Materi Oleh :
TIM DOKTER MUDA UPH 11
Pembimbing :
Dr. Baety Adhayati, Sp.F.
Nama : Ibu D
Agama : Islam.
Warganegara : Indonesia.
Alamat : Serang City Ad No. 7, RT/RW 001/019, Kel. Drangong, Kec. Taktakan,
Kota Serang, Banten.
II. ANAMNESIS
Berdasarkan anamnesis yang dilakukan, didapatkan kronologi kejadian sebagai berikut:
Penderita datang ke bagian Instalasi Gawat Darurat dr. Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang,
mengaku pada tangal dua puluh bulan April tahun dua ribu tujuh belas sekitar pukul sebelas tepat
Waktu Indonesia Barat di Cilegon (di dalam mobil dalam perjalanan) penderita mengaku
diserang oleh suaminya dikarenakan merasa jengkel. Dalam beberapa bulan terakhir, penderita
merasa curiga dengan perilaku suaminya. Sebab, suami penderita selalu pulang larut malam pada
jam tidur, dan terkadang suami pasien juga tidak pulang ke rumah, melainkan ke apartemen
miliknya sendiri apabila sedang dalam perseteruan.
Pasien juga mengaku pernah melihat sebuah foto dimana suaminya sedang berperilaku
mesra dengan keponakan suaminya sendiri, serta beberapa percakapan yang terlihat mesra
melalui telepon genggam suaminya. Pada hari senin tanggal tujuh belas bulan April tahun dua
ribu tujuh belas, penderita pergi menemui suaminya di Apartemen tersebut pada pukul dua belas
dini hari. Di Apartemen itu, penderita membahas tentang hubungan antara suami dan
keponakannya tersebut. Tetapi, suaminya membantah dan kemudian membawa penderita pulang.
Dalam perjalanan, penderita mengaku suami mulai merasa jengkel dan mulai memukul
penderita dengan tangan kosong di kepala sebanyak lebih dari sepuluh kali, wajah dua kali,
lengan lebih dari sepuluh kali, tungkai atas lebih dari sepuluh kali. Setelah kejadian tersebut,
penderita langsung diantar pulang ke rumah.
Nadi : 90 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Suhu : 36,7C
1. Pada lengan kanan atas sisi luar, sebelas koma lima sentimeter dari lipat siku,
terdapat luka memar warna biru keunguan dengan ukuran sembilan sentimeter
kali tiga koma lima sentimeter. Nyeri tekan positif.
2. Pada lengan kanan bawah sisi luar, satu koma lima sentimeter dari pergelangan
tangan, terdapat luka memar warna kehitaman, dengan ukuran lima koma lima
sentimeter kali dua sentimeter. Nyeri tekan positif.
3. Pada lengan kiri atas sisi luar, lima belas sentimeter dari tulang selangka, terdapat
luka memar warna keunguan, dengan diameter dua sentimeter. Nyeri tekan
positif.
4. Pada lengan kiri atas sisi luar, tujuh sentimeter dari lipat siku, terdapat luka
memar warna keunguan, dengan diameter satu sentimeter. Nyeri tekan positif.
5. Pada kepala bagian belakang sisi kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan
belakang, tujuh sentimeter dari batas tumbuh rambut, terdapat bengkak dengan
ukuran dua sentimeter kali nol koma satu sentimeter kali nol koma satu
sentimeter. Nyeri tekan positif.
6. Pada puncak kepala sisi kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan belakang,
delapan sentimeter dari batas tumbuh rambut, terdapat bengkak dengan ukuran
dua sentimeter kali nol koma lima sentimeter kali nol koma satu sentimeter. Nyeri
tekan positif.
7. Pada lutut kanan, terdapat luka memar warna ungu kehitaman, dengan ukuran tiga
sentimeter kali satu koma lima sentimeter. Nyeri tekan positif.
8. Pada lutut kiri, terdapat luka memar warna keunguan, dengan diameter tiga
sentimeter. Nyeri tekan positif.
9. Pada tungkai atas kanan, sepuluh sentimeter dari lutut kanan, terdapat luka memar
warna ungu kehijauan, dengan ukuran sembilan sentimeter kali empat sentimeter.
Nyeri tekan positif.
10. Pada tungkai atas kiri, dua sentimeter dari lutut kiri, terdapat nyeri tekan
11. Pada sudut luar mata kiri, terdapat luka memar warna kehijauan dengan diameter
tiga sentimeter. Nyeri tekan positif dan kemerahan pada bola mata
12. Pada kelopak atas mata kanan, terdapat nyeri tekan seluas area satu sentimeter.
13. Pada tungkai bawah kanan, tiga sentimeter dari lutut, terdapat luka memar warna
kehitaman, dengan ukuran empat sentimeter kali tiga sentimeter. Nyeri tekan
positif.
14. Pada tungkai bawah kanan, enam sentimeter dari lutut, terdapat luka memar
warna biru kehijauan, dengan ukuran lima sentimeter kali empat sentimeter. Nyeri
tekan positif.
