Isolasi Protein PDF
Isolasi Protein PDF
ABSTRAK
PENDAHULUAN
antioksidan alami. Antioksidan sintetik yang biasa digunakan secara luas adalah
BHA (Butil Hidroksi Anisol) dan BHT (Butil Hidroksi Toluen). Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa BHA dapat menyebabkan
kanker dan penggunaan antioksidan ini perlu dipertimbangkan lagi karena
memiliki efek toksik (Toda et al 1984), sehingga mendorong penemuan obat
untuk penangkal radikal bebas dari sumber bahan alam, terutama tumbuhan.
Tanaman melinjo (Gnetum gnemon), banyak dibudidayakan di Indonesia,
Malaysia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya sebagai penghasil tepung
dari biji mlinjo. Di Indonesia, tanaman ini merupakan salah satu komoditas favorit
dimana bijinya dapat dimakan setelah dimasak dan dibuang kulitnya. Kandungan
protein biji melinjo (Gnetum gnemon) relative tinggi sekitar 9 - 11% sehingga
dapat dipertimbangkan sebagai sumber bahan protein fungsional dan
nutraceutical food supplement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji
potensi alami biji melinjo sebagai sumber alami protein antioksidan.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : biji melinjo (Gnetum
gnemon) diperoleh dari sekitar daerah Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur.
CM-celullose, DEAE-cellulose dan Sephadex G-25 dari Pharmacia, massa
molekul protein standar dari Daiichi Chemica, dan bahan kimia lain yang
digunakan merupakan analytical reagent grade.
Karakter Gg-AOP.
Penentuan potensi aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Potensi
aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan metode DPPH-radical
scavenging berdasarkan jumlah donor hidrogen atau kemampuan radical
scavenging dari radikal berupa DPPH yang stabil (Yamaguchi et al, 1998; Gadow
et al, 1997). Emulsi model Linoleic Acid. Aktivitas antioksidan pada masing-
masing ekstraksi phenolik jaringan melinjo menggunakan ferric thiocyanate
methode (Mitsuda et al, 1966). Reducing power diukur berdasarkan metode yang
dijelaskan oleh Oyaizu (1988). Aktivitas chelating Cu2+ dan Fe2+ diukur
berdasarkan metode yang dilakukan oleh shimada (1992) dan Dinis et al.
(1994)
16 0,16
Fraction I Fraction II
14 0,14
280 nm
10 0,1
8 0,08 1
6 0,06
NaCl (M)
4 0,04
2 0,02 0
0 0
0 50 100 150 200 250 300
Fraction number (2 ml/tube)
Gambar 1. Grafik pemurnian protein antimikrobial (Gg-AOP) yang berasal dari
biji mlinjo pada DEAE-selulose dengan elusi gradien 0 sampai 1 M
NaCl.
I II CP Mr
50
DPPH radikal (%)
40
30
20
10
0
BHT Fraction I Fraction II
Gambar 3. Aktivitas DPPH radical scaveging protein Gg-AOP dari biji melinjo.
3,00
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Reducing power diukur pada panjang gelombang A700 dan kemampuan dari
kedua praksi hasil isolasi dari biji melinjo dapat terlihat pada Tabel 1. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa protein hasil isolasi mempunyai kemampuan
meredukasi produk begitu pula dari Tabel 1 menunjukkan kemampuan dalam
mengkelat atau mengikat ion Cu2+ dan Fe2.
Table 1. Kemampuan chelating ion copper dan ferros dan reducing power dari
protein Gg-AOP.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Halliwell B, Gutteridge J.M.C, and Aruoma O.I. (1987) The deoxyribose method:
a simple test tube assay for determination of rate constants for reactions
of hydroxyl radicals. Anal Biochem. 165:2159.