Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ukraina merupakan negara pecahan Soviet yang

memutuskan untuk memisahkan diri dan mendeklarasikan

kemerdekaannya pada tahun 1991. Dari awal kemerdekaannya

hingga saat ini, Ukraina terus melakukan pembenahan ekonomi

dan politik yang masih menjadi permasalahan utama bagi

Ukraina. Pembenahan ekonomi dan politik dapat dianggap

sebagai sebuah bentuk reformasi. Hal itu yang menjadi salah

satu sebab Ukraina melakukan revolusi. Revolusi Ukraina

pertama kalinya terjadi pada tahun 2004 dalam era

kepemimpinan Leonid Kuchma, kemudian revolusi yang kedua

kalinya terjadi pada tahun 2014 dalam era kepemimpinan Viktor

Yanukovych.1

Peristiwa revolusi oranye 2004 mengakibatkan lengsernya

rezim Leonid Kuchma yang kemudian digantikan dengan Viktor

Yuschenko yang secara resmi terpilih sebagai presiden Ukraina di

tahun 2005.2 Di masa kepemimpinannya, hubungan luar negeri

Ukraina lebih dekat terhadap Uni Eropa. Selain sebagai bentuk

1Agnieszka Pikulicka, Wilczewska, dan Richard Sakwa, Ukraine and


Russia: People, Politics, Propaganda and Perspective, UK: E-
International Relation Publishing, 2015, hlm.102.

1
2

pro-nya terhadap Uni Eropa, ia juga ingin memberikan perubahan

yang baru bagi Ukraina dalam bidang ekonomi dan politik.

Yuschenko ingin memperbaiki sendi-sendi perekonomian Ukraina

yang sempat mengalami penurunan pasca terjadinya praktik

korupsi besar-besaran di era kepemimpinan Leonid Kuchma.3

Pembangunan ekonomi yang dilakukan yaitu melalui

kemitraan dengan Uni Eropa. Sebagai bentuk dari kebijakannya,

Yuschenko melakukan pendekatan hubungan luar negeri Ukraina

dengan Uni Eropa melalui sebuah kerjasama perdagangan.

Sehingga tepat pada 5 Maret 2007, Yuschenko telah berhasil

menginisiasikan sebuah kerjasama perdagangan antara Ukraina

dengan blok Uni Eropa yang dikenal dengan nama Zona

Perdagangan Bebas Mendalam dan Komprehensif atau Deep

Comprehensive Free Trade Area (DCFTA). Setahun kemudian,

tepat pada tanggal 18 Februari 2008 dilakukan kembali

pembahasan antara Ukraina dengan Uni Eropa mengenai

pembangunan zona perdagangan bebas tersebut. Uni Eropa

meyakinkan kepada Ukraina bahwa, jika Ukraina dapat

berintegrasi dengan Uni Eropa, hal itu akan membantu

2Octab Alfiansyah, Upaya Rusia Dalam Mencengah Rencana Ukraina


Masuk Keanggotaan Uni Eropa, Jurnal Hubungan Internasional
Universitas Mulawarman, Volume 3, No.2, 2015, hlm.317.

3Ibid, hlm.316.
3

pertumbuhan perekonomian Ukraina dengan prospek jangka

panjang melalui perdagangan bebas.

Di bawah kepemimpinan Yuschenko, hubungan luar negeri

Ukraina sudah cukup dekat terhadap blok Barat atau Uni Eropa.

Hal itu berdampak juga terhadap hubungan luar negeri Ukraina

terhadap Rusia, yang mengakibatkan hubungan keduanya

mengalami kebuntuan.4 Kebuntuan tersebut terjadi karena

dikotomi kepentingan. Ukraina mempunyai kepentingan yang

jauh lebih besar terhadap Uni Eropa melalui pembangunan

ekonomi dan politik bersama, sedangkan Rusia tidak bisa

menerima kenyataan perihal tersebut. Sebab Rusia

menginginkan agar Ukraina tetap menjadi bagian dalam

kepentingannya. Namun, Yuschenko selaku kepala negara

Ukraina tidak memperdulikan hal tersebut. Ia akan tetap

melanjutkan kemitraan antara Ukraina dengan Uni Eropa yang

lebih serius.

Sehingga tepat pada 9 September 2008, sebuah keputusan

baru disepakati oleh Ukraina dengan Uni Eropa. Dalam

kesepakatan tersebut dihasilkan sebuah perjanjian baru yang

dikenal sebagai perjanjian asosiasi. Perjanjian asosiasi ini

mengandung beberapa hal yang cakupannya lebih luas. Sebab

mempertimbangkan bahwa permasalahan utama Ukraina setelah

4Ibid, hlm.323.
4

merdeka bukan hanya sebatas permasalahan ekonomi saja.

