untuk
Spesifikasi Spesifikasi
No Material yang Teknis yg Keterangan
disyaratkan Ditawarkan
1 Pondasi > Pondasi lajur batu belah
hitam
> Pondasi footplat setempat
mutu beton K.250 kg/cm2
2 Beton bertulang > Kolom struktur mutu Beton Readymix
beton K. 175 kg/cm2 Mutu Beton
> Balok struktur mutu beton K. K-175 kg/cm2
175 kg/cm2
> Sloof struktur mutu beton K.
175 kg/cm2
> Plat lantai struktur mutu
beton 175 kg/cm2
> Kolom Praktis mutu beton
K.175 kg/cm2
> Ringbalk mutu beton
K.175 kg/cm2
3 Besi Beton polos dan > 8,10,12, besi polos Besi beton Uji Tarik
5: PEMAKAIAN UKURAN
5.1 Kontraktor bertanggung jawab dalam mentaati semua ketentuan yang tercantum
da-lam Rencana kerja & syarat dan gambar-gambar serta tambahan dan
perubahannya.
5.2 Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagain-bagiannya dan memberitahukan Direksi pekerjaan (Pemberi Tugas) /
Konsultan Pengawas tentang setiap perbedaan yang ditemukannya di dalam RKS
dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan.
Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya
setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas.
5.3 Pengembalian ukuran-ukuran yang keliru pelaksanaan, di dalam hal apapun
menjadi tanggung jawab kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya diwajibkan
mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.
8: TENAGA AHLI
8.1 Untuk pekerjaan yang sifat dan jenisnya adalah pabrikan, Kontraktor harus
menyiapkan tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh pabrik pembuat, memeriksa dan
menyetel pemasangan bahan, peralatan hingga bahan peralatan tersebut bisa
berfungsi dengan sempurna.
8.2 Kontraktor harus menugaskan minimal seorang tenaga ahli yang harus selalu
berada di proyek .
11 : IKLAN - IKLAN
Pelaksana tidak dijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan atau di
tanah yang berdekatan tanpa izin dari Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) /
Konsultan Pengawas.
17 : PENGAMANAN
17.1 Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya
ialah mengenai :
a. Kerusuhan-kerusuhan yang timbul akibat kelalaian /kecerobohan yang
disengaja ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru/salah
c. Keahlian-keahlian bagian alat-alat / bahan-bahan yang ada di daerahnya.
17.2 Terhadap semua kejadian sebagaimana di atas Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusuk dan diselesaikan
persoalan sementara lebih lanjut.
17.3 Untuk memecah kejadian-kejadian tersebut di atas kontraktor harus mengadakan
pengamanan sementara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara
dan sebagainya.
17.4 Setiap pekerjaan harus memakai alat-alat yang dianggap perlu.
17.5 Kontraktor harus menyediakan jaringan-jaringan pengaman dalam
pelaksanaannya, agar supaya keselamatan lingkungan dan pekerjaan dapat terjamin
dengan baik.
18 : PENGAWASAN
18.1 Setiap saat Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan kontraktor harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan .
18.2 Bagian-bagain pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas Proyek yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas menjadi tanggung jawab kontraktor. Pekerjaan tersebut jika
diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya.
18.3 Jika kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja normal sehingga
diperlukan pengawasan oleh Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, maka segala biaya untuk itu menjadi
beban kontraktor. Permohonan oleh Kontraktor untuk mengadakan pemeriksa
tersebut harus dengan surat disampaikan kepada Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas)
/ Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas maksimal 2X24 jam
sebelumnya. Biaya pengawasan tambahan disesuaikan dengan billing rate yang
berlaku dari BAPPENAS.
18.4 Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada di tangan petugas-petugas
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum / dimasukkan di
dalam gambar-gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan daripadanya
haruslah seizin pemilik proyek.
23 : PENYEDIAAN BAHAN
23.1 Kontraktor wajib menyediakan bahan bangunan yang diperlukan sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan dalam AV dan PUBB. Untuk beton bertulang syarat-
syarat dalam SNI
23.2 Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas berwenang meminta
keterangan mengenai asal-usul bahan dan kontraktor wajib menjelaskannya.
23.3 Bahan-bahan yang akan digunakan, sebelumnya harus dimintai persetujuan
terlebih dahulu kepada Konsultan Perencana dan Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas)
/ Konsultan Pengawas, untuk itu kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh
bahan yang diusulkan disertai brosur-brosur asli / sertifikat-sertifikat yang
diperlukan.
23.4 Bahan-bahan yang sudah didatangkan di tempat pekerjaan tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas, harus
segera disingkirkan dari tempat kerja selambat-lambatnya 24 jam sesudah
penolakan tersebut. Bagian pekerjaan yang telah ditolak, harus segera dihentikan
dan dibongkar.
23.5 Kontraktor wajib mengirimkan contoh bahan tersebut di atas kepada Laboratorium
Penelitian Bahan yang ditentukan, apabila Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas ) /
Konsultan Pengawas masih sangsi dan merasa perlu meneliti kualitas barang yang
diusulkan tersebut.
23.6 Biaya penelitian bahan di laboratorium menjadi tanggungan kontraktor.
24 : TATA CARA UNTUK MEMULAI SUATU JENIS PEKERJAAN
24.1 Untuk jenis-jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis
pekerjaan lain tidak dapat diperiksa/tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka
Kontraktor wajib meminta kepada Direksi pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan ditutup itu.
Setelah pekerjaan yang akan tertutup tersebut dinyatakan baik, baru kontraktor
diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
24.2 Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut di atas tidak dijawab oleh Direksi
Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam sejak
jam diterimanya permohonan tersebut (tidak terhitung hari libur resmi) maka
Kontraktor boleh melanjutkan pekerjaan tersebut. Kecuali apabila Direksi Pekerjaan
(Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan
dan kontraktor menyetujuinya.