15. Pada tungkai bawah kiri, tujuh sentimeter dari lutut, terdapat luka memar warna
ungu kehijauan, dengan ukuran enam sentimeter kali tiga sentimeter. Nyeri tekan
positif.
V. DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis serta pemeriksaan fisik yang dilakukan, diagnosis pasien ini
adalah luka kekerasan tumpul akibat kekerasan dalam rumah tangga.
Luka memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya
kapiler dan vena. Merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan
jaringan tanpa disertai discontinuitas permukaan kulit.
Pada saat timbul memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau
hitam setelah 4-5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan menjadi kuning dalam 7-
10 hari, dan akhirnya menghilang dalam 14-15 hari. Perubahan warna tersebut
berlangsung mulai dari tepi.
Pada orang yang menderita penyakit defisiensi atau menderita kelainan darah,
kerusakan yang terjadi akan lebih besar dibanding orang normal. Oleh sebab itu, besar
kecilnya memar tidak dapat dijadikan ukuran untuk menentukan besar kecilnya benda
penyebabnya atau keras tidaknya pukulan.
Luka lecet atau abrasi adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau
lepasnya lapisan luar dari kulit, yang ciri-cirinya adalah :
Luka lecet dapat terjadi superfisial jika hanya epidermis saja yang terkena, lebih dalam ke
lapisan bawah kulit (dermis) atau lebih dalam lagi sampai ke jaringan lunak bawah kulit. Jika
abrasi terjadi lebih dalam dari lapisan epidermis pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi
perdarahan. Arah dari pengelupasan dapat ditentukan dengan pemeriksaan luka. Dua tanda yang
dapat digunakan. Tanda yang pertama adalah arah dimana epidermis bergulung, tanda yang
kedua adalah hubungan kedalaman pada luka yang menandakan ketidakteraturan benda yang
mengenainya.
- Luka lecet gores: Diakibatkan oleh benda runcing, misal kuku jari, yang menggeser lapisan
permukaan kulit (epidermis) dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat
menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.
- Luka lecet serut: Variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan
kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel.
- Luka lecet tekan: Disebabkan oleh penjejakan benda tumpul terhadap kulit. Karena kulit adalah
jaringan yang lentur, maka bentuk luka belum tentu sama dengan permukaan benda, tetapi masih
mungkin untuk mengidentifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk khas, misal kisi-kisi
radiator mobil, jejas gigitan, dsb. Gambaran yang ditemukan adalah daerah kulit yang kaku
dengan warna lebih gelap dari sekitarnya.
- Luka lecet geser: Disebabkan oleh tekanan linier kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada
kasus gantung atau jerat
c. Luka Robek (Lacerasi)
Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat dengan tulang (misalnya daerah kepala, muka
atau ekstremitas). Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk dari
luka tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya. Jika benda tumpul yang
mempunyai permukaan bulat atau persegi dipukulkan pada kepala maka luka robek yang terjadi
tidak berbentuk bulat atau persegi.
d. Fraktur
f. Perdarahan
Komplikasi:
1. Kepala
Cedera Kepala pada Penutup Otak:
Perdarahan Epidural
Perdarahan Subdural
Perdarahan Subarakhnoid
Kontusio otak
2. Leher
Dapat berakibat :
Kerusakan saraf
3. Dada
Dapat berakibat :
4. Perut
Dapat berakibat :
Robek organ hepar, lien, ginjal. Pankreas, adrenal, lambung, usus, kandung
seni
5. Tulang Belakang (Vertebra)
Dapat berakibat :
Dapat karena :
1. Trauma langsung
6. Anggota Gerak
Dapat berakibat :
*Etiologi:
Hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara suami dan istri,
ketergantungan ekonomi, kekerasan sebagai alat untuk menyelesaikan
konflik, persaingan, frustasi (meliputi belum siap kawin, belum dapat
pekerjaan yang layak dan mencukupi kebutuhan keluarga, tidak direstui
pihak orang tua), kesempatan yang kurang bagi perempuan dalam proses
hukum.
Mengacu kepada UU No. 23 Tahun 2004 Pasal 5 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah tangga, kekerasan dalam rumah tangga dapat berwujud :Kekerasan Fisik, Kekerasan
Psikis, Kekerasan Seksual, Penelantaran rumah tangga.
*UU PKDRT Pasal 4 menyebutkan Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga bertujuan :
a. Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga
b.Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga
c.Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga
d.Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera
B.Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan
Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan yang selanjutnya disebut sebagai Perpres Komnas Perempuan ialah merupakan
penyempurnaan Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan. Perpres Komnas Perempuan Pasal 24 telah mencabut dan
menyatakan tidak berlaku Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan.
Komnas Perempuan ini dibentuk berdasarkan prinsip negara hukum yang menyadari
bahwa setiap bentuk kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran
atas hak-hak asasi manusia sehingga dibutuhkan satu usaha untuk mencegah dan menanggulangi
terjadinya kekerasan terhadap perempuan.
DAFTAR PUSTAKA