Tetapi, ada permasalahan politik juga di dalamnya. Dengan

demikian, perjanjian asosiasi tersebut rencananya akan

ditandatangani oleh Ukraina dengan tenggat waktu akhir tahun

2013.5

Pernyataan-pernyataan tersebut menjelaskan bahwa

Yuschenko telah berupaya untuk mengatasi masalah utama yang

menjadi perhatian sejak Ukraina merdeka. Permasalahan utama

Ukraina yaitu mengenai masalah ekonomi dan politik. Sehingga

idealnya, solusi permasalahan yang diambil pun berkaitan

dengan pokok permasalahan tersebut. Sebagai solusi dari

permasalahan yang ada, Yuschenko yang berperan sebagai

kepala negara Ukraina berupaya untuk mengatasi permasalahan

tersebut melalui kemitraan dengan Uni Eropa. Kemitraan

tersebut ada dalam kerangka perjanjian asosiasi yang di dalam

perjanjiannya itu akan menghasilkan perdagangan bebas

nantinya. Hal itu sesuai dengan kesepakatan yang telah

disepakati oleh kedua belah pihak.

Dengan berjalannya waktu, kepemimpinan Yuschenko pun

berakhir. Sehingga diadakan pemilihan presiden Ukraina pada

tahun 2010. Dalam pemilihan tersebut, ada dua kandidat kuat

yang memiliki kecenderungan berbeda. Perbedaan yang ada

5Ibid, hlm.316-317.
5

dalam kandidat presiden Ukraina nantinya akan sangat

berpengaruh pada masa depan Ukraina. Sebab masa depan

Ukraina berada dalam tangan presiden tersebut untuk

mewujudkan kepentingan nasionalnya yang dicapai melalui

sebuah kebijakan. Kandidat presiden tersebut yaitu Viktor

Yanukovych dan Yulia Tymoshenko. Yanukovych merupakan tokoh

yang sangat pro Rusia, sedangkan Yulia Tymoshenko sebagai

oposisinya lebih pro terhadap Barat atau Blok Uni Eropa.

Hingga hasil pemilihan memutuskan bahwa Viktor

Yanukovych terpilih sebagai presiden Ukraina secara resmi pada

7 Februari 2010. Ia berhasil mengalahkan oposisinya Yulia

Tymoshenko dengan perolehan suara sebesar 49 persen,

sedangkan Yulia sendiri hanya memperoleh suara sebesar 45,5

persen.6 Dengan kemenangan Yanukovych yang sangat pro

Rusia, hal itu dikhawatirkan akan bertolak belakang dengan

kebijakan Yuschenko sebagai presiden sebelumnya untuk

membawa Ukraina menuju Uni Eropa melalui integrasi ekonomi

dan politik.

Kekhawatiran tersebut terbukti dengan keputusan yang

dibuat oleh Yanukovych. Sebagai presiden yang baru terpilih

pada bulan Februari 2010, beberapa bulan kemudian tepat pada

6Anders Aslund, Ukraine: What Went Wrong And How To Fix It,
Washington: Peterson Institute for International Economics, 2015,
hlm.80.
6

21 April 2010 Yanukovych langsung membuat sebuah

kesepakatan yang sangat kontroversial. Kesepakatan tersebut

dibuat atas nama Ukraina dengan Rusia. Dalam kesepakatan

tersebut dinyatakan bahwa Ukraina mendapat diskon gas

sebesar 30% selama 10 tahun dan harga gas menjadi US$280

per 1.000 meter kubik. Jika dibandingkan sebelumnya, harga gas

Ukraina mahalnya hampir sama dengan harga gas untuk negara-

negara Eropa lainnya. Hal itu dapat dikabulkan dengan satu

persyaratan yaitu memberikan izin terhadap Rusia untuk dapat

memperpanjang sewa Armada Laut Hitam di Sevastopol dengan

tambahan 25 tahun yang dihitung dari tahun 2017. Padahal jika

dibandingkan dengan kepemipinan sebelumnya, Ukraina tidak

mau memperpanjang masa sewa Sevastopol untuk Rusia.7

Sehingga sangat terlihat jelas bahwa kepentingan Yanukovych

selaku kepala negara Ukraina yaitu perihal proyek gas,

sedangkan kepentingan Rusia mengenai Armada Laut Hitam

yang merupakan masih menjadi bagian wilayah Ukraina. Dengan

begitu, Rusia masih tetap ingin menaruh pengaruh besarnya

terhadap Ukraina.

Kesepakatan antara Ukraina dengan Rusia yang disetujui

secara sepihak oleh Yanukovych tersebut menuai pro kontra di

dalam negeri Ukraina sendiri. Pro kontra muncul dari rakyat dan

7Octab Alfiansyah, Op.Cit, hlm.323.


