Anda di halaman 1dari 119

KARYA AKHIR

PENGONTROLAN TEKANAN PADA BOILER DENGAN


MENGGUNAKAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM ( DCS )
CENTUM CS-3000 DI UNIT 92 HRSG
( APLIKASI DI PT. ARUN NGL )

Karya Akhir ini diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Disusun Oleh :

MULINDRA PRATAMA
045203002

PROGRAM DIPLOMA IV
TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
PENGONTROLAN TEKANAN PADA BOILER DENGAN MENGGUNAKAN
DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM ( DCS ) CENTUM CS-3000 DI UNIT 92
HRSG
APLIKASI DI PT. ARUN NGL

Oleh :

MULINDRA PRATAMA
045203002

Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing Karya Akhir

Ir. NASRUL ABDI, MT


NIP . 131 459 554

Disetujui Oleh :
Ketua Program Diploma IV
Teknologi Instrumentasi Pabrik
Fakultas Teknik USU

Ir. NASRUL ABDI, MT


NIP . 131 459 554

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
PENGONTROLAN TEKANAN PADA BOILER DENGAN MENGGUNAKAN
DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM ( DCS ) CENTUM CS-3000 DI UNIT 92
HRSG
( APLIKASI DI PT. ARUN NGL )

Oleh :

MULINDRA PRATAMA
045203002

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Seminar I, Dosen Pembimbing Seminar II,

Ir.SYARIFUDDIN SIREGAR RAHMAD FAUZI, ST, MT


NIP. 130 535 826 NIP. 132 161 239

Diketahui oleh :
A/N Ketua Departemen / Sekretaris
Teknologi Instrumentasi Pabrik
Fakultas Teknik USU,

RAHMAD FAUZI, ST, MT


NIP: 132 161 239
PROGRAM DIPLOMA IV
TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia

yang dilimpahkan sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul

PENGONTROLAN TEKANAN PADA BOILER DENGAN MENGGUNAKAN

DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM ( DCS ) CENTUM CS-3000 DI UNIT 92

HRSG. APLIKASI DI PT. ARUN NGL

Adapun Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi syarat dan meperoleh gelar

Sarjana Sains Terapan di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara.

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa orang tua

penulis yaitu Bapak Abdul Muis, mamak Herlina, adikku Yohansyah, buat wak

Maksum Munthe, wak Nur aini,wak Suripno, mbak Iin, kak wiwing yang telah banyak

memberikan nasehat, serta seluruh keluarga besar lainnya yang merupakan bagian dari

hidup penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis dari sejak lahir

hingga sekarang, dan teristimewa Tri Tursina yang telah banyak membantu penulis.

Selama masa perkuliahan sampai masa penyelesaian tugas akhir ini, penulis

banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan

setulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Almarhum Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro

FT-USU dan selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir penulis dan selaku dosen Wali

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
penulis atas segala bimbingan, pengarahan, nasehat serta motivasi dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini dan juga dalam menyelesaikan perkuliahan.

2. Bapak Rachmat Fauzi ST, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro FT-

USU dan selaku dosen pembimbing seminar penulis.

3. Bapak Ir. Syarifuddin Siregar selaku dosen pembimbing seminar penulis.

4. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Teknik Elektro USU dan Karyawan di

Jurusan Teknik Elektro Bg Martin, Kak Ani, Bg ridho,Bg Ponijan dll .

5. Teman-teman kuliah Sudi Ridwan, T. Indra Maulana, M. Zaki, Suriadi Ginting,

Farik, Supianto, Asden Rico, Shouqi, Adam, B M. Arsyad dan teman-teman lain

yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, atas kebersamaan dan

dukungan yang diberikan. Nama kalian akan selalu terpatri dalam hati sanubari

penulis.

6. Senior senior stambuk 2002, 2003.

7. Adik-adik stambuk 2005, 2006.

8. Seluruh Mahasiswa Teknik Instrumentasi Pabrik Usu.

Akhir kata, tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih banyak

kesalahan dan kekurangan, namun penulis tetap berharap semoga tugas akhir ini

bisa bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi pengembangan selanjutnya.

Medan, Juni 2009

Mulindra Pratama

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................... i

ABSTRAK iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL. ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah 2

1.3 Metode Penelitian . 3

1.4 Tujuan 3

1.5 Kegunaan dan Manfaat . 4

1.6 Sistematika Penulisan 5

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Tekanan / Pressure .. 7

2.2 Jenis Jenis Alat Ukur Tekanan 7

2.2.1 Pressure Gauge dengan Tabung Bourdon . 8

2.2.2 Pressure Gauge dengan Pengembus (Bellow) ... 9

2.2.3 Pressure Gauge dengan Diafragma (Membran) .. 10

2.3 Transmitter 12

2.3.1 Bagian bagian Transmitter . 12

2.3.2 Figure Differential Pressure Transmitter Cerrabar Series . 13


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
2.4 Prinsip Kerja Pressure Transmitter 15

2.4.1 Keuntungan dan Batasan Pemakaian . 18

2.4.2 Prinsip Kerja Sensor Ceramic .... 18

2.4.3 Spesifikasi Teknik . 20

2.5 Pengkalibrasian Figure Diffrensial Pressure Transmitter .. 21

2.5.1 Ketelitian ... 22

2.5.2 Kalibrasi 22

2.6 Pengendalian Akhir ( Final Control Element ) .. 24

2.7 Control Valve 30

2.8 Pengertian Umum Boiler ... 32

2.9 Prinsip Kerja Boiler ............... 33

2.8.1 Komponen sistem Boiler HRSG

(Heat Recovery Steam Generation) ... 34

2.8.2 Pengolahan Air pada Boiler HRSG .. 35

BAB III DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM CENTUM CS 3000

3.1 Tinjauan Secara Umum Distribured Control Sistem.. 37

3.2 Prinsip Kerja Distributed Control System Centum CS 3000 38

3.3 Arsitektur Sistem DCS Centum CS 3000 .. 39

3.3.1 Human Interface Station (HIS) .. 41

3.3.2 Field Control Station (FCS) .. 43

3.3.3 Deskripsi Hardware FCS 46

BAB IV PENGONTROLAN TEKANAN FEEDWATER BOILER HRSG

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
MENGGUNAKAN DCS CENTUM CS-3000

4.1 Umum 51

4.2 Sistem Pengontrolan Tekanan ... 51

4.3 Prinsip Kerja Pengaturan Tekanan pada

Boiler Feed Water menggunakan DCS CENTUM CS3000 ............ 53

4.3.1 Sistem Pressure Control 56

4.3.2 Steam Drum Pressure Correction .. 56

4.4 Program Control Tekanan pada Boiler HRSG .. 59

4.5 Data Analisa dan Pembahasan .......................................................... 62

4.5.1 Hasil Pengamatan ................................................................. 62

4.5.2 Menghitung Densitas () dan Nilai Pembakaran

(High Heating Value) dari Fuel Gas ...................................... 64

4.5.3 Perhitungan Massa Hidrogen dan Massa Carbon yang

Terbakar ................................................................................ 65

4.5.4 Perhitungan Kehilangan Panas .............................................. 66

4.5.5 Menghitung Udara Berlebih (Exess Udara) .......................... 68

4.5.6 Menghitung Udara Pembakaran ............................................ 69

4.5.7 Total Massa Flue Gas ............................................................ 70

4.5.8 Menghitung Kalor Total 71

4.5.9 Menghitung Effisiensi HRSG ............................................... 73

4.6 Pembahasan ...................................................................................... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 74

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
5.2 Saran .. 74

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bourdon Gauge Meter . 8

Gambar 2.2 Gauge Pengembus (Below) 9

Gambar 2.3 Diagfrahma Gauge ( Membran ) .... 10

Gambar 2.4(a) Figure Differential Pressure Transmitter 14

Gambar 2.4(b) Figure Zero Adjustment ..... 14

Gambar 2.4(c) Figure Eximple of Liquid Piping ... 15

Gambar 2.5 Block Diagram Figure Differential Pressure Transmitter .. 16

Gambar 2.6(a) Electrical Connection . 19

Gambar 2.6(b) Ceramik Sensor .......... 20

Gambar 2.6(c) System Component ... 20

Gambar 2.7 Kalibrasi sebuah Pressure Transmitter .......... 24

Gambar 2.8(a) Aksi Kendali on off .... 25

Gambar 2.8(b) Aksi Kendali Proporsional ... 26

Gambar 2.8(c) Aksi Kendali Integral .... 27

Gambar 2.8(d) Aksi Kendali Derivatif .. 27

Gambar 2.8(e) Aksi Kendali proporsional + integral .... 28

Gambar 2.8(f) Aksi Kendali proporsional + integral + derivative .... 29

Gambar 2.9(a) Bentuk umum sebuah control valve .. 31

Gambar 2.9(b) Valve dan bagian-bagiannya .. 31

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Gambar 2.10 Diagram dasar boiler .. 33

Gambar 2.11 Prinsip Kerja Boiler 33

Gambar 3.1 Konfigurasi Sistem DCS Centum CS3000 41

Gambar 3.2(a) HIS tipe desktop . 43

Gambar 3.2(b) HIS tipe konsol ... 43

Gambar 3.2(c) Contoh tampilan pada HIS .. 43

Gambar 3.3(a) FCS tipe standart 44

Gambar 3.3(b) FCS tipe Compact .. 44

Gambar 3.4 Sistem hardware pada FCS . 45

Gambar 3.5 Coupler bus control unit . 46

Gambar 3.6 Power Supply Unit . 47

Gambar 3.7 Backup battery unit 47

Gambar 3.8 Processor card 49

Gambar 4.1 Diagram sistem kontrol pada area Boiler HRSG ........................... 52

Gambar 4.2 Diagram Sistem tekanan pada Feed Water Boiler HRSG .............. 53

Gambar 4.3 Diagram Blok Sistem Loop Kontrol Pengendalian Otomatis . 54

Gambar 4.4 Program control pressure pada Boiler HRSG . 60

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan elemen utama tabung bourdon, pengembus

dan diafragma .. 11

Tabel 3.1 Perbandingan Unit pada FCS single processor dan FCS duplex . 45

Tabel 4.1 Komposisi Fuel Gas ............................................................................. 62


Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Berat Molekul dan High Heating Value ................. 64
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Density .................................................................... 65
Tabel 4.4 Reaksi Pembakaran .............................................................................. 70

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
BAB I
PENDAHULUAN

1 . 1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang sangat pesat, membuat segala sesuatunya berjalan

dengan begitu mudah dilakukan sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga kerja,

begitu juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era sistem gelobalisasi

yang serba cepat dan akurat.

Sehingga membawa manusia pada alam yang lebih modern. Untuk sistem

pengontrolan yang selama ini secara manual yang membutuhkan tenaga manusia yang

banyak dan waktu operasional yang berkesinambungan, membuat manusia ingin

menciptakan teknologi yang dapat melakukan segala sesuatu dengan cepat, mudah dan

tepat sasaran dan hasil yang maksimal, tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga atau

biaya yang tinggi dengan kata lain semuanya bekerja secara otomatisasi.

PT. Arun NGL yang berada di Lhokseumawe adalah suatu perusahaan yang

mengolah gas alam cair atau yang disebut Liquid Natural Gas (LNG) dengan

menggunakan proses teknologi cryogenic dimana sistem pengontrolan pabrik

membutuhkan ketelitian, ketepatan dan kehandalan yang tinggi dalam proses untuk

mengurangi tingkat kerugian biaya produksi yang disebabkan oleh kesalahan. Atas

dasar pertimbangan ini maka digunakanlah suatu teknologi sistem pengontrolan secara

otomatis yang dapat mengontrol atau mengamati seluruh peralatan - peralatan seperti

Gas compressor, Heat exchanger, Pump, Motor, Pressure Transmitter, Control Valve,

Level Transmitter, Flowmeter, serta alat-alat lainnya, dengan menggunakan teknologi

kontrol yaitu Distributed Control System (DCS) yang menggunakan produk Yokogawa
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Hokushin Electric Japan yaitu suatu perusahaan Jepang, teknologi ini merupakan

pengembangan Program Logic Control (PLC).

Sistem operasi pabrik pengontrolannya pabrik ini sebenarnya biasa dilakukan

secara manual, akan tetapi untuk membuat rangkaian control secara manual, tentunya

harus melakukan perubahan - perubahan kemudian banyaknya tenaga yang diserap dan

biaya operasional serta pada saat terjadi gangguan atau masalah sangat sulit diatasi.

Disamping itu, rangkaian yang dibuat sudah pasti membutuhkan tempat yang besar dan

juga biaya perawatan yang sangat sulit.

Dengan perkembangan teknologi digital, maka sistem rangkaian control dengan

menghubungkan kabel kabel yang sedemikian banyak dan pengoperasian peralatan

secara manual telah dapat digantikan dengan membuat sistem rangkaian dalam bentuk

program logika.

Program dibuat dengan sistem rangkaian logika, dimana rangkaian tersebut

akan mengontrol peralatan secara teratur dan teliti, sehingga akan mengurangi

kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan oleh manusia.

1.2 Tujuan

Tujuan Karya Akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengontrolan dengan

menggunakan DCS, adapun tujuannya adalah :

Untuk menjelaskan prinsip dari pengaturan tekanan pada Pressure Transmitter

dengan menggunakan DCS, dimana pengontrolan dengan DCS dilakukan dengan cara

logika dimana semua input akan diproses oleh DCS dan akan menghasilkan output

sesuai dengan program yang telah dibuat.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
1.3 Kegunaan dan Manfaat

Dalam menyususn Karya Akhir seorang Mahasiswa harus dapat mengetahui dan

mengerti tentang maksud dan tujuan dari pada karya akhir yang diselesaikannya

tersebut, serta kegunaan dan manfaatnya agar penggunaan karya akhir tersebut dapat

lebih baik dan benar maka dari itu kegunaan dan manfaat dari Karya Akhir ini adalah :

1.5.1 Kegunaan

a. Sebagai gambaran dari suatu penyerapan ilmu pengetahuan yang terpakai dalam

bidang pengontrolan/pengaturan terhadap Pressure Transmitter dan DCS juga

peralatan pendukung lainnya.

b. Sebagaimana bahan masukan bagi industri yang memakai Pressure Transmitter

dan DCS untuk membahas cara kerja dari peralatan tersebut.

c. Sebagai sumbangan tulisan Ilmu mengenai Pressure Transmitter dan DCS yang

dapat memperlihatkan pengkajian ilmiah dan keterkaitannya dengan penerapan

teknologi terhadap peralatan pabrik.

d. Dapat membahas penanggulangan terjadinya penyimpangan pengontrolan

Pressure Transmitter dan DCS.

1.5.2 Manfaat

a. Dapat dipergunakan sebagai studi perbandingan Mahasiswa Pendidikan

Teknologi Instrumentasi Pabrik yang akan melaksanakan praktek kerja

lapangan pada masa yang akan datang.

b. Dapat dipergunakan sebagai pedoman pengontrolan/pengaturan terhadap

Pressure Transmitter dan DCS agar sistem operasi dapat bekerja secara

maksimal dan tentunya akan menunjang produktivitas yang sangat baik juga.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
1.4 Batasan Masalah

Mengingat begitu banyaknya perangkat, jenis dan aplikasi aplikasi yang dapat

dikerjakan oleh Distributed Control System (DCS), maka untuk membatasi

permasalahan penulis hanya membatasi pembahasan tentang tekanan pada Boiler

Unit 92 dengan Distributed Control System secara praktis. Dalam hal ini perhitungan

dan analisa secara matematis tidak terlalu mendetail dibahas.

1.5 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan metode sebagai berikut :

1. Studi literatur yang berhubungan dengan system pengontrolan / pengaturan

Teknik digital dan system DCS.

2. Melakukan pengamatan dilapangan

3. Mengumpulkan data data diperlukan tentang DCS dan tekanan menggunakan

Sensor Figure Transmitter Pressure.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penyususunan Karya Akhir ini, maka

penulis membuat suatu sistematika pembahasan. Sistematika ini merupakan urutan bab

demi bab termasuk isi dari sub-subnya. Adapun sistematika pembahasan tersebut

adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang penggunaan Pressure Transmitter dan

Distributed Control System (DCS), batasan masalah dalam pembahasan, Maksud dan

Tujuan, Kegunaan dan Manfaat.

BAB II DASAR TEORI

Berisikan tentang tinjauan teoritis yang mendukung penelitian penulis

lakukan serta mempermudah dalam pembahasan karya akhir ini, seperti : Teori

pengertian tekanan, jenis alat ukur tekanan Transmitter, kalibrasi, control valve, dan

pengertian Boiler HRSG, Komponen komponen Boiler HRSG.

