

3.2.1. Sistem Rem Mekanik

Sistem Rem Mekanik ini merupakan Sistem Rem yang paling sederhana dan tidak
terlalu banyak memakai komponen. Sistem Rem ini umumnya digunakan untuk kendaraan
kecil dan kendaraan lama. Komponen Terpenting dalam Sistem Rem jenis mekanik ini yaitu
sepatu rem, tuas dan kawat/seling. Sistem Rem Mekanik lebih mudah dalam perawatan dan
perbaikan karena kontruksi yang sederhana. Gerakan dorong dari tuas akan diteruskan ke
sepatu rem dengan menggunakan kawat/seling, semakin kuat/panjang tuas bergerak maka
semakin kuat Sepatu rem menekan tromol atau lintasan.

3.2.2. Sistem Rem Hidrolik


Sistem Rem Hidrolik merupakan sistem rem yang menggunakan media fluida cair
sebagai media penghantar/ penyalur gerakan. Sistem Rem Hidrolik ini sangat rumit dan perlu
perawatan yang berkala karena komponen-komponen rawan terhadap kerusakan, apabila
terjadi kerusakan/ kebocoran pada selang atau sambungan- sambungan penyalur fluida maka
akan menggangu siklus aliran atau kerja dari Sistem Rem hirolik.

Komponen terpenting dalam Sistem Rem Hidrolik yaitu Sepatu Rem, Master
Cylinder, Actuactor Cylinder, dan Tuas. Sistem Rem Hidrolik ini bekerja yaitu apabila Tuas
pedal rem diinjak maka tuas akan meneruskan gerakan ke master Cylinder, didalam Master
Cylinder terjadi perubahan dari energi kinetik menjadi tekanan pada minyak rem yang
kemudian diteruskan menuju Actuactor Cylinder melewati selang/pipa-pipa tekanan tinggi,
setelah tekanan sampai di Actuactor Cylinder kemudian gaya tekan dirubah kembali menjadi
gerakan/kinetik oleh Actuactor Cylinder untuk menggerakkan Sepatu rem untuk menekan
tromol/ disc supaya terjadi proses pengereman.

3.2.3. Sistem Rem Pneumatic

Pada prinsipnya, rem berfungsi untuk memperlambat laju kendaraan. Jika mesin
mengubah energi panas menjadi energi kinetik ( gerak ) untuk menggerakkan kendaraan,
maka rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan
kendaraan. Dan terkadang untuk melakukan pengereman dibutuhkan tenaga yang cukup
besar sehingga kendaraan lebih cepat berhenti. Gambar rem pneumatic pada kereta api
Supaya saat pengereman tidak mengeluarkan tenaga yang besar, maka dibuatlah suatu sistem
pengereman yang memakai tenaga tekanan udara, sistem ini disebut sistem rem tekanan
udara atau lebih dikenal rem udara atau rem pneumatik. Sistem rem udara dilengkapi dengan
sebuah kompresor, gunanya untuk menghasilkan udara kompresi. Kompresor itu digerakkan
oleh mesin kendaraan. Tiap-tiap roda dilengkapi dengan pesawat rem mekanik. Poros kunci-
kunci rem dilengkapi dengan tuas yang berhubungan dengan batang torak dari silinder-
silinder udara. Didalam silinder udara tidak diperkenankan ada kebocoran karena kebocoran
udara dapat mengakibatkan berkurangnya daya pengereman.
Gambar rangkaian system rem pneumatic pada truk Rem udara pada dasarnya
memiliki prinsip kerja yang sama, udara bertekanan dikumpulkan dalam reservoir atau
silinder. Ketika sebuah tombol ditekan, udara yang dipaksa keluar dari reservoir dan ini
mendorong piston yang menekan sepatu rem ke roda atau as roda. Sama seperti rem lainnya,
sebenarnya apa yang menyebabkan kendaraan untuk berhenti adalah gesekan antara sepatu
rem dan roda. Satu-satunya hal yang membedakan rem udara dari rekan-rekan hidrolik atau
mekanik adalah gaya yang mendorong sepatu rem.
Komponen-komponen dasar yang biasa digunakan pada sistem rem udara truk dan
bus, bekerja dengan cara yang sama seperti dalam gerbong kereta. Pengoprasiannya
menggunakan prinsip katup 3/2, dimana udara bertekanan di dalam pipa-pipa rem atau jalur
udara pada rangkaian sistem rem diatur untuk pengoprasian rem. Hampir semua kendaraan
yang dilengkapi dengan roadgoing rem udara memiliki sistem kendali yang berfungsi untuk
menjaga peningkatan dan penurunan tekanan udara pada sistem rem.

