Anda di halaman 1dari 10

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK:

TINJAUAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ISLAM


Syafiah Sukaimi
Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Abstract: Families with any community is a group of social bonds in the domestic family life. The parents,
especially the father as the head of the family and the mother as the head of household, are the main actors in the
dyeing process of coaching, education, growth and development of childrens personality. Ideal personality of
children relies heavily on the efforts of both parents as early as possible so that children are able to understand a
wide range of recognition, social experience through guidance, exercises and education, particularly through the
development process of religious well. With morale through spiritual, is a guarantee for the kids there will be hope
of an Islamic character or personality of noble character.
Keywords: role of parents, children personality, developmental psychology
Abstrak: Keluarga dengan segala komunitasnya merupakan kelompok yang terdiri dari ikatan-ikatan sosial dalam
kehidupan keluarga rumah tangga. Orang tua, terutama bapak sebagai kepala keluarga dan ibu sebagai kepala
rumah tangga, merupakan aktor-aktor utama dalam mewarnai proses pembinaan, pendidikan, pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian anak-anak. Kepribadian ideal anak-anak sangat bergantung kepada upaya
yang dilakukan kedua orang tua sedini mungkin hingga anak-anak mampu memahami berbagai pengenalan,
pengalaman sosial baik melalui bimbingan, latihan-latihan dan pendidikan, terutama melalui proses pembinaan
keagamaan dengan baik. Dengan melalui semangat moral spiritual, merupakan jaminan bagi anak-anak akan ada
harapan berkarakter Islami atau berkepribadian akhlak mulia.
Kata kunci: peran orang tua, kepribadian anak, psikologi perkembangan

PENDAHULUAN bahkan sejak masih dalam kandungan


Keluarga merupakan suatu lembaga sekalipun.
pendidikan yang pertama dan utama, yang Di sinilah anak pertama kalinya
eksistensinya sangat menentukan akan masa memperoleh pengalaman dan sentuhan
depan suatu keidupan keluarga. Merupakan pendidikan, baik secara fisik maupun
suatu wadah dan tempat persemaian tumbuh secara moral spiritual, yang pada gilirannya
dan berkembangnya anak-anak (keluarga) pengalaman-pengalaman itu akan sangat
secara keseluruhan. Oleh karena itu, suatu mewarnai corak kehidupan kepribadiannya di
kehidupan keluarga inti yang terdiri dari masa-masa selanjutnya. Karena segala sesuatu
seorang ayah bersama isterinya merupakan yang pernah di alami oleh anak semasa kecil
pusat paling awal dan sangat menentukan (dalam kandungan) itu akan tertanam di
dalam proses pembinaan, pendidikan dan dalam jiwanya (rohaninya) sedemikian kuat.
pembentukan kepribadian anak sejak dini, Sebagaimana salah seorang tokoh dibidang