BAB III DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM

Menjelaskan tentang prinsip kerja Distributed Control System, Unit

fungsional. Aplikasinya dari DCS. Perangkat dari DCS yang meliputi perangkat keras

( Hardware) dan perangkat lunak ( Software ), 2 struktur programnya yang berupa

Function Block Diagram ( FBD), Standart Logic, Bahasa program dan Alamat modul

input output.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
BAB IV APLIKASI PENGATURAN TEKANAN PADA BOILER

UNIT 92 HRSG

Membahas tentang prinsip kerja tekanan, diagram rangkaian control tekanan

pada Boiler Unit 92 HRSG dengan DCS (Distributed control System).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diambil dari penulisan

karya akhir ini serta saran saran yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
B A B II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Tekanan

Tekanan adalah gaya yang terjadi untuk setiap satuan luas pada bidang tersebut,

bagi tekanan digunakan satuan ( kg


,
newton
,
lb
) disamping ini dikenal
m2 m2 m2

pula satuan tekanan berupa ( atsmosfir, Bar, psig ).

Selain bermacam macam satuan yang dipakai untuk tekanan, khusus untuk

gas/uap dikenal tiga macam tekanan :

1. Tekanan Absolute adalah tekanan gas / uap yang sebenarnya.

2. Tekanan Gauge adalah pengukuran berapa besar tekanan suatu gas / fluida

dibandingkan dengan tekanan udara luar ( atm )

3. Tekanan Vakum adalah sama dengan tekanan gauge hanya ini lebih kecil dari

pada tekanan atmosfir ( atm ) perbedaannya dengan tekanan absolute yang

dinyatakan dengan Psi ( Pound square inch ), maka tekanan gauge dinyatakan

dengan Psig ( Pound / square inch gauge )

2. 2 Jenis - jenis Alat ukur Tekanan

Alat ukur tekanan dengan elemen utama dari bahan yang mudah mengembang

dan masih menggunakan manual sistem dan gerak mekanis terdiri atas :

- Pressure Gauge dengan Tabung Bourdon ( Bourdon Tube )

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
- Pressure Gauge dengan pengembus ( Below )

- Pressure Gauge dengan Diafragma

2. 2.1 Pressure Gauge dengan Tabung Bourdon

Tabung bourdon adalah suatu logam mudah mengembang yang dibuat

berlubang. Ujung yang satu dibuat tertutup, ujung yang satu lagi dibuat terbuka untuk

dihubungkan dengan tekanan yang akan diukur dan ujung disebut sebagai socket.

Pada umumnya prinsip kerja dari Pressure gauge dengan tabung bourdon ini

adalah tekanan yang akan diukur masuk ke Tabung bourdon melalui socket, tekanan ini

akan mengakibatkan tabung bourdon memuai, sehingga menghasilkan suatu pergerakan

mekanik pada ujung yang tertutup. pergerakan ini kemudian diteruskan kesuatu

susunan roda roda gigi melaui tuas penghubung yang disebut LEVER. Roda gigi ini

terdiri dari dua buah roda gigi yaitu : roda gigi gerak dan roda gigi Pinion.

Roda gigi gerak tersambung langsung dengan lever, sedangkan roda gigi Pinion

dipatri coati dengan pointer sehingga dengan demikian, bila tabung bourdon bergerak

maka pointerpun akan turut bergerak seperti terlihat pada Gambar 2.1 [5].

Gambar 2.1 Bourdon Gauge meter

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
2.2.2 Pressure Gauge dengan Pengembus (Bellow)

Pengembus adalah logam tipis yang dibentuk menyerupai pengembus Akordion.

Sama seperti tabung bourdon, pengembus juga bergerak memuai bila tekanan dibagian

dalamnya lebih besar daripada tekanan luarnya. Setiap perubahan tekanan dibagian

dalam pengembus akan menghasilkan suatu gerak mekanik mundur atau maju.

Pergerakan mundur maju ini melalui Tuns dan tabung pemuntir kemudian dirubah

kedalam bentuk pergerakan melingkar pada penunjuk diatas suatu skala angka - angka

yang telah dikalibrasi seperti terlihat pada Gambar 2.2 [5].

Gambar 2.2 Gauge Pengembus (Below)

2. 2. 3 Pressure Gauge dengan Diafragma (Membran)

Yang dimaksud dengan diafragma adalah suatu bahan yang mudah melentur

atau biasa disebut membran, yang biasanya terbuat dari logam tipis, kulit, karet, clan

lain sebagainya. Prinsip kerjanya seperti terlihat pada Gambar 2.3 [5] berdasarkan sifat

kelentingan logam / plat tipis yang menjadi lengkungan akibat perulangan tekanan pada

bidang membran tersebut, alat membran ini dipakai untuk mengukur selisih dari dua

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
tekanan yang berbeda.

Kemampuan untuk membaca selisih tekanan tersebut adalah berdasarkan :

1. Luas bidang Membran.

2. Tebal Membran.

3. Jenis bahan Membran.

Gambar 2.3 Diagfrahma Gauge ( Membran )

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Perbandingan antara. Elemen utama tabung bourdon, pengembus dan diafragma

dapat dilihat pada Tabel- 1 berikut :

Tabel 2.1 Perbandingan elemen utama tabung bourdon, pengembus, dan diafragma.

TABUNG BOURDON PENGEMBUS DIAFRAGMA

1. Kurang peka terhadap Peka terhadap perubahan Sangat peka terhadap


perubahan tekanan., tekanan. perubahan tekanan

2. Dapat dipakai untuk Dapat dipakai untuk Dapat dipakai mengukur


mengukur suhu Mengukur tinggi tinggi permukaan cairan
permukaan cairan

3. Tidak dapat dipakai Dapat dipakai untuk beda Dapat dipakai untuk beda
untuk mengukur beda tekanan tekanan
tekanan
4. Jarang dipergunakan Dapat dipergunakan pada Dapat dipergunakan pada
pada transmitter transmitter transmitter

5. Jarang dipergunakan Dapat dipergunakan untuk Dapat dipergunakan untuk


mengukur aliran mengukur aliran mengukur aliran

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
2. 3 Transmitter

Transmitter dengan nama lain signal amplifier pada dasar telekomunikasi adalah

alas penguat sinyal, tetapi pada instrumentasi transmitter adalah sebagai pengubah dan

pengirim sinyal phisis menjadi sinyal instrument. Transmitter dipergunakan dalam

control system apabila pada control system tersebut terdapat dua hal yaitu :

1. Sinyal harus menggerakkan peralatan yang membutuhkan daya yang lebih

besar.

2. Jarak antara peralatan - peralatan yang termasuk dalam control system

berjauhan sehingga sinyal harus dikirimkan lewat.jalur transmisi.

2.3.1 Bagian bagian Transmitter terdiri dari dua bagian yaitu :

1. Meter Body

Pada meter body inilah terletak sensor yang dapat menerima sinyal input berupa

tekanan ataupun gays.

2. Transmitter

Transmitter yang akan mengubah sinyal input dan akan mengirimkan menjadi

sinyal instrument.

Alat sebagai pengubah sinyal proses tekanan dikenal dengan Pressure

Transmitter. Adapun pressure transmitter itu sendiri adalah piranti instrument

elektronik yang digunakan untuk mengukur benda ( gas, vospour, atau liquid ) dan juga
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
digunakan untuk pengukur level.

Pressure transmitter merupakan instrumen pengukur tekanan dimana tekanan

yang masuk akan diukur oleh sensor dan selanjutnya akan dikonversikan sebagai sinyal

analog 4 20 mA, dimana sinyal analog ini akan dikirim ke DCS. Secara umum

Pressure Transmitter dapat dibagi atas 8 ( Delapan ) yaitu

1. Absolut Pressure Transmitter ( mbar )

2. Gauge Pressure Transmitter ( bar gauge )

3. Differensial Pressure Transmitter

4. Differensial Pressure Transmitter Flanges Mounting

5. Diafragma Sealed differensial Pressure Transmitter

6. Diafragma Sealed absolute pressure transmitter

7. Diafragma Sealed gauge Pressure Transmitter

8. Low Flow Transmitter

Agar pembahasan tidak meluas penulis hanya akan membahas Pressure

Transmitter yang digunakan untuk mengatur tekanan pada Boiler HRSG dimana

pressure transmitter yang digunakan berupa Figure Diffirensial Pressure Transmitter

dengan memakai Cerrabar Series.

2.3.2 Figure Differential Pressure Transmitter Cerrabar Series

Figure Differential Pressure Transmitter juga disebut dengan DP Cell

merupakan transmitter yang dapat memberikan sinyal output pneumatik ke listrik. DP

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
transmitter merupakan alat yang digunakan sebagai alat pengirim lokasi tempat proses

berlangsungnya ke control room.

Untuk Transmitter baik itu tekanan absolut, tekanan gauge atau beda tekanan

(Differential Pressure), tidak dapat ditransmisikan atau digunakan secara langsung

sebagai pengaturan, maka sinyal tersebut harus diubah dahulu menjadi sinyal

pneumatik 3-15 psi dengan menggunakan transmitter sesuai dengan ketiga jenis

tekanan yang diukur, dikenal tiga jenis transmitter tekanan, yaitu :

Transmitter Tekanan Differensial, digunakan untuk mengukur perbedaan

tekanan, terutama dalam pengukuran flow (aliran) dimana elemen-elemen orifice

(pengukuran beda tekanan yang dapat dibaca oleh transmitter) yang ditimbulkan beda

tekanan transmitter 3-15 psi untuk kontroller atau recoder berupa indicator seperti

terlihat pada Gambar 2.4a [5]

Pressure Transmitter Absolut, digunakan untuk mengubah tekanan absolut

(hasil pengukuran) menjadi sinyal pneumatik 3-15 psi seperti terlihat pada

Gambar 2.4b [5].

Pressure Transmitter (PT) Gauge, digunakan untuk mengubah besaran tekanan

gauge hasil pengukuran (misalnya pada pengukuran level dari suatu rangkaian yang

terbuka menjadi sinyal pneumatik 3-15 psi) seperti terlihat pada Gambar 2.4c [5].

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
(a) (b)

(c)

Gambar 2.4 ( a ) Figure Differential Pressure Transmitter


( b ) Figure Zero Adjustment
( c ) Figure Eximple of Liquid Piping

2.4 Prinsip kerja Pressure Transmitter

Salah satu jenis dari Differential Pressure Transmitter adalah Differential

Pressure Transmitter Cerrabar Series. Dikatakan Cerrabar Series karena Pressure

Transmitter ini menggunakan ceramic ( keramik ) sebagai sensor.

Tekanan diatur sesuai dengan yang diinginkan oleh proses, dimana pada

aplikasinya tekanan haruslah dijaga agar produksi yang dihasilkan bagus dan tidak ada

yang terbuang.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Cara kerja dari sistem ini dapat kita ikuti dengan memperhatikan blok diagram

Gambar 2. 5 [7] Dimana pada blok ini akan dibahas secara garis besarnya, dikarenakan

rangkaian secara keseluruhan tidak ada, maka yang akan dibahas disini adalah fungsi

dari tiap - tiap blok berikut :

PRESSURE
Gambar 2.5 Block Diagram Figure Differential Pressure Transmitter

Tekanan berupa uap ( steam ) sebagai bahan material karena ada tekanan yang

masuk menuju sensor ceramic untuk kapasitansi pengukuran tekanan, dmana

kapasitansi ini ni diukur oleh elektroda yang ada didalam sensor ceramic dan

diagprahma. Dari sensor ceramic, steam kemudian dirubah dari sinyal analog yang

dikonversikan menjadi sinyal digital didalam area electronic module, yang seterusnya

akan merubah sinyal analog menuju sinyal digital kedalam sebuah Mikroprocessor ()

dimana pada microprocessor ini terdiri dari bagian me-linearisasikan steam yang

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
dideteksi pada sensor ( sensor linearization ), Pengkoreksian kooefisien sinyal

( Correction Cooefisien ), perubahan ( Re-Range ), Penundaan waktu sementara

( Damping ), Mendiagnosa sinyal yang akan dirubah ( Diagnotics ), Batas Value

( Range Value ), dan terakhir meng- konfigurasikan sinyal. Keluaran dari ini

berbentuk pulsa, dimana pulsa yang dihasilkan akan semakin banyak apabila tekanan

semakin besar. Sinyal yang telah di konversikan dari sinyal analog menuju sinyal

digital tadi dikirim ke Display untuk ditunjukkan berapa tekanan uap yang masuk.

Setelah ke display kemudian sinyal dikonversikan kembali dari sinyal digital menjadi

sinyal analog, yang akan menghasilkan output sinyal analog sebesar 4 20 mA.

Pulsa yang dihasilkan oleh akan dihitung oleh elektronik counter dan

dilewatkan oleh optocoupler. Yang terjadi pads optocoupler adalah apabila pulsa yang

masuk berlogika " 1 " maka LED akan menyala, yang menyebabkan phototransistor

aktif bekerja. Keluaran dari optocoupler ini adalah berupa frekuensi dan frekuensi ini

akan diubah menjadi arus oleh F/I converter. Arus yang dihasilkan ini telah siap dikirim

pads DCS, dimana pada saat arus minimum ( 4 mA ). maka tekanannya adalah 0 % dari

tekanan maksimum ( 20 mA ) maka tekanan pada splitting coloum adalah 100 % dari

tekanan maksimum.

Pengukuran beda tekanan berkaitan dengan nilai absolute misalnya untuk

memonitor sebuah saringan dalam sebuah tekanan pipa. Tekanan yang turun digunakan

sebagai penunjukan sinyal bagi efesiensi dari saringan, inti dari pengukuran tekanan

dengan cerrabar, adalah terbuat dari keramik - keramik. Kaki material adalah

aluminium dengan kemurnian sampai 96%.

Pengukuran cell ceramic dengan batas pengukuran sampai 100 bar. Hasil
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
tekanan pada suatu perubahan didalam jarak antara dua pelat ceramic dengan tekanan

udara terdapat lapisan emas murni. Pengukuran capacitive antara kedua pelat adalah

proposional sampai ke proses tekanan. Dalam kasus kelebihan beban (overload) maka

ceramic akan berhenti pada sekat setebal 1 cm lapisan bawah ceramic tanpa

kehilangan.

Pressure Transmitter Cerrabar Series banyak digunakan pada pengontrolan

tekanan di industri yaitu untuk mengetahui seberapa besar tekanan uap ( steam ) liquid

yang melewati suatu pipa dan yang masuk kedalam suatu tangki.

Penggunaan sensor sebenarnya adalah untuk mendeteksi tegangan listrik yang

timbul karena adanya tekanan melalui medan magnet yang terdapat pada sensor.

2.4.1 Keuntungan dan Batasan Pemakaian

Alat ukur tekanan yang menggunakan Pressure Transmitter terdiri dari berbagai

macam dan jenis. Salah satu adalah cerrabar series sensor dirancang sedemikian rupa

sehingga mudah digunakan untuk pengukuran tekanan steam ( uap ) atau liquid.

Dengan menggunakan Cerrabar Series akan didapatkan keuntungan. Adapun

keuntungan dan batasan batasan dari pemakaian cerrabar series ini adalah :

- Dapat digunakan untuk pengukuran level dari suatu material yang terdapat

dalam sebuah tangki.

- Sensor yang terpisah dengan rangkaian elektroniknya membuat perawatan yang

mudah.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
- Karena ketelitian yang menengah, membuat alat ini banyak digunakan untuk

pemakaian yang begitu mempersyaratkan ketelitian yang tinggi.

