Anda di halaman 1dari 4

Asas-Asas

Qira'at Imam Ibnu Katsir Riwayat Imam Qunbul


Asri
Mahasiswa Fisika Unhas Angk. 2012
Sabtu, 27 Pebruari 2016

Nama asli Imam Qunbul adalah Imam Muhammad bin `Abdurrahman bin Khalid bin Muhammad
bin Sa`id al-Makki al-Makhzumi ra. Beliau belajar qira'ah kepada Imam `Abdullah bin Katsir bin
`Amru bin `Abdullah ra, seorang ahli qira'at yang bermukim di Mekah. Pada saat itu, penduduk
Mekah beramai-ramai belajar qira'ah kepada Imam Ibnu Katsir ra. Akan tetapi, Ibnu Mujahid ra
hanya memasukkan dua murid Imam Ibnu Katsir ra dalam bukunya yang membahas mengenai
qira'at sab`ah. Mereka berdua adalah Imam Ahmad bin Muhammad bin `Abdullah bin Abu Bazah
ra (Imam Al-Bazzi) dan Imam Muhammad bin `Abdurrahman bin Khalid bin Muhammad bin
Sa`id al-Makki al-Makhzumi ra (Imam Qunbul). Pada zaman itu, qira'at Imam Ibnu Katsir
digunakan oleh para imam shalat di Masjidil Haram di Mekah. Namun, saat ini qira'at Imam Ibnu
Katsir tidak terdengar lagi di Masjidil Haram karena para imam shalat menggunakan qira'at Imam
`Ashim riwayat Imam Hafsh.
Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan keunikan Al-Qur'an dalam hal qira'at. Al-
Qur'an hanya satu tetapi terdapat berbagai macam qira'at yang digunakan oleh para Imam dalam
membaca Al-Qur'an. Qira'at tersebut diwarisi dari Nabi shallalahu `alaihi wasallam. Pada
kesempatan ini, penulis hanya membatasi pembahasan mengenai kaidah-kaidah qira'at Imam Ibnu
Katsir riwayat Imam Qunbul yang berbeda dengan qira'at Imam `Ashim riwayat Imam Hafsh yang
digunakan di Indonesia.

1. Miim Al-Jama' ()

Miim Al-Jama' adalah miim yang berada di akhir kata yang menunjuk kepada Jama' Al-Mudzakkar
(jamak laki-laki). Imam Qunbul ra membaca Miim Al-Jama' dengan Miim yang didhammah dan
dipanjangkan 2 harakat. Contoh:

dan





2. Haa' Adh-Dhamiir ()

Imam Hafsh ra membaca panjang huruf Haa' Dhamiir jika huruf sebelumnya berharakat dan
membaca pendek jika huruf sebelumnya tidak berharakat (sukun), kecuali dalam Surah Al-Furqan :
69. Hal ini berbeda dengan Imam Qunbul ra, beliau membaca huruf Haa' Dhamiir dua harakat
dalam semua keadaan. Contoh:

dan

3. Tashil
Secara bahasa, Tashil berarti meringankan atau memberi kemudahan. Menurut istilah, Tashil adalah
meringankan/melunakkan Hamzah kedua ketika dua Hamzah berdekatan. Tashil dalam qira'at Imam
`Ashim riwayat Imam Hafsh hanya terdapat dalam QS Al-Fushshilat : 44 pada lafadzh:

Selain pada ayat di atas, Imam Hafsh membaca tahqiq yaitu membaca dengan tekanan suara yang
kuat. Namun, Imam Qunbul ra membaca tashil setiap ada dua Hamzah yang berdekatan. Contoh:

dan




4. Yaa' Al-Mutakallim Bertemu Hamzah Qatha'
Yaa' Al-Mutakallim adalah huruf ya' yang menunjuk kepada yang berbicara. Apabila Yaa' Al-
Mutakallim bertemu dengan huruf Hamzah qatha' yang menjadi huruf awal pada kata berikutnya
maka huruf Yaa' tersebut berharakat fathah. Contoh:

5. Yaa'aat Al-Atiyyah Bertemu Hamzah


Jika terdapat Yaa'aat Al-Atiyyah bertemu Hamzah yang menjadi awal pada kata berikutnya maka
huruf Yaa' tersebut berharakat fathah. Contoh:

dan

6. Kata yang Bacaannya Berbeda dengan Bacaan Imam Hafsh


Ada beberapa kata di dalam mushaf yang diucapkan berbeda dengan bacaan Imam Hafsh ra, antara
lain:
Riwayat Hafsh Riwayat Qunbul

Di Mushaf tetap tertulis huruf tetapi seperti

membaca huruf

Referensi

Anda mungkin juga menyukai