Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

D
DENGAN PENYAKIT APENDIKSITIS
DI RUANG KENANGA RS.GUNTUR GARUT

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2013

Pukul : 11.00 WIB

1. Biodata
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 20 tahun
Alamat : Kp.Sukaregang Kidul rt.01/16
Kelurahan Wetan Kecamatan Garut Kota
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Status : Belum Menikah
Tanggal MRS : 28 Desember 2013
No. RM : 02.84.37
Diagnosa Madis : Apendiksitis

2. Status Kesehatan
a. Alasan MRS
Pasien mmengalami nyeri pada perut bawah kanan atau
pada area epigastrik sejak dua hari sebelum masuk rumah
sakit. Nyeri dirasakan secara terus menerus dan dirasa
semakin berat sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit,
nyeri semakin bertambah jika dibuat berjalan.
b. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada perut bawah kanan (Right
Lower Quadrant).
c. Riwayat kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah kanan sejak
dua hari sebelum masuk RS, nyeri dirasakan secara terus
menerus dan dirasa semakin berat sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan semakin bertambah
jika dibuat jalan. Tidak bisa BAB selama 2 hari tapi BAK
seperti biasa. Merasa mual dan nafsu makan menurun.
Kualitas nyeri degan skala 6-7 (nyeri berat).
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah masuk Rumah Sakit
sebelumnya, hanya sakit ringan seperti sakit kepala, pilek,
dan batuk jika cuacanya tidak mendukung.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan tidak mempunyai penyakit
apendiksitis atau usus buntu.
f. Riwayat Pembedahan
Pasien mengatakan tidak pernah menjalani operasi
pembedahan.

3. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola Persepsi terhadap Kesehatan dan Penyakit
Klien mengatakan mengetahui tentang keadaan
kesehatannya dan ingin sembuh dari penyakit yang
dideritanya.
2. Pola Nutrisi Metabolisme
Sebelum dirawat di Rumah Sakit pasien jarang
mengkonsumsi buah dan sayur. Makan tidak teratur, nafsu
makan kurang baik. Dan beberapa hari sebelum masuk
rumah sakit pasien merasa mual.
Selama dirawat di Rumah Sakit pasien puasa sebelum
dilakukan tindakan pembedahan.
3. Pola Eliminasi
Pasien tidak BAB selama 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit
dan BAK secara normal.
Setelah masuk Rumah Sakit pasien belum BAB, dengan BAK
3 kali sehari.
4. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum masuk Rumah sakit pasien tidur 7-8 jam per hari.
Pasien hampir tidak pernah tidur siang.
Tapi setelah masuk Rumah Sakit pasien hanya tidur 4-5 jam
per hari, dan sering terbangun dimalam hari karena nyeri
yang dialami sangat menggangu.
5. Pola Kognitif dan Perseptual
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang-
orang disekitarnya. Pasien mampu menjawab semua
pertanyaan dari perawat maupun dari orang-orang
sekitarnya dengan baik.
6. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Pasien selalu mengeluh nyeri perut pada bagian kanan
bawah (Right Lower Quadrant).
7. Pola Hubungan dan Peran
Pasien berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa dan
berbicara dengan normal. Mampu berorientasi terhadap
orang, waktu, dan tempat dengan baik.
Hubungan dengan keluarga baik, terlihat dengan adanya
keluarga yang menemaninya di Rumah Sakit. Hubungan
pasien dengan tim medis maupun perawat baik dan
kooperatif. Namun terdapat keterbatasan gerak yang
mengakibatkan pasien tidak mampu melakukan perannya
dalam keluarga dan masyarakat.
8. Pola Aktivitas
Sebelum masuk Rumah Sakit klien mengatakan selalu
berolah raga sepak bola disetiap sorenya dan sering
bersepeda.
Setelah masuk Rumah Sakit pasien terlihat lemas (Malaise)
dan hanya berbaring di tempat tidur karena nyeri pada
perut kanan bawah (Right Lower Quadrant).