2. 4. 2 Prinsip Kerja Sensor Ceramic

Sedikit disini akan diuraikan prinsip kerja sensor ceramic yang digunakan pada

sensor pressure transmitter cerrabar series. Pada Gambar 2.6a [4] di bawah dapat

dijelaskan bahwa besarnya tekanan yang masuk akan menyentuh keramik yang terdapat

pada sensor, karena besarnya tekanan yang menekan material tersebut maka akan

menghasilkan resistansi yang semakin besar. Pada sensor ceramic yang mempunyai

difragma yang terbuat dari keramik tipis terjadi pemampatan atau tertekannya keramik

sehingga akan terjadi defleksi / lengkungan sebesar 0,002 mm maksimum. Sehingga

pemampatan yang terjadi akan menghasilkan arus listrik berupa sinyal input menuju

pengubah sinyal ( signal converter ). Dapat pula dilihat pada Gambar 2.6b [4] dimana

suplay tegangan untuk membangkitkan arus 4 20 mA sebesar 24 Volt DC. Sinyal

input yang terima dari tekanan yang masuk pads sensor akan menghasilkan resistansi

( tahanan ) yang besar yaitu 150 ( Ohm ), sinyal input akan dikirimkan ke signal

converter yang terdapat pada pressure transmitter untuk diterima oleh display dalam

bentuk sinyal digital , selanjutnya di rubah kembali oleh signal converter dengan signal

analog 4 20 mA ke alas penunjuk tekanan pada DCS. Pada Gambar 2.6c [4]

ditunjukkan sistem komponen dari sensor cerrabar series / sensor ceramic dimana

kerjanya sama dengan Gambar 2.6 berikut :

- Ceramic Substrate
- Ceramic Diafragma
Cerabar S PMC 731
Ceramic sensor
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Tekanan

(a)

(b)

(c)

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Gambar 2. 6 ( a ) Electrical Connection
( b ) Ceramik Sensor
( c ) System Component
4.3 Spesifikasi Teknik

Untuk mengetahui prinsip kerja maupun aplikasi Pressure Transmitter Cerrabar

Series terlebih dahulu penulis mengetahui data - data teknik ( spesifiksi teknik ) hal ini

penting karena merupakan perincian pokok tentang karakteristik Pressure Transmitter

Cerrabar Series adalah sebagai berikut :

Objek yang diukur : Tekanan steam / liquid

Prinsip pengukuran : Menggunakan sensor ceramic capasitiv

Batas perigukuran : Zero : 4.100 % skala penuh ( Keadaan tertutup )

Span : 26100 % skala penuh

Batas Temperatur : Rumah - 20....+ 80 OC

Proses - 20....+ 100 OC

Sinyal Output : 4 - 20 mA 2 - wire

Certificates : Ex la ( standard ) or Ex d

Supply Tegangan : 11,5 ...45V DC

RFI Resistance : 30 V/m Pengukuran / innacurasi

Kalibrasi : 0.1 % batas pengukuran

Lama term stabil : 0.1 % setiap tahun


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Sarang : aluminium, epoxy coated

Kabel penyambung : Kabel M20

2.5 Pengkalibrasian Figure Diffrensial Pressure Transmitter

Secara umum kalibrasi adalah memeriksa ketelitian penunjukan atau output

suatu instrument dibandingkan dengan standart yang ditentukan. Karakteristik

instrument secara berangsur angsur akan berubah dalam waktu tertentu. Untuk

mendapatkan hasil yang terbaik diperlukan kalibrasi yang teratur dan cermat. Jadi

tujuan kalibrasi adalah untuk menjamin agar instrument tetap dapat memberikan respon

dalam batas batas ketelitian yang sudah ditentukan. Ketelitian yang ditunjukkan

instrumen tergantung pada keteraturan pengkalibrasiannya. Jika perlu dilakukan

penyetelan terhadap instrument untuk mencapai penunjukan yang terbaik pada batas

yang ditentukan.

2. 5. 1 Ketelitian

Accuracy sering diterjemahkan sebagai ketelitian atau keakuratan yang artinya

ketepatan suatu alai ukur dalam memberikan hasil bacaannya dengan Figure Diffrensial

Pressure Transmitter Cerrabar Series.

2.5.2 Kalibrasi

Kalibrasi dalam istilah instrument adalah sebuah tabel yang menyatakan

hubungan input dan output suatu elemen dan aktivitas yang dilakukan pada saat

mengkalibrasi adalah penyetelan. Mengkalibrasi suatu transmitter pada hakekatnya

adalah memberikan simulasi input yang akurat dan melakukan penyetelan dengan
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
output sesuai dengan yang dikehendaki. Jadi syarat utama dalam melakukan kalibrasi

adalah dengan membuat simulasi input yang akurat.

Point pertama untuk mengetahui kapan diperlukan untuk melakukan kalibrasi

adalah apabila nilai atau variabel pada alai ukur tersebut tidak sesuai dengan range

yaitu dalam elektrik 4 20 mA dan pada pneumatik 3 - 15 Psi seperti terlihat pada

Gambar 2.7 [5].

Adapun langkah - langkah yang dilakukan untuk mengkalibrasi adalah :

a. Kalibrasi selalu dimulai dari titik Zero - Zero dari transmitter ini adalah 50 psig.

Pada input 50 psig, output harus 3 psig. Bila output ternyata tidak 3 psig, bagian

zero adjustment harus disetel agar didapatkan output 3 psig.

b. Titik maksimum kemudian disimulasi dengan memberikan tekanan sebesar

100 psig. Bila output tidak 15 psig, bagian span adjustment harus disetel agar

didapatkan output 15 psig.

c. Pada beberapa transmitter, penyetelan span akan berpengaruh pada penyetelan

zero, atau sebaliknya penyetelan zero akan berpengaruh pada penyetelan span.

Bilamana hal itu terjadi, dikatakan bahwa terjadi interaksi ( interaction ) antara

zero dan span. Kalau demikian halnya, ulangi langkah 1 dan 2 sampai

didapatkan output zero dan span yang tepat.

d. Setelah kalibrasi zero dan span didapat, perlu dilakukan pengujian linieritas.

Hal ini dilakukan dengan memberikan input 25%, 50%, dan 75%. Bila

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
penyimpangan liniearitas masih dalam batas-batas toleransi, kalibrasi

transmitter sudah bisa dianggap selesai. Namun, bila penyimpangan cukup

besar, perlu diadakan penyetelan linearitas.

e. Repotnya, tidak semua instrumen mempunyai fasilitas penyetelan linearitas.

Kalau fasilitas penyetelan linearitas tersedia, penyetelan dapat dilakukan dengan

menyetel bagian linearitas yang selalu diterangkan didalam instruction manual

instrument. Akan tetapi, kalau penyetelan linearitas tidak tersedia, kalibrasi

perlu " dicuri " dengan sedikit menggeser titik zero dan span agar titik yang

lain, 25%, 50%, clan 75% juga masuk kebatas-batas toleransi linearitas.

Gambar 2.7 Kalibrasi sebuah Pressure Transmitter

2.6 Pengendalian Akhir ( Final Control Element )

Elemen pengendali akhir merupakan terjemahan dari final control elemen.

Elemen ini adalah bagian akhir sistem pengendalian yang bertugas melakukan langkah

koreksi Ada banyak macam final control elemen, namun hanya control valve yang

umum dipakai di sistem pengendalian proses.

Walaupun ada beberapa sistem pengendalian on-off yang menggunakan control

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
valve sebagai final control element, namun fungsi control valve dipengendalian itu

tidak lebih istimewa dari kerja sebuah selenoid valve. Control valve hanya akan bekerja

di dua posisi, yaitu terbuka atau tertutup. Pada pengendalian continuous artinya

pengendalian dengan pengendali P, P1, PD atau PID-control valve justru tidak

diharapkan berada di posisi tertutup penuh atau terbuka penuh. Control valve harus

secara kontiniu mengendalikan manipulated variable agar proses variable selalu tetap

sama dengan set point.

Error = Set Point Proses Variabel

Jenis jenis aksi pengendali pengontrolan :

a. Pengendali on-off (two position controller)

Karakteristik pengendali on off ini hanya bekerja pada 2 posisi, yaitu on off.

Kerja pengendali on off banyak digunakan pada aksi pengontrolan yang sederhana

karena harganya murah. Karena sistem kerja yang digunakan adalah on off saja, hasil

output dari sistem pengendali ini akan menyebabkan proses variabel tidak akan

konstan.

Besar kecilnya fluktuasi proses variabel ditentukan oleh titik dimana kontroller dalam

keadaan on dan off. Pengendali dengan aksi kontrol ini juga menggunakan feedback

seperti terlihat pada Gambar 2.8a [4]:

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Gambar 2.8.a Aksi Kendali on off

b. Pengendali Proporsional

Aksi kontrol proporsional memiliki karakteristik dimana besar output unit

control P selalu sebanding dengan besarnya input. Bentuk transfer function dari aksi

pengendali proporsional sbb seperti terlihat pada Gambar 2.8b [4]:

Output = Gain * Input

input output
K
X Y

Y = kX
k = konstanta
Gambar 2.8.b Aksi Kendali Proporsional

Gain control proporsional dapat berupa bilangan bulat, bilangan pecahan, positif

atau juga negatif. Dengan syarat besarnya tetap, linier di semua daerah kerja dan tidak

bergantung pada fungsi waktu. Pengertian gain disini dapat berbentuk bilangan pecahan

bahkan negatif, sehingga nilai output dapat lebih kecil dari input bahkan negatif.

Oleh karena itu, istilah gain jarang dipakai dan yang lazim dipakai adalah proporsional

band.

c. Pengendali integral

Berfungsi untuk menghilangkan offset sebagai hasil dari reset yang dapat
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
menghasilkan output walaupun tidak terdapat input, sehingga dibutuhkan suatu

pengendali yang dapat menghasilkan output lebih besar atau lebih kecil pada saat

error = 0. Fungsi transfer dari aksi kontrol integral adalah sebagi berikut diperlihatkan

grafik pada Gambar 2.8c [ 4 ] :

Secara matematika luaran Kontroller Integral sendiri dapat di tentukan dengan rumus :

100 1
mi =
PB

R e . dt

Dimana :
mi = proses output Kontroler Integral
PB = propotional band
R = waktu reset (Reset Time)
E = error (r c )
dt = lamanya aksi reset berlangsung

Gambar 2 .8.c Aksi Kendali Integral

d. Pengendali derivatif

Memiliki karakteristik cenderung untuk mendahului atau bisa disebut anti pasif

controlling. Oleh karena itu aksi kontrol ini sering diterapkan pada sistem yang

memiliki intersitas tinggi yang bersifat lagging. Berikut adalah grafik dari pengontrolan
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
derivatif seperti terlihat pada Gambar 2.8d [4]:

Gambar 2.8.d Aksi Kendali Derivatif

Output Kontroler aksi derivative dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini :

de
md . D Dimana :
dt

Md = proses luaran kontroler derevatif


D = waktu derevative
de
= laju perubahan error
dt

e. Pengendalian proporsional + integral

Seperti terlihat pada Gambar 2.8e [4]: pengontrolan proporsional dapat

menimbulkan offset pada keluaran pengendali. Untuk proses-proses dimana offset tidak

dapat ditolerir maka perlu ditambahklan aksi pengontrolan integral. Aksi kontrol

integral dapat menghilangkan perbedaan pengukuran dan titik acuan yang dapat

mengakibatkan keluaran pengendali berubah sampai dengan perubahan tersebut

berharga nol.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Apabila sinyal pengukuran meningkat dan tekanan pada titik acuan dalam

keadaan tetap maka titik B akan bergerak ke kanan sehingga floofer akan menutupi

nozzle dan turunnya tekanan keluaran. Tekanan keluaran dari proporsional bellow

mengikuti perubahan tekanan keluaran dengan waktu selisih yang kecil, sedangkan

pada integral bellow akan mengalami perubahan yang lambat ( dengan adanya

perubahan pada katup ).

input output
Integrator

F(t) F ( t ) = f ( t ) dt

Gambar 2.8.e Aksi Kendali proporsional + integral

f. Pengendali proporsional + integral + derivatif

Sistem pengendali derivatif seperti terlihat pada Gambar 2.8f [4] merupakan

pengendali dengan proses umpan balik yang berlawanan dengan cara pengendali cara

pengendali integral. Penambahan aksi derivatif pada pengendali proporsioanal +

integral bertujuan untuk meningkatkan kestabilan pengendalian diperoleh dari

penurunan overshoot.

Jika terjadi perubahan sinyal pengukuran maka keluaran pengendali dengan

proporsional bellow tidak terhubung langsung tetapi katup yang akan memperkecil

aliran ke arah proporsional bellow.

d
F(t) Differentiator F(t)= f(t)
dt
d
dt

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Gambar 2.8.f Aksi Kendali proporsional + integral + derivative

2.7 Control Valve

Kata valve sering kali diartikan menjadi kelep, atau kadang-kadang menjadi

katup, dan tidak jarang pula menjadi kerangan. Walaupun kata kerangan biasanya

dipakai untuk menunjukkan valve yang dibagian atasnya dilengkapi roda pemutar

( hand-wheel ).

Bentuk umum konstruksi sebuah valve dapat dilihat pada Gambar 2.9a [2] Kerja

valve sederhana sekali. Bilamana plug terangkat, fluida akan mengalir dari bagian inlet

kebagian outlet . Hanya saja, fluida proses yang mengalir ini bisa bermacam-macam,

dari yang paling bersih sampai yang paling korosi, dari tekanan rendah sampai tekanan

tinggi, dari temperatur rendah sampai tempertur tinggi dan seterusnya.

Selain itu, perhatian khusus jugs diperlukan pada bagian penyekat ( packing )
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Karena plug harus bergerak naik-turun diperlukan suatu konstruksi penyekat yang tidak

boleh menghambat gerak steam, namun mampu menjaga agar fluida didalam valve

tidak keluar dari bagian bonnet. Pada Gambar 2.9b [2] penyekat tersebut selanjutnya

disebut packing - biasanya terbuat dari bahan asbestos, grafhit, Tef1on, atau campuran

beberapa material yang dibuat khusus agar cocok dengan temperature, tekanan, serta

sifat korosi fluida proses.

(a)

1. Packing flange nut


2. Packing follower
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
3. Packing spring
4. Packing box bushing
5. Guide bushing
6. Seat ring
7. Packing flange stud
8. Packing flange
9. Yoke lock nut
10. Packing
11. Valve plug stem
12. Bonnet
13. Valve body
14. Valve plug
15. Bottom flange

(b)

Gambar 2.9 ( a ) Bentuk umum sebuah control valve


( b ) Valve dan bagian-bagiannya

2.8 Pengertian Umum Boiler

Boiler adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap

(steam) dengan cara pemanasan. Pada panas digunakan, dihasilkan dari reaksi

pembakaran bahan bakar yang berlangsung didalam ruang bakar. Atau dengan kata lain

boiler merupakan suatu pesawat kalor yang berfungsi untuk merubah energi potensial

dalam air menjadi energi thermal dalam bentuk Uap (steam). Energi thermal ini yang

kemudian digunakan untuk berbagai proses yang melibatkan panas.

Istilah boiler merupakan unit perapian untuk memanaskan atau menguapkan

cairan selain air. Selain itu boiler juga mencakup peralatan yang digunakan dimana

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
panas yang dihasilkan dan seluruh pengontrolan peralatan pengaman digabungkan

dengan peralatannya (Dukelow, Sam G, 1986).

Steam generator system merupakan sistem yang dirancang untuk menghasilkan

steam yang akan di konsumsi oleh beberapa unit proses dipabrik. Steam yang telah

memberikan panasnya kemudian akan menjadi kondensat, kondensat ini akan

dikembalikan ke steam generation system untuk dijadikan steam kembali, dan begitulah

seterusnya hingga membentuk steam tertutup.

Kondensat yang dikembalikan ke steam generation system tidak akan pernah

mencapai 100%, artinya akan terjadi kehilangan Uap dan kondensat akibat kebocoran.

Kehilangan ini hares digantikan dengan air make-up yang telah diolah di unit 92, unit

pengolahan air umpan boiler seperti terlihat pada Gambar 2.10 [6].

Untuk mencegah terjadinya korosi, steam dan kondensat harus diolah.

Pengolahan itu terjadi atas pelepasan udaranya di deareator dan penambahan bahan

kimia.

Kandungan senyawa kimia dan unsur padat lainnya harus dihilangkan dengan cara

mengeluarkan sebagian cairan dalam boiler.

Water Steam
Steam / Water System

Fuel & Air Fuel


Mixing of Fumace Heat Transfer
Fuel Air Surface

Gambar 2.10 Diagram dasar boiler


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
2.9 Prinsip Kerja Boiler

Boiler adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap

dengan cara pemanasan. Panas yang digunakan dihasilkan dari hasil pembakaran bahan

bakar yang langsung didalam ruang bakar. Atau dengan kata lain boiler merupakan

suatu pesawat kalor yang berfungsi untuk mengubah energi potensial dalam air menjadi

energi Thermal dalam bentuk uap. Energi thermal yang kemudian digunakan untuk

berbagai proses yang melibatkan panas dapat dilihat pada Gambar 2.11 [6] sistem dari

boiler.

Feedwater Steam

Fuel gas
( Gas Uap )

Fuel gas & udara

Gambar 2.11 Prinsip Kerja Boiler

2.9.1 Komponen sistem Boiler HRSG (Heat Recovery Steam Generation)

Sistem Boiler HRSG (Heat Recovery Steam Generation) terdiri dari beberapa

komponen :

1. Steam Drum ini berfungsi untuk menampung boiler feedwater untuk kemudian

dialirkan ke boiler. Feedwater yang telah melewati economizer akan mengalami

peningkatan suhu sebesar 50 C sebelum memasuki steam drum.

2. Economizer adalah susunan pipa pipa yang ditempatkan pada sisi sebelah

dalam ruang bakar, yang berfungsi untuk menerima panas dari hasil

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
pembakaran. Panas yang diperoleh dari hasil pembakaran ini akan dipergunakan

untuk pemanasan awal boiler feedwater, sehingga fuel gas untuk memanaskan

air di boiler dapat dihemat. Economizer dapat meningkatkan suhu boiler

feedwater sebesar 20 C.

3. Pipa down comer adalah rangkaian pipa menghubungkan steam drum dengan

boiler, pipa ini berfungsi untuk mengalirkan feedwater dari steam drum ke

boiler untuk kemudian dipanaskan hingga mencapai saturated steam.

