Anda di halaman 1dari 7

SEMINAR NASIONAL VIII

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012
ISSN 1978-0176

TANTANGAN PENGAWASAN SISTEM KONTROL PADA


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
Eko H. Riyadi1 Made Pramayuni 2 Dedi Sunaryadi 3
1
Biro Perencanaan, BAPETEN, Telp. 0853-1191-6632
Email untuk korespondensi : e.riyadi@bapeten.go.id
2
Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir, BAPETEN
3
Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir

ABSTRAK
TANTANGAN PENGAWASAN SISTEM KONTROL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
NUKLIR (PLTN). Beberapa tahun belakangan ini pemerintah Indonesia mulai merasakan dampak krisis
energi, terutama energi listrik. Setiap aktivitas untuk mencari energi alternatif baru pun gencar digalakkan,
termasuk rencana pembangunan PLTN. Namun sejak gempa bumi dan tsunami terjadi di Fukushima Jepang
tahun lalu yang juga melanda salah satu PLTN milik Jepang tersebut, rupanya telah berdampak munculnya
tuntutan dari berbagai pihak agar rencana pemerintah untuk membangun PLTN dibatalkan. Meskipun PLTN
belum jelas kapan akan dibangun, namun Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sebagai lembaga
yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan pemanfaatan nuklir tetap harus
mempersiapkan semua sumber daya terkait pengawasannya. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi
kinerja PLTN adalah sistem kontrol yang telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga
tantangan yang akan dihadapi pun semakin kompleks. Untuk itu BAPETEN harus segera mempersiapkan
sumber dayanya untuk menyambut tantangan tersebut.

Kata Kunci: Sistem kontrol PLTN; instrumentasi PLTN; inspektur; Bapeten

ABSTRACT
CHALLENGES SUPERVISION OF ELECTRICAL CONTROL SYSTEM ON NUCLEAR
POWER PLANT. In recent years, Indonesian government has begun to receive the impact of energy crisis,
especially electrical energy. Any activities to find the new alternative energy were heavily promoted,
including building plan of nuclear power plant. But since the earthquake and tsunami were occurred in
Fukushima Japan last year which also hit one of Japans nuclear power seems to have affected the demand
made of plans to build nuclear power plants were cancelled. Although nuclear power plant is not known yet
when will be built, but the Nuclear Energy Regulatory Agency (BAPETEN) that responsible for safety and
security of nuclear utilization is still must to prepare all resources related to regulation. One of the main
factors affecting the performance of nuclear power plants are electrical control systems and instruments that
has undergone very rapid development. Consequently the regulatory body will face even more complex
challenges. Therefore the regulatory body should prepare its resources to confront the challenges
immediately.

Keywords: NPP Control Systems & instrumentations; inspector; Bapeten

pemerintah terus melakukan penelitian terkait krisis


PENDAHULUAN energi yang terus melanda negeri ini.
Mengapa kita mengalami krisis energi?
Akhir-akhir ini, kita sering mendengar
Bagaimana pemecahannya? Hal ini disebabkan
berita, baik dari media massa maupun dari layar
kebutuhan energi yang terus meningkat dari tahun
kaca mengenai jadwal pemadaman listrik di
ke tahun. Sedangkan jumlah pertumbuhan energi
beberapa daerah di negeri ini. Memang saat ini
yang dihasilkan belum mampu mengimbangi
pemerintah sedang menggalakkan pemanfaatan
kebutuhan energi tersebut.
energi alternatif di bidang listrik. Bahkan

