109.332880402 Sop Parotitis
109.332880402 Sop Parotitis
PAROTITIS
No. : XXX/OK/SOP/II/2
Dokumen 015
SO No.Revisi : 0/0
Tanggal : Mei 2016
P Terbit
Halaman : 1/1
KEPALA UPTD PUSKESMAS
UPTD PERAWATAN PAUH
PUSKESMAS
PERAWATAN
PAUH Dr. Hj. Nurlia
NIP.
1.Pengertian Parotitis adalah peradangan pada kelenjar parotis. Parotitis dapat disebabkan oleh
infeksi virus, infeksi bakteri, atau kelainan autoimun, dengan derajat kelainan yang
bervariasi dari ringan hingga berat.
1.Tujuan Prosedur ini dibuat untuk pedoman pengobatan pasien parotitis di Puskesmas
2.Kebijakan Dibawah Pengawasan dan Tanggung Jawab Dokter Puskesmas
3.Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Edisi revisi. Jakarta. 2014
4.Peralatan 1. Poliklinik set
2. Obat-obatan:
obat-obatan simptomatik yang sesuai.
5.Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan :
1. Parotitis mumps
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Bengkak berlangsung tiba-tiba
c. Rasa nyeri pada area yang bengkak
d. Onset akut, biasanya < 7 hari
e. Gejala konstitusional: malaise, anoreksia, demam
f. Biasanya bilateral, namun dapat pula unilateral
2. Parotitis bakterial akut
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Bengkak berlangsung progresif
c. Onset akut, biasanya < 7 hari
d. Demam
e. Rasa nyeri saat mengunyah
Dokumen Akreditasi Puskesmas Perawatan Pauh 2016
PAROTITIS
No. : XXX/OK/SOP/II/2
Dokumen 015
SO No.Revisi : 0/0
Tanggal : Mei 2016
P Terbit
Halaman : 1/1
KEPALA UPTD PUSKESMAS
UPTD PERAWATAN PAUH
PUSKESMAS
PERAWATAN
PAUH Dr. Hj. Nurlia
NIP.
3. Parotitis HIV
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Tidak disertai rasa nyeri
c. Dapat pula bersifat asimtomatik
4. Parotitis tuberkulosis
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Onset kronik
c. Tidak disertai rasa nyeri
d. Disertai gejala-gejala tuberkulosis lainnya
5. Parotitis autoimun (Sjogren syndrome)
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Onset kronik atau rekurens
c. Tidak disertai rasa nyeri
d. Dapat unilateral atau bilateral
e. Gejala-gejala Sjogren syndrome, misalnya mulut kering, mata kering
f. Penyebab parotitis lain telah disingkirkan
PAROTITIS
No. : XXX/OK/SOP/II/2
Dokumen 015
SO No.Revisi : 0/0
Tanggal : Mei 2016
P Terbit
Halaman : 1/1
KEPALA UPTD PUSKESMAS
UPTD PERAWATAN PAUH
PUSKESMAS
PERAWATAN
PAUH Dr. Hj. Nurlia
NIP.
b. Eritema
c. Nyeri tekan (tidak ada pada kasus parotitis HIV, tuberkulosis, dan
autoimun)
4. Pada kasus parotitis bakterial akut, bila dilakukan masase kelanjar
parotis dari arah posterior ke anterior, nampak saliva purulen keluar
dari duktur parotis.
Pemeriksaan Penunjang
Pada kebanyakan kasus parotitis, pemeriksaan penunjang biasanya tidak
diperlukan. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menentukan
etiologi pada kasus parotitis bakterial atau parotitis akibat penyakit sistemik
tertentu, misalnya HIV, Sjogren syndrome, tuberkulosis.
PAROTITIS
No. : XXX/OK/SOP/II/2
Dokumen 015
SO No.Revisi : 0/0
Tanggal : Mei 2016
P Terbit
Halaman : 1/1
KEPALA UPTD PUSKESMAS
UPTD PERAWATAN PAUH
PUSKESMAS
PERAWATAN
PAUH Dr. Hj. Nurlia
NIP.
b. Medikamentosa
Pengobatan bersifat simtomatik (antipiretik, analgetik)
2. Parotitis bakterial akut
a. Nonmedikamentosa
- Pasien perlu cukup beristirahat
- Hidrasi yang cukup
- Asupan nutrisi yang bergizi
b. Medikamentosa
- Antibiotik
- Simtomatik (antipiretik, analgetik)
3. Parotitis akibat penyakit sistemik (HIV, tuberkulosis, Sjogren syndrome)
Tidak dijelaskan dalam bagian ini.
PAROTITIS
No. : XXX/OK/SOP/II/2
Dokumen 015
SO No.Revisi : 0/0
Tanggal : Mei 2016
P Terbit
Halaman : 1/1
KEPALA UPTD PUSKESMAS
UPTD PERAWATAN PAUH
PUSKESMAS
PERAWATAN
PAUH Dr. Hj. Nurlia
NIP.