Anda di halaman 1dari 4

SEMEN

Semen merupakan bahan ikat yang paling banyak digunakan dalam


pembangunan fisik dari sector konstruksi sipil. Semen adalah suatu bahan
pengikat yang mengeran jika bereaksi dengan air serta menghasilkan produk yang
tahan air. ( Aman Subakti 1995:10 )
Ketika semen portland dicampur dengan air para konstituen senyawa kimia
menjalani serangkaian reaksi kimia yang menyebabkannya mengeras (atau diatur).
Reaksi kimia ini semuanya melibatkan penambahan air ke senyawa kimia dasar,
reaksi kimia dengan air ini disebut "hidrasi". Setiap salah satu reaksi-reaksi ini
terjadi pada waktu yang berbeda. Bersama-sama, hasil reaksi ini menentukan
bagaimana semen portland mengeras dan memperoleh kekuatan.

a. Susunan Kimia Semen


Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu
kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan
pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa
memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada
pencampuran dengan air. Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang
mengandung senyawa Calcium Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat
adalah bahan alam yang mengandung senyawa : Silika Oksida (SiO2),
Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3 ) dan Magnesium Oksida
(MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh,
sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah
dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses produksi
dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg.

b. Sifat-Sifat semen Portland


Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan
caramenghaluskan klinker, yang terutama terdiri dari silikat silikat kalsium
yangbersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan (SK SNIS 04 1989
- F).Semen portland merupakan bahan ikat untuk merekatkan butir-butir agregat
agartejadi suatu masa yang padat.Persentasi dari oksida oksida yang terkandung
didalam semen portlandadalah adalah : Kapur ( CaO) : 60 66 %, Silika (SiO2) :
16 25 %, Alumina (Al203) : 3 8 %, Besi : 1 - 5 %.

Salah satu adsorben yang digunakan untuk menyerap zat warna adalah semen
Portland. Semen Portland dipilih dengan pertimbangan karena semen merupakan
hasil industri dari paduan bahan baku seperti batu kapur/gamping sebagai bahan
utama dan lempung /tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir
berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya,
yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Selain itu semen
mempunyai sifat hidrofobik dan luas permukaan yang besar. Misalnya pada
lempung alam atau lempung terpilar terjadi interaksi lain yaitu pertukaran kation
dalam daerah antar lapisnya, dengan demikian kation atau senyawa-senyawa yang
bermuatan positif dalam perairan akan sangat mungkin terikat pada lempung.

Pemanfaatan semen Portland sebagai adsorben belum banyak dilakukan


penelitian secara ilmiah. Maka perlu dilakukan pengujian secara ilmiah untuk
menyerap polutan-polutan air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh optimum proses penyerapan zat warna dengan semen Portland dan
seberapa besar kemampuan semen portland dalam menyerap zat warna.

Semen Portland adalah hasil industri dari perpaduan bahan baku batu
kapur/gamping sebagai bahan utama lempung / tanah liat atau bahan pengganti
lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk. Batu kapur / gamping
adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calsium Oksida (CaO), sedangkan
lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung senyawa : Silika Oksida
(SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3), dan Magnesium
Oksida (MgO).
Semen Portland merupakan hasil industri dari perpaduan bahan baku batu
kapur/ gamping sebagai bahan utama lempung / tanah liat atau bahan pengganti
lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk. Komposisi semen
Portland diantaranya kapur (CaO) sekitar 60 % - 65 %, silica (Si O2 ) sekitar 20
% - 25% dan oksida besi serta alumina (Fe2O3 dan Al2O3 ) sekitar 7 % - 12 % (
Alizar, 2005)

Semen Portland

Semen Portland dibentuk terutama dari bahan kapur (CaO), silica (SiO2),
alumina (Al2O3), dan oksida besi (Pe2O3). Isi kombinasi dari total 4 oksuda
tersebut kira kira 90% dari berat semen, karenanya dikenal sebagai unsure
utama atau major oxides di dalam semen. 10% yang lainnya terdiri dari magnesia
(MgO), oksida alkali (Na2O dan K2O), titania (TiO2), fosforus-pentoksida
(P2O5), dan gypsum, yang dikenal sebagai unsure minor atau minor oxides di
dalam semen.

Dengan demikian, karakteristik dan perilaku spesifik dari semen akan banyak
tergantung pada jenis dan komposisi spesifik dari bahan bahan dasar yang
digunakan dalam campuran produksi semen tersebut.

komposisi bahan bahan oksida di dalam semen, yang meliputi sebagian


besar jenis semen yang biasa di jumpai di pasaran yaitu

CaO, SiO2,Al2O3,Fe2O3,MgO,Na2O + K2O, TiO2, P2O5-SO3

Sebagian besar semen modern mempunyai kandungan kapur yang tinggi, dan
biasanya melampaui 65%. Semen dengan kandungan kapur dibawah 65%,
pengerasannya seringkali agak lambat. Alam hal lain, kandungan kapur
maksimum dibatasi oleh kebutuhan untuk menghindari kapur bebas dalam semen.
Keberadaan kapur bebas bisa menjadi sumber kelemahan pada permukaan
interface antara pasta semen dengan agregat, dan juga bisa menyebabkan
ketidakstabilan pada proses pengerasan pasta semen.

Dalam proses hidrasi dan pengerasan semen, kapur dan silica akan menjadi
penyumbang kekuatan yang terbesar,. Sedangkan alumina dan oksida besi akan
lebih berfungsi untuk mengatur kecepatan proses hidrasi. Namun dalam proses
produksi semen, terutama dalam proses pembakarannya, alumina dan oksida besi
akan bertindak sebagai suatu media pembakaran yang bisa berfungsi untuk
mengurangi tingkat suhu pembakaran semen. Kandungan minimum dari alumina
dan oksida besi seringkali lebih ditentukan oleh kebutuhan untuk menghindari
kesulitan produksi klinker pada suhu tinggi, dan bukan oleh kebutuhan komposisi
kimianya. Sementara itu kandungan maksimumnya pada umunya dibatasi oleh
kebutuhan untuk mengendalikan waktu pengikatan hidrasi semen. Dalam hal ini,
semen dengan rasio SiO2/(Al-2O3 + Fe2O3) yang kurang dari 1,5 pada umumnya
menunjukan waktu pengikatan yang cepat, yang biasanya sukar dikontrol lagi
oleh proporsi campuran gypsum yang ditambahkan.

Dalam proses pembakaran klinker, oksida oksida silica, alumina, dan besi
akan bereaksi dengan kalsium-oksida untuk menghasilkan empat unsure utama
semen Portland, yaitu:

3CaO.SiO2 atau tricalsium-silicate, di singkat C3S

2CaO.SiO2 atau bicalsium-silicate, di singkat C2S

3CaO.Al2O3 atau tricalsium-aluminate, di singkat C3A

4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau tetracalsium-aluminoferrite, di singkat C4AF.

Anda mungkin juga menyukai