24.3 Apabila ketentuan-ketentuan tersebut di atas dilanggar oleh Kontraktor, maka
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan
untuk membongkar bagian-bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun
keseluruhan untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya pembongkaran
dan pemasangan kembali akan dibebankan kepada Kontraktor.
33 : PENYERAHAN PERTAMA
Pada akhir pekerjaan menjelang penyerahan pertama ;
33.1 Semua pekerjaan sementara dibongkar setelah mendapat ijin dari Pihak Proyek
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas atau ditunjuk oleh
Pemberi Tugas
33.2 Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa cacat.
33.3 Pelaksana diwajibkan menyerahkan kepada Pemilik Proyek / Direksi Pekerjaan
(Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas berupa :
d. 3 ( tiga) set gambar as built drawing dan seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk gambar dari rencana.
e. 3 (tiga) album photo berwarna.
33.4 Membersihkan atau membuang sisa-sisa bahan sampah dan lain-lain yang tidak
berguna pada pelaksanaan pembangunan
33.5 Serah Terima Pertama dilakukan setelah semua pekerjaan dilakukan pemeriksaan
dan uji terima (Acceptance Test) yang dilaksanakan pemeriksaan oleh pemberi
tugas.
33.6 14 (empat belas) hari sebelum Acceptance Test Pelaksana / Pemborong wajib
menyerahkan Protocol Uji Terima (Acceptance Test Protocol) secara lengkap untuk
mendapat pengesahan Pemberi tugas.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Persiapan ini meliputi, pembuatan gudang sementara / direksi keet, pembuatan
papan nama pekerjaan, penyediaan air bersih dan listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan sarana MCK untuk tenaga kerja, dimana biaya-biaya untuk pembuatan /
pengadaannya harus sudah diperhitungkan dalam Dokumen Penawaran.
Disamping hal tersebut Pekerjaan ini mencakup penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan; seperti
pekerjaan pembersihan lapangan termasuk penebasan atau pemindahan pohon jika ada,
pengukuran, pembuatan tugu patok, pembagian dan pembuatan bangunan sementara,
akses jalan masuk serta pengadaan utilitas sementara.
2. Syarat-Syarat Teknis
1.1. Mobilisasi/ Demobilisasi
(1) Didalam melakukan penawaran kontraktor harus memperhitungkan biaya mobilisasi
dan demobilisasi selama pelaksanaan pekerjaan dalam hal ini termasuk pekerjaan
langsiran
(3) Bila dipandang perlu atas instruksi Direksi, Kontraktor harus mendirikan pagar-pagar
sementara pada batas-batas yang mengelilingi tapak dengan tinggi 2,00 m terbuat
dari seng BJLS 28 bergelombang, dicat setara dengan warna yang ditentukan Direksi,
atau dengan bahan lain yang disetujui Direksi yang dipasang pada tiang dan rangka
kayu dan terpelihara keutuhannya selama pembangunan berlangsung.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
tanah seperti dinyatakan dalam gambar dan spesifikasi ini, termasuk semua pekerjaan
pembersihan dan penebasan pohon jika ada, galian dan urugan untuk bangunan serta
pemadatan tanah dan jalan atau pekerjaan tanah lainnya yang ditentukan kemudian oleh
Direksi/Pengawas.
2. Syarat-Syarat Teknis
2.1. Umum
(1) Persiapan daerah yang akan dikerjakan meliputi perbaikan tempat-tempat dimana
bangunan akan didirikan, penebasan atau pembabatan terhadap semua pohon,
belukar, sampah yang tertanam serta material lain yang merugikan berada dalam
daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar
atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Direksi.
Semua sisa tanaman seperti akar-akar, batang pohon, rumput dan sebagainya harus
dihilangkan sampai kedalaman 50 cm di bawah tanah dasar. Batu atau material lain
yang sejenis jika ada harus pula dihilangkan sampai kedalaman 20 cm di bawah
tanah dasar.
(2) Semua daerah urugan harus dipadatkan baik untuk urugan yang sudah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau
bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan di kemudian hari.
2.4.6 Pelaksanaan
1. Penyiapan Tempat Kerja
Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang
tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan sesuai dengan Pasal dari Spesifikasi ini.
Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan
harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau
pembasahan bila diperlukan) sampai 20 cm bagian permukaan atas dasar
pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang
ditempatkan diatasnya.
Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan
di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus
dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan
peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama.
2. Penghamparan Timbunan
Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan
disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi
toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam Pasal pada seksi ini.
Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut
sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak
diperkenankan, terutama selama musim hujan kecuali dengan
perlindungan sehingga air hujan tidak membasahi tumpukan tanah.
Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur.
Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah
yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan
sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat
pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus
dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah
pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali,
diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian
adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity,
pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity.
Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton,
pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu
perawatan tidak kurang dari 14 hari.
Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama
harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan dan akar-akaran
yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga
timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Selanjutnya pelebaran timbunan harus dihampar horizontal lapis demi lapis
sampai dengan elevasi tanah perkerasan jalan lama, yang kemudian harus
ditutup secepat mungkin dengan lapis perkerasan hingga mencapai elevasi
permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan
oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat
dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.
Bilamana timbunan pilihan diatas tanah rawa maka harus diletakkan sesuai
profil dalam gambar, dengan menggunakan alat dan ketebalan yang sesuai
dan disetujui Direksi Pekerjaan.
3. Pemadatan Timbunan
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam Pasal pada
seksi ini.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di
atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai
kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal
20 cm dari bahan agregat bergradasi menerus dan dengan maksimum
ukuran 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas
timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai
mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan dalam Pasal pada
seksi ini.
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disya- ratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke
arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima
jumlah energi pemadatan yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan
di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase
beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa
agar timbunan pada kedua sisi struktur selalu mempunyai elevasi yang
hampir sama.
Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi
abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala
gorong-gorong, maka pemadatan tidak boleh dilakukan secara berlebihan
karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan pada ujung jembatan
tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment
sampai struktur bangunan atas telah terpasang.
Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur
tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis
atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg.
Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus
untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa
pipa terdukung sepenuhnya.
Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas
permukaan air dimana timbunan terendam sampai kendaraan pemadat
dapat digunakan, dengan alat pemadat yang cocok untuk pemadatan
material pasir, kerikil dan kerakal yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kehilangan elevasi akibat penurunan harus diperhitungkan sejak awal
yakni dengan menambah bahan selama pemadatan sehingga elevasi
rencana dapat tercapai.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai deformasi dibawah alat pemadat
sudah aman dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kepadatan bahan diatas
permukaan air diukur sesuai artikel dalam seksi ini
2.4 Perlindungan terhadap pohon existing
(1) Pohon-pohon yang ada pada lokasi sedapat mungkin dijaga oleh Kontraktor terhadap
pengrusakan.
(2) Pohon-pohon dalam daerah bangunan harus dipindahkan dan bekas-bekasnya diurug
kembali sampai rata dan padat. Lokasi penanaman kembali akan ditentukan
kemudian oleh Direksi/ Pengawas lapangan.
(3) Pohon-pohon di luar daerah bangunan tidak satupun yang dipotong. Lokasi dari
bangunan konstruksi serta gudang fasilitas dipilih lokasi yang tidak mengganggu atau
melanggar pertumbuhan tanaman.
1. Umum
1.1 Peraturan/Ketentuan Umum
(1) Peraturan-Peraturan/ standard setempat yang biasa dipakai.
(2) Peraturan-Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2
(3) Peraturan-Peraturan Kayu Indonesia 1961, NI-5
(4) Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
(5) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
(6) Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV)
No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.
(7) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Direksi
1.2 Lingkup Pekerjaan
(1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan beton
bertulang seperti dinyatakan dalam gambargambar rencana dan memenuhi semua
persyaratan yang tercantum dalam bagian ini.
(2) Penyediaan pesawat alat ukur vertikal dan horizontal theodolit, pengukuran atau
survey, pembuatan point-point Bench Mark, pembuatan as-as dan elevasi
bangunan.
(3) Penyediaan acuan/ bekisting untuk beton bertulang termasuk perencanaan
konstruksi, pemasangan dan pembongkarannya.
(4) Penyediaan pembengkokan dan penempatan baja tulangan yang diperlukan.
(5) Penyediaan, pencampuran, penempatan dan perawatan semua beton biasa dan
bertulang seperti tercantum dalam gambar rencana.
(6) Penyediaan, penempatan, dan pemadatan bahan-bahan dasar untuk lantai kerja,
lantai, trotoir dan jalan dari beton dan sebagainya pada muka tanah.
(7) Pemasangan baut angkur, baji atau klos dan lain-lain yang merupakan bagian yang
diperlukan untuk ditanam atau dicor dalam beton guna mendukung konstruksi
atap, balok kayu, plafond/ langit-langit dinding tembok dan sebagainya.
(8) Pemotongan, penambahan dan atau penambalan beton.
(9) Zat tambahan atau additive yang diperlukan.
(10) Kerja sama dengan bermacam-macam jenis pekerjaan lainnya yang diperlukan
dalam hubungannya dengan pekerjaan beton.
(11) Pekerjaan isian adukan encer pada bagian-bagian yang mengerut atau menciut
(non shrink grout).
2. Persyaratan Bahan
2.1 Semen Portland
(1) Harus memenuhi mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi
dan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 Pasal 3.2 dan
Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 (NI-8).
(2) Semua semen terkirim harus dalam keadaan utuh, tidak rusak serta lengkap disertai
merk/ cap dari pabrik.
(3) Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas
dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan
ditumpukkan sesuai dengan syarat penumpukan semen. Semen yang telah
mengeras sebagian/ seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
2.2 Beton
Kecuali ditentukan lain mutu beton yang dipakai harus mempunyai kekuatan tekan hancur
karakteristik untuk umur 28 hari sebesar minimum 225 kg/ cm (K-225) untuk semua
pekerjaan struktur.
2.3 Additive
Kecuali ditentukan lain semua penggunaan bahan additive yang berfungsi untuk
memperbaiki pengerjaan, menambah kekuatan beton, dan lain-lain tidak boleh dipakai
tanpa ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Pengawas lapangan.
2.4 Agregat
(1) Agregat beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 Pasal
3.3, 3.4 dan 3.5.
(2) Agregat halus/ pasir dapat berupa pasir alam yaitu pasir muntilan, dan harus
terdiri dari butir-butir yang tajam, bersih, bebas dari kotoran organis atau bahan-
bahan lain yang bersifat merugikan; serta harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971. Pasir yang ditest menurut PBI 1971
Pasal 3.3 dan menghasilkan warna yang lebih keruh dari warna standar harus
ditolak.
(3) Agregat kasar, dapat berupa batu pecah atau manufactured coarse agregat, koral/
split atau kerikil dan bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan yang sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
(4) Penyimpanan/ penimbunan agregat beton harus dipisahkan satu dari yang lain,
hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton
yang tepat
2.5 Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali, dan bahan-bahan organis/ bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 Pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi dapat minta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.
2.6 Bekisting
Bahan bekisting boleh dipakai kayu, kayu lapis (multiplex/ plywood) atau bahan lain yang
disetujui Direksi, yang akan memberikan hasil yang baik pada permukaan beton serta
harus memberikan atau memudahkan diperolehnya suatu permukaan akhir beton yang
baik. Papan dengan tebal minimum 3 cm dari mutu kayu kelas 2 dapat dipakai untuk beton
biasa . Khusus untuk beton telanjang (exposed concrete) harus dipakai kayu lapis dengan
tebal minimum 12 mm dan type kedap air (moisture resistant).
2.7 Baja Tulangan
(1) Baja tulangan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 Pasal
3.7, bersih dari karat, sisik dan bahan lain yang melekat yang dapat mengurangi
daya beton.