81
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

pendidikan dan ilmu psikologi perkembangan berpengaruh terhadap kepribadian anak


di masa Romawai kuno, bernama Quintilianus itu sendiri. Memperhatikan masalah ini,
dikatakan bahwa kesan-kesan yang diperoleh maka dalam tulisan berikut penulis merasa
anak ketika masih kecil akan tertanam secara perlu untuk mengungkapkan secara singkat
mendalam dan menjadi milik abadi di dalam sekitar bagaimana peranan keluarga dalam
jiwanya.1 membentuk kepribadian anak-anak menurut
Dengan demikian keluarga berarti psikologi perkembangan Islam.
mempunyai peranan yang tidak kecil dalam
PEMBAHASAN
membentuk jiwa dan kepribadian seorang
anak, karena baik buruknya pribadi dan jiwa Hakekat institusi Keluarga
anak sangat tergantung dari keluarga atau
Sebagaimana dipahami bahwa per-
kedua orang tuanya. Kalau keluarga selalu
kembangan jiwa atau kepribadian seorang
menanamkan nilai-nilai yang baik ke dalam
anak melalui beberapa tahap, dimana setiap
jiwa anak, tentu anak cepat atau lambat akan
tahapan perkembangan akan dilanjutkan
pasti memiliki pribadi dan jiwa yang baik pula,
ke tahapan berikutnya. Sementara di dalam
sebaliknya kalau keluarga tidak menanamkan
lingkungan suatu keluarga, anak-anak masih
nilai-nilai yang baik, maka sudah barang tentu
dalam tahap-tahap awal perkembangannya,
pribadi dan jiwa anak akan menjadi tidak baik
yang masih mudah untuk dibentuk, oleh karena
pula.2
itu pembentukan kepribadian anak dalam
Keluarga merupakan salah satu bagian lingkungan keluarga sangat menentukan
yang sangat penting bagi kelangsungan sekali bagi perkembangan selanjutnya.
kehidupan anak dan merupakan lingkungan Bilamana suatu keluarga yang senantiasa
atau rumah yang pertama sekali dikenal oleh berusaha mewarnai sekaligus menanamkan
sang-anak. Keluargalah (kedua orang tua) kehidupan jiwa anaknya dengan suasana yang
yang bertanggung jawab memenuhi segala menyenangkan, menggembirakan, penuh
tuntutan dan kebutuhan anak, baik kebutuhan perhatian dan kasih sayang serta diselimuti
biologis maupun kebutuhan psikologis. proses keharmonisasian, akan menjadikan
Suasana aman, tenteram, bahagia dan damai anak-anak memiliki jiwa yang lemah lembut,
serta keserasian hubungan harmonis antara penyayang, penyantun, santun dan punya
sang-ayah dan sang-ibu hendaknyalah kepekaan sosial. Tetapi sebaliknya bilamana
senantiasa terpancar di lingkungan ini, karena suatu keluarga yang senantiasa mewarnai
dengan suasana demikianlah ana-anak akan kehidupan jiwa anaknya dengan suasana
dapat memperoleh rasa kasih sayang dan gersang dari kasih sayang, penuh percekcokan
sentuhan perhatian yang diharapkannya.3 (kekerasan) dalam rumah tangga, terjadi
Dengan tanpa perhatian yang serius dan ketidak harmonisan dan pertikaian-pertikaian
kasih sayang yang penuh dari kedua orang sosial, maka akan menjadikan anak-anak
tua terutama, maka sudah barang tentu pada tumbuh dan berkembang dalam proses
gilirannya akan sulit terjadi pertumbuhan dengan jiwa dan pribadi yang kasar, keras,
dan perkembangan jiwa dan mental anak tidak memiliki sikap-sikap sosial yang santun,
yang sehat dan normal, yang akhirnya sangat penyayang dan bersahabat.

82
Syafiah Sukaimi: Peran Orangtua dalam Pembentukan Kepribadian Anak (Tinjauan Psikologi Perkembangan Islam)

Di dalam lingkungan suatu keluarga kenyamanan dalam keluarganya. Karena itu


dimana anak-anak berinteraksi baik dengan pangkal ketenangan dan kedamaian hidup
ke dua orang tuanya beserta segenap anggota adalah dalam lingkungan keluarga.
keluarga lainnya, maka mereka dengan Mengingat betapa pentingnya hidup
sendirinya akan dengan mudah memperoleh dalam lingkungan keluarga demikian itu,
sentuhan pendidikan formal berupa maka Islam memandang keluarga bukan hanya
pembentukan pembiasaan-pembiasaan seperti sebagai persekutuan hidup terkecil semata,
cara makan, tidur, bangun pagi, berpakaian,
tetapi lebih dari itu yakni sebagai lembaga
sopan santun dan sebagainya. Demikian hidup manusia yang dapat memberikan
pula halnya dengan pendidikan informal
kemungkinan celaka dan bahagianya
di dalam keluarga akan banyak membantu anggota-anggota keluarga tersebut, baik di
dalam meletakkan dasar-dasar pembentukan dunia maupun di akhirat.5 Dengan demikian
kepribadian anak.4
keluarga mempunyai peranan dan kewajiban
Keluarga adalah sebagai persekutuan yang tidak kecil, kerana baik buruknya
hidup terkecil dari masyarakat dan negara atau suskses tidaknya anggota keluarga,
yang luas, yang rumpun anggota-anggotanya merupakan tangung jawabnya. Dalam hal ini
pada umumnya terdiri dari ayah, ibu, kedua orang tua, ayah sebagai kepala keluarga
anak-anak dan anggota lain yang tinggal dan ibu sebagai kepala rumah tangga memang
berada dalam lingkungan itu sendiri, seperti dituntut untuk mewarnai keluarganya dengan
pembantu rumah tangga, kakek, nenek, nilai-nilai akhlak yang baik dan mulia, kesuri
keponakan dan lain sebagainya. Keluarga tauladan yang baik, menyelamatkan anggota
merupakan lingkungan yang bersifat primer dari segala bentuk perangai dan perilaku
dan fundamental, disitulah anak dibesarkan yang tidak baik, baik susahnya perjuangan
dan memperoleh penemuan awal serta belajar, di dunia maupun di akhirat, sebagaimana
yang memungkinkan pertumbuhan dan dimaksudkan Firman Allah Swt dalam surat
perkembangan diri kepribadian selanjutnya. al-Tahrim ayat 6, yang artinya wahai sekalian
Dalam lingkungan keluargalah anak untuk umat manusia yang beriman, peliharalah (jagalah)
pertama kalinya memperoleh kesempatan dirimu dan segenap keluargamu dari hal-hal yang
untuk menghayati pergaulan dengan sesama serba menyusahkan.
manusia, bahkan memperoleh perlindungan Untuk memelihara keluarga dari segenap
dan kasih sayang yang pertama. Keluarga hal-hal yang menyusahkan (neraka), tentu
adalah buaian dari kepribadian atau pusat tidaklah mudah dan segampang seperti
ketenangan hidup dan pangkalan home base yang diharapkan, karena itu dibutuhkan
yang paling vital lagi menentukan. Keluarga proses pengertian dan pemahaman yang
sebagai pusat pendidikan, latihan dan pusat mendalam terhadap tugas-tugas yang harus
kebudayaan serta pusat agama, karena itu
dilaksanakan. Sebagai orang tua tidak hanya
hubungan antar anggota keluarga harus selalu berkewajiban memenuhi tuntutan kebutuhan
harmonis dan terpadu, serta penuh kegotong hidup jasmaniah anak-anak (keluarga)
royongan, kerjasama serta kasih sayang. semata-mata, tetapi tuntutan kebutuhan
Setiap anggota keluarga harus merasakan hidup bersifat rohaniah (spiritual) juga tidak
ketenangan, keceriahan, kegembiraan dan kalah arti pentingnya. Dengan membiasakan

