11 PDF
11 PDF
ABSTRAK
TANTANGAN PENGAWASAN SISTEM KONTROL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
NUKLIR (PLTN). Beberapa tahun belakangan ini pemerintah Indonesia mulai merasakan dampak krisis
energi, terutama energi listrik. Setiap aktivitas untuk mencari energi alternatif baru pun gencar digalakkan,
termasuk rencana pembangunan PLTN. Namun sejak gempa bumi dan tsunami terjadi di Fukushima Jepang
tahun lalu yang juga melanda salah satu PLTN milik Jepang tersebut, rupanya telah berdampak munculnya
tuntutan dari berbagai pihak agar rencana pemerintah untuk membangun PLTN dibatalkan. Meskipun PLTN
belum jelas kapan akan dibangun, namun Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sebagai lembaga
yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan pemanfaatan nuklir tetap harus
mempersiapkan semua sumber daya terkait pengawasannya. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi
kinerja PLTN adalah sistem kontrol yang telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga
tantangan yang akan dihadapi pun semakin kompleks. Untuk itu BAPETEN harus segera mempersiapkan
sumber dayanya untuk menyambut tantangan tersebut.
ABSTRACT
CHALLENGES SUPERVISION OF ELECTRICAL CONTROL SYSTEM ON NUCLEAR
POWER PLANT. In recent years, Indonesian government has begun to receive the impact of energy crisis,
especially electrical energy. Any activities to find the new alternative energy were heavily promoted,
including building plan of nuclear power plant. But since the earthquake and tsunami were occurred in
Fukushima Japan last year which also hit one of Japans nuclear power seems to have affected the demand
made of plans to build nuclear power plants were cancelled. Although nuclear power plant is not known yet
when will be built, but the Nuclear Energy Regulatory Agency (BAPETEN) that responsible for safety and
security of nuclear utilization is still must to prepare all resources related to regulation. One of the main
factors affecting the performance of nuclear power plants are electrical control systems and instruments that
has undergone very rapid development. Consequently the regulatory body will face even more complex
challenges. Therefore the regulatory body should prepare its resources to confront the challenges
immediately.
sepenuhnya digital, seperti ditunjukkan pada tampilan tingkat tinggi dan fokus pada tujuan sistem
Gambar 1[7]. pembangkit dan sarana dalam mencapai tujuan
keamanan dan keselamatan, seperti dijelaskan pada
PENDEKATAN FUNGSIONAL SISTEM Gambar 2.
KONTROL
Pendekatan fungsional untuk karakteristika
arsitektur sistem kontrol pada PLTN menyediakan
Gambar 1. Perbandingan Ruang Kontrol Nuklir Pertama Di Dunia Tahun 1943 (Kiri)
Dengan Teknologi Terbaru Yang Serba Komputasi (Kanan)[7]
Gambar 6. Sistem Human-System Interface PLTN Yang Konvensional (Kiri) Dan Digital (Kanan)[7]
Secara umum sistem kontrol dibagi dalam tidak gagal dalam menanggulangi kondisi
kelompok fungsional sebagai berikut[6]: berbahaya).
1. Sensor: sebagai penghubung proses fisik 2. Probabilitas dan konsekuensi keselamatan dari
dalam pembangkit dan secara kontinyu kegagalan fungsi.
melakukan pengukuran variabel pembangkit 3. Probabilitas dimana fungsi akan dibutuhkan
seperti fluks neutron, suhu, tekanan, aliran, dll; untuk menjamin keselamatan.
2. Pengendalian operasional, sistem regulasi 4. Fungsi yang dibutuhkan:
dan pemantauan: untuk mengolah data a. Seberapa cepat fungsi harus merespon
pengukuran, mengelola operasional dan dan seberapa lama fungsi harus
mengoptimalkan kinerja pembangkit. dilakukan;
3. Sistem Keselamatan: untuk menjaga b. Ketepatan waktu dan keandalan tindakan
pembangkit tetap dalam operasi yang aman alternatif.
bila terjadi kecelakaan;
Dalam fungsi keselamatan PLTN, sistem
4. Sistem Komunikasi: menyediakan transfer
kontrol memiliki peran yang signifikan yaitu[5]:
data dan informasi melalui kabel, serat optik,
1. Pemadaman reaktor;
jaringan nirkabel atau protokol data digital;
2. Pendinginan teras darurat;
5. Penghubung Manusia-Sistem (HSI): untuk
3. Pemindahan peluruhan panas;
memberikan informasi dan interaksi dengan
4. Pengendalian isolasi;
operator pembangkit;
5. Pengendalian pemindahan produk fisi;
6. Aktuator (misalnya katup solenoid dan
6. Pengendalian pemindahan panas;
motor): untuk menyesuaikan proses fisik
7. Ventilasi darurat;
pembangkit.