3.3 TIPE / JENIS REM

Tipe dan jenis Rem dibagi menjadi dua yaitu :

3.3.1 Rem Cakram/Piringan (Disc Brake)

==

Rem cakram adalah perangkat pengereman yang digunakan pada kendaraan modern.
Rem ini bekerja dengan menjepit cakram yang biasanya dipasangkan pada roda kendaraan,
untuk menjepit cakram digunakan caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong
sepatu rem (brake pads) ke cakram. Rem jenis ini juga digunakan pada kereta api, sepeda
motor, sepeda. Pada mobil balap bahan yang digunakan biasanya dari keramik agar lebih
tahan terhadap panas yang ditimbulkan selama proses pengereman.

Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara
menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan
melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan
(tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam
suhu tinggi.

A. Komponen komponen rem :

I. Backing plate
Terbuat dari plat baja yang dipress. Backing plate bagian belakang diikat dengan baut pada
real axle housing dan backing plate bagian depan diikat dengan baut pada steering knuckle.
Sepatu rem dipasangkan pada backing plate yang mana bila terjadi pengereman akan bekerja
pada backing plate. Selain sepatu rem juga silinder roda, anchorpin, mekanisme rem tangan
dipasangkan pada backing plate.

II. Silinder penyetel sepatu re

berfungsi menjamin ujung sepatu rem dan untuk penyetelan renggang antara sepatu dengan
drum. Pada beberapa macam rem, sebagai pengganti silinder penyetel sepatu, anchor pin dan
kam penyetel sepatu digunakan secara terpisah.

III. Sepatu rem

Sepatu rem berbentuk busur yang disesuaikan dengan lingkaran drum dan dilengkapi dengan
kanvas yang dikeling ataupun direkatkan pada bagian permukaan dalam sepatu rem. Salah
satu ujung sepatu rem dihubungkan pada anchor pin atau pada baut silinder penyetel sepatu
rem. Ujung lainnya dipasangkan pada roda silinder yang berfungsi untuk mendorong sepatu
ke drum dan juga sepatu rem ini berhubungan dengan mekanisme rem tangan.

IV. Pegas pembalik

Pegas-pegas pembalik berfungsi untuk menarik kembali sepatu rem pada drum ketika pijakan
rem dibebaskan. Satu atau dua buah pegas pembalik biasanya dipasang dibagian sisi silinder
roda.

V. Kanvas rem

Kanvas rem dipasangkan pada sepatu rem untuk menambah tenaga gesek pada drum. Bahan
yang digunakan adalah asbes dengan tembaga atau campuran plastik untuk untuk
memperoleh tahan panas yang tinggi dan tahan aus. Pada beberapa macam rem, terdapat
perbedaan bahan kanvas rem yang dipasangkan pada sepatu pertama dan sepatu kedua.
Kanvas ini dapat diganti jika sudah mengalami aus.

VI. Silinder roda

Silinder roda yang terdiri dari body dan torak, berfungsi untuk mendorong sepatu rem ke
drum dengan adanya tekanan hidrolik yang dipindahkan dari master silinder. Satu atau dua
silinder roda digunakan pada tiap satu unit rem, tergantung dari modelnya. Ada dua macam
silinder roda; yang satu bekerja pada sepatu rem pada kedua arah, dan satunya lagi
gerakannya hanya pada satu arah saja.