7

parlemen Ukraina. Bahkan dalam parlemen pun suara menjadi

terpecah belah. Anggota parlemen yang pro Yanukovych tidak

mempermasalahkan perihal tersebut, sedangkan anggota

parlemen lainnya yang kontra terhadap Yanukovych sangat

menentangnya. Pihak oposisi di dalam parlemen mengatakan

bahwa perjanjian tersebut telah melanggar kepentingan nasional

Ukraina. Namun Viktor Yanukovych tetap membela keputusannya

tersebut dan mengatakan bahwa harga gas tersebut dapat

membantu menstabilkan anggaran. Tetapi faktor ekonomi

dianggap lebih penting daripada pertimbangan politik. Sehingga

tanpa pertimbangan dari kubu oposisi, Yanukovych langsung

mengambil keputusan secara sepihak.8

Jika dibandingkan dengan presiden sebelumnya yaitu

Viktor Yuschenko yang sangat pro terhadap blok Uni Eropa,

tindakan Yanukovych ini sangat bertolak belakang. Di mana

Yuschenko telah mengupayakan suatu cara agar Ukraina dapat

berintegrasi lebih dekat dengan Uni Eropa. Di bawah

kepemipinannya, Yuschenko telah melakukan berbagai proses

negosiasi dengan Uni Eropa agar Ukraina bisa lebih dekat dan

cepat berintegrasi dengan blok Uni Eropa. Negosiasi antara

Ukraina dengan Uni Eropa menghasilkan sebuah perjanjian

8Ibid, hlm.323-324.
8

asosiasi untuk membantu peningkatan serta pertumbuhan

ekonomi dan politik.

Dengan demikian, Yanukovych telah merubah arah

kepentingan nasional Ukraina melalui kebijakannya sepihak.

Kebijakan tersebut mengarah pada kemitraan dengan Rusia,

sedangkan kebijakan yang dibuat oleh Yuschenko sebagai

presiden yang sebelumnya sudah mengarah dan mendekat

terhadap Uni Eropa. Sehingga hal tersebut yang menjadi

pertentangan dan dikotomi dengan cita-cita Ukraina yang

idealnya. Proses integrasi Ukraina menuju Uni Eropa yang

diinisiasikan oleh Yuschenko sangat didukung oleh mayoritas

rakyat Ukraina.9 Sedangkan kebijakan Yanukovych yang lebih

mendekatkan Ukraina terhadap Rusia sangat kontroversial

mengakibatkan pro kontra di dalam negeri. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa potret hubungan luar negeri Ukraina di

dalam dua era kepemimpinan presiden antara Yuschenko dengan

Yanukovych sangat berbeda dan bertentangan.

Yanukovych harus tetap melanjutkan program

pembangunan untuk Ukraina. Sehingga masih di bawah

kepemimpinannya, Ukraina melanjutkan kembali negosiasi

dengan Uni Eropa terkait Zona Perdagangan Bebas Mendalam

dan Komprehensif atau Deep Comprehensive Free Trade Area

9Ibid, hlm.316.
9

(DCFTA) tepat pada bulan November 2011.10 Dalam pembahasan

tersebut, ada satu permintaan Yanukovych yang mengejutkan

bagi pihak Uni Eropa. Yanukovych meminta agar Uni Eropa dapat

mengadakan pembicaraan trilateral untuk menyelesaikan

perbedaan dengan Rusia. Tetapi pihak Uni Eropa menolak hal

tersebut dan mengatakan bahwa Uni Eropa tidak akan

membiarkan aktor lain ikut campur di dalam urusan Ukraina

dengan Uni Eropa.11 Hal itu semakin menunjukkan bahwa

Yanukovych sangat memperdulikan Rusia dan juga sebagai wujud

nyata sikap pro Yanukovych terhadap Rusia. Sehingga potret

hubungan luar negeri Ukraina di bawah kepemimpinannya

cenderung mengarah kepada Rusia.

Meskipun begitu, Yanukovych harus melanjutkan kembali

pembicaraan mengenai perjanjian asosiasi antara Ukraina

dengan Uni Eropa pada bulan Maret 2012. Kemudian dilanjutkan

kembali dengan sebuah pembicaraan terkait perdagangan bebas

pada 19 Juli 2012, tetapi perjanjian-perjanjian tersebut belum

ditanda tangan.12 Sebab Yanukovych masih merasa keberatan

10Anders Aslund, Ukraine: What Went Wrong And How To Fix It,
Washington: Peterson Institute For International Economics, 2015,
hlm.94-95.

11M. Zuelfikar, Sri Yuniati, Faktor-Faktor Penyebab Krisis Politik di


Ukraina, Jurnal HI Universitas Jember, Volume.7, No.1, 2014, hlm.8.

12Anders Aslund, Op.Cit, hlm.94-95


10

untuk menandatanganinya dan memang jatuh tempo tanda

tangan perjanjian asosiasi pun akhir 2013 nanti.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kerjasama antara

Ukraina dengan Uni Eropa semulanya diinisiasikan oleh

Yuschenko kemudian harus tetap dilanjutkan lagi oleh

Yanukovych, Ukraina diberi tenggat waktu untuk

menandatangani perjanjian asosiasi beserta perdagangan bebas

di akhir tahun 2013. Hal itu berarti menjadi tanggung jawab bagi

Yanukovych sebagai presiden terpilih yang telah berhasil

mengalahkan oposisinya Yulia Tymoshenko yang kini menjadi

tahanan dalam kasus dugaan penghianatan kekuasaan. Dengan

demikian, hal tersebut cukup menyulitkan dan menjadi dilema

bagi Yanukovych.