(2) Baja tulangan yang digunakan adalah Baja polos SII produksi Krakatau Steel atau
produk lain yang disetujui Direksi.
(3) Baja tulangan baru dapat dipergunakan setelah Kontraktor menyerahkan hasil test
baja dari sejumlah sampel yang ditentukan oleh Direksi untuk setiap kali
pengiriman baja tulangan dari laboratorium pemeriksaan yang ditunjuk Direksi/
Pengawas serta memenuhi persyaratan yang ditentukan di dalam ayat 2 tersebut
diatas.
(4) Termasuk dalam bagian ini adalah semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan dan pengikat tulangan pada tempatnya.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
3.1 Pekerjaan Bekisting
1. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat-syarat PBI
1971 (NI-2).
2. Pemasangan bekisting harus sedemikian sehingga dapat membentuk bagian-bagian
konstruksi dengan baik dan benar, baik dalam dimensi, bentuk, kelurusan, elevasi
dan posisinya.
Perencanaan bekisting dan konstruksinya harus dipertanggung jawabkan oleh
Kontraktor, dimana bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban
vertical dan lateral dari adukan beton serta beban bergerak di atasnya termasuk pula
peninjauan terhadap beban angin, lendutan serta sesuai peraturan lain yang diatur
oleh Peraturan Pemerintah Daerah setempat.
3. Semua permukaan bekisting dan bahan atau alat yang akan ditanam dalam beton harus
dibersihkan dahulu dari gumpalan-gumpalan mortar (bekas adukan) dan atau bahan
yang bersifat merugikan dengan menggunakan alat air compresor sebelum campuran
beton ditempatkan atau dituang di atasnya.
4. Kecuali ditentukan lain atau disetujui Direksi, permukaan bekisting dapat diberlakukan
sebagai berikut :
Sebelum penempatan baja tulangan permukaan bekisting boleh dilapisi
dengan lapisan material atau bahan yang telah disetujui oleh Direksi.
Lapisan tersebut harus berfungsi mengurangi atau mencegah peresapan air
dari dalam beton serta tidak akan menodai permukaan beton akhir.
Permukaan bekisting yang akan dilapisi harus bersih, tidak kotor dan dan
lapisan tersebut tidak diperbolehkan terkena atau masuk ke dalam bagian-
bagian beton yang telah mengeras dimana adukan beton yang baru akan
dituangkan.
5. Konstruksi bekisting harus cukup rapat untuk mencegah hilang atau lolosnya adukan
beton. Bekisting harus dijangkar untuk menopang atau mendukung permukaan lain
dan atau bagian-bagian lainnya dengan maksud mencegah kemungkinan pergerakan
ke arah vertical dan ke arah horizontal selama proses pengecoran berlangsung. Jalan-
jalan untuk lalu-lintas alat pengecoran dan lain-lain harus disediakan dengan papan
penopang berikut kaki-kakinya yang diletakkan langsung di atas bekisting atau
bagian konstruksi lainnya tetapi tidak diperbolehkan diletakkan di atas tulangan.
6. Direksi/ Pengawas akan memeriksa dan menyetujui secara tertulis semua pekerjaan
perencanaan dan pelaksanaan bekisting. Persetujuan mana tidak berarti Kontraktor
bebas atau terlepas dari tanggung jawab atas pekerjaannya.
3.2 Pekerjaan Pembesian
(1) Baja tulangan dibengkokkan serta dibentuk menurut ukuran dan bentuk yang sesuai
dalam gambar rencana.
(2) Pembengkokan semua baja tulangan harus dalam keadaan dingin kecuali ditentukan
lain oleh Direksi. Dalam hal kesalahan pembengkokan, tidak diperkenankan
membengkokkan kembali tulangan yang dapat merugikan atau merusak sifat-sifat
struktur bahan baja.
Untuk pekerjaan pemotongan dan pembengkokan baja tulangan, Kontraktor harus
menggunakan pekerja yang ahli dan terampil serta penggunaan alat yang tepat.
(3) Sebelum dilakukan penempatan, baja tulangan harus dibersihkan dari karatan, sisik
atau bahan-bahan lain yang melekat yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekatannya terhadap beton.
(4) Baja tulangan harus diletakkan pada posisi yang tepat dan kemudian dijaga terhadap
kemungkinan bergeser dengan diikatkan satu dan lainnya dengan kawat beton dan
kemudian diberi penyangga tulangan seperti metal chairs, spacers, atau gantungan
sesuai yang diperlukan. Ujung-ujung kawat beton harus dibengkokkan ke arah
sebelah dalam dan tidak boleh keluar dari selimut beton.
(5) Bilamana diperlukan sambungan tulangan pada titik yang lain daripada yang
ditunjukkan dalam gambar rencana, posisi dan cara penyambungan harus ditentukan
berdasarkan perhitungan kekuatan dan yang disetujui oleh Direksi.
(6) Penyimpangan letak tulangan pokok dari letak yang direncanakan tidak boleh
melebihi batas-batas sebagai berikut :
3,0 mm untuk penampang dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.
6,0 mm untuk penampang dengan tebal lebih dari 15 cm.
3,0 mm untuk pondasi dan poer.
(7) Bilamana diperlukan perbaikan-perbaikan dan pemotongan baja tulangan pada lokasi
penyetelan, tidak dibenarkan menggunakan alat pemanas dan fire cutting.
3.3 Beton Decking dan Selimut Beton
(1) Beton decking/ ganjal harus dibuat terlebih dahulu sebelum pekerjaan konstruksi
beton dimulai. Terbuat dari campuran 1 PC : 3 Pasir, dicetak setebal 2 cm atau sesuai
dengan ketebalan selimut beton yang diisyaratkan berukuran 4 x 4 cm lengkap
dengan kawat pengikatnya. Sesudah keras dan kering udara harus direndam air.
(2) Untuk konstruksi balok dan kolom, setiap 1 m dipasang 10 (sepuluh) buah dan
untuk pelat lantai dipasang sebanyak 5 (lima) buah utuk setiap 1 m.