4. Diverter adalah saluran yang menghubungkan ruang bakar dengan inlet exhaust

turbin gas. Untuk mencapai kapasitas produksi optimal aliran exhaust gas turbin

perlu diatur dengan seksama. Aliran exhaust gas turbin yang menuju ruang

bakar diatur oleh besar bukaan diverter.

5. Burner adalah alat pembakaran yang berfungsi untuk memanaskan boiler.

Ditempatkan pada ruang bakar antara boiler dan diverter. Bahan bakar yang

digunakan adalah gas.

6. Cerobong asap (Stack) berfungsi sebagai saluran gas sisa pembakaran bahan

bakar yang dibuang ke atmosfer.

7. Insulation berfungsi untuk mengurangi jumlah panas yang terbuang ke atmosfer

dan juga melindungi pekerja yang berada disekitarnya.

2.9.2 Pengolahan Air pada Boiler HRSG

Pengolahan air untuk boiler terbagi tiga yaitu :

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
1. External Treatment

Merupakan proses pengolahan air ketel dari luar unit, untuk menghilangkan

elemen-elemen yang terlarut dalam air yang tidak diinginkan sebelum air tersebut

dimasukkan ke dalam boiler. Elemen-elernen ini yang dipisahkan dalam dua tahap,

yaitu pre-treatment yang meliputi sedimentasi, koagulasi, filtrasi dan penghilangan

hardness atau kesalahan dalam softener (unit 92).

2. Internal Treatment

Merupakan proses pengolahan air ketel dalam unit untuk menjaga agar

senyawa-senyawa kimia yang terkadung didalam, boiler tidak memadat atau menempel

pada pipa-pipa boiler tersebut. Meliputi proses pelepasan gas-gas didalam daerator.

Bahan kimia yang diinjensikan pada air itu adalah sodium phospat yang bereaksi

terhadap pengolahan pipa steam boiler untuk mencegah korosi dan kenaikan ph pada

air kondesat. Bahan kimia yang di injeksikan adalah amine.

3. Dearator

Sebelum masuk ke boiler, kondesat dan make-up feedwater akin mengalami

pengolahan terlebih dahulu, untuk melepaskan gas-gas yang tidak diinginkan

(oksigen, karbondioksida dan amoniak) dalam dearator untuk mencegah terbentuknya

karat. Dearator mampu menghilangkan sekitar 92 % hingga 95 % oksigen.

Aliran gabungan kondesat (steam) dan air make-up masuk ke dearator melalui

sebuah distributor dibagian puncak, steam masuk dearator untuk memanaskan dan
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
membuang sisa udara yang mungkin terkandung dalam kondesat (melalui system

pelepasan bebas). Uap tidak mengkonden (udara dan CO2) dan sejumlah kecil steam

dibuang dari puncak bejana dearator. Sodium sulfat diinjeksikan kedalam dearator

untuk beraksi dengan oksigen yang mungkin masih terdapat dalam air. Air yang bebas

udara dan CO2 ditampung dalam bejana storage vessel.

B A B II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Tekanan

Tekanan adalah gaya yang terjadi untuk setiap satuan luas pada bidang tersebut,

bagi tekanan digunakan satuan ( kg


,
newton
,
lb
) disamping ini dikenal
m2 m2 m2

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
pula satuan tekanan berupa ( atsmosfir, Bar, psig ).

Selain bermacam macam satuan yang dipakai untuk tekanan, khusus untuk

gas/uap dikenal tiga macam tekanan :

4. Tekanan Absolute adalah tekanan gas / uap yang sebenarnya.

5. Tekanan Gauge adalah pengukuran berapa besar tekanan suatu gas / fluida

dibandingkan dengan tekanan udara luar ( atm )

6. Tekanan Vakum adalah sama dengan tekanan gauge hanya ini lebih kecil dari

pada tekanan atmosfir ( atm ) perbedaannya dengan tekanan absolute yang

dinyatakan dengan Psi ( Pound square inch ), maka tekanan gauge dinyatakan

dengan Psig ( Pound / square inch gauge )

2. 2 Jenis - jenis Alat ukur Tekanan

Alat ukur tekanan dengan elemen utama dari bahan yang mudah mengembang

dan masih menggunakan manual sistem dan gerak mekanis terdiri atas :

- Pressure Gauge dengan Tabung Bourdon ( Bourdon Tube )

- Pressure Gauge dengan pengembus ( Below )

- Pressure Gauge dengan Diafragma

2. 2.1 Pressure Gauge dengan Tabung Bourdon

Tabung bourdon adalah suatu logam mudah mengembang yang dibuat

berlubang. Ujung yang satu dibuat tertutup, ujung yang satu lagi dibuat terbuka untuk

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
dihubungkan dengan tekanan yang akan diukur dan ujung disebut sebagai socket.

Pada umumnya prinsip kerja dari Pressure gauge dengan tabung bourdon ini

adalah tekanan yang akan diukur masuk ke Tabung bourdon melalui socket, tekanan ini

akan mengakibatkan tabung bourdon memuai, sehingga menghasilkan suatu pergerakan

mekanik pada ujung yang tertutup. pergerakan ini kemudian diteruskan kesuatu

susunan roda roda gigi melaui tuas penghubung yang disebut LEVER. Roda gigi ini

terdiri dari dua buah roda gigi yaitu : roda gigi gerak dan roda gigi Pinion.

Roda gigi gerak tersambung langsung dengan lever, sedangkan roda gigi Pinion

dipatri coati dengan pointer sehingga dengan demikian, bila tabung bourdon bergerak

maka pointerpun akan turut bergerak seperti terlihat pada Gambar 2.1 [5].

Gambar 2.1 Bourdon Gauge meter

2.2.2 Pressure Gauge dengan Pengembus (Bellow)

Pengembus adalah logam tipis yang dibentuk menyerupai pengembus Akordion.

Sama seperti tabung bourdon, pengembus juga bergerak memuai bila tekanan dibagian

dalamnya lebih besar daripada tekanan luarnya. Setiap perubahan tekanan dibagian

dalam pengembus akan menghasilkan suatu gerak mekanik mundur atau maju.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Pergerakan mundur maju ini melalui Tuns dan tabung pemuntir kemudian dirubah

kedalam bentuk pergerakan melingkar pada penunjuk diatas suatu skala angka - angka

yang telah dikalibrasi seperti terlihat pada Gambar 2.2 [5].

Gambar 2.2 Gauge Pengembus (Below)

2. 2. 3 Pressure Gauge dengan Diafragma (Membran)

Yang dimaksud dengan diafragma adalah suatu bahan yang mudah melentur

atau biasa disebut membran, yang biasanya terbuat dari logam tipis, kulit, karet, clan

lain sebagainya. Prinsip kerjanya seperti terlihat pada Gambar 2.3 [5] berdasarkan sifat

kelentingan logam / plat tipis yang menjadi lengkungan akibat perulangan tekanan pada

bidang membran tersebut, alat membran ini dipakai untuk mengukur selisih dari dua

tekanan yang berbeda.

Kemampuan untuk membaca selisih tekanan tersebut adalah berdasarkan :

4. Luas bidang Membran.

5. Tebal Membran.

6. Jenis bahan Membran.


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Gambar 2.3 Diagfrahma Gauge ( Membran )

Perbandingan antara. Elemen utama tabung bourdon, pengembus dan diafragma

dapat dilihat pada Tabel- 1 berikut :

Tabel 2.1 Perbandingan elemen utama tabung bourdon, pengembus, dan diafragma.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
TABUNG BOURDON PENGEMBUS DIAFRAGMA

1. Kurang peka terhadap Peka terhadap perubahan Sangat peka terhadap


perubahan tekanan., tekanan. perubahan tekanan

2. Dapat dipakai untuk Dapat dipakai untuk Dapat dipakai mengukur


mengukur suhu Mengukur tinggi tinggi permukaan cairan
permukaan cairan

3. Tidak dapat dipakai Dapat dipakai untuk beda Dapat dipakai untuk beda
untuk mengukur beda tekanan tekanan
tekanan
4. Jarang dipergunakan Dapat dipergunakan pada Dapat dipergunakan pada
pada transmitter transmitter transmitter

5. Jarang dipergunakan Dapat dipergunakan untuk Dapat dipergunakan untuk


mengukur aliran mengukur aliran mengukur aliran

2. 3 Transmitter

Transmitter dengan nama lain signal amplifier pada dasar telekomunikasi adalah

alas penguat sinyal, tetapi pada instrumentasi transmitter adalah sebagai pengubah dan

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
pengirim sinyal phisis menjadi sinyal instrument. Transmitter dipergunakan dalam

control system apabila pada control system tersebut terdapat dua hal yaitu :

3. Sinyal harus menggerakkan peralatan yang membutuhkan daya yang lebih

besar.

4. Jarak antara peralatan - peralatan yang termasuk dalam control system

berjauhan sehingga sinyal harus dikirimkan lewat.jalur transmisi.

2.3.1 Bagian bagian Transmitter terdiri dari dua bagian yaitu :

3. Meter Body

Pada meter body inilah terletak sensor yang dapat menerima sinyal input berupa

tekanan ataupun gays.

4. Transmitter

Transmitter yang akan mengubah sinyal input dan akan mengirimkan menjadi

sinyal instrument.

Alat sebagai pengubah sinyal proses tekanan dikenal dengan Pressure

Transmitter. Adapun pressure transmitter itu sendiri adalah piranti instrument

elektronik yang digunakan untuk mengukur benda ( gas, vospour, atau liquid ) dan juga

digunakan untuk pengukur level.

Pressure transmitter merupakan instrumen pengukur tekanan dimana tekanan

yang masuk akan diukur oleh sensor dan selanjutnya akan dikonversikan sebagai sinyal

analog 4 20 mA, dimana sinyal analog ini akan dikirim ke DCS. Secara umum

Pressure Transmitter dapat dibagi atas 8 ( Delapan ) yaitu

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
9. Absolut Pressure Transmitter ( mbar )

10. Gauge Pressure Transmitter ( bar gauge )

11. Differensial Pressure Transmitter

12. Differensial Pressure Transmitter Flanges Mounting

13. Diafragma Sealed differensial Pressure Transmitter

14. Diafragma Sealed absolute pressure transmitter

15. Diafragma Sealed gauge Pressure Transmitter

16. Low Flow Transmitter

Agar pembahasan tidak meluas penulis hanya akan membahas Pressure

Transmitter yang digunakan untuk mengatur tekanan pada Boiler HRSG dimana

pressure transmitter yang digunakan berupa Figure Diffirensial Pressure Transmitter

dengan memakai Cerrabar Series.

2.3.2 Figure Differential Pressure Transmitter Cerrabar Series

Figure Differential Pressure Transmitter juga disebut dengan DP Cell

merupakan transmitter yang dapat memberikan sinyal output pneumatik ke listrik. DP

transmitter merupakan alat yang digunakan sebagai alat pengirim lokasi tempat proses

berlangsungnya ke control room.

Untuk Transmitter baik itu tekanan absolut, tekanan gauge atau beda tekanan

(Differential Pressure), tidak dapat ditransmisikan atau digunakan secara langsung

sebagai pengaturan, maka sinyal tersebut harus diubah dahulu menjadi sinyal

pneumatik 3-15 psi dengan menggunakan transmitter sesuai dengan ketiga jenis
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
tekanan yang diukur, dikenal tiga jenis transmitter tekanan, yaitu :

Transmitter Tekanan Differensial, digunakan untuk mengukur perbedaan

tekanan, terutama dalam pengukuran flow (aliran) dimana elemen-elemen orifice

(pengukuran beda tekanan yang dapat dibaca oleh transmitter) yang ditimbulkan beda

tekanan transmitter 3-15 psi untuk kontroller atau recoder berupa indicator seperti

terlihat pada Gambar 2.4a [5]

Pressure Transmitter Absolut, digunakan untuk mengubah tekanan absolut

(hasil pengukuran) menjadi sinyal pneumatik 3-15 psi seperti terlihat pada

Gambar 2.4b [5].

Pressure Transmitter (PT) Gauge, digunakan untuk mengubah besaran tekanan

gauge hasil pengukuran (misalnya pada pengukuran level dari suatu rangkaian yang

terbuka menjadi sinyal pneumatik 3-15 psi) seperti terlihat pada Gambar 2.4c [5].

(a) (b)

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
(c)

Gambar 2.4 ( a ) Figure Differential Pressure Transmitter


( b ) Figure Zero Adjustment
( c ) Figure Eximple of Liquid Piping

2.4 Prinsip kerja Pressure Transmitter

Salah satu jenis dari Differential Pressure Transmitter adalah Differential

Pressure Transmitter Cerrabar Series. Dikatakan Cerrabar Series karena Pressure

Transmitter ini menggunakan ceramic ( keramik ) sebagai sensor.

Tekanan diatur sesuai dengan yang diinginkan oleh proses, dimana pada

aplikasinya tekanan haruslah dijaga agar produksi yang dihasilkan bagus dan tidak ada

yang terbuang.

Cara kerja dari sistem ini dapat kita ikuti dengan memperhatikan blok diagram

Gambar 2. 5 [7] Dimana pada blok ini akan dibahas secara garis besarnya, dikarenakan

rangkaian secara keseluruhan tidak ada, maka yang akan dibahas disini adalah fungsi

dari tiap - tiap blok berikut :

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
PRESSURE
Gambar 2.5 Block Diagram Figure Differential Pressure Transmitter

Tekanan berupa uap ( steam ) sebagai bahan material karena ada tekanan yang

masuk menuju sensor ceramic untuk kapasitansi pengukuran tekanan, dmana

kapasitansi ini ni diukur oleh elektroda yang ada didalam sensor ceramic dan

diagprahma. Dari sensor ceramic, steam kemudian dirubah dari sinyal analog yang

dikonversikan menjadi sinyal digital didalam area electronic module, yang seterusnya

akan merubah sinyal analog menuju sinyal digital kedalam sebuah Mikroprocessor ()

dimana pada microprocessor ini terdiri dari bagian me-linearisasikan steam yang

dideteksi pada sensor ( sensor linearization ), Pengkoreksian kooefisien sinyal

( Correction Cooefisien ), perubahan ( Re-Range ), Penundaan waktu sementara

( Damping ), Mendiagnosa sinyal yang akan dirubah ( Diagnotics ), Batas Value

( Range Value ), dan terakhir meng- konfigurasikan sinyal. Keluaran dari ini

berbentuk pulsa, dimana pulsa yang dihasilkan akan semakin banyak apabila tekanan

semakin besar. Sinyal yang telah di konversikan dari sinyal analog menuju sinyal

digital tadi dikirim ke Display untuk ditunjukkan berapa tekanan uap yang masuk.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Setelah ke display kemudian sinyal dikonversikan kembali dari sinyal digital menjadi

sinyal analog, yang akan menghasilkan output sinyal analog sebesar 4 20 mA.

Pulsa yang dihasilkan oleh akan dihitung oleh elektronik counter dan

dilewatkan oleh optocoupler. Yang terjadi pads optocoupler adalah apabila pulsa yang

masuk berlogika " 1 " maka LED akan menyala, yang menyebabkan phototransistor

aktif bekerja. Keluaran dari optocoupler ini adalah berupa frekuensi dan frekuensi ini

akan diubah menjadi arus oleh F/I converter. Arus yang dihasilkan ini telah siap dikirim

pads DCS, dimana pada saat arus minimum ( 4 mA ). maka tekanannya adalah 0 % dari

tekanan maksimum ( 20 mA ) maka tekanan pada splitting coloum adalah 100 % dari

tekanan maksimum.

Pengukuran beda tekanan berkaitan dengan nilai absolute misalnya untuk

memonitor sebuah saringan dalam sebuah tekanan pipa. Tekanan yang turun digunakan

sebagai penunjukan sinyal bagi efesiensi dari saringan, inti dari pengukuran tekanan

dengan cerrabar, adalah terbuat dari keramik - keramik. Kaki material adalah

aluminium dengan kemurnian sampai 96%.

Pengukuran cell ceramic dengan batas pengukuran sampai 100 bar. Hasil

tekanan pada suatu perubahan didalam jarak antara dua pelat ceramic dengan tekanan

udara terdapat lapisan emas murni. Pengukuran capacitive antara kedua pelat adalah

proposional sampai ke proses tekanan. Dalam kasus kelebihan beban (overload) maka

ceramic akan berhenti pada sekat setebal 1 cm lapisan bawah ceramic tanpa

kehilangan.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Pressure Transmitter Cerrabar Series banyak digunakan pada pengontrolan

tekanan di industri yaitu untuk mengetahui seberapa besar tekanan uap ( steam ) liquid

yang melewati suatu pipa dan yang masuk kedalam suatu tangki.