Dilema tersebut terjadi karena pada satu sisi ia memang

lebih pro terhadap Rusia. Namun, di sisi lain ia juga harus

melanjutkan cita-cita Ukraina untuk menandatangani kerjasama

dengan Uni Eropa yang sangat didukung oleh rakyat Ukraina

karena sesuai dengan keinginannya. Rakyat Ukraina berharap

agar terciptanya pasar yang luas, peluang kerja, dan perjalanan

bebas visa bagi sesama anggota Uni Eropa. Mereka berharap

bahwa demokrasi dan hukum dapat dibenahi di Ukraina. 13

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rakyat Ukraina menginginkan

13Ibid, hlm.105.
11

adanya pembenahan dan perbaikan dalam aspek ekonomi,

politik, maupun hukum di Ukraina.

Dalam masa dilemanya, Ukraina dibawah kepemimpinan

Yanukovych mendapat tekanan sebagai reaksi keras dari Rusia.

Rusia mengetahui bahwa Ukraina harus menindaklanjuti perihal

perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa yang jatuh tempo untuk

ditandatangani pada akhir tahun 2013. Sehingga Rusia langsung

memberikan respon terkait perihal tersebut. Tanpa peringatan

atau negosiasi, Rusia mulai memberlakukan perdagangan

dengan sistem perang terhadap Ukraina. Pasar Rusia memblokir

baja, coklat, dan berbagai produk pertanian yang diproduksi oleh

para pengusaha Ukraina yang lebih pro terhadap blok Uni Eropa.

Pada bulan Agustus 2012, secara sepihak Rusia memblokir

perdagangan dengan Ukraina selama sepuluh hari. Pemblokiran

dilakukan terhadap barang-barang yang diekspor oleh Ukraina

agar tidak bisa memasuki pasar Rusia.14

Sanksi dalam perdagangan tersebut langsung dilanjutkan

dengan surat peringatan yang diberikan oleh Glazyev sebagai

pihak dari pemerintah Rusia yang menyatakan bahwa:

By signing an association agreement with the European Union,


Ukraine would be depriving itself of its sovereign right on all
issues of trade policy that we have handed over to the Customs
Union. For us, Ukraine would stop being a strategic partner, as an

14Ibid, hlm.96.
12

entity under intenational law, because it will have to agree all its
actions on trade with the European Union .15

Isi surat tersebut menunjukkan bentuk ketidaksukaan

pemerintah Rusia atas niat Ukraina yang ingin menjalin

hubungan yang lebih dekat dengan Uni Eropa. Dalam surat

tersebut dikatakan bahwa jika Ukraina lebih memilih kerjasama

dengan Uni Eropa dibandingkan dengan Uni Kepabeanan yang

didirikan oleh Rusia. Maka Ukraina dianggap tidak lagi menjadi

mitra strategis Rusia.

Rusia menaruh kepentingan yang cukup besar terhadap

Ukraina dalam urusan ekonomi. Sebab Ukraina merupakan

negara yang menjadi jalur utama pipa gas yang disalurkan dari

Rusia ke Eropa Barat melalui pipa brotherfood dan pipa soyuz.

Pipa-pipa gas tersebut sangat krusial bagi Rusia untuk diproteksi.

Atas niat Ukraina yang ingin menjadi bagian dari Uni Eropa, hal

itu akan memberikan perubahan yang berbeda bagi Ukraina.

Karena Ukraina nantinya akan berada di bawah pengaruh Uni

Eropa. Sehingga hal itu juga yang menjadi sebuah ketakutan bagi

Rusia, jika sewaktu-waktu Ukraina akan menjadikan pipa-pipa

tersebut sebagai aset pribadi negaranya. Dengan demikian, hal

itu akan memberikan dampak kerugian yang cukup besar bagi

Rusia sebesar 80%. Sebab jalur pipa yang dibuat dari Rusia untuk

15Ibid, hlm.96-97.
13

menuju langsung negara-negara Uni Eropa tanpa harus melalui

Ukraina masih dalam tahap pembuatan. Jalur tersebut yaitu jalur

pipa south stream melalui laut hitam.16

Selain ketakutan yang dijadikan dalih oleh Rusia sebagai

dampak yang akan berimplikasi terhadap perekonomiannya itu.

Rusia juga masih menganggap Ukraina sebagai bagian penting

dalam keamanannya. Pasalnya Ukraina secara geografis terletak

diantara Rusia dengan negara-negara Uni Eropa lainnya. Karena

letak tersebut, Rusia menjadikan Ukraina sebagai tameng

keamanannya. Dengan niat Ukraina menjadi bagian dari Uni

Eropa yang nantinya akan disusul dengan keanggotaan NATO,

maka tak ada lagi pemisah antara Uni Eropa dengan Rusia.

