KAJIAN PUSTAKA
5
6
Tabel 2.2 Tipikal rentang kualitas daya input dan parameter beban
Parameter Rentang
Batasan tegangan (steady state) +6 %, 13 %
Surge+15 % - maks 0,5 s
Sag -18 % - maks 0,5 detik
Gangguan tegangan
Transient overvoltage150-200 %
- 0,2 s
Harmonik Maks 5% (peralatan beroperasi)
Kompatibilitas elektromagnetik Maks 1 V/m
Batasan frekuensi 60 Hz 0,5
Perubahan frekuensi 1 Hz/s
Tegangan tiga-fasa tak imbang 2,5 %
Beban tiga-fasa tak imbang 5 20 %
Faktor daya 0,8 0,9
Load demand 0,75 0,85 (dari beban tersambung)
Sumber : IEEE std 446-1995
Keterangan:
V = Kedip tegangan 3 fasa (Volt)
Z = Impedansi penyulang (Ohm)
n = Lokasi gangguan (%)
If3 = Gangguan hubung singkat 3 fasa (Ampere)
Keterangan:
V+ = Tegangan urutan positif riel dan imajiner (Volt)
Vbus+ = Tegangan urutan di bus positif (Volt)
If1 = Arus hubung singkat 1 fasa ke tanah (Ampere)
Zpenyulang = Impedansi penyulang sesuai lokasi gangguan yang dipilih ()
= Penjumlahan sudut arus dan impedansi.
2. Tegangan Urutan Negatif.
V- riel = 0 (If1/3) Z-penyulang x Cos() ................................................... (2.4)
V- imj = 0 (If1/3) Z-penyulang x Sin() ................................................... (2.5)
Keterangan:
V- = Tegangan urutan negatif riel dan imajiner (Volt)
If1 = Arus hubung singkat 1 fasa ke tanah (Ampere)
Zpenyulang = Impedansi penyulang sesuai lokasi gangguan yang dipilih ()
= Penjumlahan sudut arus dan impedansi.
3. Tegangan Urutan Nol.
V0 riel = 0 ( If1 /3) Z0penyulang x Cos() ....................................... (2.6)
V0 imj = 0 ( If1/3) Z0penyulang x Sin() ....................................... (2.7)
Keterangan:
Vo = Tegangan urutan nol (Volt)
If1 = Arus hubung singkat 1 fasa ke tanah (Ampere)
Zpenyulang = Impedansi penyulang sesuai lokasi gangguan yang dipilih ()
= Penjumlahan sudut arus dan impedansi.
Keterangan:
V = 3 tegangan fasa netral
Z = impedansi ( Z1+ Z2+ Z0)ekivalen
Keterangan:
V = tegangan fasa netral
Z = impedansi Z1ekivalen
kV2
Zs = MVA x Z(%) ..........................................................................(2.11)
Keterangan:
Zs = Impedansi sumber (Ohm)
MVA = Kapasitas trafo (MVA)
kV = Tegangan primer (KV)
Z = Impedansi (%)
Keterangan:
Xs = Reaktansi sumber (Ohm)
X = Reaktansi trafo (%)
R = Resistansi trafo (%)
Xs
Ls = 2f .....................................................................................(2.14)
Keterangan:
Ls = Induktansi sumber (Henry)
Xs = Reaktansi sumber (Ohm)
f = Frekuensi (Hz)
16
Keterangan:
Xt = Reaktansi transformator (Ohm)
kV2 = Tegangan trafo tenaga (kV)
MVA = Kapasitas trafo tenaga (MVA)
I V ..................(2.24)
X
QC I 2 X ......................(2.25)
Dengan S adalah daya nyata dalam VA, P adalah daya aktif dalam Watt, Q adalah
daya reaktif dalam VAR, V adalah tegangan dalam Volt, I adalah arus dalam
Ampere, cos adalah faktor daya, X adalah reaktansi dalam Ohm.
1. Kompensasi Pre-Sag
Strategi kompensasi ini direkomendasikan pada beban-beban non linier,
dimana membutuhkan kompensasi terhadap besaran tegangan dan sudut fasa
tegangan. Pada teknik kompensasi ini DVR akan mensupply perbedaan yang
terjadi antara Vpre sag dan Vsag, sehingga akan mengembalikan semua nilai besaran
dan sudut fasa kepada nilai sebelum terjadi kedip tegangan.
Pada kondisi normal (Vpre-sag) tegangan sistem akan sama dengan tegangan
beban (V Load) dimana keduanya mempunyai nilai sebesar 1 pu. Selama terjadi
kedip tegangan, maka tegangan sistem akan menurun dengan nilai yang lebih
kecil dari nilai Vpre-sag, pengurangan nilai tegangan ini akan berakibat terjadinya
pergeseran fasa. DVR akan bereaksi terhadap terjadinya kedip tegangan dan akan
menginjeksikan tegangan kompensasi VDVR untuk mengembalikan nilai besaran
tegangan menjadi nilai tegangan sebelum terjadinya kedip tegangan.
Pada gambar 2.18 ditunjukkan bahwa load adalah sudut antara Iload dengan
Vpre-sag. Akibat terjadinya kedip tegangan, maka akan terjadi perubahan sudut fasa
antara Iload dengan Vsag dalam hal ini adalah sag. Tegangan yang akan
diinjeksikan oleh DVR akan mempunyai sudut fasa (DVR) sebesar sudut yang
timbul antara Iload dengan tegangan injeksi DVR (VDVR).
DV
Lo
R
adsa
Ilo
g
ad
Gambar 2.11 Teknik kompensasi pre-sag
Sumber: ISSN 0853-0203
Lo \
ad
sag DVR
ILoa
d
Gambar 2.12 Teknik kompensasi in-phase
Sumber: ISSN 0853-0203
Pada gambar diatas dapat dilihat tidak terdapat perbedaan sudut fasa antara
Vsag dengan VDVR, dimana VDVR adalah tegangan yang diinjeksikan untuk
mencapai Vpre-sag sebesar 1 pu.