Penggunaan sensor sebenarnya adalah untuk mendeteksi tegangan listrik yang

timbul karena adanya tekanan melalui medan magnet yang terdapat pada sensor.

2.4.1 Keuntungan dan Batasan Pemakaian

Alat ukur tekanan yang menggunakan Pressure Transmitter terdiri dari berbagai

macam dan jenis. Salah satu adalah cerrabar series sensor dirancang sedemikian rupa

sehingga mudah digunakan untuk pengukuran tekanan steam ( uap ) atau liquid.

Dengan menggunakan Cerrabar Series akan didapatkan keuntungan. Adapun

keuntungan dan batasan batasan dari pemakaian cerrabar series ini adalah :

- Dapat digunakan untuk pengukuran level dari suatu material yang terdapat

dalam sebuah tangki.

- Sensor yang terpisah dengan rangkaian elektroniknya membuat perawatan yang

mudah.

- Karena ketelitian yang menengah, membuat alat ini banyak digunakan untuk

pemakaian yang begitu mempersyaratkan ketelitian yang tinggi.

2. 4. 2 Prinsip Kerja Sensor Ceramic

Sedikit disini akan diuraikan prinsip kerja sensor ceramic yang digunakan pada

sensor pressure transmitter cerrabar series. Pada Gambar 2.6a [4] di bawah dapat

dijelaskan bahwa besarnya tekanan yang masuk akan menyentuh keramik yang terdapat

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
pada sensor, karena besarnya tekanan yang menekan material tersebut maka akan

menghasilkan resistansi yang semakin besar. Pada sensor ceramic yang mempunyai

difragma yang terbuat dari keramik tipis terjadi pemampatan atau tertekannya keramik

sehingga akan terjadi defleksi / lengkungan sebesar 0,002 mm maksimum. Sehingga

pemampatan yang terjadi akan menghasilkan arus listrik berupa sinyal input menuju

pengubah sinyal ( signal converter ). Dapat pula dilihat pada Gambar 2.6b [4] dimana

suplay tegangan untuk membangkitkan arus 4 20 mA sebesar 24 Volt DC. Sinyal

input yang terima dari tekanan yang masuk pads sensor akan menghasilkan resistansi

( tahanan ) yang besar yaitu 150 ( Ohm ), sinyal input akan dikirimkan ke signal

converter yang terdapat pada pressure transmitter untuk diterima oleh display dalam

bentuk sinyal digital , selanjutnya di rubah kembali oleh signal converter dengan signal

analog 4 20 mA ke alas penunjuk tekanan pada DCS. Pada Gambar 2.6c [4]

ditunjukkan sistem komponen dari sensor cerrabar series / sensor ceramic dimana

kerjanya sama dengan Gambar 2.6 berikut :

- Ceramic Substrate
- Ceramic Diafragma
Cerabar S PMC 731
Ceramic sensor

Tekanan

(a)

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
(b)

(c)

Gambar 2. 6 ( a ) Electrical Connection


( b ) Ceramik Sensor
( c ) System Component
4.3 Spesifikasi Teknik

Untuk mengetahui prinsip kerja maupun aplikasi Pressure Transmitter Cerrabar

Series terlebih dahulu penulis mengetahui data - data teknik ( spesifiksi teknik ) hal ini

penting karena merupakan perincian pokok tentang karakteristik Pressure Transmitter

Cerrabar Series adalah sebagai berikut :


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Objek yang diukur : Tekanan steam / liquid

Prinsip pengukuran : Menggunakan sensor ceramic capasitiv

Batas perigukuran : Zero : 4.100 % skala penuh ( Keadaan tertutup )

Span : 26100 % skala penuh

Batas Temperatur : Rumah - 20....+ 80 OC

Proses - 20....+ 100 OC

Sinyal Output : 4 - 20 mA 2 - wire

Certificates : Ex la ( standard ) or Ex d

Supply Tegangan : 11,5 ...45V DC

RFI Resistance : 30 V/m Pengukuran / innacurasi

Kalibrasi : 0.1 % batas pengukuran

Lama term stabil : 0.1 % setiap tahun

Sarang : aluminium, epoxy coated

Kabel penyambung : Kabel M20

2.5 Pengkalibrasian Figure Diffrensial Pressure Transmitter

Secara umum kalibrasi adalah memeriksa ketelitian penunjukan atau output

suatu instrument dibandingkan dengan standart yang ditentukan. Karakteristik

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
instrument secara berangsur angsur akan berubah dalam waktu tertentu. Untuk

mendapatkan hasil yang terbaik diperlukan kalibrasi yang teratur dan cermat. Jadi

tujuan kalibrasi adalah untuk menjamin agar instrument tetap dapat memberikan respon

dalam batas batas ketelitian yang sudah ditentukan. Ketelitian yang ditunjukkan

instrumen tergantung pada keteraturan pengkalibrasiannya. Jika perlu dilakukan

penyetelan terhadap instrument untuk mencapai penunjukan yang terbaik pada batas

yang ditentukan.

2. 5. 1 Ketelitian

Accuracy sering diterjemahkan sebagai ketelitian atau keakuratan yang artinya

ketepatan suatu alai ukur dalam memberikan hasil bacaannya dengan Figure Diffrensial

Pressure Transmitter Cerrabar Series.

2.5.2 Kalibrasi

Kalibrasi dalam istilah instrument adalah sebuah tabel yang menyatakan

hubungan input dan output suatu elemen dan aktivitas yang dilakukan pada saat

mengkalibrasi adalah penyetelan. Mengkalibrasi suatu transmitter pada hakekatnya

adalah memberikan simulasi input yang akurat dan melakukan penyetelan dengan

output sesuai dengan yang dikehendaki. Jadi syarat utama dalam melakukan kalibrasi

adalah dengan membuat simulasi input yang akurat.

Point pertama untuk mengetahui kapan diperlukan untuk melakukan kalibrasi

adalah apabila nilai atau variabel pada alai ukur tersebut tidak sesuai dengan range

yaitu dalam elektrik 4 20 mA dan pada pneumatik 3 - 15 Psi seperti terlihat pada

Gambar 2.7 [5].

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Adapun langkah - langkah yang dilakukan untuk mengkalibrasi adalah :

f. Kalibrasi selalu dimulai dari titik Zero - Zero dari transmitter ini adalah 50 psig.

Pada input 50 psig, output harus 3 psig. Bila output ternyata tidak 3 psig, bagian

zero adjustment harus disetel agar didapatkan output 3 psig.

g. Titik maksimum kemudian disimulasi dengan memberikan tekanan sebesar

100 psig. Bila output tidak 15 psig, bagian span adjustment harus disetel agar

didapatkan output 15 psig.

h. Pada beberapa transmitter, penyetelan span akan berpengaruh pada penyetelan

zero, atau sebaliknya penyetelan zero akan berpengaruh pada penyetelan span.

Bilamana hal itu terjadi, dikatakan bahwa terjadi interaksi ( interaction ) antara

zero dan span. Kalau demikian halnya, ulangi langkah 1 dan 2 sampai

didapatkan output zero dan span yang tepat.

i. Setelah kalibrasi zero dan span didapat, perlu dilakukan pengujian linieritas.

Hal ini dilakukan dengan memberikan input 25%, 50%, dan 75%. Bila

penyimpangan liniearitas masih dalam batas-batas toleransi, kalibrasi

transmitter sudah bisa dianggap selesai. Namun, bila penyimpangan cukup

besar, perlu diadakan penyetelan linearitas.

j. Repotnya, tidak semua instrumen mempunyai fasilitas penyetelan linearitas.

Kalau fasilitas penyetelan linearitas tersedia, penyetelan dapat dilakukan dengan

menyetel bagian linearitas yang selalu diterangkan didalam instruction manual

instrument. Akan tetapi, kalau penyetelan linearitas tidak tersedia, kalibrasi


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
perlu " dicuri " dengan sedikit menggeser titik zero dan span agar titik yang

lain, 25%, 50%, clan 75% juga masuk kebatas-batas toleransi linearitas.

Gambar 2.7 Kalibrasi sebuah Pressure Transmitter

2.6 Pengendalian Akhir ( Final Control Element )

Elemen pengendali akhir merupakan terjemahan dari final control elemen.

Elemen ini adalah bagian akhir sistem pengendalian yang bertugas melakukan langkah

koreksi Ada banyak macam final control elemen, namun hanya control valve yang

umum dipakai di sistem pengendalian proses.

Walaupun ada beberapa sistem pengendalian on-off yang menggunakan control

valve sebagai final control element, namun fungsi control valve dipengendalian itu

tidak lebih istimewa dari kerja sebuah selenoid valve. Control valve hanya akan bekerja

di dua posisi, yaitu terbuka atau tertutup. Pada pengendalian continuous artinya

pengendalian dengan pengendali P, P1, PD atau PID-control valve justru tidak

diharapkan berada di posisi tertutup penuh atau terbuka penuh. Control valve harus

secara kontiniu mengendalikan manipulated variable agar proses variable selalu tetap

sama dengan set point.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Error = Set Point Proses Variabel

Jenis jenis aksi pengendali pengontrolan :

c. Pengendali on-off (two position controller)

Karakteristik pengendali on off ini hanya bekerja pada 2 posisi, yaitu on off.

Kerja pengendali on off banyak digunakan pada aksi pengontrolan yang sederhana

karena harganya murah. Karena sistem kerja yang digunakan adalah on off saja, hasil

output dari sistem pengendali ini akan menyebabkan proses variabel tidak akan

konstan.

Besar kecilnya fluktuasi proses variabel ditentukan oleh titik dimana kontroller dalam

keadaan on dan off. Pengendali dengan aksi kontrol ini juga menggunakan feedback

seperti terlihat pada Gambar 2.8a [4]:

Gambar 2.8.a Aksi Kendali on off

d. Pengendali Proporsional

Aksi kontrol proporsional memiliki karakteristik dimana besar output unit

control P selalu sebanding dengan besarnya input. Bentuk transfer function dari aksi
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
pengendali proporsional sbb seperti terlihat pada Gambar 2.8b [4]:

Output = Gain * Input

input output
K
X Y

Y = kX
k = konstanta
Gambar 2.8.b Aksi Kendali Proporsional

Gain control proporsional dapat berupa bilangan bulat, bilangan pecahan, positif

atau juga negatif. Dengan syarat besarnya tetap, linier di semua daerah kerja dan tidak

bergantung pada fungsi waktu. Pengertian gain disini dapat berbentuk bilangan pecahan

bahkan negatif, sehingga nilai output dapat lebih kecil dari input bahkan negatif.

Oleh karena itu, istilah gain jarang dipakai dan yang lazim dipakai adalah proporsional

band.

c. Pengendali integral

Berfungsi untuk menghilangkan offset sebagai hasil dari reset yang dapat

menghasilkan output walaupun tidak terdapat input, sehingga dibutuhkan suatu

pengendali yang dapat menghasilkan output lebih besar atau lebih kecil pada saat

error = 0. Fungsi transfer dari aksi kontrol integral adalah sebagi berikut diperlihatkan

grafik pada Gambar 2.8c [ 4 ] :

Secara matematika luaran Kontroller Integral sendiri dapat di tentukan dengan rumus :

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
100 1
mi =
PB

R e . dt

Dimana :
mi = proses output Kontroler Integral
PB = propotional band
R = waktu reset (Reset Time)
E = error (r c )
dt = lamanya aksi reset berlangsung

Gambar 2 .8.c Aksi Kendali Integral

d. Pengendali derivatif

Memiliki karakteristik cenderung untuk mendahului atau bisa disebut anti pasif

controlling. Oleh karena itu aksi kontrol ini sering diterapkan pada sistem yang

memiliki intersitas tinggi yang bersifat lagging. Berikut adalah grafik dari pengontrolan

derivatif seperti terlihat pada Gambar 2.8d [4]:

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Gambar 2.8.d Aksi Kendali Derivatif

Output Kontroler aksi derivative dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini :

de
md . D Dimana :
dt

Md = proses luaran kontroler derevatif


D = waktu derevative
de
= laju perubahan error
dt

e. Pengendalian proporsional + integral

Seperti terlihat pada Gambar 2.8e [4]: pengontrolan proporsional dapat

menimbulkan offset pada keluaran pengendali. Untuk proses-proses dimana offset tidak

dapat ditolerir maka perlu ditambahklan aksi pengontrolan integral. Aksi kontrol

integral dapat menghilangkan perbedaan pengukuran dan titik acuan yang dapat

mengakibatkan keluaran pengendali berubah sampai dengan perubahan tersebut

berharga nol.

Apabila sinyal pengukuran meningkat dan tekanan pada titik acuan dalam

keadaan tetap maka titik B akan bergerak ke kanan sehingga floofer akan menutupi

nozzle dan turunnya tekanan keluaran. Tekanan keluaran dari proporsional bellow

mengikuti perubahan tekanan keluaran dengan waktu selisih yang kecil, sedangkan

pada integral bellow akan mengalami perubahan yang lambat ( dengan adanya
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
perubahan pada katup ).

input output
Integrator

F(t) F ( t ) = f ( t ) dt

Gambar 2.8.e Aksi Kendali proporsional + integral

f. Pengendali proporsional + integral + derivatif

Sistem pengendali derivatif seperti terlihat pada Gambar 2.8f [4] merupakan

pengendali dengan proses umpan balik yang berlawanan dengan cara pengendali cara

pengendali integral. Penambahan aksi derivatif pada pengendali proporsioanal +

integral bertujuan untuk meningkatkan kestabilan pengendalian diperoleh dari

penurunan overshoot.

Jika terjadi perubahan sinyal pengukuran maka keluaran pengendali dengan

proporsional bellow tidak terhubung langsung tetapi katup yang akan memperkecil

aliran ke arah proporsional bellow.

d
F(t) Differentiator F(t)= f(t)
dt
d
dt

Gambar 2.8.f Aksi Kendali proporsional + integral + derivative

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
2.7 Control Valve

Kata valve sering kali diartikan menjadi kelep, atau kadang-kadang menjadi

katup, dan tidak jarang pula menjadi kerangan. Walaupun kata kerangan biasanya

dipakai untuk menunjukkan valve yang dibagian atasnya dilengkapi roda pemutar

( hand-wheel ).

Bentuk umum konstruksi sebuah valve dapat dilihat pada Gambar 2.9a [2] Kerja

valve sederhana sekali. Bilamana plug terangkat, fluida akan mengalir dari bagian inlet

kebagian outlet . Hanya saja, fluida proses yang mengalir ini bisa bermacam-macam,

dari yang paling bersih sampai yang paling korosi, dari tekanan rendah sampai tekanan

tinggi, dari temperatur rendah sampai tempertur tinggi dan seterusnya.

Selain itu, perhatian khusus jugs diperlukan pada bagian penyekat ( packing )

Karena plug harus bergerak naik-turun diperlukan suatu konstruksi penyekat yang tidak

boleh menghambat gerak steam, namun mampu menjaga agar fluida didalam valve

tidak keluar dari bagian bonnet. Pada Gambar 2.9b [2] penyekat tersebut selanjutnya

disebut packing - biasanya terbuat dari bahan asbestos, grafhit, Tef1on, atau campuran

beberapa material yang dibuat khusus agar cocok dengan temperature, tekanan, serta
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
sifat korosi fluida proses.

(a)

16. Packing flange nut


17. Packing follower
18. Packing spring
19. Packing box bushing
20. Guide bushing
21. Seat ring
22. Packing flange stud
23. Packing flange
24. Yoke lock nut
25. Packing
26. Valve plug stem
27. Bonnet
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
28. Valve body
29. Valve plug
30. Bottom flange

(b)

Gambar 2.9 ( a ) Bentuk umum sebuah control valve


( b ) Valve dan bagian-bagiannya

2.8 Pengertian Umum Boiler

Boiler adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap

(steam) dengan cara pemanasan. Pada panas digunakan, dihasilkan dari reaksi

pembakaran bahan bakar yang berlangsung didalam ruang bakar. Atau dengan kata lain

boiler merupakan suatu pesawat kalor yang berfungsi untuk merubah energi potensial

dalam air menjadi energi thermal dalam bentuk Uap (steam). Energi thermal ini yang

kemudian digunakan untuk berbagai proses yang melibatkan panas.

Istilah boiler merupakan unit perapian untuk memanaskan atau menguapkan

cairan selain air. Selain itu boiler juga mencakup peralatan yang digunakan dimana

panas yang dihasilkan dan seluruh pengontrolan peralatan pengaman digabungkan

dengan peralatannya (Dukelow, Sam G, 1986).

Steam generator system merupakan sistem yang dirancang untuk menghasilkan

steam yang akan di konsumsi oleh beberapa unit proses dipabrik. Steam yang telah

memberikan panasnya kemudian akan menjadi kondensat, kondensat ini akan

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
dikembalikan ke steam generation system untuk dijadikan steam kembali, dan begitulah

seterusnya hingga membentuk steam tertutup.