9. Kebersihan Diri
Sebelum dirawat di Rumah Sakit pasien mandi 2 kali sehari,
keramas tiga kali seminggu, dengan gosok gigi 2 kali sehari.
Dan ganti pakaian selama 2 kali sehari, semua dilakukan
secara mandiri.
Selama dirawat di Rumah Sakit pasien belum pernah mandi,
gosok gigi, ataupun keramas.
10. Pola Koping dan Toleransi Strees
Adanya kecemasan atau ansietas karena nyeri yang
dirasakan dan ansietas terhadap respon pembedahan.
11. Pola Keyakinan dan Nilai
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien rajin beribadah
bersama keluarga.
Setelah dirawat di Rumah Sakit paasien tidak sholat karena
nyeri pada perut jika dipakai untuk bergerak.

4. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Composmentis (sadar), pasien terlihat
pucat, lemah (malaise). Pasien terpasang infus RL dengan
20 tetes/menit.
G C S : E = 4, V = 5 & M = 6.
a. Tanda-tanda vital
TD : 130/80mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 38,10
b. Body System
1). Pernafasan (B1: Breating)
a. Hidung : bentuk simetris, tidak terdapat cuping
hidung.
b. Trachea : Tachipnea, pernapasan dangkal.
c. Leher : tidak terdapat benjolan, lesi atau
bengkak
d. Dada : bentuk normal dengan gerak simetris
2). Cardiovaskuler (B1: Bleeding) :Takikardi, pucat,
edema

3). Persyarafan (B3 Brain)


Kesadaran pasien Composmentis, dengan hasil GCS,
yaitu E = 4, V = 5, M = 6. Pada kepala tidak terdapat
benjolan. Pupil mata isokor. Tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid.
4). Muskuloskeletal (B4 : Bone)
Kemampuan pergerakan sendi pasien bebas, Akral
hangat, turgor cukup, warna kulit pucat, demam. Tidak
ada kelainan pada extremitas atas maupun bawah.
Tidak terdapat parase, parelise ataupun hemoparase.
5). Pencernaan (B5: Bowel)
Bibir : pucat
Mulut : mukosa mulut kering
Abdomen : terdapat nyeri tekan dan bising usus
BAB : belum BAB
BAK : Normal
6). Integumen
a. Warna kulit pasien pucat
b. Akral hangat, turgor cukup.
c. Produksi urin 100ml/hari dengan frekuensi 3 kali
sehari.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium

PARAMETER HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL

Hemoglobin
Rutin

HB 13,7 L 13,4-17,1 g/dl

Laju Endap 0 L 0-15mm/jam


Darah

PCV 40,3 L 40-54%

Eritrosit 5.190.000 L 4-6jt/cmm

Hitung Jumlah -/-/-/90/9/1 0-3/0-1/50-70/20-40/4-10


Sel

Leokisit 18.000 4.000-11.000/cmm

Immunologi

Hbs Ag Negatif Negatif

Hati

SGOT 22 L 37 u/L

SGPT 11 L 42u/L
Ginjal

BUN 12,4 6-20 mg/dl

Kreatinin 1,17 L 0,6-0,1 mg/dl

Glukosa

Glukosa Darah 92 140mg/dl


Sewa

Faal Hemostasis

APTT 28,5 27,4-39,3

PPT 14,1 11,3-14,7 detik

b. Pemeriksaan Radiologi
Terjadi peritonitis, dan terdapat:
1). Adanya fluid yang disebabkan karena adanya udara
dan cairan.
2). Terdapat fecolit atau sumbatan.
3). Ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma.

6. PENATALAKSANAAN
Sebelum tindakan operasi (pre operasi)
a. Pemasangan kateter untuk kontrol produksi urin
b. Antibiotik dengan spectrum luas, dosis tinggi dan
diberikan secara intravena
c. Analgestik
d. Bila demam, harus diturunkan sebelum anastesi.
e. IV cairan Infus RL 500ml dengan 20 tetes/menit.

B. ANALISIS DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data Subjektif: Distensi jaringan Nyeri
Pasien mengatakan nyeri usus oleh
pada perut bagian bawah inflamasi
kanan (Right Lower Makan tak teratur
Quadrant), Nyeri dirasakan
Massa keras feses
semakin bertambah jika
Obstruksi lumen
dibuat jalan.