VII. Drum rem

Drum rem pada umumnya dibuat dari besi tuang. Drum rem ini dipasangkan hanya diberi
sedikit renggang dengan sepatu rem dan drum yang berputar bersama roda. Bila rem ditekan
maka kanvas rem akan menekan terhadap permukaan dalam drum, mengakibatkan terjadinya
gesekan dan menimbulkan panas pada drum cukup tinggi (200C-300C). Karena itu, untuk
mencegah drum ini menjadi terlalu panas ada semacam drum yang di sekeliling bagian
luarnya diberi sirip yang terbuat dari paduan alumunium yang mempunyai daya hantar panas
yang tinggi. Permukaan drum rem dapat menjadi tergores ataupun cacat, tetapi hal ini dapat
diperbaiki dengan jalan dibubut bila goresan itu tidak terlalu dalam.

3.3.2. SISTEM REM HIDRAULIS

Sistem rem hidraulis adalah sistem rem yang mekanisme pemindahan tenaga
menggunakan media fluida (cairan/minyak) untuk melakukan pengereman pada roda.
Komponen utama Rem hidraulis

a. Pedal rem

b. Boster rem

c. Master silinder

d. Katup P

e. Flexible hose

f. Tuas rem parkir/rem tangan

g. Rem cakram

h. Rem tromol

Pedal Rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk
melakukan pengereman.

Fungsi pedal rem memegang peranan yang penting didalam sistem rem. Tinggi pedal harus
dalam tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih banyak bagi
pengemudi untuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang mengakibatkan
pengereman akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah, akan membuat jarak
cadangan yang kurang yang akan mengakibatkan gaya pengereman yang tidak cukup.

Pedal Rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini,
piston master silinder akan selalu terdorong keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja
terus dikarenakan adanya tekanan hidrolis yang terjadi pada sistem rem.Disamping itu, harus
terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem ditekan; kalau tidak akan
terdapat massalah.

Booster rem merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan menjadi satu
dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi untuk mengurangi tenaga yang
diperlukan pengemudi dalam pengereman.
Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari intake manipol.Komponen komponen
boster rem :

a. Piston;

b. Diaphragm spring;

c. Push rod;

d. Diaphragm;

e. Air cleaner element;

f. Vacuum.

Master Silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis. Master silinder
terdiri dari resevoir tank yang beri minyak rem, demikian juga piston dan siliner yang
membangkitkan tekanan hidrolis.

Master silinder ada 2 type yaitu :

Tipe Tunggal : Tipe plungger, Tipe konvensional dan tipe portles;

Tipe Ganda : Tipe ganda konvensional dan tipe double konvensional

Katup P (Propotioning Valve/Katup Pengimbang) berhubung rem depan membutuhkan


tenaga pengereman yang lebih besar dari rem rem belakang sehubungan dengan
pemindahan berat kendaraan yang terjadi pada waktu melakukan pengereman yang kuat.

Flexible hose/slang flesible menghubungkan pipa rem dan rem roda untuk mengimbangi
gerakan suspensi.Pipa pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem dari master
silinder ke ke rem.

Tuas rem parkir/rem tangan dan kable rem tangan berfungsi untuk mengerem roda roda
belakang secara mekanis melalui batang penghubung dan kabel kabel. Juga untuk parkir
kendaraan pada jalan turun / mendaki.

A. Rem Cakram/Rem Piringan Untuk Memberi Gaya Pengereman Kepada Roda


Roda Depan.

Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya adalah bahwa
sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan
tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau
menghentikan kendaraan.
Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan
karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera.

Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan
tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal
yang lebih besar dibandingkan dengan rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya
digunakan untuk membantu gaya pedal.

Bagian bagian rem piringan

Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan
memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat
untuk mencegah masuknya debu dan air;

Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder
guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman;

Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;

Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran
udara;

Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap
rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis;

Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama sama denga pen utama, memberi
tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui
bushing;

Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi
pada saat pad menjepit rotor piringan.

B. Rem Tromol Memberikan Tenaga Pada Roda Roda Belakang Baik Secara
Hidrolis Maupun Mekanis.

Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari
tromol yang berputar bersama sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan.
Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang
paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.

Rem Tromol tahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan
tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena
mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda roda
belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.