STTN-BATAN & PTAPB BATAN 78 Eko H Riyadi, dkk


SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012
ISSN 1978-0176
Di beberapa negara maju, kebutuhan energi mekanisme yang terkoordinasi dengan baik. Untuk
listrik dapat dipenuhi dengan adanya pembangkit mencapai tujuan ini, sistem kontrol mengendalikan
listrik tenaga nuklir (PLTN). Beberapa waktu lalu ribuan parameter proses dan indikator pembangkit,
pemerintah sempat berkeinginan membangun menghitung deviasi parameter dari kondisi titik
PLTN untuk mengatasi krisis energi listrik penetapan desain (setpoin) atau perencanaan
tersebut[1]. Langkah pemerintah ini mendapat kontrol, dan memberikan perintah korektif pada
tanggapan kontra dari setiap lapisan masyarakat, peralatan terkait untuk mencapai tujuan
meskipun tidak sedikit juga yang memberikan pengendalian[5]. Secara paralel, sistem kontrol
tanggapan positif dan dukungannya[2]. Meskipun menampilkan informasi penting tentang parameter
pemerintah pada awalnya tidak pernah bergeming pembangkit dan penyimpangan setpoin melalui
untuk tetap membangun PLTN, namun sejak terjadi hubungan manusia dengan sistem (human-system
gempa bumi dan tsunami yang melanda Fukushima interface) untuk memberikan informasi kepada
termasuk PLTN yang ada di sana, akhirnya operator tentang status pembangkit[6]. Pada
pemerintah kembali harus menunda keinginan dasarnya, sistem kontrol memantau semua aspek
memiliki PLTN yang pertama di Indonesia status pembangkit dan memberikan kemampuan
tersebut[3]. operasional untuk mengelola pembangkit listrik
Tantangan terbesar badan pengawas selain melalui tindakan dan penyesuaian yang diperlukan.
fasilitas dan prasarana pendukung pengawasan Sistem kontrol didesain untuk tujuan
adalah sumber daya manusia. Karena dalam peningkatan daya saing nuklir sebagai pembangkit
pencapaian visi dan penetapan misi lembaga[4], energi alternatif dengan dasar pertimbangan sebagai
unsur SDM mempunyai posisi yang sangat penting berikut[7]:
dan menentukan. Karena keberhasilan lembaga 1. Menurunkan biaya konstruksi;
ditentukan oleh kualitas SDM yang bekerja 2. Menurunkan biaya siklus hidup;
didalamnya. 3. Mengoptimalkan operasi sesuai tingkat
Dari segi fasilitas dan teknologi, PLTN yang kemapanan teknologi;
akan dibangun sudah memperhitungkan faktor
Jadi, tujuan utama suatu sistem kontrol
keselamatan dan keamanan. Demikian halnya dari
dalam PLTN adalah terkait dengan faktor
segi sistem kontrol yang akan mengendalikan
keselamatan dan ekonomi. Secara finansial,
sistem kerja PLTN tersebut. Selain dalam kondisi
memastikan kinerja dapat dilakukan melalui
normal, operasional PLTN juga sudah didesain
pemantauan sistem kontrol yang optimal serta
dalam kondisi intervensi, misalnya kondisi darurat
efektivitas pemanfaatan sumber daya manusia.
maupun kondisi kecelakaan. Peralatan sistem
Karena, biaya perawatan dan pengelolaan sistem
kontrol inilah yang akan mengendalikan sistem
kontrol terkait dengan tingkat keusangan teknologi
bekerja secara menyeluruh dan terkendali.
menjadi issue tantangan bagi system engineer[7].
Dalam makalah ini, penulis mencoba
membahas seperti apa teknologi sistem kontrol
yang diterapkan dalam PLTN dan tantangan apa PERMASALAHAN TEKNOLOGI SISTEM
yang akan dihadapi, serta persiapan apa yang KONTROL
dibutuhkan dalam menghadapi tantangan tersebut.
Banyak tantangan terkait sistem kontrol
dalam PLTN yang muncul dari karakteristika
SISTEM KONTROL PADA PLTN teknologi. Selain itu, penggunaan sistem kontrol
Dalam PLTN, arsitektur sistem kontrol yang berkembang jauh lebih cepat dari yang
termasuk operatornya mempunyai peranan yang ditemukan dalam PLTN. Bahkan, industri tenaga
sangat penting, sehingga sering disebut sebagai nuklir bersifat lambat dalam menerapkan teknologi
sistem saraf pusat[5]. Beberapa komponen kontrol, baru meskipun untuk jaminan keselamatan.
seperti peralatan, sistem, subsistem, redudansi, atau Disamping itu, sistem kontrol rata-rata memiliki
parameter dasar sistem kontrol pembangkit, siklus pemanfaatan yang lebih singkat dari usia
pemantauan kinerja, informasi yang terintegrasi, operasional PLTN. Jadi, sistem kontrol didesain
dan penyesuaian otomatisasi diperlukan untuk untuk dilakukan upgrade beberapa kali selama
operasional PLTN dalam menghasilkan listrik yang PLTN tersebut beroperasi[6].
efisien dan mengutamakan faktor keselamatan. Jadi, Sementara sistem kontrol berbasis analog
tujuan dari sistem kontrol pada PLTN adalah untuk sudah diskontinyu (obsolete), sehingga dalam
memungkinkan pembangkit listrik yang aman dan rangka meningkatkan kinerja teknologi komputasi
handal[6]. dan komunikasi yang saat ini didominasi oleh
Secara teknis, PLTN berisi ribuan komponen sistem kontrol untuk pasar non nuklir, maka PLTN
elektromekanis seperti motor, pompa dan katup yang baru akan menggunakan sistem kontrol yang
solenoid yang harus beroperasi dalam suatu