Ukraina akan menjadi pembatas langsung antara Rusia dengan

Uni Eropa.17

Karena adanya ketakutan-ketakutan tersebut, Putin

langsung memberikan peringatan terhadap Ukraina atas niatnya

untuk menandatangani perjanjian dengan Uni Eropa pada 22

Agustus 2012. Wakil perdana menteri Rusia Igor Shuvalov

memberitahukan kepada perdana menteri Ukraina Mykola Azarov

jika Ukraina membuka batas dengan Uni Eropa, maka Rusia


16Octab Alfiansyah, Upaya Rusia Dalam Mencengah Rencana Ukraina
Masuk Keanggotaan Uni Eropa, Jurnal Hubungan Internasional
Universitas Mulawarman, Volume 3, No.2, 2015, hlm.318.

17Ibid, hlm.319.
14

dengan tegas akan membatasi impornya dari Ukraina untuk

menahan produk domestiknya.18 Rusia tidak ingin kehilangan

salah satu mitra pentingnya sebagai sesama satelit Soviet. Hal

itu dapat dikatakan sebagai ancaman yang berupaya untuk

mempengaruhi sikap presiden Viktor Yanukovych dalam

merumuskan kebijakan luar negerinya.

Pada saat memasuki tahun 2013, akan terjadi momentum

penting bagi Ukraina dengan Uni Eropa terkait perjanjian

asosiasi. Dimana tahun tersebut menjadi tenggat waktu bagi

Ukraina untuk menandatangani perihal perjanjian asosiasi.

Dengan demikian, Yanukovych sebagai presiden Ukraina pun

harus tetap menunjukkan kewibawaan dan kebijaksanaannya.

Yanukovych harus mempertimbangkan berbagai macam

pertimbangan guna mencapai tujuan yang sesuai dengan cita-

cita rakyat Ukraina. Dengan kondisi yang seperti itu, ia harus

tetap memberikan sebuah keputusan nyata sebagai kebijakan

luar negeri Ukraina. Dengan pertimbangan apakah akan terus

bermitra dengan Rusia atau memutuskan untuk menindaklanjuti

penandatanganan perjanjian asoiasi yang menghasilkan

perdagangan bebas dengan Uni Eropa.

18Anders Aslund, Op.Cit, hlm.97.


15

Keadaan tersebut dapat digambarkan dengan pernyataan

yang dikemukakan oleh Kataryna Wolczuk. Wolczuk mengatakan

bahwa Ukraina secara de jure memang telah merdeka pada

tahun 1991, namun secara de facto dapat terlihat jelas bahwa

pengaruh Rusia masih cukup kuat di dalamnya sebagai sesama

negara satelit Uni Soviet.19 Ukraina juga masih harus menerima

warisan dan kenyataan pahit akan ketergantungan ekonomi

dengan Rusia, terutama dalam perdagangan dan suplai energi. 20

Sehingga kondisi ini memang sangat menyulitkan dan menjadi

dilema bagi Yanukovych untuk merumuskan kebijakan. Namun

bukan berarti Ukraina tidak bisa melepaskan ketergantungan dan

menjauh dari bayang-bayangan Rusia, karena Ukraina

merupakan negara yang telah berdaulat sejak tahun 1991.

Sehingga Ukraina berhak secara independen tanpa adanya

tekanan untuk memilih dan menentukan dengan siapa akan

bekerjasama atau bermitra.

Kemudian sebuah keputusan diumumkan oleh Yanukovych

pada 21 November 2013. Yanukovych mengumumkan bahwa

Ukraina di bawah kepemimpinannya tidak akan melanjutkan

pembahasan perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa, menolak


19Rilka Dragneva, Kataryna Wolczuk, Ukraine Between The EU And
Russia: The Integration Challenge, UK: Palgrave MacMillan, 2015,
hlm.10.

20Ibid, hlm.13.
16

untuk menandatangani perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa, dan

lebih mempererat hubungannya dengan Rusia. 21 Keputusan

tersebut dibuat Yanukovych tanpa pertimbangan yang

mendalam. Sehingga hal itu langsung memicu respon yang

mengakibatkan protes massa secara besar-besaran. Aksi protes

tersebut dikenal dengan sebutan Euromaidan yang dimulai ketika

Yanukovych sebagai presiden Ukraina menolak untuk

melanjutkan kerjasama dengan Uni Eropa.22

Protes massa dilakukan secara masif oleh seluruh rakyat di

Kota Kiev yang merupakan ibukota dari Ukraina. Hal itu bertujuan

untuk mengkudeta presiden Viktor Yanukovych dari jabatannya.

Rakyat Ukraina telah merasakan kecewa atas keputusan yang

diambil oleh Viktor Yanukovych. Sebab dalam sebuah pertemuan

tanggal 6 November 2013 sebelumnya, Yanukovych berjanji akan

menandatangani perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa. 23 Namun,

pada tanggal 21 November 2013 secara tiba-tiba ia

membatalkan sepihak perjanjian tersebut tanpa adanya

21Octab Alfiansyah, Upaya Rusia Dalam Mencegah Rencana Ukraina


Masuk Keanggotaan Uni Eropa, Jurnal Hubungan Internasional
Universitas Mulawarman, Volume 3, No 2, 2015, hlm.324.