Kondensat yang dikembalikan ke steam generation system tidak akan pernah

mencapai 100%, artinya akan terjadi kehilangan Uap dan kondensat akibat kebocoran.

Kehilangan ini hares digantikan dengan air make-up yang telah diolah di unit 92, unit

pengolahan air umpan boiler seperti terlihat pada Gambar 2.10 [6].

Untuk mencegah terjadinya korosi, steam dan kondensat harus diolah.

Pengolahan itu terjadi atas pelepasan udaranya di deareator dan penambahan bahan

kimia.

Kandungan senyawa kimia dan unsur padat lainnya harus dihilangkan dengan cara

mengeluarkan sebagian cairan dalam boiler.

Water Steam
Steam / Water System

Fuel & Air Fuel


Mixing of Fumace Heat Transfer
Fuel Air Surface

Gambar 2.10 Diagram dasar boiler


2.9 Prinsip Kerja Boiler

Boiler adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap

dengan cara pemanasan. Panas yang digunakan dihasilkan dari hasil pembakaran bahan

bakar yang langsung didalam ruang bakar. Atau dengan kata lain boiler merupakan

suatu pesawat kalor yang berfungsi untuk mengubah energi potensial dalam air menjadi
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
energi Thermal dalam bentuk uap. Energi thermal yang kemudian digunakan untuk

berbagai proses yang melibatkan panas dapat dilihat pada Gambar 2.11 [6] sistem dari

boiler.

Feedwater Steam

Fuel gas
( Gas Uap )

Fuel gas & udara

Gambar 2.11 Prinsip Kerja Boiler

2.9.1 Komponen sistem Boiler HRSG (Heat Recovery Steam Generation)

Sistem Boiler HRSG (Heat Recovery Steam Generation) terdiri dari beberapa

komponen :

8. Steam Drum ini berfungsi untuk menampung boiler feedwater untuk kemudian

dialirkan ke boiler. Feedwater yang telah melewati economizer akan mengalami

peningkatan suhu sebesar 50 C sebelum memasuki steam drum.

9. Economizer adalah susunan pipa pipa yang ditempatkan pada sisi sebelah

dalam ruang bakar, yang berfungsi untuk menerima panas dari hasil

pembakaran. Panas yang diperoleh dari hasil pembakaran ini akan dipergunakan

untuk pemanasan awal boiler feedwater, sehingga fuel gas untuk memanaskan

air di boiler dapat dihemat. Economizer dapat meningkatkan suhu boiler

feedwater sebesar 20 C.

10. Pipa down comer adalah rangkaian pipa menghubungkan steam drum dengan

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
boiler, pipa ini berfungsi untuk mengalirkan feedwater dari steam drum ke

boiler untuk kemudian dipanaskan hingga mencapai saturated steam.

11. Diverter adalah saluran yang menghubungkan ruang bakar dengan inlet exhaust

turbin gas. Untuk mencapai kapasitas produksi optimal aliran exhaust gas turbin

perlu diatur dengan seksama. Aliran exhaust gas turbin yang menuju ruang

bakar diatur oleh besar bukaan diverter.

12. Burner adalah alat pembakaran yang berfungsi untuk memanaskan boiler.

Ditempatkan pada ruang bakar antara boiler dan diverter. Bahan bakar yang

digunakan adalah gas.

13. Cerobong asap (Stack) berfungsi sebagai saluran gas sisa pembakaran bahan

bakar yang dibuang ke atmosfer.

14. Insulation berfungsi untuk mengurangi jumlah panas yang terbuang ke atmosfer

dan juga melindungi pekerja yang berada disekitarnya.

2.9.2 Pengolahan Air pada Boiler HRSG

Pengolahan air untuk boiler terbagi tiga yaitu :

1. External Treatment

Merupakan proses pengolahan air ketel dari luar unit, untuk menghilangkan

elemen-elemen yang terlarut dalam air yang tidak diinginkan sebelum air tersebut

dimasukkan ke dalam boiler. Elemen-elernen ini yang dipisahkan dalam dua tahap,

yaitu pre-treatment yang meliputi sedimentasi, koagulasi, filtrasi dan penghilangan

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
hardness atau kesalahan dalam softener (unit 92).

2. Internal Treatment

Merupakan proses pengolahan air ketel dalam unit untuk menjaga agar

senyawa-senyawa kimia yang terkadung didalam, boiler tidak memadat atau menempel

pada pipa-pipa boiler tersebut. Meliputi proses pelepasan gas-gas didalam daerator.

Bahan kimia yang diinjensikan pada air itu adalah sodium phospat yang bereaksi

terhadap pengolahan pipa steam boiler untuk mencegah korosi dan kenaikan ph pada

air kondesat. Bahan kimia yang di injeksikan adalah amine.

3. Dearator

Sebelum masuk ke boiler, kondesat dan make-up feedwater akin mengalami

pengolahan terlebih dahulu, untuk melepaskan gas-gas yang tidak diinginkan

(oksigen, karbondioksida dan amoniak) dalam dearator untuk mencegah terbentuknya

karat. Dearator mampu menghilangkan sekitar 92 % hingga 95 % oksigen.

Aliran gabungan kondesat (steam) dan air make-up masuk ke dearator melalui

sebuah distributor dibagian puncak, steam masuk dearator untuk memanaskan dan

membuang sisa udara yang mungkin terkandung dalam kondesat (melalui system

pelepasan bebas). Uap tidak mengkonden (udara dan CO2) dan sejumlah kecil steam

dibuang dari puncak bejana dearator. Sodium sulfat diinjeksikan kedalam dearator

untuk beraksi dengan oksigen yang mungkin masih terdapat dalam air. Air yang bebas

udara dan CO2 ditampung dalam bejana storage vessel.


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
B A B III

DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM ( DCS ) CENTUM CS 3000

3.1 Tinjauan secara umum Distribured Control System

Dalam dunia industri hampir semua proses membutuhkan peralatan - peralatan

yang bekerja otomatis ontuk mengontrol atau mengendalikan besaran - besaran proses.

Peralatan-peralatan otomatis ini tidak hanya dilakukan demi kelancaran operasi,

keamanan, ekonomi maupun mutu produk akan lebih dari kebutuhan pokok.

Besaran yang harus dikendalikan atau dikontrol dalam suatu proses banyak sekali.

Diantaranya yang paling umum digunakan adalah level (tinggi permukaan) zat cair,

flow (aliran),preasure (tekanan) dan temperature (suhu). Adapun alas yang digunakan

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
untuk mengontrol besaran-besaran diantaranya adalah Distributed Control System.

Distributed Control System merupakan system control yang menggabungkan

keunggulan teknologi analog yang digunakan dalam system control proses

konvensional dan instrument layar CRT dengan system touch screen adalah bentuk

system instrumentasi berbasis computer yang digunakan untuk pengontrolan proses

pabrik. Adapun bagian-bagian dari DCS adalah di Field (lapangan), di back (belakang)

dan di MCR (Main Cntrol Room). Pada unit HRSG system DCS yan digunakan adalah

Centum CS 3000 buatan Yokogawa Hokushin Elektrik Japan.

3.2 Prinsip kerja Distributed Control System Centum CS 3000

Secara garis besar operasi pengendalian proses dengan menggunakan DCS adalah

variable variable proses dilapangan yang diukur secara analog dan dikirim kesuatu

stasiun control lapangan. Disini variabel terukur yang terbukti analog yang

dikondisikan diubah menjadi sinyal digital yang kemudian diolah bersama sama set

point yang diberikan oleh suatu algoritma program pengendali tertentu. Algoritma

bertindak sebagai kontroller dari sistem. Hasil perhitungan merupakan sinyal digital

termanipulasi yang kemudian dikrim ke lapangan untuk menggerakkan actuator guna

melaksanakan perubahan yang diperlukan pada variabel proses. Variabel termanipulasi

yang dihasilkan controller sebelum dikirim ke lapangan diubah menjadi sinyal analog

dan dikondisikan sehingga sesuai dengan peralatan actuator yang digunakan.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Bagian sistem pengontrol yang didistribusikan dibeberapa tempat diseluruh area

proses memiliki fungsi :

1. Untuk memonitor kondisi proses yang telah berlangsung di pabrik.

2. Untuk mengendalikan proses kondisi di pabrik.

3. Untuk memperingatkan operator tentang adanya penyimpangan proses.

4. Sebagai instrument pengaman terhadap peralatan pabrik.

Untuk membantu menyiapkan shift, daily report (logging printer). Ada beberapa

jenis DCS yang di produksi oleh Yokogawa Hokushin Electric Japan adalah :

a. Centum-V Technology 1982

- Already Obsolete (EOS) 2002

b. Centum-XL Technology 1987

- Issue Obsolete (EOS) 2009

c. Centum-CS Technology 1994

- Still production and support

d. Centum-CS 3000 Technology 2002

Untuk DCS yang terdapat di PT. Arun NGL terdiri dari beberapa serI dan

pemasangannya sendiri di letakkan pada tempat-tempat sesuai dengan modus yang

dioperasikan, diantaranya adalah :

a. Centum-V Technology 1982

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
4 HIS di Main Control Room (monitoring trend produksi LNG

train 3, 4, 5) dan train 1 sampai dengan 6 untuk unit 5x

b. Centum-CS Technology 1994

Unit pemisahan H2S di proyek NSO

c. Centum-CS 3000 Technology 2002

1 HIS di train 3, 4, 5

4 HIS dan 1 EWS,pada Unit Power Plant HRSG

3.3 Arsitektur sistem DCS Centum CS 3000

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai komponen pada sistem DCS

Centum 3000 :

1. Human Interface Station (HIS)

Unit ini dipergunakan untuk melakukan monitoring dan operasi juga

menampilkan proses variabel, parameter kontrol dan alarm yang diperlukan

oleh pengguna untuk mengetahui kondisi operasi serta status dalam plant.

2. Engineering Workstation (ENG)

Unit ini dipergunakan untuk mendesain, merevisi dan memanipulasi

parameter control.

3. Field Control Station (FCS)


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Unit ini dipergunakan untuk menghasilkan fungsi kontrol pada variabel

proses. Pada unit ini variabel proses akan dibaca dan dihitung untuk

menentukan output kontrol yang akan dikirim kelapangan.

4. Ethernet

Unit ini berfungsi sebagai penghubung dalam komunikasi data antara

Human Interface Station (HIS), Engineering, Workstation (EWS) dan

Supervisory System.

5. VIVL Net

Unit ini berfungsi sebagai alat penghubung antara system Kontrol bus dan

FCS, HIS, BCV (Bus Converter).

6. Bus Converter (BCV atau ABC)

Unit ini menghubungkan sistem Vnet kepada sistem CS3000/1000 yang lain

atau dengan DCS yang telah terpasang sebelumnya.

7. Communication Gateway Unit (CGW atau ACG)

Unit ini menghubungkan Vnet control system bus kepada komputer

supervisory atau personal komputer lain.Untuk lebih memperjelas, berikut

akan disertakan Gambar 3.1 [2] arsitektur untuk sistem DCS CENTUM CS

3000.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Gambar 3.1 Konfigurasi Sistem DCS Centum CS3000

3.3.1 Human Interface Station (HIS)

Ada dua tipe HIS yaitu:

a. Desktop

Sebuah komputer IBM PC/AT adalah yang umum dipergunakan untuk

keperluan ini. Selain komputer IBM PC/AT, komputer Yokogawa PC juga dapat

digunakan sebagai HIS.

Spesifikasi minimum dari PC HIS desktop adalah :

CPU : Pentium 166 MHz atau lebih

Memory Utama : 64 MB

Hard Disk : 2 GB atau lebih

Video Display : 1024 x 768 atau lebih, 256 warna.

Video Memory : 2 MB atau lebih

CRT Monitor : Multi Scan, 17 inci atau lebih.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Serial Port : RS232C (1 Buah, atau lebih)

Parallel Port : 1 port atau lebih (Dsub9 Pin)

Extension Slot : PCI, ISA, ( 1 PCI Slot for VIVL control Bus card, 1 slot

untuk ethernet card )

Power Supply : 200 -240 V AC

Basic Software : Windows NT vet 4 dengan Service Pack 3

b. Konsol

Sebuah komputer dengan spesifikasi yang sama dengan tipe desktop. Unit ini

dilengkapi dengan monitor 21 inchi yang berguna sebagai panel operasi. Pada tipe ini

hanya terdapat pada sistem DCS Centum CS3000 diperlihat pada Gambar 3.2 [2] .

(a) (b)

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
(c)

Gambar 3.2 ( a ) HIS tipe desktop


( b ) HIS tipe konsol
( c ) Contoh tampilan pada HIS

3.3.2 Field Control Station (FCS)

Pada umumnya unit ini terbagi atas 2 jenis, yaitu FCS Standart dan FCS

Compact. Pada tipe FCS Standart hanya dimiliki oleh sistem DCS Centum CS3000 dan

pada tipe FCS Compact. Pada penggunaan system DCS Centum CS3000, jenis FCS

standart ditandai dengan nama LFCS dan untuk jenis FCS Compact ditandai dengan

nama SFCS. Hal ini dimaksudkan agar kedua tipe ini dapat digunakan pada sistem

DCS.

Nama model untuk LFCS (untuk tipe CS3000)

- AMOS (racked type, single processor card)

- AFSIOD (racked type, duplexed processor card)

- AFS20S (cabinet type, single processor card)

- AFS20D (cabinet type, duplexed processor card)

Nama model untuk PFCS


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
- PFCS (compact FCS, single processor type)

- PFCD (compact FCS, duplex)

Contoh Unit FCS tipe standart dengan tipe compact terlihat pada Gambar 3.3 :

(a) (b)

Gambar 3.3 [ 2 ]
( a ) FCS tipe standart
( b ) FCS tipe Compact

Tabel 3.1 Perbandingan Unit pada FCS single processor dan FCS duplex

Field Control Unit Duplexed Field


Card Unit / Model Control Unit
A FS1OS, AFS20S AFS.101D,AFS20D
Power supply unit PW301 1 PW301 2p.,,
(100-120VAC)

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Power supply unit PW302 1 PW302 2ps
(220-240VAC)

Power supply unit (24 V DC ) PW304 1 PW304 2ps


Processor unit CP333 1. CP333d 2ps
RIO bus interface card RB301 1 RB301 2ps
Vnet coupler unit AIP501 2ps AIP502 2ps
RIO bus coupler unit AIP511 1 or 2ps AIP512 2ps

Gambar Sistem hardware pada FCS

Gambar 3.4 Sistem hardware pada FCS

3.3.3 Deskripsi hardware FCS

Serikut adalah deskripsi dari hardware yang ditemui dalam seri LFCS,

1. Coupler bus control unit

Coupler adalah tempat pada FCS station dimana kabel V aum VL net terpasang.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Unit ini memiliki 2 bus untuk koneksi Vnet coupler mengkopel kartu processor yang

terinstall pada FCI dengan kabel Vnet. Hal ini dilakukan dengan isolasi sinyal dan

konversi level sinyal diperlihat pada gambar 3.5 [2].

Attaching screw

RCV lamp
8ND- L lamp
8ND- r lamp

Communication switch

Connector assembly

Attaching screw

Gambar 3.5 Coupler bus control unit


2. Power Supply Unit (PSU)

Pada PFCS, unit ini mensuplai tenaga listrik yang diperlukan oleh bagian -bagian

panting FCS. Pada LFCS, unit ini menerima tenaga listrik dari pagan distribusi dan

mengubahnya menjadi tegangan DC terisolasi untuk card dan unit yang dipasang pada

FCU seperti terlihat pada gambar 3.6 [2].

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Gambar 3.6 Power Supply Unit
3. Back Up Batteries

Baterai rechargeable yang terpasang pada PSU, membackup memori pada kartu

prosessor apabila terjadi power failure. Unit ini bisa menyimpan memori hingga

72 jam seperti terlihat pada Gambar 3.7 [2]

Gambar 3.7 Backup battery unit

4. RIO Interface Card & RIO Bm

Unit ini dipergunakan oleh LFCS (CS3000). interface card melakukan komunikasi

dengan menggunakan RIO Bus Coupler unit diantara sejumlah node yang terkoneksi

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
pida RIO bus distribution unit. RIO bus distribution unit terletak pada bagian depan dan

belakang dari cabinet LFCS. Masingmasing RIO bus distribution unit

menghubungkan 3 atau lebih node dengan RIO bus yang sama. RIO bus distribution

unit dapat dipergunakan untuk RIO bus single atau dual.

5. Process Input Output Unit (IOU)

Adalah unit komunikasi yang melakukan konversi proses dan transmisi dari sinyal

field process ke field control unit (FCU)

6. Node Interface Unit

Adalah alai yang dapat memberikan fungsi interface untuk mengirim sinyal analog

dan sinyal kontak I/0 yang berasal dari lapangan kepada Field Control Unit melalui

RIO bus, unit ini juga mempunyai fitur penyaluran daya kepada IOU.