Eko H Riyadi, dkk 79 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN


SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012
ISSN 1978-0176

sepenuhnya digital, seperti ditunjukkan pada tampilan tingkat tinggi dan fokus pada tujuan sistem
Gambar 1[7]. pembangkit dan sarana dalam mencapai tujuan
keamanan dan keselamatan, seperti dijelaskan pada
PENDEKATAN FUNGSIONAL SISTEM Gambar 2.
KONTROL
Pendekatan fungsional untuk karakteristika
arsitektur sistem kontrol pada PLTN menyediakan

Gambar 1. Perbandingan Ruang Kontrol Nuklir Pertama Di Dunia Tahun 1943 (Kiri)
Dengan Teknologi Terbaru Yang Serba Komputasi (Kanan)[7]

Gambar 2. Skema Fungsi Utama Sistem Kontrol Tingkat Tinggi[7]

Gambar-3. Blok Diagram Fungsi Sistem Kontrol[5]

STTN-BATAN & PTAPB BATAN 80 Eko H Riyadi, dkk


SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012
ISSN 1978-0176

Sedangkan Gambar 3 diatas menampilkan kontrol aktuator menggunakan prosesor komputer,


diagram blok fungsi sistem kontrol, dimana nilai yaitu dengan nilai biner dari parameter yang diukur
parameter pembangkit diukur dari sensor. Sinyal dan dikendalikan. Secara fungsional kedua sistem
dari sensor dapat bervariasi yang secara signifikan tersebut hampir sama tetapi dari sudut pandang fisik
tergantung pada jenis parameter proses dan jenis terdapat perbedaan yang signifikan[5], seperti
sensor yang dipilih. Hasil dari pengolahan sinyal terlihat pada Gambar 4.
digunakan untuk mengontrol aktuator[5]. Perbedaan Fungsi sederhana dari sistem kontrol dalam
antara sistem kontrol analog dan digital terletak PLTN ditunjukkan dalam Gambar 5. Untuk
pada pemrosesan sinyal dan kontrol aktuator. memastikan operasi yang aman dan dapat
Sistem analog menggunakan tegangan atau arus diandalkan, sistem kontrol memantau dan
analog serta elektronik analog untuk memproses mengendalikan ratusan atau ribuan parameter
sinyal dan untuk mengontrol aktuator. Sedangkan pembangkit. Jadi, sistem kontrol dalam PLTN
sistem digital melakukan pemrosesan sinyal dan merupakan sistem yang kompleks.