(3) Selimut beton yang disyaratkan adalah mengikuti tabel berikut ini,
(4) Untuk bagian konstruksi yang tahan api, maka selimut beton harus lebih besar dari
selimut beton minimum tersebut di atas.
(5) Tulangan yang kelihatan atau stek-stek untuk sambungan dalam rangka persiapan
perluasan di kemudian hari harus dilindungi terhadap kemungkinan karatan dengan
membungkus dengan beton atau penutup lainnya yang cukup untuk mencegah
timbulnya karatan.
3.4 Campuran Beton
(1) Kontraktor diharuskan untuk merencanakan campuran beton sedemikian rupa
sehingga memenuhi persyaratan kekuatan seperti yang ditunjukkan dalam gambar
rencana atau dalam pasal 2.2 dari peraturan persyaratan bahan.
(2) Kekentalan beton (workability) harus dipilih sedemikian sehingga disesuaikan dengan
ukuran penampang yang akan dicor, jumlah tulangan, alat pemadat/ penggetar yang
dipakai supaya pemadatan dapat dilakukan dengan baik tanpa mengakibatkan
pemisahan (segregation) agregat ataupun membawa kelebihan air ke lapisan
permukaan. Sebagai pedoman mengenai kekentalan beton jika tidak ditentukan lain
adalah sesuai tabel berikut :
(3) Adukan beton harus cukup kompak (cohesive) untuk menghindari adanya pemisahan
selama proses pengangkutan dan pengecoran. Adukan beton yang mempunyai sifat
mudah memisah harus tidak dipakai untuk pekerjaan ini.
(4) Faktor air semen (water cement ratio) atau w/c umumnya dipilih supaya memenuhi
persyaratan kekuatan dan kekentalan beton tetapi harus dibatasi sehingga
menghasilkan mutu beton dengan daya ketahanan (durability) yang cukup.
Tabel 3. Faktor Air Semen Beton
Jenis Pekerjaan W/ C Maksimum
Balok, kolom, tiang pondasi dan penahan tanah, dll. 0,55 0,60
(5) Campuran beton harus dinyatakan dalam perbandingan volume antara semen dan
agregat, air dapat juga dinyatakan dalam volume. Kontraktor diharuskan untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi untuk setiap rencana dan atau perubahan/
penyesuaian campuran beton sehubungan dengan kekuatan dan kekentalan yang
disyaratkan.
(6) Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum persetujuan tertulis dari Direksi mengenai
rencana campuran beton dan campuran percobaan (trial mix) diberikan.
3.5 Pembuatan Beton di Lapangan
(1) Pengadukan beton harus dilakukan dengan sejumlah mesin pengaduk yang
mempunyai kapasitas seimbang dengan besarnya bagian pekerjaan beton yang akan
dicor. Jenis dan kapasitas mesin pengaduk yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi.
(2) Mesin pengaduk beserta alat-alatnya harus dipelihara supaya dalam keadaan siap
pakai, bersih, dan bebas dari gumpalan-gumpalan beton dari bekas sisa adukan beton
sebelumnya.
(3) Waktu pengadukan minimal 2 (dua) menit setelah seluruh bahan yang diperlukan
dimasukkan ke dalam mesin pengaduk supaya diperoleh hasil adukan beton yang
uniform dan baik.
(4) Adukan beton yang dihasilkan dari satu kali pengadukan harus dituang seluruhnya
sebelum pengadukan berikutnya dilakukan. Tidak diperbolehkan untuk
menambahkan air pada setiap adukan yang sudah tertuang dari mesin pengaduk.
(5) Kecuali ditentukan lain pengadukan beton dengan tangan tidak diperkenankan.
(6) Semen yang dipakai harus diukur dengan volume atau kantong. Agregat halus dan
kasar diukur secara terpisah untuk memperhitungkan adanya air yang terkandung di
dalamnya. Pemakaian jumlah air harus disesuaikan dengan memperhitungkan
banyaknya kadar air yang terkandung di dalam agregat.
3.18 Toleransi
(1) Kecuali ditentukan lain dari gambar rencana, pemasangan, ukuran dan level dari
akhir pekerjaan harus harus dalam batas-batas maksimum toleransi yang diberikan,
sebagai berikut :
o Untuk Kolom dan Dinding
Dalam arah horizontal: 6 mm untuk setiap panjang 3 m dengan maks. 2,5 cm.
Dalam arah vertikal : 5 mm untuk setiap tinggi 5 m dengan maksimum 1,2 cm
dari keseluruhan tinggi bangunan atau untuk ketinggian sampai dengan 30 m
dan 2,0 cm untuk ketinggian sampai dengan 60 m.
o Untuk kerataan permukaan pelat, garis bawah balok dan plafon: 6 mm untuk
panjang 3 m, 1 cm untuk panjang 6 m dengan maksimum 2 cm untuk keseluruhan
bentang.
o Untuk Elevasi : 6 mm untuk tinggi lantai 3 m dan 1 cm untuk tinggi lantai 6 m
dengan maksimum 2 cm (akumulasi dari tiap toleransi) untuk keseluruhan
tinggi bangunan.
o Untuk penampang kurang dari 15 cm batas toleransi 3 mm sampai maks. 1 cm;
dan untuk penampang sampai dengan 15 cm atau lebih toleransi yang diberikan
6 mm sampai 1,2 cm
1. Pekerjaan Persiapan
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian,
pengisian / pengurugan dan pembuatan konstruksi pondasi.
Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak, tidak
bengkok dan mempunyai derajad kelembaban kurang dari 15% dan memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap
dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-pecah.
Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
Ukuran kayu :
Pelaksanaan Pekerjaan.
Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan
penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus waterpass menurut kemiringan atap,
sedangkan reng dipasang setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata dan licin,
setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang berfungsi
pengunci.