7. Node

Adalah suatu konfigurasi dari unit proses I/O, yang dihubungkan secara elektrik

oleh Node Interface Unit.

8. Processor Card

Adalah unit yang melakukan kalkulasi dan komputasi kontrol. Beberapa model FCS

memiliki dua processor card sebagai fitur dual redundant. Salah satu dari card berada

dalam status kontrol (online) sedangkan card yang lain berada pada status standby.

Masingmasing unit processor memiliki dua CPU, yang melakukan komputasi

kontrol yang sama.Hasil komputasi kemudian dibandingkan dengan collator setiap

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
siklus komputasi. Jika hasil komputasi dari dua CPU tersebut cocok, maka collator

akan menyatakan bahwa proses komputasi adalah normal berikut mengirimkan data ke

lokasi seperti main memory dan unit bus interface. Karena memori utama memiliki

ECC, maka error pada perubahan bit transien yang terjadi pada memori utama dapat

diperbaiki.

Gambar 3.8 Processor card

Pada Gambar 3.8 [2] jika hasil komputasi dari CPU 1 dan CPU 2 tidak cocok,

maka collator akan menyatakan bahwa telah terjadi error komputasi kemudian fungsi

pengontrolan akan dialihkan kepada CPU standby. Processor standby melakukan

komputasi yang sama dengan bagian kontrol meskipun terletak pada sisi standby

sehingga apabila terjadi error pada komputasi kontrol, sisi standby dapat langsung

meneruskan output dari komputasi kontrol ke bus interface saat sisi standby.

Sehingga apabila terjadi error pada komputasi control, sisi standby dapat

langsung meneruskan output dari komputasi kontrol ke bus interface saat sisi standby
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
mangambil alih fungsi pengontrolan. Self diagnostic akan dilakukan pada prosesor

yang mengalami error. Jika error dideteksi, maka error tersebut akan dianggap sebagai

error komputasi keadaan transien, sehingga error state akan kembali ke standby. Unit

prosesor pada sisi standby melakukan komputasi yang sama dengan sistem kontrol.

Fungsi Self Diagnostic akan dijalankan apabila dalam unit prosesor terjadi

indikasi error. Jika pada CPU tidak dideteksi error maka indikasi ini akan dianggap

sebagai error komputasi transien dan error state secara otomatis akan kembali ke posisi

standby. Unit processor pada kondisi standby akan melakukan pengolahan data

bersamaan dengan sisi kontrol. Oleh karena itu CPU yang berada di unit yang sama

akan saling mencocokkan masing - masing data yang telah diolah agar setiap error yang

terjadi dapat diketahui sejak dini.

Bagaimanapun juga, CPU dengan unit yang sama akan saling mencocokkan

masing - masing data yang telah diolah. Hal ini dapat mendeteksi error saat CPU

melakukan pengolahan data. Unit yang standby dapat melanjutkan bahkan dapat

mengambil alih untuk melakukan pengolahan data pada tiap point tanpa mengganggu

proses komputasi.

BAB IV
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
PENGONTROLAN TEKANAN FEEDWATER BOILER HRSG
MENGGUNAKAN DCS CENTUM CS-3000

4.1 Umum

Sistem control feedwater pada dasarnya berfungsi untuk mengatur tekanan

aliran air untuk boiler, yang kemudian akan digunakan untuk menghasilkan uap air

(steam). Secara sederhana, sistem ini bekerja dengan menutup valve apabila air yang

dibutuhkan boiler sudah mencukupi dan membuka valve apabila boiler membutuhkan

air.

4.2 Sistem Pengontrolan Tekanan

Pengontrolan tiga element feedwater akan digunakan bila beban pemakaian

saturated steam diatas 38,4 ton/h dan bila beban pemakaian saturated steam dibawah

32 ton/h maka hanya 1 element feedwater control yang diopersikan. Tiga element

control mennggunakan :

- Steam drum level dengan koreksi level (drum level)

- Steam drum flow dengan koreksi debit aliran (water flow)

- Steam drum pressure denga koreksi tekanan (steam flow)

Steam drum level dikendalikan oleh sebuah feedwater / cascade control loop

yang terdiri dari steam drum level controller dan feedwater flow controller. Kedua

controller bersifat tampilan yang membalik (reverse acting).

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Gambar 4.1 Diagram sistem kontrol pada area Boiler HRSG

Pada Gambar 4.1 [8] Sinyal steam drum level controller dapat berasal dari salah

satu dari dua transmitter ( PI-9266A dan LT-9219A ) atau dapat pula berupa rata rata

dari dua transmitter. Sinyal steam drum level control dikoreksi dengan besaran tekanan

oleh tekanan steam drum. Kontrol berupa tiga element apabila beban steam diatas 30%

dan berupa single element bila beban steam dibawah 25% dari ketentuan desain. Tiga

element control menngunakan steam drum level dengan koreksi tekanan, steam flow

dengan koreksi tekanan dan feedwater flow. Single element control menggunakan

steam drum level dengan koreksi tekanan.

Untuk tiga element control, steam drum level dibandingkan dengan set point

dan output ini dijumlahkan dengan sinyal steam flow yang telah dikoreksi oleh tekanan.

Nilai sinyal ini dikurangi 50% bias adalah nilai set point untuk feedwater flow

controller. Sinyal ini kemudian dibandingkan dengan sinyal feedwater flow dan

outputnya dimodulasi untuk mempertahankan feedwater flow sesuai dengan set point.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Untuk single element control, steam drum level dibandingkan dengan set point

dan output dari feedwater control valve dimodilasi untuk mempertahankan steam drum

tekanan sesuai set point.

4.3 Prinsip Kerja Pengaturan Tekanan pada Boiler Feed Water menggunakan

DCS CENTUM CS3000

Gambar 4.2 Diagram Sistem tekanan pada Feed Water Boiler HRSG

Pada Gambar 4.2 ( tampilan di DCS ) Air yang dipanaskan didalam Drum D-

9200A dipanaskan. Maka uap panasnya akan masuk ke transmitter FT-9238A dalam

posisi otomatis. beban dikontrol oleh tekanan header melalui indikator kontrol FY-9237

kemudian baru masuk ke fuel elemen FT-9239A sesudah itu menuju ke transmitter PI-

9259A jumlah aliran yang masuk dideteksi oleh transmitter atau PI-9259A sebuah
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
indikator pengukuran aliran / tekanan dalam bentuk besaran proses. Diubah menjadi

elektronik agar dapat dibaca oleh controller. pengontrolan secara digital dilakukan oleh

DCS ( Distributed Control System ).

DCS kemudian memerintah valve untuk membuka katup pengontrol atau

penutupnya sesuai dengan nilai set point yang diberikan. kemudian masuk ke Loop

Control.

Load

Error Manipulated variable


+ -
Control Unit Control Valve Proses
Set point Controlled
- + variable

Controller

Transmitter Sensing element

Gambar 4.3 Diagram Blok Sistem Loop Kontrol Pengendalian Otomatis

Steam Pressure Controller dipakai sebagai master controller untuk mengatur

Fuel dan combustion air juga mengontrol quantitas dari feed water sesuai perubahan

beban untuk mempertahankan water level didalam drum agar tetap konstan setiap saat.

Steam (uap air) yaitu gas yang timbal akibat perubahan fasa cair menjadi uap

(gas) dengan cara. pendidihan (Boilling). Untuk melakukan proses pendidihan maka

dilakukan pemanasan dalam drum D-9200A dengan air yang mengisi sebagian

volumenya yang akan mengakibatkan kenaikan temperatur.

Kenaikan temperatur ini terjadi karena panas yang diberikan nyala api kepada

air yang berada didasar drum terutama diatas nyala api dipermukaan. sehingga air ini

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
akan naik kembali. Demikianlah seterusnya hingga terjadi sirkulasi untuk mencapai

titik didih dan kecepatan geraknya meningkat melebihi kecepatan molekul-molekul air

semula, itu sebabnva molekul-molekul air tersebut mampu untuk melepaskan diri dari

daya tarik-menarik antara molekul-molekul air tersebut.

Proses demikian disebut "Proses Penguapan", yaitu ketika molekul - molekul air

berubah menjadi uap.

Titik didih suatu liquid (zat cair) didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

temperatur tekanan uapnya sama dengan tekanan total diatas tekanan liquid yang

kosong. Temperatur pada tekanan ini disebut temperatur jenuh. Titik didih atau

temperatur jenuh merupakan suatu fungsi keadaan yang dipengaruhi oleh tekanan dan

akan meningkat seiring dengan peningkatan tekanan. Untuk mendapat proses

pembentukan steam pada suatu bejana tertutup timbul peningkatan tekanan akibat

peningkatan volume yang rendah. Fase rendah dari fase cair menjadi ke gas, pada saat

itu temperatur air dan uap menjadi meningkat.

Apabila pada puncak bejana tertutup dibuat sebuah lubang maka uap akan

keluar ke udara karena tekanan dalam boiler lebih tinggi dari tekanan yang terbentuk,

maka pressure steam dalam boiler akan tetap. Keadaan seperti ini terdapat pada boiler

yang sedang bekerja, dan biasanya uap yang terjadi (dihasilkan) mempunvai energi

potensial dan dapat dipergunakan sebagai sebagai sumber energi apabila disebuah

boiler steam yang digunakan terlalu banyak maka tekanan akan menurun.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
4.3.1 Sistem Pressure Control

Steam pressure dikendalikan oleh cascade control loop yang terdiri atas :

a. Master pressure controller

Bertindak sebagai pengatur set point pada Duct burner fuel flow ke semua HRSG.

Nilai set point ini dikontrol sehingga beban didistribusikan sesuai kebutuhan kepada

semua unit HRSG.

b. Duct burner fuel gas controller.

Duct burner fuel gas dibandingkan dengan set point. Output dari burner fuel gas

control valve diubah-ubah untuk menjaga aliran fuel gas sesuai dengan setpoint.

Kedua controller ini bersifat reverse ( bila inputnya naik maka outputnya turun ).

4.3.2 Steam Drum Pressure Correction

Koreksi pressure steam drum oleh tekanan dilakukan dengan mengalikan sinyal

steam drum level dengan factor tekanan steam drum. Faktor koreksi dibutuhkan untuk

menjaga agar sinyal steam drum level selalu akurat pada semua tekanan steam drum.

Sistem ini berfungsi sebagai pengendali aliran fuel gas yang dibutuhkan sebagai

bahan bakar burner untuk memasukkan boiler. Instrumentasi untuk system control ini

adalah :

1. FT-9239A adalah pressure transmitter untuk pressuremeter FV-9239A

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
2. FIC -9239A adalah pressure meter yang digunakan untuk mengukur laju tekanan

dari masukan fuel gas.

3. FV-9239A adalah final element atau control valve yang berfungsi mengatur aliran

fuel gas untuk memanaskan boiler. Valve ini menggunakan pneumatic sebagai

penggerak.

4. FIC adalah Flow Indicator Control yang digunakan sebagai input dari pressure

element yang berfungsi sebagai unit penghitung perbedaan process variabel

dengan manipulated variabel. Output dari pressure element adalah erroe yang

kemudian digunakan sebagai factor koreksi bukaan valve.

5. PIC adalah process Indicator Control untuk melakukan manual controlling pada

aliran fuel gas sehingga bila selama proses pengendalian otomatis terjadi error

yang tidak bisa segera diatasi, dapat dilakukan penyesuaian secara manual.

6. PT adalah Pressure Transmitter digunakan untuk mengukur tekanan pada

Saturated Steam Outlet. Hasil Pengukuran ini akan ditransmisikan ke FIC yang

kemudian digunakan sebagai factor koreksi dalam perhitungan dengan set point.

Didalam sistem pengaturan kendali otomatis seperti yang diperlihatkan pada

Gambar 4.3 [5] di atas terdapat komponen komponen pokok seperti elemen proses,

elemen pengukuran ( sensing element dan transmitter ), elemen controller

( control unit ), dan final control elemen ( control valve ).

Bagian Controller mempunyai summing junction dengan tanda positif negatif

( +/- ). Dibagian ini langkah membandingkan dilakukan dengan mengurngi besaran set

point dengan sinyal measurement variable. Hasilnva adalah sinval yang disebut error.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Tanda negatif (-) disumming junction membawa arti . yang sangat spesifik bagi

seluruh sistem. Karena tanda inilah sistem pengendalian otomatis juga lazim disebut

system negative feedback, atau dengan kata lain system otomatis juga disebut dengan

close loop. Fungsi dari bagian bagian pada gambar 4.2 adalah :

- Process adalah tatanan peralatan yang mempunyai suatu tertentu, Input prosess

dapat bermacam macam, yang pasti merupakan besaran yang dimanipulasi oleh

final control element ( Frequency Converter ) agar measurement variabel sama

dengan set point. Input proses ini juga disebut manipulated variabel.

- Controlled Variabel adalah besaran atau variable yang dikendalikan, dalam hal ini

besaran yang dikendalikan adalah pressure / tekanan.

- Manipulated Variable adalah input dari suatu proses yang dapat diubah ubah

besarnya, agar Control Variable besarnya sama dengan set point dimana input

proses pada system pengontrolan ini adalah pressure yang masuk ke Boiler HRSG.

- Load adalah besaran lain selain manipulated variable yang dapat menyebabkan

berubahnya Controlled Variable.

- Sensing Element adalah bagian yang paling akhir dari system pengukuran

( measuring sistem ). Sensing element disini adalah : sensor pada pressure

transmitter yang mengukur besarnya tekanan dalam suatu tangki.

- Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing element dan

mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh controller. Istilah


Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
transmitter disini tidak sama dengan transmitter ( pemancar ) di telekomunikasi.

- Measurement Variable adalah sinyal yang keluar dari transmitter, besaran ini

merupakan cerminan besarnya sinyal pengukuran.

- Set point adalah besar process variable yang dikehendaki. Sebuah controller akan

selalu berusaha menyamakan Control Variable dengan set point.

- Error adalah selisih antara set point dikurangi measurement variable. Error bisa

positif atau negatif. Bila set point lebih besar dari measurement, error akan positif,

sebaliknya bila set point lebih kecil dari measurement variable, error akan menjadi

negative.

- Controller Unit adalah bagian dari controller yang menghitung besarnya koreksi

yang diperlukan. Input control ini adalah : Error dan outputnya adalah sinyal yang

keluar dari controller ( manipulated variable ).

- Final Control Element adalah bagian akhir dari system pengendalian, bagian ini

berfungsi untuk mengubah measurement variable dengan cara memanipulasi

besarnya manipulated variable berdasrkan perintah controller.

4.4 Program Control Tekanan pada Boiler HRSG

Pemrograman pada Distributed Control System ( DCS ) CENTUM CS3000,

untuk bahasa pemrograman digunakan bahasa program ( Visual Language ) yaitu

dengan menggunakan Function Block Diagram ( FBD ). Function Block Diagram

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
control tekanan ( pressure ) diperlihatkan pada Gambar 4.4 [2]

Gambar 4.4 Program control pressure pada Boiler HRSG

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Prinsip kerja system pengendalian otomatis sama benar dengan kerja sistem

manual. Kedua system tetap melakukan empat langkah pengendalian, yaitu mengukur,

membandingkan, menghitung, dan mengkoreksi. Bedanya pada system pengendalian

otomatis, keempat langkah itu tidak lagi dikerjakan oleh operator, tetapi sepenuhnya

dikerjakan oleh sebuah controller, Gambar diatas memperlihatkan program control

pressure ( tekanan ) Boiler HRSG, pada proses ini dari HP steam, input atau

manipulated variable adalah steam dan output atau controller variable adalah pressure.

Tekanan PIRCA 53201 masuk ke Fuction Block Diagram Analog Input, dimana pada

Analog input ini fungsinya adalah untuk mengubah bentuk suatu analog yang akan

dikonversikan ke modul analog dalam nilai yang kwantitif ( 4 20 mA ), kemudian

menuju block tren T 53201 yang fungsinya untuk mengembalikan waktu rata rata

dikeluarkan OUT tergantung pada siklus waktu. Kemudian output dari analog input ni

masuk ke controller pada bagian PV ( proses variable ), dimana pada controller ini

memakai skala controller adalah 0 100% yang mewakili sinyal koreksi yang telah

dokonversikan menjadi 4 20 mA. Dimana pada keadaan awal, proses stabil dan

seimbang di set point 50% dan measurement variable juga di 50 %. Andaikata control

valve pada tekanan awal itu juga diposisi 50%, error pada saat itu sama dengan 0%.

Karena kebutuhan proses, set point kemudian perlu dinaikkan menjadi 60%, maka :

Error = set point manipulated variable

= 60% - 50%

= 10%

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Dengan error 10 % ini output controller berubah dari 50% menjadi 70%.

Perubahan ini akan membawa perubahan bukaan control valve dari 50% menjadi 70%.

Tentu saja proses variable pada pressure ( tekanan ) akan naik dari 56 bar menjadi

60 bar.