Gambar 4. Sistem Kontrol Analog VS Digital[5]

Gambar 5. Skema Sistem Kontrol PLTN[7]

Eko H Riyadi, dkk 81 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN


SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012
ISSN 1978-0176

Gambar 6. Sistem Human-System Interface PLTN Yang Konvensional (Kiri) Dan Digital (Kanan)[7]

Secara umum sistem kontrol dibagi dalam tidak gagal dalam menanggulangi kondisi
kelompok fungsional sebagai berikut[6]: berbahaya).
1. Sensor: sebagai penghubung proses fisik 2. Probabilitas dan konsekuensi keselamatan dari
dalam pembangkit dan secara kontinyu kegagalan fungsi.
melakukan pengukuran variabel pembangkit 3. Probabilitas dimana fungsi akan dibutuhkan
seperti fluks neutron, suhu, tekanan, aliran, dll; untuk menjamin keselamatan.
2. Pengendalian operasional, sistem regulasi 4. Fungsi yang dibutuhkan:
dan pemantauan: untuk mengolah data a. Seberapa cepat fungsi harus merespon
pengukuran, mengelola operasional dan dan seberapa lama fungsi harus
mengoptimalkan kinerja pembangkit. dilakukan;
3. Sistem Keselamatan: untuk menjaga b. Ketepatan waktu dan keandalan tindakan
pembangkit tetap dalam operasi yang aman alternatif.
bila terjadi kecelakaan;
Dalam fungsi keselamatan PLTN, sistem
4. Sistem Komunikasi: menyediakan transfer
kontrol memiliki peran yang signifikan yaitu[5]:
data dan informasi melalui kabel, serat optik,
1. Pemadaman reaktor;
jaringan nirkabel atau protokol data digital;
2. Pendinginan teras darurat;
5. Penghubung Manusia-Sistem (HSI): untuk
3. Pemindahan peluruhan panas;
memberikan informasi dan interaksi dengan
4. Pengendalian isolasi;
operator pembangkit;
5. Pengendalian pemindahan produk fisi;
6. Aktuator (misalnya katup solenoid dan
6. Pengendalian pemindahan panas;
motor): untuk menyesuaikan proses fisik
7. Ventilasi darurat;
pembangkit.
8. Power suplai darurat.
Di ruang kontrol tepatnya pada panel kontrol
Faktor keselamatan dari sistem kontrol yang
hubungan antara sistem kontrol dengan operator
tidak secara langsung tetapi tetap penting untuk
pembangkit dihubungkan oleh human-system
menjaga PLTN dalam operasi yang aman dalam
interface, seperti ditunjukkan Gambar 6. Pada
kondisi normal, dukungan proteksi radiasi bagi para
tingkat fundamental yang lebih rendah, fungsi yang
pekerja, atau menambah pertahanan berlapis
terkandung dalam arsitektur sistem kontrol dapat
terhadap kecelakaan, adalah sebagai berikut[5]:
didekomposisi menjadi beberapa unsur seperti
1. Pengendalian daya reaktor;
akuisisi data, aktivasi aktuator, validasi, arbitrase,
2. Pemadaman reaktor yang beragam;
pengendalian, pembatasan, pemeriksaan,
3. Pengendalian tekanan dan temperatur untuk
pemantauan, komunikasi, pengelolaan alarm dan
sistem pembuangan panas normal;
konfigurasi.
4. Pendeteksi api;
5. Pemantauan radiasi;
KLASIFIKASI FUNGSI KESELAMATAN 6. Pengendalian akses personil;
7. Informasi perencanaan tanggap darurat.
Klasifikasi keselamatan sistem kontrol
dilakukan dengan suatu kombinasi dari metode
deterministik, metode probabilistik dan penilaian TANTANGAN PENGAWASAN
teknik dengan pertimbangan sebagai berikut[5]:
Terkait banyaknya permasalahan bidang
1. Fungsi keselamatan yang akan dilakukan
teknologi sistem kontrol ini, maka tantangan
(untuk menanggapi insiden PLTN, misalnya