Bagian bagian rem tromol :

a. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan
sepatu rem bagian yang tidak berputar;
b. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master
silinder;

c. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya
dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;

d. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;

e. Pen pegas penahan sepatu;

f. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama sama roda;

g. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;

h. Tuas penyetel.

Merawat Perangkat Rem

sebagai ujung tombak sistem pengendalian kendaraan, sudah selayaknya perangkat rem
mendapat perhatian lebih dari pengemudi. Walau bagian ini jarang mendapat masalah,
perawatan rutin harus tetap dijalankan untuk memaksimalkan kerjanya.
Idelanya perangkat rem perlu dicek setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Ini untuk
memastikan apakah komponen-komponennya masih dalam kondisi sempurna. Selain itu,
pembongkaran juga perlu untuk membersihkan dari penumpukan debu di bagian kanvas,
teromol, dan cakram. Debu berpotensi menyebabkan goresan pada piringan atau teromol
tergores.

Sistem hidrolik rem pun secara rutin perlu dibersihkan dan dilakukan penggantian. Ini
perlu dilakukan, setidaknya setelah kendaraan menempuh jarak 40.000 km atau kira-kira 2
tahun. Penyebabnya adalah sifat higroskopis cairan rem yang membuatnya bisa bereaksi
dengan udara. Bila tidak cairan akan mengandung uap air.
Selain menimbulkan gelembung yang bisa menimbulkan korosi pada komponen rem, juga
membuat kerja rem tidak pakem. Bisa juga rem tiba-tiba macet saat dipakai berulang-ulang
karena tekanan udara di dalam minyak rem akan naik. Penggantian cairan secara teratur juga
akan memperpanjang umur seal karet dalam sistem rem.

Budaya mengerem mendadak harus dihilangkan kecuali dalam kondisi darurat.


Penngereman mendadak menyebabkan beban kerja rem semakin berat. Lakukan pengereman
secara bertahap, dibarengi perpindahan persnelling ke posisi lebih rendah untuk
memperpanjang usia kanvas rem.

Selain itu, hindari juga menginjak pedal saat mobil berhenti di perempatan. Karena
saat itu piringan atau teromol dalam kondisi panas, jika pedal terus diinjak, panas yang tersisa
bisa merusak kanvas yang menempel. Akibat lain proses pendinginan piringan atau teromol
pun jadi terhambat.
Perangkat rem tidak perlu diganti bila tidak mengalami kerusakan. Namun harus sering
dibersihkan agar debu kanvas atau tromol tidak mengganggu bagian lain. Yang harus kita
perhatikan adalah, bila tiba-tiba rangkaian rem mengalami keanehan.
Keanehan kerja perangkat rem, dapat dipantau dengan sederhana, seperti merasakan kerasnya
injakan pedal rem dan memantau isi tandon minyak rem.

Penggantian komponen, mulai master, kanvas maupun break pad, hanya perlu
dilakukan bila bagian ini menunjukan kerusakan. Kerusakan biasanya diawali dengan
munculnya getaran berlebih saat melakukan pengereman atau terasa lebih dalam katika Anda
menginjak pedal rem. Kadang muncul pula suara aneh yang menunjukan kerusakan saat rem
diaktifkan.

Perlu diperhatikan, saat hendak melakukan penggantian komponen, cukup pada


bagian yang mengalami kerusakan. Jangan sekali-kali mencoba membongkar komponen lain
bila tidak untuk kepentingan penggantian. Biasanya konsumen meminta bagian lain diservis
saat mengganti salah satu komponen. Kegiatan ini justru bisa merugikan.
Tidak ada teori pasti yang menyatakan seberapa jauh pemakaian komponen rem hingga harus
melakukan penggantian. Beberapa pabrikan menyatakan komponen rem, khususnya kanvas
dan break pad, harus mengalami penggantian pada 70.000 km pamakaian. Sebagian lain
mengatakan 30.000 atau 40.000km.
Cara mengemudi, menggunakan rem, kondisi jalan, dan karakter kepadatan lalu lintas, turut
mempengaruhi usia pakai perangkat rem. Keawetan komponen rem amat bergantung dengan
cara pengemudi memperlakukan rem.

Anda mungkin juga menyukai