8. Power suplai darurat.
Di ruang kontrol tepatnya pada panel kontrol
Faktor keselamatan dari sistem kontrol yang
hubungan antara sistem kontrol dengan operator
tidak secara langsung tetapi tetap penting untuk
pembangkit dihubungkan oleh human-system
menjaga PLTN dalam operasi yang aman dalam
interface, seperti ditunjukkan Gambar 6. Pada
kondisi normal, dukungan proteksi radiasi bagi para
tingkat fundamental yang lebih rendah, fungsi yang
pekerja, atau menambah pertahanan berlapis
terkandung dalam arsitektur sistem kontrol dapat
terhadap kecelakaan, adalah sebagai berikut[5]:
didekomposisi menjadi beberapa unsur seperti
1. Pengendalian daya reaktor;
akuisisi data, aktivasi aktuator, validasi, arbitrase,
2. Pemadaman reaktor yang beragam;
pengendalian, pembatasan, pemeriksaan,
3. Pengendalian tekanan dan temperatur untuk
pemantauan, komunikasi, pengelolaan alarm dan
sistem pembuangan panas normal;
konfigurasi.
4. Pendeteksi api;
5. Pemantauan radiasi;
KLASIFIKASI FUNGSI KESELAMATAN 6. Pengendalian akses personil;
7. Informasi perencanaan tanggap darurat.
Klasifikasi keselamatan sistem kontrol
dilakukan dengan suatu kombinasi dari metode
deterministik, metode probabilistik dan penilaian TANTANGAN PENGAWASAN
teknik dengan pertimbangan sebagai berikut[5]:
Terkait banyaknya permasalahan bidang
1. Fungsi keselamatan yang akan dilakukan
teknologi sistem kontrol ini, maka tantangan
(untuk menanggapi insiden PLTN, misalnya
DCS (Distributd Control System), 6. IAEA; Modern Instrumentation and Control for
SCADA (Supervisory Control and Nuclear Power Plants: A Guidebook; Technical
Data Acquisition), GOT (Graphic Reports Series no.387, IAEA, Vienna; 1999.
Operation Terminal), dsb. 7. IAEA; Core Knowledge on Instrumentation and
8. Pengembangan infrastruktur untuk Control Systems in Nuclear Power Plants;
program PLTN baru. IAEA Nuclear Energy Series no. NP-T-3.12;
a. Aspek umum. Aktif mengadopsi Vienna; 2011.
pedoman dan dokumen teknis
(TECDOC) dari IAEA.
b. Hubungan PLTN dengan jaringan
listrik.
c. Infrastruktur sistem kontrol. Perlu
memperhatikan bahwa PLTN yang
paling modern dilengkapi dengan
sistem kontrol yang sepenuhnya
digital, sehingga dibutuhkan keahlian
sistem keamanan digital yang sangat
berbeda dengan sistem konvensional,
baik selama perizinan, konstruksi,
operasi dan tahap pemeliharaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Info nuklir: http://www.infonuklir.com,
http://id.berita.yahoo.com/ menristek-
pemerintah-tetap-ingin-bangun-pltn-
054026189.html, diakses pada Senin, 4 Juni
2012 jam 14.23.
2. Web Balairungpres: www.balairungpress.com,
http://opini.wordpress.com, diakses pada Senin,
4 Juni 2012 jam 14.30.
3. Republika online, diakses pada Rabu, 6 Juni
2012 jam 14.41: www.republika.co.id,
http://ekonomi.kompasiana.com,
4. Website BAPETEN: http://goid.bapeten.net,
diakses pada Rabu, 6 Juni 2012 jam 14.18.
5. IAEA; Instrumentation and Control System
Important to Safety in Nuclear Power Plant;
IAEA Safety Standards Series No. NS-G-1.3;
IAEA; Vienna; 2002.