4.5 Data Analisa dan Pembahasan

4.5.1 Hasil Pengamatan


Untuk melengkapi penjelasan mengenai kerja tekanan di Boiler HRSG, maka

pada bagian ini penulis sajikan data. Data data tersebut adalah spesifikasi dan data

kerja dari sebuah Boiler HRSG.

Tabel 4.1 Komposisi Fuel Gas


No LP Fuel Gas Analysis
Komponen % Mol
1 N2 3.455
2 C1 89.474
3 CO2 2.419
4 C2 2.016
5 C3 1.431
6 i-C4 0.320
7 n-C4 0.530
8 i-C5 0.202
9 n-C5 0.082
10 C6+ 0.071

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Total 100

Pada D-9200A :
Temperatur Ruang (Tc) : 300C
Temperatur Fuel Gas (Tfg) : 360C
Tekanan Steam Rata-rata : 9.78 kg/cm2
Kapasitas HRSG Rata-rata : 125 ton/jam
Flow Fuel Gas : 11500 m3/h
Flow Feed Water : 81.2 T/h
Flow Steam Drum : 77.5 T/h
Temperatur Boiler (TI-9209 A) : 5650C
Temperatur Boiler (TI-9212 A) : 218.70C
Temperatur Economizer (TI-9213 A) : 166.30C
Temperatur Blow Down (TI-9209 A) : 1850C
Temperatur BFW (TI-9208 A) : 1280C
Tekanan (PI-9241 A) : 10 Bar
Data Orsat Analysis :
O2 : 14.1 %
CO2 : 3.9 %
CO :0
NO : 102 mg/m3
SO2 :0
NO2 : 161 mg/m3

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
4.5.2 Menghitung Densitas () dan Nilai Pembakaran (High Heating Value) dari
Fuel Gas

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Berat Molekul dan High Heating Value

Komponen Mi % Mol Yi Mi x Yi i Yi x i HHVi Yi x HHVi


N2 28 3.455 0.03455 0.9674 0.0744 0.00257 0 0
CO2 44 2.419 0.02419 1.06436 0.117 0.00283 0 0
CH4 16 89.474 0.89474 14.31584 0.04243 0.03796 1013.2 906.551
C2H6 30 2.016 0.02016 0.6048 0.0803 0.00162 1792 36.127
C3H8 44 1.431 0.01431 0.62964 0.1196 0.00171 2590 37.063
i-C4H10 58 0.320 0.0032 0.1856 0.1582 0.00051 3363 10.762
n-C4H10 58 0.530 0.0053 0.3074 0.1582 0.00084 3370 17.861
i-C5H12 72 0.202 0.00202 0.14544 0.1904 0.00038 4008 8.096
n-C5H12 72 0.082 0.00082 0.05904 0.1904 0.00016 4016 3.293
C6+ 86 0.071 0.00071 0.06106 0.2274 0.00016 4762 3.381
Total 100 18.34058 0.04874 1023.134

a. Densitas Gas

= Yi i
Dimana : = Densitas Gas
Yi = % mol setiap unsur
i = Densitas ideal setiap unsur (lb/ft3)

g = Yi i
= (0.03455 x 0.0744) + (0.02419 x 0.117) + (0.89474 x 0.04243) +
(0.02016 x 0.0803) + (0.01431 x 0.1196) + (0.0032 x 0.1582) +
(0.0053 x 0.1582) + (0.00202 x 0.1904) + (0.00082 x 0.1904) +
(0.00071 x 0.2274)
= 0.04874 lb/ft3

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
b. High Heating Value

HHV =
HHV
g
HHV = Yi HHVi
Dimana : HHV = Jumlah HHV

Yi = Persen mol setiap unsur


HHVi = HHV setiap unsur (Btu/ft3)

g = Jumlah densitas gas

HHV = Yi HHVi
= (0.03455 x 0) + (0.02419 x 0) + (0.89474 x 1013.2) + (0.02016 x
1792) + (0.01431 x 2590) + (0.0032 x 3363) + (0.0053 x 3370) +
(0.00202 x 4008) + (0.00082 x 4016) + (0.00071 x 4762)
= 1023.134 Btu/ft3

HHV =
HHV
g
1023.134 Btu / ft 3
=
0.04874lb / ft 3
= 20991.67009 Btu/lb

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
4.5.3 Perhitungan Massa Hidrogen dan Massa Carbon yang Terbakar

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Density

Komponen Kadar Density Density Density Density BM


ideal (lb/ft3) gas (lb/ft3) hidrogen (lb/ft3) carbon(lb/ft3)
N2 3.455 0.0744 0.00257 0 0 28
CO2 2.419 0.117 0.00283 0 0.000064 44
CH4 89.474 0.04243 0.03796 0.00949 0.00237 16
C2H6 2.016 0.0803 0.00162 0.000324 0.000108 30
C3H8 1.431 0.1196 0.00171 0.00031 0.000116 44
i-C4H10 0.320 0.1582 0.00051 0.000088 0.000035 58
n-C4H10 0.530 0.1582 0.00084 0.000145 0.000058 58
i-C5H12 0.202 0.1904 0.00038 0.000063 0.000026 72
n-C5H12 0.082 0.1904 0.00016 0.000027 0.000011 72
n-C6+ 0.071 0.2274 0.00016 0.000026 0.000011 86
Total 100 0.04874 0.010473 0.002799

a. Massa Hidrogen yang Terbakar Total density hidrogen


=
Total density gas
0.010473
=
0.04874
=0.214874846

b. Massa Carbon yang Hilang Total density carbon


=
Total density gas
0.002799
=
0.04874
= 0.057427164

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
4.5.4 Perhitungan Kehilangan Panas

Diketahui :
Untuk D-9200A
Temperatur Ruang (Tc) = 300C = 860F
Temperatur Fuel Gas (Tfg) = 360C = 96.80F
Tekanan Steam rata-rata = 9.78 kg/cm2 = 139 Psi
Kapasitas HRSG rata-rata = 125 ton/jam x 1000 kg/ton x 2.2046 lb/kg
= 275.575 lb/jam
Dari properties of saturated steam and saturated water diperoleh :
Enthalpi cair (hf) pada temperatur 860F = 54.04 Btu/lb
Enthalpi uap (hg) pada temperatur 96.80F = 1103.9 Btu/lb
Enthalpi flue gas (hfg) pada tekanan 139 Psi = 865.9 Btu/lb
Laju panas = Kapasitas ketel x Enthalpi flue gas
= 275.575 lb/jam x 865.9 Btu/lb
= 238620.3925 Btu/jam
% Panas yang hilang karena radiasi (radiatron loss) = 0.5 %
Pengukuran banyaknya gas kering yang terbakar dalam bahan bakar
(11 CO2 ) + (8 O2 ) + C 7 (N 2 + CO )
= beratkarbon
(3 [CO2 + CO ])
=
(11 3.9) + (8 14.1) + (7 81.99 + 0) 0.057427164
(3 [3.9 + 0])
42.9 + 112.8 + 573.93
= 0.057427164
11.7
= 3.58 lb udara kering/lb bahan bakar
a. Kehilangan panas gas kering = banyaknya gas kering yang terbakar x Cp x
( Tfg Tc)
= 3.58 x 0.24 x (96.8 86)
= 9.27936 Btu/lb gas bakar
b. Kehilangan pada H2O dan pembakaran = 9 x H2 x (hg hf)
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
= 9 x 0.214874846 x (1103.9 54.04)
= 2030.296 Btu/lb gas bakar

c. Kehilangan panas karena radiasi % Panas hilang radiasi x HHV


=
100
0.5 20991.67009
=
100
= 104.9583505 Btu/lb gas bakar
HHV
d. Kehilangan panas tak terukur =
100
20991.67009
=
100
= 209.92 Btu/lb gas bakar

Untuk D-9200A
Jadi : Total panas yang hilang adalah = Kehilangan panas gas kering + kehilangan
panas pada H2O + Kehilangan panas karena
radiasi + Kehilangan panas tak terukur
= 9.27936 + 2030.296 + 104.9583505 + 209.92
= 2354.454 Btu/lb gas bakar

Maka : Total panas yang hilang Total panas yang hilang


= 100%
HHV

2354.454 Btu/lb gas bakar


= 100%
20991.67009 Btu/lb gas bakar
= 11.216 %

4..5.5 Menghitung Udara Berlebih (Exess Udara)

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Diketahui :
Data Orsat Analisis untuk D-9200A
O2 = 14.1 %
CO2 = 3.9 %
NO = 102 mg/m3 = 102 x 10-6 %
NO2 = 161 mg/m3 = 161 x 10-6 %
CO =0
SO2 =0
N2 = 100 14.1 3.9 (102 x 10-6) (161 x 10-6) 0 0
= 81.99 %

O2 (CO / 2 )
Exess udara = 100%
(0.2682 N 2 ) (O2 CO / 2)
14.1 (0 / 2 )
= 100%
(0.2682 81.99) (14.1 0 / 2)
14.1
= 100%
21.989 14.1
= 178.73%

4.5.6 Menghitung Udara Pembakaran

O2 = Flow Fuel Gas x Komposisi Fuel Gas x Massa O2


O2 analisis
Jadi : Udara = N 2 teoritis
O2 teoritis
Dik : Flow Fuel Gas D-9200 A = 11500 Nm3/hr
= 11500 Nm3/hr x (1 kmol/22.4 Nm3) x (1 hr/3600 s) x
20.5838 gr/mol
= 2.96 kg/s

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
Tabel 4.4 Reaksi Pembakaran :

Komponen Reaksi O2 yang dipakai Udara yang dipakai


D-9200A
CH4 CH4 + 2O2 CO2 + 10.59 kg/s 39.84 kg/s
2H2O
C2H6 C2H6 + 3.5O2 2CO2 2.23 x 10-1 kg/s 8.39 x 10-1 kg/s
+ 3H2O
C3H8 C3H8 + 5O2 3CO2 + 1.54 x 10-1 kg/s 5.79 x 10-1 kg/s
4H2O
C4H10 C4H10 + 6.5O2 4CO2 3.4 x 10-2 kg/s 1.28 x 10-1 kg/s
+ 5H2O
C5H12 C5H12 + 8O2 5CO2 + 2.1 x 10-2 kg/s 7.9 x 10-2 kg/s
6H2O
C6H14 C6H14 + 9.5O2 6CO2 7.4 x 10-3 kg/s 2.8 x 10-2 kg/s
+ 7H2O
Total 41.493 kg/s

4.5.7 Total Massa Flue Gas

Total massa flue gas = Total udara + Fuel gas


Dimana : Total udara = Total udara pembakaran + Total udara berlebih

Total udara berlebih Udara berlebih x Udara yang dipakai


=
100

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
178.73 41.493
=
100
= 74.160kg / s
Total udara = 41.493 + 74.160
= 115.653 kg/s
Total massa flue = 115.653 + 2.96
= 121.573 kg/s
4.5.8 Menghitung Kalor Total

Qt = (Q1 + Q2)
Q1
Flow Steam =
Enthalpi (hg )
Dimana : Q = m . Cp . T
a. Kalor Panas Flue Gas pada Boiler (Q1)
Untuk D-9200 A
T1 = 5650C (TE-9214 D) = 10490F
T2 = 218.70C (TI-9212 D) = 425.660F
T = T1 T2 = 623.340F
Dari gas oksigen Cp dipakai sebesar 0.240 Btu/lb0F
Q1 = m . Cp . T
= 121.573 kg/s x 0.240 Btu/lb0F x 623.340F x (1 lb/0.4536 kg)
= 40095.93 Btu/s x (Btu/106 mmBtu) x (3600 hr)
= 144.35 mmBtu/hr

b. Kalor Panas Flue Gas pada Economizer (Q2)


Untuk D-9200 A
T2 = 218.70C (TI-9212 D) = 425.660F
T2 = 166.30C (TI-9213 D) = 331.340F
T = T2 T3 = 94.320F
Dari gas oksigen Cp dipakai sebesar 0.219 Btu/lb0F
Q2 = m . Cp . T
= 121.573 kg/s x 0.219 Btu/lb0F x 94.320F x (1 lb/0.4536 kg)
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
= 5536.20 Btu/s x (Btu/106 mmBtu) x (3600 hr)
= 19.93 mmBtu/hr
Maka, untuk D-9200 A:
Qt = Q1 + Q2
= 144.35 + 19.93
= 164.28 mmBtu/hr
Qt
Flow Steam =
Enthalpi (hg )
164.28mmBtu / hr
=
1.1039.10 3 mmBtu / hr
(
= 148817.8277lb / hr 0.4536.10 3 T / lb )
= 67.50T / hr
Flow Blow Down = Flow Feed Water Flow Steam
= 81.2 T/h 77.5 T/h
= 3.7 T/h
Enthalpi (hfg) Blow Down pada temperatur 3650F (TI-9209 D)
= 865.9 Btu/lb
Q Blow Down = hfg x Flow blow down
= 865.9 x 3.7 T/h x (2025 lb/106)
= 6.49 mmBtu/hr

Enthalpi (hf) BFW pada temperatur 262.40F (TI-9208 D) = 230.80 Btu/lb


Q BFW = hf x Flow FW
= 230.80 x 81.2 T/h x (2025 lb/106)
= 37.95 mmBtu/hr
Enthalpi (hg) pada tekanan 10 Bar = 145.07 Psia (PI-9241 D)
= 1194.05 Btu/lb
Q Steam = hg x Flow steam
= 1194.05 x 77.5 T/h x (2025 lb/106)
= 187.391 mmBtu/hr

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
4.5.9 Menghitung Effisiensi HRSG

Untuk D-9200A
Qsteam
Effisiensi HRSG = 100%
Qsteam + Qblowdown
187.391
= 100%
187.391 + 6.49
187.391
= 100%
193.881
= 96.65%

4.6 Pembahasan

Bahwa efisiensi boiler semakin meningkat seiring dengan menurunnya excess

udara, hal ini disebabkan karena panas yang timbul dari hasil pembakaran yang tidak di

serapoleh udara yang diberikan sehingga operasional boiler secara optimum dapat

tercapai. Nilai effisiensi tertinggi diperoleh pada boiler D-9200A yaitu sebesar 96.65 %

Dari nilai excess udara yang diperoleh pada perhitungan dapat dilihat bahwa

nilai tersebut telah berada pada nilai optimum yang ditentukan yaitu sebesar 10 % - 25

% sehingga pembakaran yang terjadi adalah pembakaran sempurna dan operasional

boiler berlangsung secara optimum. Akan tetapi, boiler D-9200A memiliki excess

udara yang melebihi batas optimum, yaitu sebesar 178.73 %. ini berarti bahwa akan

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
lebih banyak flue gas yang dihasilkan sehingga panas yang hilang pun akan lebih besar

yang mengakibatkan menurunnya effisiensi boiler dan dapat dilihat juga bahwa

kehilangan panas yang paling besar terjadi pada boiler D-9200A yaitu sebesar

11.216 %.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Boiler HRSG D-9200A menghasilkan uap jenuh pada tekanan 9.78 kg/cm2

yang digunakan sebagai pemanas pada proses.

2. Effisiensi HRSG pada unit D-9200 A adalah 96.65 %.

3. Besarnya jumlah masa flue gas yang diperoleh semakin besar, sehingga

diperoleh produk steam yang tinggi

4. Dengan menggunakan DCS CENTUM CS3000, maka akan didapatkan

ketelitian, keakuratan dan kestabilan yang tinggi dalam sistem pengontrolan

proses.

5.2 Saran

1. Untuk menghemat gas secara optimum sebaiknya setiap train menggunakan

HRSG.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
2. Untuk menghindari terjadinya korosi sebaiknya alat alat tidak dilapisi bahan

kimia.

DAFTAR PUSTAKA

1. H. Manyur SISTEM INSTRUMENTASI INDUSTRI Diktat Medan 2007

2. http://www Technical Information Centum CS-3000, Yokogawa Electric

Corporation 2001.

3. Togar S. Silitonga ALAT ALAT INSTRUMENTASI ANALYSA

PT. ARUN NGL 1983.

4. Togar S. Silitonga INSTRUMENTASI PROSES PT. ARUN NGL 1983.

5. Ir. Zahiful Bahri, Ir Windalina Sjafar, Ir Syukri Abdullah, Ir. Rahman Hasibuan, Ir.

Syamsir A Muin PROCESS CONTROL AND INSTRUMENTATION

PT. ARUN NGL 1983.

6. Website www. Boiler industri.com

7. Cs. Rangan, GR. Sarma, VSV Mani INSTRUMENTATION DEVICES AND

SYSTEMS Penerbit Tata Mc Graw Hill Publishing, Jakarta1983

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.
8. Arsitektur Piping and Diagram PT. ARUN NGL.

Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Centum CS 3000 Di Unit 92 Hrsg (Aplikasi Di PT. Arun NGL), 2010.

Anda mungkin juga menyukai