STTN-BATAN & PTAPB BATAN 82 Eko H Riyadi, dkk


SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012
ISSN 1978-0176
pengawasan yang akan dihadapi oleh badan g. Manajemen Konfigurasi.
pengawas diantaranya sebagai berikut: h. Memperhitungkan permasalahan
1. Pengenalan teknologi baru. mengenai dokumen yang tersebar, tidak
a. Transisi dari teknologi analog ke digital. tersedianya prinsip-prinsip desain utama,
Disini perlu mengetahui perbedaan efek kumulatif perubahan yang tidak
mendasar antara sistem kontrol dengan diperhitungkan, serta dokumentasi sistem
teknologi analog dan digital, serta yang buruk.
bagaimana pendekatan untuk melakukan 3. Harmonisasi standar dan praktek perizinan.
implementasinya. a. Harmonisasi standar.
b. Evolusi yang cepat dari teknologi digital. b. Memungkinkan peningkatan
Membutuhkan pengetahuan mengenai efektivitas dan efisiensi tinjauan
peningkatan densitas chip dan platform desain regulasi.
baru yang menyusun teknologi digital. c. Harmonisasi praktek perizinan.
c. Persoalan interaksi manusia dan ruang Memungkinkan mengurangi
kontrol hibrid. kompleksitas dan risiko perizinan.
d. Kualifikasi teknologi & komponen baru. 4. Permasalahan ekonomi[7].
Disini terkait pemeliharaan kualifikasi a. Pemantauan online. Maksudnya
teknologi baru dan penggunaan kembali pemantauan terhadap sistem kontrol,
perangkat lunak berkualitas nuklir. termasuk pendeteksi proses abnormal
2. Persoalan Keselamatan, Keamanan dan ketika PLTN beroperasi, sehingga
Perizinan. masalah dapat dideteksi lebih awal
a. Prinsip pertahanan berlapis. dan menghindari biaya perawatan dan
Desain pertahanan berlapis harus perbaikan yang lebih mahal.
mampu[7]: b. Peningkatan daya. Permintaan
i. Mencegah kegagalan sistem dan kapasitas daya listrik yang lebih besar
penyimpangan dari operasi memerlukan instrumentasi yang lebih
normal. tepat dan akurat, serta pengolahan
ii. Mendeteksi dan memitigasi data yang lebih cepat.
penyimpangan dari kondisi c. Tingkat keusangan (obsolescence).
normal untuk mencegah perluasan Memperhitungkan ketersediaan suku
insiden menjadi kondisi cadang, komponen pengganti yang
kecelakaan. sudah diskontinyu, dukungan ahli
iii. Pengendalian konsekuensi dari (expert), dan program pelatihan.
kondisi kecelakaan. 5. Dampak sistem kontrol pada kinerja
iv. Membatasi material radioaktif operasional PLTN.
dalam kondisi kecelakaan yang 6. Issue Penuaan:
parah. a. Kebutuhan pengelolaan masalah
v. Meminimalkan konsekuensi penuaan.
pelepasan radioaktif. b. Sistem pengkabelan.
b. Perlindungan kegagalan umum. c. Pengkabelan yang sudah berumur
c. Verifikasi dan validasi perangkat lunak. mengakibatkan peningkatan
Digunakan untuk menentukan apakah kebocoran arus yang menyebabkan
persyaratan sistem kontrol termasuk kesalahan dalam pembacaan variable,
komponennya sudah lengkap dan benar, seperti pada kecelakaan kehilangan
serta mengidentifikasi data objektif pendingin (LOCA).
tentang kualitas sistem kontrol digital, 7. Manajemen pengetahuan.
kinerja, dan pengembangan proses a. Pengelolaan dan pelestarian
kepatuhan sepanjang siklus hidup pengetahuan.
perangkat lunak. b. Pengelolaan pengetahuan terkait
d. Komunikasi dan jaringan digital. sistem kontrol pada PLTN.
e. Keamanan Cyber. c. Permasalahan yang timbul seperti
f. Serangan cyber dapat berupa spionase, sarjana teknik elektro yang baru lulus
pencurian teknologi, pegawai yang tidak dan biasanya belum memiliki
puas, hacker, kejahatan cyber yang pengetahuan yang dibutuhkan,
terorganisir atau sebuah organisasi dituntut bekerja di bidang sistem
teroris, yang dapat menyebabkan kontrol[7]. Serta kompleksitas produk
hilangnya kerahasiaan, integritas atau sistem kontrol, seperti PLC
ketersediaan layanan. (Programmable Logic Controller),