Pekerjaan kayu harus rata, melentur, bengkok
Pekerjaan penutup atap terdiri dari:
Pekerjaan pasang penutup atap Asbes Gelombang
Pekerjaan pasang bubung genteng beton Flat Warna
Pekerjaan lain yang berkaitan dengan penutup atap.
Material penutup atap baik asbes maupun bubungan, sebelum dilaksanakan harus
dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas maupun Pengawas untuk
menentukan persetujuan bahan yang akan dipakai.
Persyaratan Bahan
Penutup atap adalah semua genteng pres yang didatangkan harus mempunyai bentuk
yang utuh, tidak cacat, tidak retak yang cacat tidak boleh dipasang sebagai penutup
atap. Material penutup atap sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih
dahulu kepada Direksi/Pengawas untuk menentukan persetujuan bahan yang akan
dipakai.
Penutup atap untuk bangunan ini menggunakan genteng keramik kualitas super
dengan syarat sebagai berikut:
Produksi : (pabrikan) dengan merek terkenal skala nasional, atau produk lokal
setara.
Kualitas : super (A)
Warna : Sesuai dengan permintaan Pemberi Tugas.
Warna harus sewarna dan seragam
Untuk penutup bubungan menggunakan bubung keramik yang semerek, sejenis dan
sekualitas.
Bahan atap yang dipasang harus bebas dari cacat.
yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lainnya yang belum/tidak tarcakup dalam
gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
Penyimpanan atap disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak boleh berhubungan
dengan tanah/lantai dan sebaiknya disimpan di dalam gudang beratap.
Penyimpanan di tempat terbuka genteng harus terlindungi dengan terpal atau plastik
untuk mencegah agar air hujan/embun tidak masuk ke dalam celah-celah tumpukan
genteng. Air yang sempat masuk ke dalam celah tersebut dapat memberikan carat
terhadap permukaan genteng akibat kondensasi.
PEKERJAAN PASANGAN
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan pemasangan atap Asbe Gelombang
dan bubungan/nok Beton.
1. Bahan Atap :
Penutup atap Asbes Gelombang, atap yang dipasang lepas dari cacat dan harus satu jenis
dan satu type. Atap galvalume yang mempunyai cacat tidak boleh dipakai sebelum dan
sesudah pembelian atap harus sepengetahuan Pengawas Lapangan.
2. Syarat-syarat Bahan :
Lapisan pelindung seng dan alumunium (Zincalume/AZ) dengan komposisi sebagai berikut:
55 % Alumunium (Al)
43.5 % Seng (Zinc)
1.5 % Silicon (Si)
Ketebalan pelapisan : 150 gr/m
Ketebalan plat atap 0.4 mm
3. Syarat-syarat Pelaksanaan :
1. Untuk satu bidang atap yang akan dipasang, pegangkatan dan perletakan
sebelum mulai dipasang, posisi rusuk atas/rusuk bawah harus sama, agar
pemasangan dapat dilakukan dengan lancar (tidak memutar rusuk yang salah
letaknya) untuk itu pastikan terlebih dahulu arah anginnya.
2. Tumpangan rusuk dengan celah anti kapiler selalu berada di bawah rusuk
dengan celah anti kapiler. Pada kondisi kemiringan atap kurang dari 15
diharuskan pada ujung lembar puncak atap ditekuk keatas 75 dengan
menggunakan alat tekuk khusus untuk itu.
3. Bila terdapat sambungan pada satu bentang panjang maka cara
pemasangannya dimulai dan diselesaikan terlebih dahulu dari bagian bawah
selebar bentangnya sedangkan overlap sambungan minimum yang
disarankan adalah 200mm
4. Perletakan sekerup pada atap sekerup dipasang di puncak gelombang
5. Agar tumpangan rusuk memanjang kedap air, disarankan untuk
menggunkan sekerup tumpangan sisi, dipasang di tengah jarak tumpuan
pada atap dengan jarak tumpuan> 950 mm.
6. Untuk kondisi sambungan talang gunakan perekat plinkote dan kain kasa
pada alas sambungan, pengikatan dengan paku keling/ rivet minimal dua
baris selang seling, terakhir lapisan sealent dari jenis kedap air dan tahan
cuaca lebar minimal sambungan 150 mm
7. Pemasangan penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik, pola
pemasangan seperti petunjuk pabrik. Persyaratan pemasangan penutup atap
harus sesuai ketentuan tersebut dalam manual pabrik, serta pemasangan reng
yang terakhir harus berdiri.
8. Pemasangan bubungan harus rapi, lurus dan sesuai dengan ketentuan.
9. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik
oleh struktur atap (kuda-kuda) dan dinding, sesuai ukuran gambar.
10. Kerusakan akibat penyambungan ruangan/ bangunan harus dilakukan
penggantian seperti gambar.
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh
hasil pekerjaan yang baik.
1.2. Pekerjaan pengecatan ini meliputi persiapan permukaan yang akan diberi cat, dan
pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar tetapi tidak disebutkan
secara khusus dengan bahan dan warna yang telah ditentukan dengan petunjuk Direksi.
1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.
Pekerjaan ini meliputi : daun pintu panil kayu, daun jendela serta kusen pintu dan jendela.
1. Persyaratan Bahan
2.1. Jenis Kayu Yang Dipakai :
(1) Kayu Kamper, yang diawetkan, Kelas Kuat I-II, Kelas awet I, Mutu A. Digunakan
untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan di atas, terkecuali dinyatakan lain
dalam dalam gambar.
(2) Harus bener-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
(3) Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-
pecah, mata kayu, melintang basah dan lapuk.
(4) Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI,
(5) Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Direksi.
(6) Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawet dan sistem yang
disetujui Direksi.
2.2. Bidang Panel dan Pintu
(1) Bahan yang digunakan untuk bidang panel, kecuali ditentukan lain adalah panel
kayu Kamper.
(2) Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus
digalvanisasikan sesuai dengan NI-5.