Data Objektif: Suplay aliran darah


Pasien nampak menurun
memegangi perutnya
Mukosa terkikis
untuk menahan nyeri,
pasien nampak lemah. nyeri Peradangan pada
apendik
tekan titik MC Burney Nyeri.
TTV: Nyeri
TD : 130/80mmHg
S : 38,10C
N : 90x/menit
RR: 20x/menit
Kualitas nyeri : skala 6-7
(nyeri berat).

Data Subjektif: Intake cairan Resiko tinggi


Pasien mengeluh mual dan
yang tidak kekurangan
muntah.
adekuat volume cairan
Peradangan pd
Data Objektif:
Pasien demam, pasien apendik
terpasang infus,
Distensi
Hasil TTV
TD : 130/80mmHg abdomen
S : 38,10C
N : 90x/menit Menekan Gaster
RR: 20x/menit
Peningkatan
prod HCL

Mual muntah
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri abdomen berhubungan dengan obstruksi dan
peradangan appendik.
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
muntah pre operasi.

D. INTERVENSI
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
1 Nyeri 1.Tujuan: Observasi Mengetahui
Setelah
abdomen tanda keadaan umum
dilakukan
berhubun tanda vital, pasien
asuhan Berguna dalam
gan suhu, nadi,
keperawatan pengawasan
dengan pernafasan
selama 2x24 keefektifan
obstruksi dan
jam tingkat obat, kemajuan
dan tekanan
kenyamanan penyembuhan.
peradanga darah.
klien Kaji nyeri, Perubahan pada
n
meningkat catat karakteristik
appendik.
dan nyeri lokasi, nyeri
terkontrol. karakteristi menunjukkan
k, beratnya terjadinya
2.Kriteria (0 10), abses/peritonitis
hasil: selidiki dan , memerlukan
a. Klien
upaya evaluasi
melaporkan laporkan medik dan
nyeri perubahan intervensi
Gravitasi
berkurang nyeri
melokalisasi
sampai hilang dengan
b. Klien eksudat
cepat
terlihat Pertahanka inflamasi dalam
tenang dan n istirahat abdomen bawah
mampu dengan atau pelvis,
beristirahat posisi semi- menghilangkan
c. Tanda-
fowler tegangan
tanda vital Berikan abdomen yang
dalam batas lingkungan bertambah
normal yang dengan posisi
tenang dan telentang.
kurangi Meningkatkan
rangsangan istirahat Teknik
stres nafas dalam
Ajarkan menurunkan
teknik konsumsi
nafas abdomen akan
dalam bila O2, menurunkan
rasa nyeri frekuensi
dating pernafasan,
Kolaborasi
frekuensi
dengan
jantung dan
pemberian
ketegangan otot
analgetik
yang
sesuai
menghentikan
indikasi
siklus nyeri.
Menghilangkan
nyeri,
mempermudah
kerjasama
dengan
intervensi lain,
contoh
ambulasi, batuk.
2 Resiko 1.Tujuan : Awasi Tanda yang
Mempertahan
tinggi Tekanan membantu
kan
kekuranga Darah (TD) mengidentifikasi
keseimbanga
n volume dan nadi fluktuasi volume
n cairan Lihat
cairan intravaskuler
2.Kriteria membran Indikator
berhubun
gan Hasil mukosa, keadekuatan
a. kaji turgor sirkulasi perifer
dengan
Mempertahan kulit dan dan hidrasi
kurang
kan pengisian seluler
dari
keseimbanga Penurunan haluan
kebutuhan kapiler
n cairan Awasi urine pekat
tubuh
dibuktikan masukan dengan
berhubun
dengan dan haluan, peningkatan
gan
kelembaban catat warna berat jenis
dengan
membran urine/konse diduga
muntah
mukosa, ntrasi, dehidrasi/kebutu
pre
b. Turgor berat jenis han
operasi. Auskultasi
kulit baik, peningkatan
c. Tanda
bising usus. cairan.
vital stabil, Indikator
Catat
d. Secara
kelancaran kembalinya
individual
flaktus, peristatik,
haluaran
gerakan kesiapan untuk
urine
usus. pemasukan oral
adekuat. Menurunkan
Berikan
sejumlah iritasi
kecil gaster/muntah
minuman untuk
jernih bila menimimalkan
pemasukan kehilangan
oral cairan
Menghindari
dimulai,
adanya
dan
dehidrasi yang
dilanjutkan
dapat
dengan diet
mengakibatkan
sesuai
bibir dan mulut
toleransi
Berikan kering dan
perawatan pecah-pecah
Peritonium
mulut
bereaksi
sering
terhadap
dengan
iritasi/infeksi
perhatian
dengan
khusus
menghasilkan
pada
sejumlah besar
perlindunga
cairan yang
n bibir
Berikan dapat
cairan menurunkan
elektrolit volume sirkulasi
darah,
mengakibatkan
hipovolemia.
Dehidrasi dan
dapat terjadi
ketidakseimban
gan elektrolit.