Eko H Riyadi, dkk 83 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN


SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012
ISSN 1978-0176

DCS (Distributd Control System), 6. IAEA; Modern Instrumentation and Control for
SCADA (Supervisory Control and Nuclear Power Plants: A Guidebook; Technical
Data Acquisition), GOT (Graphic Reports Series no.387, IAEA, Vienna; 1999.
Operation Terminal), dsb. 7. IAEA; Core Knowledge on Instrumentation and
8. Pengembangan infrastruktur untuk Control Systems in Nuclear Power Plants;
program PLTN baru. IAEA Nuclear Energy Series no. NP-T-3.12;
a. Aspek umum. Aktif mengadopsi Vienna; 2011.
pedoman dan dokumen teknis
(TECDOC) dari IAEA.
b. Hubungan PLTN dengan jaringan
listrik.
c. Infrastruktur sistem kontrol. Perlu
memperhatikan bahwa PLTN yang
paling modern dilengkapi dengan
sistem kontrol yang sepenuhnya
digital, sehingga dibutuhkan keahlian
sistem keamanan digital yang sangat
berbeda dengan sistem konvensional,
baik selama perizinan, konstruksi,
operasi dan tahap pemeliharaan.

KESIMPULAN & SARAN


1. Perkembangan sistem kontrol sangat cepat, dan
penerapannya pada PLTN membutuhkan faktor
keamanan dan keselamatan yang sangat tinggi.
2. Dalam menghadapi kemungkinan dibangunnya
PLTN, badan pengawas harus mempersiapkan
infrastruktur dan sumber dayanya, dengan
merujuk kepada sistem kontrol serupa yang
banyak digunakan di bidang industri, kesehatan,
reaktor penelitian dan instalasi nuklir non
reaktor, termasuk sumber daya manusia
(inspektur) di bidang keselamatan nuklir yang
mempunyai kompetensi sistem kontrol yang
memadai.

DAFTAR PUSTAKA
1. Info nuklir: http://www.infonuklir.com,
http://id.berita.yahoo.com/ menristek-
pemerintah-tetap-ingin-bangun-pltn-
054026189.html, diakses pada Senin, 4 Juni
2012 jam 14.23.
2. Web Balairungpres: www.balairungpress.com,
http://opini.wordpress.com, diakses pada Senin,
4 Juni 2012 jam 14.30.
3. Republika online, diakses pada Rabu, 6 Juni
2012 jam 14.41: www.republika.co.id,
http://ekonomi.kompasiana.com,
4. Website BAPETEN: http://goid.bapeten.net,
diakses pada Rabu, 6 Juni 2012 jam 14.18.
5. IAEA; Instrumentation and Control System
Important to Safety in Nuclear Power Plant;
IAEA Safety Standards Series No. NS-G-1.3;
IAEA; Vienna; 2002.

STTN-BATAN & PTAPB BATAN 84 Eko H Riyadi, dkk

Anda mungkin juga menyukai