(3) Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di
satu tempat/ ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
(1) Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus
dan siap di finish). Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan contoh jadi
untuk bagian detail tertentu pada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
(2) Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin
tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya ditempat pemasangan.
(3) Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara
lainnya yang disetujui Direksi.
(4) Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau sejenisnya
yang telah disetujui Direksi.
(5) Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
(6) Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap
menerima finishing. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk
memberi lapisan dempul atau sejenisnya, kecuali disyaratkan lain oleh Direksi.
(7) Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu
baik kualitas maupun jenisnya kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
(8) Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus mengganti
atas tanggung jawabnya.
(9) Semua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai
dengan NI-5.
(10) Setelah dipasang, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan benda lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
(11) Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi
dan beton harus diberi lapisan meni kayu 2 lapis.
(12) Untuk pekerjaan kayu yang bersifat built in seperti tertera pada gambar harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
- Kayu harus dikerjakan menurut pola dan urutan pengerjaan yang
ditentukan oleh Direksi sesuai Perencanaan. Bahan kayu dipotong menurut
pola yang telah ditentukan.
- Bahan kayu yang telah dipola diserut dengan mesin, baru kemudian dengan
serutan tangan. Sambungan tenon, ekor burung layang-layang (dove tail),
dowel atau tipe sambungan lain harus dikerjakan dengan mesin, toleransi 0
mm.
- Semua bagian-bagian kayu yang terlihat (exposed) harus di-finish,
termasuk semua permukaan yang terlihat apabila pintu ditutup atau
dibuka.
- Penyelesaian akhir, bentuk dan ukuran sesuai gambar.
- Pelaksana/Kontraktor harus mengajukan contoh material hardware dan
contoh finishing untuk disetujui Direksi.
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
1.2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses
tarik tembus cahaya, gilas dan pengambangan (float glass).
2.2. Toleransi lebar dan panjang : Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
2.3. Kesikuan :Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
2.4. Cacat-cacat :
(1) Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik.
(2) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
(3) Kaca yang digunakan harus bebas dri komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
(4) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
(5) Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah
luar/ masuk).
(6) Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah
dan menggnggu pandangan.
(7) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
(8) Bebas dari lengkungan (bebas dari lembaran kaca yang bengkok).
(9) Mutu kaca lembaran yang digunakan adalah mutu A.
(10) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
2.5 Bahan Kaca :
(1) Semua bahan kaca dan cermin harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
(2) Bahan dan ketebalan untuk kaca interior dan exterior menggunakan kaca sesuai
gambar detail.
(3) Bahan kaca cermin menggunakan Clear Float Glass, tebal 6 mm.
(4) Permukaan harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak
lainnya.
(5) Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Direksi.
(6) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/ dihaluskan hingga membentuk tembereng.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
3.1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan serta diperlukan keakhlian dan ketelitian Kontraktor dalam mengerjakan.
3.2. Semua bahan yang terpasang harus telah disetujui Direksi serta harus dilindungi dari
kerusakan dan benturan, diberi tanda untuk mudah diketahui. Tanda tidak boleh
menggunakan kapur tetapi harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem.
3.3. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke
dalam alur kaca pada kosen.
3.4. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca yang disetujui Direksi.
3.5. Hubungan kaca dengan kaca atau dengan material lain tanpa melalui kosen, harus diisi
dengan lem silikon warna transparant. Cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
PEKERJAAN ALAT-ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
Pemasangan alat penggantung dan pengunci yang dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan / disyaratkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian akibat dari pemilihan
merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm denga tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel ke setiap anak kunci.
Perlengkapan pintu dan jendela
(1) Jika tidak ditentukan lain, semua perlengkapan pintu dan jendela (lockcase,
cylinder, handle, back plat, engsel , keys, floor hinge) menggunakan peralatan kunci
merk setara Solid atau Deckson. Perincian type alat penggantung dan pengunci dari
tiap merk yang dipakai lihat pada Skedul Ironmongery, pada gambar rencana.
(2) Bilamana Kontraktor mengusulkan merk-merk lain, maka harus dari produk yang
setara dan disetujui Direksi.
(3) Warna dari logam dasar dan finish disesuaikan dengan warna kusen.
Contoh material.
(1) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan daftar perlengkapan/
peralatan alat peggantung dan pengunci dalam 3 (tiga) rangkap untuk mendapat
persetujuan Direksi.
(2) Daftar tersebut minimal mencakup antara lain: No. Referensi, Nama Barang, Nama
Produsen, dan No. Katalog dari Type yang diusulkan.
(3) Di samping daftar itu, contoh dari setiap perlengkapan harus tetap wajib diajukan
untuk mendapat persetujuan Direksi.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawah dipasang
32 cm (as) dari permukaan bawah pintu, dan engsel tengah dipasang di tengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.
Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang 28 cm (as) dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersenut.
Pemasangan lockase, handle, dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi. Apabila hal tersebut tidak
tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Door stopper dipasang pada tembok, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai pintunya.
Kontraktor wajib membuat shop drawing/ gambar detail pekerjaan berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup
secara lengkap.
Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Direksi.
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH & KOTOR
1. Lingkup Pekerjaan
(1) Menyediakan tenaga dan material, alat penyambung, peralatan kerja dan alat bantu
lain yang diperlukan sehingga pekerjaan instalasi air dapat terlaksana dengan baik,
sesuai dengan peryaratan dan spesifikasi yang dimuat dalam gambar
(2) Mengerjakan pekerjaan galian, pemadatan, timbunan kembali, bobokan,
pemasangan sparing, pemasangan pipa, testing dan pekerjaan lain yang diperlukan
sehingga instalasi dapat berfungsi dengan baik dan tidak bocor
(3) Memasang semua peralatan sanitary dan asesorinya, sehingga berfungsi dngan baik
(4) Membuat shop drawing sebelum memulai suatu pekerjaan. Shop drawing harus
mendapat persetujuan Direksi
(5) Melakukan test tekan pada instalasi air bersih dan test bocor dan test alir pada
instalasi air kotor,
(6) Membuat as built drawing.