22Andrew Wilson, Ukraine crisis: What it means for the west, New
Haven dan London: Yale University Press, 2014, hlm.66.

23Anders Aslund, Ukraine: What Went Wrong and How To Fix It,
Washington: Peterson Institute for International Economics, 2015,
hlm.101.
17

pertimbangan yang lebih matang. Hal itulah yang menyebabkan

rakyat menjadi sangat kecewa dan tidak mempercayai

Yanukovych lagi.

Dalam Dw.com diberitakan bahwa aksi protes di Ukraina

terus berlangsung. Puluhan ribu orang pada hari Senin 2

Desember 2013 memblokir kompleks pemerintahan. Mereka

berkumpul dan bertahan dalam tenda-tenda darurat di lapangan

utama di pusat kota Kiev. Aksi protes itu meluas sejak akhir

minggu lalu. Para demonstran awalnya menentang kebijakan

presiden Viktor Yanukovych yang menolak perjanjian kerjasama

dengan Uni Eropa. Perdana menteri Mykola Azarov mengecam

aksi para demonstran. Dalam sebuah pertemuan dengan para

duta besar dari Uni Eropa, Kanada dan Amerika Serikat, Mykola

mengatakan bahwa memblokir pekerjaan institusi kenegaraan

bukanlah aksi damai. Hal itu semua sudah mengarah pada

kudeta, dalam beberapa hari ke depan pemerintah tidak bisa

membayar gaji dan pensiun jika kantor-kantor terus diblokade.24

Para demonstran mulai berkumpul di Kiev ketika presiden

mereka menolak kunci kesepakatan dengan Uni Eropa, dan harus

berakhir dengan meyakinkan kepada mereka. Mereka telah

24Dw.com, http://www.dw.com/id/pemerintah-ukraina-sebut-aksi-protes-
kudeta/a-17267825 diakses pada tanggal 16 Oktober 2016 16:00 WIB.
18

mengorbankan darah demi European values.25 Hal itu sebagai

bentuk protes rakyat Ukraina terhadap Viktor Yanukovych yang

secara otomatis memusnahkan impian mereka untuk menjadi

bagian dari Uni Eropa. Bahkan mereka sampai mengorbankan

darah dalam aksi protes yang berlangsung selama beberapa

bulan. Hal itu semua dilakukan untuk menyampaikan aspirasi

yang telah ditolak oleh Viktor Yanukovych dan menunjukkan

bahwa yang mereka inginkan adalah European values yang ada

dalam Uni Eropa bukan Rusia. Mereka berharap agar unjuk rasa

ini berakhir dengan harapan bisa meyakinkan mereka kembali.

Yanukovych dikudeta oleh rakyat Ukraina tidak semata-

mata karena ia telah mengecewakan harapan seluruh rakyat

Ukraina yang berharap untuk dapat berintegrasi dengan Uni

Eropa melalui persetujuan dalam perjanjian asosiasi. Tetapi ada

permasalahan domestik juga yang menyangkut kepemimpinan

Yanukovych yaitu permasalahan korupsi. Anders Aslund

mengestimasikan angka korupsi dalam masa kepemimpin

Yanukovych sekitar 8-10 milyar US$ per-tahun. 26 Selain terbukti

korupsi, Viktor Yanukovych juga terbukti melakukan nepotisme.

Karena formasi dalam menteri atau kabinet Yanukovych

25Andrew Wilson, Ukraine Crisis: What It Means For The West, London:
Yale University Press, 2014, hlm.1.

26Ibid, hlm.53.
19

mayoritas diduduki oleh lebih dari setengah menteri yang

merupakan warga Donbas sebagai tempat kelahiran Yanukovych.

Selain menteri, pejabat-pejabat dalam kepolisian, kejaksaan,

serta lembaga pajak Ukraina juga diduduki oleh mayoritas warga

Donbas.27 Hal tersebut menjadi salah satu penyebab domestik,

selain penyebab eksternal yang menimbulkan protes massa.

Kemudian pada tanggal 3 Desember 2013, kalangan

oposisi bermaksud mengajukan mosi tidak percaya terhadap

Azarov di parlemen. Tetapi koalisi pemerintah masih menguasai

suara mayoritas. Salah satu tokoh oposisi yaitu juara tinju dunia

Vitaly Klitschko yang mengumumkan rencana mosi tidak percaya

itu. Ia mengatakan bahwa pihak oposisi tidak hanya ingin

beberapa menteri diganti, tapi ingin mereformasi seluruh sistem

politik.28

Hal itu semakin menunjukkan bahwa situasi politik dalam

negeri Ukraina sudah sangat kacau dalam beberapa bulan di

akhir tahun 2013. Di mana sebagian besar masyarakat dan pihak

oposisi sudah tidak percaya lagi dengan seluruh elemen yang

27M. Zuelfikar, Sri Yuniarti, Faktor-Faktor Penyebab Krisis Politik di


Ukraina, Jurnal HI Universitas Jember, Volume.7, No.2, 2014, hlm.7.