E. IMPLEMENTASI
Kamis, 19 Desember 2013

Diagnosa
Jam Keperawat Implementasi Respons
an
12.15 DX.1 1. Mengobservasi S : Klien mengatakan
WIB Tanda-tanda vital nyeri pada perut
2. Mengkaji tentang
bagian bawah
kualitas, intensitas dan
kanan
penyebaran nyeri. O : T: 130/80mmHg
S : 38,10C
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
Skala nyeri pasien
(6-7)
12.20 Memberikan S : Klien dan keluarga
WIB penjelasan tentang mengerti tentang
sebab dan akibat penyebaran nyeri
nyeri dan tindakan yang
keperawatan yang dialami,mengetahui
akan dilakukan penyebab nyerinya.
O : Klien koperatif
12.30 Memberikan posisi S : Klien mengatakan
WIB nyaman untuk pasien nyeri sedikit
dan pertahankan berkurang
O :Klien
kenyamanan untuk
mempertahankan
meningkatkan
posisi semi Fowler.
kualitas tidur pasien
14.00 Mengajarkan teknik S : Klien mengerti
WIB nafas dalam bila rasa teknik yang d
nyeri datang anjurkan
O : Setiap nyeri
datang pasien
melakukan teknik
nafas dalam
16.00 Kolaborasi dengan S :Klien mematuhi
WIB tim medis dalam terapi obat yang
pemberian diresepkan dokter.
Infus RL O : Obat masuk
20tetes/menit melalui IV
Cefotaxin 2x1gr
Mengobservasi S:
O : T: 130/80mmHg
tanda-tanda vital S : 38,10C
Mengkaji turgor N : 90x/menit
kulit RR : 20x/menit
Mengawasi S :
O:
masukan dan S :
haluan, catat O :
S:
warna O:
urine/konsentrasi, S: Klien mengatakan

berat jenis tangan yang di


Auskultasi bising pasang infuse
usus. Catat terasa pegal
O:Tangan kiri klien
kelancaran flaktus,
terpasang infus
gerakan usus.
Memberikan
sejumlah kecil
minuman jernih
bila pemasukan
oral dimulai, dan
dilanjutkan
dengan diet sesuai
toleransi
Memberikan
perawatan mulut
sering dengan
perhatian khusus
pada perlindungan
bibir
Memberikan
cairan elektrolit /
infuse RL

F. EVALUASI
Jumat, 20 Desember 2013

N JAM DX SOAPIER
O
1 08.30 WIB DX.1 S : Klien mengatakan nyeri sedikit
berkurang
O :Pasien dapat tidur, meskipun
terbangun lagi karena adanya nyeri ,
skala 6-7
T: 130/80mmHg
S : 38,10C
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
Pasien tampak gelisah dan takut
dengan tindakan pembedahan
Tangan pasien terpasang infus RL
dengan 20 tetes/menit.
Posisi pasien Semi-Fowler.
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Kaji tingkat nyeri
I : Masalah belum teratasi
E : Masalah teratasi sebagian
R : Intervensi dilanjutkan, pasien dibawa
ke Ruang Operasi untuk dilakukan
operasi Appendiktomy.

Anda mungkin juga menyukai