2. Persyaratan Bahan
(1) Apabila tidak ditentukan lain, material pipa adalah pipa jenis PVC tipe AW
ex.Maspion (abu-abu) untuk instalasi air bersih dan PVC tipe AW ex.Maspion
(abu-abu) untuk air kotor.
(2) Alat penyambung, elbow, Knee, Sock, Reducer dan lain sebagainya harus dari
produk yang sama seperti material pipa.
(3) Pada instalasi air kotor. Untuk belokan 90 harus menggunakan Long Elbow.
(4) Instalasi pipa yang tertanam dalam beton, harus dibungkus dengan karung goni,
untuk mencegah kerusakan selama proses pengecoran
(5) Peralatan sanitary harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam gambar
rencana
3. Syarat Pelaksanaan
(1) Kontraktor harus mempelajari gambar design dengan seksama untuk menghindari
kesalahan pelaksanaan
(2) Kontraktor terlebih dahulu mengajukan shop drawing kepada Direksi. Shop
drawing ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu, sebelum pekerjaan
dilaksanakan
(3) Semua material dan peralatan yang akan dipasang terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Direksi
(4) Pemasangan peralatan sanitary harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
(5) Pemasangan titik kran, peralatan sanitary harus sesuai dengan gambar rencana.
Perubahan terhadap gambar rencana harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi
(6) Instalasi dan peralatan yang sudah terpasang harus dilindungi dari segala gangguan
dan kerusakan akibat pekerjaan lain.
(7) Instalasi air bersih harus ditest dan mapu menahan tekanan sebesar 7 kg/cm,
selama 4 jam
(8) Instalasi air kotor yang terpasang harus lurus dan mepunyai slooping 1.25 %.
(9) Instalasi yang tertanam ditembok, ditanah atau di atas plafond harus ditest terlebih
dahulu sebelum ditutup
PEKERJAAN INSTALASI AIR LIMBAH IPAL BIOFILTER
1. Lingkup Pekerjaan
(1) Pengadaan dan pemasangan instalasi IPAL klinis tipe Biofilter aerob dan anaerob
(2) Pengadaan pompa sirkulasi dan pompa air limbah baik input maupun output.
(3) Pengadaan panel listrik otomatis operasional IPAL.
(4) Pengadaan
Blower,
Media cell Honeycomb ( 9 set x MC-180 - 154m2/m3 - 100x50x50cm PVC )
Air Diffuser ( 9 unit x Fine Bubble Disc / Tube)
Disinfectant feeder, kap.200 ltr ( 1 unit )
Electrical Panel Control (Medium) + MCB ( 1 set )
Electrical wiring ( 50 mtr )
Mainholes ( 3 buah @ 50cm )
Inlet / Outlet pipe ( 4 )
Vent pipe ( 2 )
Internal Piping ( 1 set )
(5) Membuat as built drawing.
2. Persyaratan Bahan
Bak Equalisasi
Kapasitas : 10 m3/hr
BOD Masuk : 400 mg/lt
BOD keluar : 400 mg/lt
Waktu Tinggal (WTH) : 12 jam
Dimensi bak :
Lebar : 2,0 m
Panjang : 2,5 m
Kedalaman :2m
Tinggi ruang bebas : 0,5 m
Chek Waktu Tinggal : 12 jam
Konstruksi beton bertulang K-225
1. Pekerjaan Kloset
(1) Kloset jongkok berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk INA, type yang
dipakai dan warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
(2) Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui oleh
direksi.
(3) Untuk kedudukan dasar kloset selain dapat dipergunakan adukan trasram, dapat pula
dipakai papan jati tua tebal 3 cm dan telah dicelup dalm larutan pengawet tahan air,
dibentuk sesuai dasar kloset. Kloset disekrupkan pada dasar tersebut dengan sekrup
kuningan.
(4) Kloset harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggin sesuai dengan gambar,
waterpass. Semua noda harus dibersihkan, sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
Berikut ini adalah tahapan pekerjaan yang akan dilakukan dalam proyek ini :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
c. Mobilisasi Material
Material yang dipergunakan dalam proyek ini antara lain berupa
a. Batu Belah 15/20 cm dan batu pecah 7/7 cm untuk telford didatangkan dari
jasa penyedia.
b. Sirtu didatangkan dari jasa penyedia
c. Batu Kali untuk saluran drainase didatangkan dari jasa penyedia
d. Batu pecah bahan dasar beton didatangkan dari jasa penyedia
e. Pasir Beton dan pasir pasang didatangkan dari jasa penyedia
f. Semen didatangkan dari jasa penyedia
g. Besi beton polos didatangkan dari jasa penyedia
h. Kayu bekisting didatangkan dari jasa penyedia
B. PELAKSANAAN LAPANGAN
Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus sesuai yang diminta
dalam bestek ini serta harus mendapatkan ijin dari Pengawas.Penggunaan bahan-bahan yang
tidak sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam RKS ini akan ditolak atau dikeluarkan
dari lokasi atas perintah Pengawas dan semuanya menjadi resiko Penyedia Jasa.Apabila terjadi
keraguan akan mutu bahan-bahan yang didatangkan maka pengawas minta penyelesaian
pemeriksaaan pada laboratorium bahan bangunan tersebut maka biaya yang timbul menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.Perhitungan volume yang tercantum dalam BQ adalah ancar-ancar
dan Penyedia Jasa harus melakukan perhitungan kembali.Segala sesuatu yang belum
tercantum dalam RKS ini yang mana masih termasuk lingkup dalam pelaksanaan ini, Penyedia
Jasa harus menyelesaikan sesuai dengan petunjuk, Perintah Direksi, baik sesudah atau selama
berjalannya pekerjaan, serta perubahan-perubahan didalam Berita Acara Aanwizjing.Hal-hal
yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh KonsultanPengawas dengan dibuat Berita Acara yang disyahkan oleh
Pengelola Proyek/Direksi.