83
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

anak-anak (keluarga) sejak dini dengan hal- Dengan demikian keluarga atau orang tua
hal yang sesuai dengan niali-nilai kesusilaan memiliki tangung jawab untuk melindungi
dan spiritual agama, maka dengan sendirinya dan memelihara seluruh anggota
akan sangat memungkinkan terbentuk suatu keluarganya dari segala mara bahaya,
karakter Islami atau suatu kepribadian dan dengan cara memberikan perlindungan
akhlak yang mulia di masa-masa selanjutnya, dan menciptakan rasa aman dalam jiwa
sehingga pada gilirannya anak-anak dapat seluruh nggota keluarga. Karena hanya
membedakan mana yang baik, dan mana yang dengan jiwa yang terlindungi, dan merasa
buruk, mana yang benar dan mana yang salah amanlah anak akan dapat tumbuh dan
dalam proses kehidupannya sehari-hari. berkembang denga kepribadian yang baik
dan stabil.
Peran Utama Kedua Orang Tua
b. Sebagai Pendidik. Secara kodrat orang tua
Memahami substansi kandungan Firman berperan dan berfungsi sebagai pendidik,
Allah Swt dalam surat al-Tahrim ayat 6 di mana selain memberikan perlindungan
sebagaimana disinggung di atas, maka dapat dan pemeliharaan kepada anaknya,
disimpulkan bahwa pada dasarnya tugas- orang tua juga berkewajiban memberikan
tugas dan kewajiban kedua orang tua sebagai bimbingan dan pendidikan kepada anak-
home base keluarga dapat dikelompokkan anaknya, karena melalui pendidikan ini
antara lain sebagai berikut: anak akan memperoleh pengalaman dan
a. Sebagai Pemelihara dan Pelindung dapat mengembangkan diri secara aktif
Keluarga. Orang tua sebagai kepala dan optimal. Sebagai pendidik orang tua
keluarga memiliki tugas dan fungsi mewariskan nili-nilai kepada anak melalui
sebagai pelindung dan pemelihara latihan-latihan atau pembiasaan. Dalam
anggota keluarganya, baik moril maupun hal ini menurut Imam Ghazali, bahwa
materilnya. Hal ini sesuai dengan maksud melatih anak-anak adalah suatu hal
salah satu hadits Rasulullah Saw. yang yang penting sekali, karena anak sebagai
sudah populer dikalangan ummat, yang amanah Allah Swt bagi orang tuanya, anak
artinya setiap kamu adalah orang yang memiliki hati yang suci bagaikan mutiara
memiliki tanggung jawab dan setiap kamu cemerlang, bersih dari segala ukiran serta
akan bertanggung jawab atas apa yang kamu gambaran, ia dapat menerima segala yang
pertanggung jawabkan. Sebaai pelindung diukirkan atasnya atau condong kepada
dan pemelihara anggota keluarganya, segala yang dicondongkan kepadanya,
orang tua dituntut untuk memberikan maka ia dibiasakan kea rah kebaikan dan
jaminan material bag kelangsungan hidup diajar kebaikan, jadilah ia baik dan bahagia
keluarganya, antara lain misalnya berupa di dunia dan akhirat, sedangkan orang tua
nafkah dan sebagainya. Hal ini dijelaskan serta pendidiknya turut mendapat bagian
dalam Firman Allah. Swt dalam surat al- pahalanya. Tetapi bila ia dibiasakan
Thalaq ayat 6, yang artinya tempatkanlah dengan kebiasaan jelek atau dibiarkan
mereka itu di mana saja kamu bertempat tinggal dalam kejelekan, maka celakalah ia,
dan janganlah kamu memberi mudharat kepada sedangkan orang tua dan pemeliharanya
mereka untuk menyempitkan atas mereka. akan mendapat beban dosanya. Untuk