28 Dw.com, http://www.dw.com/id/pemerintah-ukraina-sebut-aksi-protes-
kudeta/a-17267825, diakses pada tanggal 16 Oktober 2016 16:00 WIB.
20

ada dalam pemerintahan Yanukovych. Sehingga masyarakat dan

pihak oposisi sangat berharap kemunduran Yanukovych dengan

segara, supaya ada perubahan politik dan ekonomi yang baik

bagi Ukraina.

Dalam VOA-Indonesia diberitakan bahwa sesudah krisis

politik yang hebat selama tiga bulan dan aksi demonstrasi untuk

menentang pemerintah yang berakhir dengan keputusan

parlemen Ukraina memecat Presiden Viktor Yanukovych, pada

hari Sabtu 22 Februari 2014. Usai memecat Presiden Viktor

Yanukovych, kemudian para wakil ketua parlemen juga

memutuskan untuk menggelar pemilihan umum yang dipercepat

pada 25 Mei 2014. Demikian juga dengan keputusan parlemen

untuk membebaskan pemimpin oposisi dari penjara, Yulia

Tymoshenko yang sebelumnya ditahan di sebuah rumah sakit di

kota Kharkiv, Ukraina timur.29

Setelah Yanukovych diberhentikan dari jabatannya oleh

parlemen Ukraina, maka parlemen menunjuk Olexsandr

Turchnyov untuk menggantikan kedudukan Yanukovych sebagai

presiden Ukraina pada tanggal 23 Februari 2014. Olexsandr

29 VOA, http://www.voa-islam.com/read/world-
analysis/2014/02/23/29216/parlemen-ukraini-memecat-presiden-viktor-
yanukovych/ diakses pada tanggal 16 Oktober 2016 16:07 WIB.
21

menjabat sebagai presiden pengganti di Ukraina sampai

dilakukan pemilihan ulang pada 25 Mei 2014 mendatang.

Sebagai presiden pengganti yang ditunjuk oleh parlemen,

Olexsandr mengembalikan tujuan awal yang diinginkan oleh

segenap rakyat Ukraina agar dapat berintegrasi dan lebih fokus

terhadap blok Uni Eropa.30

Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan luar negeri

Ukraina lebih fokus mengarah terhadap Uni Eropa dibandingkan

dengan Rusia. Ukraina mencoba memperbaiki kembali

hubungannya dengan Uni Eropa pasca kudeta, karena pada masa

pemerintahan Yanukovych yang lalu hubungan Ukraina lebih

banyak difokuskan dan didominasi terhadap Rusia yang secara

fakta menimbulkan pro kontra baik di kalangan elit politik

maupun masyarakat. Sehingga Olexsandr sebagai presiden

pengganti mencoba untuk mengembalikan tujuan awal Ukraina

yang sesuai dengan harapan rakyat Ukraina agar lebih fokus

dengan proses integrasi terhadap Uni Eropa.

Setelah beberapa bulan menjabat, Olexsandr digantikan

lagi oleh Petro Poroshenko yang menjadi presiden terpilih dalam

pemilihan umum Ukraina pada tanggal 25 Mei 2014. Petro

Poroshenko juga tetap melanjutkan proses integrasi Ukraina

30Octab Alfiansyah, Upaya Rusia Dalam Mencegah Rencana Ukraina


Masuk Keanggotaan Uni Eropa, Jurnal Hubungan Internasional
Universitas Mulawarman, Volume 3, No 2, 2015, hlm.317.
22

menuju Eropa. Ia menyatakan bahwa program utamanya adalah

mendukung Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.31 Hal ini dapat

dikatakan sebagai konsistensi hubungan Ukraina terhadap Uni

Eropa.

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diasumsikan

bahwa, idealnya Yanukovych dapat mewujudkan cita-cita atau

kepentingan nasional rakyat Ukraina melalui program

pembangunan ekonomi dan politik bersama dengan melanjutkan

kemitraan antara Ukraina dengan Uni Eropa. Sebab

permasalahan utama yang sangat krusial dalam kehidupan

Ukraina adalah isu ekonomi dan politik. Namun faktanya potret

hubungan luar negeri Ukraina di bawah kepemimpinan

Yanukovych sangat bertolak belakang dengan Yuschenko. Karena

Yanukovych lebih memilih untuk mendekatkan Ukraina terhadap

Rusia yang diatur dalam kepentingan masing-masing. Hal itu

yang menyebabkan inkonsisten hubungan luar negeri Ukraina

terhadap Uni Eropa. Salah satu bentuk nyata inkonsisten

Yanukovych untuk membawa hubungan luar negeri Ukraina

terhadap Uni Eropa yaitu pembatalan tanda tangan perjanjian

asosiasi. Padahal perjanjian asosiasi tersebut telah diupayakan

semaksimal mungkin oleh Yuschenko, sehingga idealnya dapat

31Ibid, hlm.317.
23

dilanjutkan kembali oleh Yanukovych sebagai presiden

penerusnya.