84
Syafiah Sukaimi: Peran Orangtua dalam Pembentukan Kepribadian Anak (Tinjauan Psikologi Perkembangan Islam)

itu wajiblah wali atau orang tuanya dan ketahuan dari luar, misalnya cara-
menjaga anak (keluarga) dari perbuatan caranya berbuat dan berbicara.
dosa, dengan mendidik dan mengajarnya 2. Aspek-aspek kejiwaan, meliputi yang
berakhlak baik lagi mulia, menjaga dari tidak segera dapat diihat dan ketahuan
teman-teman yang jahat dan tidak boleh dari luar, misalnya cara-cara seseorang
membiasakan anak dengan bernikmat- berfikir, bersikap dan minatnya.
nikmat.6
3. Aspek-aspek kerohanian yang luhur,
Selanjutnya bagaimana tugas orang tua
meliputi aspek-aspek kejiwaan yang
secara pedagogis dijelaskan dalam salah satu lebih abstrak, yaitu falsafah hidup dan
sabda Rasulullah Saw, yang artinya sebagai kepercayaan. Ini meliputi sistem nilai
berikut: Anas berkata bahwa Rasulullah Saw yang telah meresap ke dalam kepribadian,
bersabda: anak itu pada hari ke-7 dari lahirnya yang telah menjadi bagian dan mendarah
disembelihkan aqiqah, serta diberi nama dan daging dalam kepribadian seseorang yang
disingkirkan dari segala kekotoran-kotoran, jika ia
dapat mengarahkan dan memberi corak
telah berumur 6 tahun, ia dididik beradab susila, seluruh kehidupan individu.
jika ia telah berumur tahun dipisahkan tempat
tidurnya, dan jika ia telah berumur 13 tahun, Atas dasar tersebut, maka kepribadian
dipukul agar mau sembahyang (diharuskan). Bila seseorang merupakan seluruh totalitas dari
ia telah berumur 16 tahun, ayahnya di izinkan diri seseorang yang terbentuk karena faktor-
mengawinkannya, setelah itu ayah berjabat tangan faktor pembawaan dan faktor-faktor dari
dengannya dan mengatakan: saya telah mendidik, lingkungan, terutama lingkungan keluarga.
mengajar dan mengawinkan kamu, saya mohon Untuk membentuk suatu kepribadian yang
perlindungan kepada Allah Swt dari fitnahan- baik dan bermoral tidaklah mudah seperti
fitnahan di dunia dan siksaan di akhirat. yang diharapkan, diperlukan suatu proses
berkesinambungan sejak anak usia sedini
Hal ini menunjukkan bahwa tugas dan
mungkin. Pembentukan kepribadian anak
kewajiban orang tua tidaklah ringan sebagai
terjadi secara berangsur-angsur, tahap demi
pendidik. Bahkan sebenarnya tugas dan tahap seirama dengan dunia pertumbuhan
kewajiban orang tua belumlah dianggap dan perkembangannya, bukanlah sekali
selesai meskipun anaknya sudah berumah jadi, melainkan sesuatu yang tumbuh dan
tangga. Artinya bahwa orang tua tetap masih berkembang. Menurut Zakiah Daradjat
harus merasa bertugas dan berkewajiban bahwa secara umum proses pembentukan
untuk selalu menegur dan membimbing anak- kepribadian seseorang itu terjadi melalui
anaknya bila ternyata tersalah langkah. tiga tahap, yakni melalui tahap pembiasaan-
Kemudian kategori aspek kepribadian pembiasaan, tahap pembentukan pengertian, sikap
seseorang pada garis besarnya dapat dan minat, serta tahap pembentukan kerohanian
digolongkan ke dalam tiga hal, yaitu sebagai yang luhur.7
berikut: Pembentukan kebiasaan adalah
1. Aspek-aspek kejasmanian, yang meliputi penanaman atau latihan-latihan terhadap
tingkah laku luar yang mudah nampak kecakapan-kecakapan berbuat, mengucapkan
sesuatu atau mengerjakan sesuau, seperti cara

85
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

berpakaian, bangun pagi, sholat, puasa dan dalam pembinaan pembentukan kepribadian
sebagainya. Setiap pendidik terutama orang anak. Karena pada tahun-tahun pertama dari
tua hendaknya menyadari bahwa dalam pertumbuhan dan perkembangan itu, si-anak
pembinaan dan pembentukan kepribadian mampu berfikir dan perbendaharaan kata-kata
anak sangat diperlukan pembiasaan- yang mereka kuasai masih sangat terbatas,
pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok serta mereka belum mampu memahami kata-
dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. kata yang abstrak, akan tetapi mereka dapat
Karena pembiasaan dan latihan tersebut akan merasakan sikap, tindakan dan perasaan dari
membentuk sikap tertentu pada anak, yang kadua orang tuanya. Mereka merasa disayangi
lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan atau dibenci oleh orang tua mereka, anak akan
kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi karena merasa senang kalau orang tua mereka rukun,
telah masuk menjadi bagian dari pribadinya. sebaliknya si-anak akan merasa sedih kalau
Untuk membina anak agar mempunyai orang tua mereka tidak akur dalam kehidupan
sifat-sifat terpuji, tidaklah mungkin dengan keluarga.
penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu
Upaya Membentuk Kepribadian Anak
membiasakannya untuk melakukan yang baik,
yang diharapkan nanti dia akan memiliki sifat- Tindakan dan perlakuan kedua orang tua
sifat tersebut dan menjauhi sifat-sifat tercela. terhadap anak-anak dan saudara-saudaranya
Kebiasaan dan latihan-latihan itulah yang merupakan perilaku yang akan menjadi bagian
membuat dia cenderung kepada melakukan dari kepribadian keluarganya di kemudian
yang baik dan meninggalkan yang kurang hari. Tindakan dan perlakuan orang tua yang
baik. Anak pada usia balita biasanya memiliki sesuai dengan ajaran ajaran agama dan norma
sifat imitasi yang sangat kuat, dia di ibaratkan susila, akan menimbulkan pengalaman-
sebagai kaset kosong yang selalu siap mereka pengalaman hidup dalam jiwa anak yang
segala yang dilahat dan didengarnya, sama sesuai dengan agama, yang kemudian akan
ada baik maupun buruk, karena itu anak pada tumbuh dan menjadi unsur-unsur yang
usia ini sangat cocok sekali untuk memberikan merupakan bagian dalam pribadinya nanti.8
latihan dan pembiasaan tentang segala sesuatu, Latihan dan pembiasaan keagamaan yang
di samping itu perlu dibarengi pula dengan menyangkut ibadah seperti sembahyang, doa,
contoh teladan dari orang tua, termasuk dari membaca al-Quran dan sebagainya harus
keluarga-keluarga lainnya. Pembentukan dan dibiasakan sejak dini, sehingga lama kelamaan
pendidikan agama dan moral dalam keluarga akan tumbuh rasa senang melakukan ibadah
sebelum anak masuk sekolah, terjadi secara tersebut. Anak dibiasakan sedemikian rupa,
tidak formil. Pendidikan agama pada umur sehingga dengan sendirinya ia akan terdorong
ini melalui semua pengalaman anak,baik untuk melakukannya tanpa suruhan dari luar,
melalui ucapan yang didengarnya, tindakan, melainkan muncul dorongan dari dalam.
perbuatan dan sikap yang dilihatnya, maupun Latihan keagamaan yang menyangkut akhlak
perlakuan yang dirasakannya. Oleh karena dan ibadah osial atau hubungan sesame
itu peran dan keadaan kedua orang tua manusia sesuai dengan ajaran agama jauh
dalam kehidupan anak sehari-hari (keluarga) lebih penting daripada penjelasa dengan kata-
mempunyai pengaruh yang sangat besar kata. Latihan di sini dilakukan melalui contoh

86
Syafiah Sukaimi: Peran Orangtua dalam Pembentukan Kepribadian Anak (Tinjauan Psikologi Perkembangan Islam)

yang diberikan oleh orang tua, karena itu kejiwaan sebagai alat tambahan. Hasilnya ialah
orang tua hendaknya mempunyai kepribadian kesadaran dan pengertian yang mendalam
yang dapat mencerminkan ajaran agama. segala yang difikirkannya, dipilihnya dan
Dalam pembentukan pribadi anak, pem- diputuskannya serta dilakukannya adalah
biasaan dan latihan ini sangat penting, karena berdasarkan keinsyafannya sendiri dengan
pembiasaan-pembiasaan agama itu akan penuh rasa tanggung jawab.9
memasukkan unsur-unsur positif dalam Proses pembentukan pribadi seseorang
pribadi anak yang sedang tumbuh. Semakin dapat dilakukan secara bertahap oleh
banyak pengalaman-pengalaman agama keluarganya, sekolah maupun masyarakat.
yang diperolehnya melalui pembiasaan itu, Di dalam lingkungan keluarga orang tua
maka semakin banyaklah unsur agama dalam merupakan idola bagi anak, di mana anak
pribadinya dan semakin mudahlah ia dibentuk perempuan akan mengidolakan ibunya,
dengan nilai-nilai moral. Pembentukan sedangkan anak laki-laki akan mengidolakan
pengertian dan sikap pada taraf pertama bapaknya. Sehingga kalau figur ayah dan
baru merupakan drill, dengan tujuan agar ibunya baik dan bermoral tinggi, maka kesan
caranya dilakukan lebih tepat, kemudian pada yang diterima anak akan baik pula, namun
taraf kedua barulah diberi pengertian dan sebaliknya bila figur ayah dan ibunya kurang
pengetahuan, sebagai contoh memberikan baik dan kurang bermoral, maka kesan yang
pengertian tentang sikap sabar, kekuasaan diterima anak akan kurang baik pula. Seorang
Allah, tidak boleh dengki, dendam dan anak yang dibesarkan, dipelihara dan dididik
sebagainya. Pembentukan sikap, pembinaan dalam rumah tangga yang aman tenteram,
moral atau Pembina pertama adalah orang penuh dengan kasih saying akan bertumbuh
tua, kemudian guru. Semua pengalaman yang dan berkembang dengan baik dan pribadinya
dilalui anak semasa kecilnya, akan merupakan akan terbina dengan baik pula. Lebih-lebih
unsure penting dalam pribadinya. Sikap si- lagi apabila ibu bapaknya mengerti agama dan
anak terhadap agama dibentuk pertama kali menjalankannya dengan taat dan tekun. Setiap
di dalam keluarganya melalui pengalaman gerak, sikap dan pelakuan yang diterima oleh
yang didapatnya dari orang tuanya, kemudian anak dalam keluarganya akan menemukan
disempurnakan atau diperbaiki oleh guru di corak pribadinya yag akan bertumbuh nanti.
Sekolah, terutama guru yang disayanginya. Dalam hal ini tertama sekali dari pihak ibu
Sikap kedua orang tua terhadap agama dituntut untuk lebih aktif berperan, karena ibu
akan memantulkan kepada si-anak. Jika orang biasanya memiliki sikap yang lebih lembut,
tua menghormati ketentuan-ketentuan agama, sabar dan perhatian kepada anaknya. Apabila
maka akan bertumbuhlah pada jiwa anak sikap si-ibu tenang, penyayang, apat mengerti cirri-
menghargai agama, demikian pula sebaliknya, ciri pertumbuhan yang sedang dialami oleh
jika sikap orang tua terhadap agama negative, anaknya, dan tkun menjalankan agama serta
acuh tak acuh atau meremekan, maka demikian dapat melatih anaknya untuk hidup sesuai
pulalah sikap yang tumbuh dalam jiwa anak. dengan nilai-nilai moral yang ditentukan oleh
Pembentukan kerohanian yang luhur alat agama, dan tahu pula sekedarnya psikologi
utamanya adalah budi dan tenaga-tenaga anak dalam segala tingkat usia dengan cirri

87
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

dan problemanya masing-masing, maka ia jahat. Untuk perkembangan selanjutnya


akan dapat membina moral anak-anaknya sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan
secara teratur dan sehat.10 terutama lingkungan keluarga, bagaimana
Peranan ibu dalam pembinaan dan pem- kelak kepribadian anak tergantung pengaruh
bentukan moral dan mental anak sangat yang diberikan oleh keluarganya, bila yang
penting dan besar sekali, karena pembinaan ditanamkan ke dalam jiwa anak, pengaruh
kehidupan moral dan agama itu lebih banyak yang baik, maka yang akan berkembang
adalah potensi yang baik, sebaliknya bila
terjadi di dalam llingkungan keluarga melalui
pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh pengaruh yang diberikan oleh keluarga
adalah pengaruh yang negative, maka yang
anggota keluarganya, dibandingkan dengan
pengalaman dalam pendidikan formal. Karena akan berkembang adalah potensi yang jahat
nilai-nilai moral dan aama yang akan menjadi pula. Dengan bagaimana perkembangan
pengendali dan pengaruh di dalam kehidupan potensi yang dibawa oleh anak sejak lahir,
manusia itu adalah nilai-nilai yang masuk dan sangat tergantung kepada lingkungan
keluarga. Karena pada dasarnya anak yang
terjalin ke dalam pribadinya. Semakin cepat
nilai-nilai yang masuk dan terjalin ke dalam baru dilahirkan belum meiliki pengalaman
dan pengetahuan apapun, sebagaimana
pembinaan pribadi, akan semakin besar
dinyatakan dalam Firman Allah Swt. surat al-
pengaruhna dalam pengendalian tingkah laku
dan pembentukan sikap pada khususnya. Nakhl ayat 78, yang artinya Dia (Allah) yang
Dengan demiian orang tua mempunyai peran telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
yang tunduk kecil terhadap pembentukan keadaan belum memiliki pengetahuan apapun,
kepribadian anak, kaena baik buruknya kemudian Dia ciptakan untukmu pendengaran,
tingkah laku dan moral seorang anak penglihatan dan fikiran, mudah-mudahan kamu
menjadi orang yang bersyukur.
banyak ditentukan oleh factor lingkungan
keluarganya. Dari ayat di atas dapat dipahami
Hal ini sesuai sebagaimana dijelaskan bahwa anak ketika lahir belum memiliki
dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. riwayat pengetahuan sama sekali, walaupun ia sudah
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, yang dibekali dengan berbagai potensi, maka
artinya tiada seorang anakpun yang dilahirkan ke lingkunganlah yang akan mengisi jiwanya
dunia ini kecuali dalam keadaan suci (mempunyai dengan pengalaman dan pendidikan, karena
potensi), maka kedua orang tuanyalah (lingkungan potensi yang di bawa oleh anak tersebut
keluarganya) yang menjadikan ia Yahudi, Nashrani hanya akan dapat berkembang secara optimal
atau Majusi.11 apabila didukung lingkungan di mana
anak berada, sehingga antara potensi anak
Makna hadits tersebut menunjukkan dengan lingkungan akan saling mendukung
bahwa setiap anak yang dilahirkan oleh dan memengaruhi pembentukan jiwa dan
ibunya, sudah membawa fithrah. Para ahli kepribadian anak. Bagaimana kelak corak
pendidikan menafsirkan kata fithrah dan bentuk kepribadian anak tidak lepas dari
dengan potensi. Berarti setiap anak lahir pengaruh factor internal (heriditas) dan factor
sudah memiliki potensi, baik potensi untuk eksternal (lingkungan), baik factor heriditas
menjadi baik maupun potensi untuk menjadi maupun lingkungan akan memengaruhi

88
Syafiah Sukaimi: Peran Orangtua dalam Pembentukan Kepribadian Anak (Tinjauan Psikologi Perkembangan Islam)

dan mewarnai kepribadian anak. Untuk itu yang shaleh dan shalehah masa depan,
lingkungan harus menciptakan suasana yang adalah merupakan suatu amanah, tugas dan
baik dan mendukung setiap potensi yang kewajiban mulia menurut ajaran agama Islam.
dimiliki oleh anak. Hanya dengan usaha
yang gigih, sabar dan penuh perhatian akan Endnotes:
mendapat hasil yang memuaskan, karena 1 Imam Bawani, Ilmu Jiwa Perkembangan dalam
Knteks Pendidikan Islam, edisi 1, Surabaya: PT.
itu orang tua tidak perlu berputus asa dan
Bina Ilmu, 1990, p. 52
mengeluh bila sewaktu-waktu mendapatkan
2 Ibid.
kesulitan dan cobaan dalam mendidik anak-
3 Mustafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga,
anaknya, karena itu dalah tugas dan kewajiban
Sekolah dan Masyarakat, Jilid 1, alih bahasa
mulia sebagai orang tua.
Zakiah Daradjat, Bandung: Bulan Bintang, 1977,
p. 72
Kesimpulan
4 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, Jakarta:
Berdasarkan substansi tulisan uraian di PT. Rineka Cipta, 2000, p. 57
atas, maka bagi penulis berkesimpulan bahwa 5 H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan
peran kedua orang tua terutama dan termasuk Agama Di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, edisi
keluarga sebagai pembina sekaligus pendidik 3, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, p. 74
utama dan pertama dalam suatu kehidupan 6 Ibid, p. 75
keluarga, sangat besar pengaruhnya, bahkan 7 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, edisi 12,
sangat menentukan perilaku kehidupan Jakarta: Bulan Bintang, 1990, p. 61-62
jiwa dan kepribadian anak dan keluarga. 8 Ibid, p. 110
Oleh karena itu, baik buruknya akhlak, 9 Ahmad D. Marimba, Op.cit, p. 80
perangai, perilaku atau pribadi sang-anak 10 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam
dan keluarga, banyak ditentukan oleh sistem Pembinaan Mental, edisi 4, Jakarta: PT. Bulan
pola pembinaan, latihan dan pendidikan Bintang, 1982, p. 78-79
yang diberikan oleh sang-orang tua terutama 11 Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimy, Mukhtar
dan lingkungan keluarga, di mana anak al-Ahadits al-Nabawiyyah wa al-Hikam al-
Muhammdiyyah, Mesir: al-Maktabah al-Tijariyah
(keluarga) yang sudah mendapatkan
al-Kubraa, tt. p. 134
pengenalan, pengalaman dan pendidikan,
terutama pendidikan moral spiritual misalnya DAFTAR PUSTAKA
yang kuat dari keluarganya, akan dapat
Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan
mempertahankan eksistensi kepribadian
Islam, edisi 8, Bandung: PT. Al-Maarif, 1989
(potensinya) dari pengaruh-pengaruh sosial
dan lingkungan yang kurang bersahabat.Yang Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimy, Mukhtar al-
terpenting dalam hal ini bahwa setiap kedua Ahadits al-Nabawiyyah wa al-Hikam al-
orang tua dan bahkan setiap anggota keluarga Muhamadiyyah, Mesir: al-Maktabah al-
semestinyalah mempunyai keyakinan yang Tijariyyah al-Kubraa, tt.
mendalam bahwa dalam membina, melatih Ary H. Gunawan, 2000, Sosiologi Pendidikan,
dan mendidik anak-anak dan keluarga sebagai Jakarta: Rinea Cipta
upaya maksimal agar bagaimana sang-anak
dan anggota keluarga menjadi generasi

89
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

A.Mustafa, 1987, 150 Hadits-hadits Pilihan Untuk Sumardi Suryabrata, 1986, Psikologi Kepribadian,
Pembinaan Akhlak dan Iman, Surabaya: al- edisi 3, Jakarta: Rajawali Press,
Ikhlas Syafiah, 2008, Pengantar Psikologi
Arifin, 1977, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Perkembangan, edisi 1, Pekanbaru: Suska
Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Press
edisi 3, Jakarta: Bulan Bintang Zakiah Daradjat, 1982, Pendidikan Agma Dalam
Imam Bawani, 1990, Ilmu Jiwa Perkembangan Pembinaan Mental, edisi 4, Jakarta: Bulan
Dalam Konteks Pendidikan Islam, edisi 1, Bintang
Surabaya: Bina Ilmu -----, 1990, Ilmu Jiwa Agama, edisi 12, Jakarta:
Mustafa Fahmi, 1977, Kesehatan Jiwa Dalam Bulan Bintang
Keluarga Sekolah dan Masyarakat, Jilid 1,
terjemahan Zakiah Daradjat, Jakarta:
Bulan Bintang

90

Anda mungkin juga menyukai