Inkonsistensi hubungan luar negeri Ukraina terhadap Uni

Eropa di bawah kepemimpinan Yanukovych tersebut telah

menuai pro kontra baik di kalangan parlemen maupun rakyat

Ukraina. Pro kontra tersebut berujung pada protes massa yang

bersifat masif yang dilakukan oleh rakyat Ukraina. Sehingga pada

bulan Februari 2014, Yanukovych secara resmi diberhentikan dari

jabatannya oleh parlemen. Lalu parlemen menunjuk presiden

sementara untuk mengisi kekosongan kekuasaan di Ukraina

hingga diadakannya pemilihan presiden ulang pada 25 Mei 2014

mendatang. Dengan lengsernya rezim Yanukovych, memberikan

dampak yang cukup baik bagi hubungan kedua aktor antara

Ukraina dengan Uni Eropa. Ukraina melakukan pendekatan

kembali serta konsistensi hubungan luar negerinya terhadap Uni

Eropa, sehingga berbagai kerjasama pun dapat dilanjutkan dan

diimplementasikan.
24

Dalam proses penyusunan penelitian ini, penulis

menemukan beberapa penelitian yang meneliti objek yang sama

mengenai permasalahan di Ukraina. Beberapa penulisan tersebut

antara lain:

1) Alfiansyah, Octab. 2015. Upaya Rusia Dalam Mencegah

Rencana Ukraina Masuk Keanggotaan Uni Eropa, Jurnal

Hubungan Internasional Universitas Mulawarman, Volume 3, No

2.

Dalam jurnal tersebut dijelaskan mengenai upaya-upaya yang

dilakukan oleh Rusia untuk mencegah Ukraina menjadi bagian

dari Uni Eropa dan menekankan secara garis besar kepentingan-

kepentingan Rusia terhadap Ukraina.

2) Zuelfikar, Muhammad, Sri Yuniati. 2014. Faktor-Faktor

Penyebab Krisis Politik di Ukraina, Jurnal Hubungan Internasional

Universitas Jember, Volume.7, No.1.

Dalam jurnal tersebut dipaparkan berbagai penyebab yang

mengakibatkan krisis politik di Ukraina. Sebab-sebab tersebut

antara lain krisis politik dan krisis legitimasi dari Yanukovych.

3) Melala, Mega Aseanthy. 2010. Strategi Uni Eropa Dalam

Mengatasi Konflik Energi Rusia Ukraina. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Dalam tesis tersebut dijelaskan mengenai peran Uni Eropa untuk

mengatasi konflik energi yang berkepanjangan antara Rusia


25

dengan Ukraina. Seperti yang diketahui bahwa Ukraina adalah

salah satu mitra Uni Eropa, sehingga Uni Eropa merangkul

Ukraina melalui sebuah partnership yang lebih mendalam.

Meskipun ada beberapa penelitian yang meneliti mengenai

objek yang sama yaitu perihal krisis Ukraina. Namun, penulis

membuat penelitian yang agak berbeda. Karena penelitian

penulis berbicara tentang dampak kudeta terhadap hubungan

luar negeri antara Ukraina dengan Uni Eropa. Jika dari

substansinya sudah sangat berbeda, maka teori dan konsep yang

penulis gunakan pun berbeda juga.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul skripsi yang ditulis ini adalah Dampak

Kudeta Presiden Viktor Yanukovych Terhadap Hubungan Luar

Negeri Ukraina Dengan Uni Eropa (2014-2016). Maka rumusan

masalah yang relevan adalah Bagaimana Dampak Kudeta

Presiden Viktor Yanukovych Terhadap Hubungan Luar

Negeri Ukraina Dengan Uni Eropa Pada Tahun 2014-

2016?

1.3 Tujuan Penelitian


26

Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu untuk

mengetahui dampak yang terjadi pada hubungan Ukraina

dengan Uni Eropa pasca kudeta.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penulisan skripsi ini sangat bermanfaat

untuk mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu dalam hubungan

internasional yang telah didapat untuk membantu memecahkan

masalah. Berbagai disiplin ilmu yang dapat membantu untuk

menganalisa permasalahan seperti paradigma, teori, dan konsep

hubungan internasional, studi keamanan internasional, dan

sebagainya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

teori kepentingan nasional dan kebijakan luar negeri yang

menjadi pisau sebagai alat pemecah permasalahan. Sehingga hal

tersebut sangat jelas memberikan manfaat teoritis yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Sedangkan secara praktis, penelitian ini sangat bermanfaat

untuk membantu serta mendorong peneliti-peneliti lainnya untuk

melanjutkan penelitian mengenai hubungan luar negeri Ukraina


27

dengan Uni Eropa pasca kudeta. Dengan pengertian bahwa

penelitian ini dapat menjadi tinjauan pustaka serta penambah

data bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian

mengenai Ukraina lebih lanjut ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai