Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR NASIONAL V

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176

ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI

SUYAMTO

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional


Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta 55281, Tilp : 0274-489716,
suyamto@sttn-batan.ac.id.

Abstrak

ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI. Telah dilakukan analisis besaran daya dan torsi
pada motor induksi. Dalam bidang perencanaan menggunakan motor listrik sebagai penggerak dan beban
yang digerakkan diperlukan perhitungan daya yang terdapat pada poros motor yang akan dipakai untuk
menggerakkan beban. Hal ini perlu dilakukan agar sistem tidak mengalami gangguan pada saat
dioperasikan. Karena di dalam motor induksi terdapat daya-daya yang bersifat elektris dan mekanis maka
perhitungannya tidak mudah. Untuk keperluan tersebut dilakukan 3 macam percobaan yaitu test tanpa
beban, berbeban dan rotor ditahan. Dari data yang diperoleh dapat dihitung seluruh daya yang bekerja
pada motor dan torsi pada poros. Pengujian dilakukan terhadap motor induksi 3 fasa 0,1 kW, : 380 V,
0,35 mA, 50 Hz, 2800 rpm menggunakan Magnetic Powder Brake UAF-5W sebagai simulator beban
mekanik yang dikopel dengan poros motor. Dari percobaan, perhitungan dan analisis diketahui bahwa untuk
pembebanan sebesar 300 mA atau 85,7 % dari beban penuh diperlukan daya.masuk ke motor 169,8 watt.
Sedangkan rugi daya pada saat tanpa beban 77,9 watt, rugi daya lilitan stator 22,77 watt, rugi daya lilitan
rotor 1,72 watt,. Daya keluar motor bersih sama dengan daya keluar motor kotor sebesar 67,4 watt, dengan
torsi dan putaran pada poros motor masing-masing adalah 0,23 N-m dan 2790 rpm. Dari eksperiment juga
diketahui bahwa untuk motor listrik dengan daya kecil seperti yang dipakai di laboratorium, perhitungan
daya mekanis yang biasanya dilakukan dengan metode diagram lingkarannya sulit dilakukan karena rugi
daya tanpa bebannya besar, sedangkan daya keluarannya kecil dengan putaran yang besar.

Kata kunci : Motor induksi, daya, torsi, diagram lingkaran

Abstract

POWER AND TORQUE ANALYSIS OF AN INDUCTION MOTOR. Analysis of power and torque of an
induction motor has been carried out. In the design field of load movement using electric motor as primeover
always needs the computation of power and torque at the motor shaft. It is necessary to be done in order to
no failure during operation of the system. Inside electic motor works many electrical and mechanical power,
so far both power are not easy tu be determined. To investigate these power must be carried out three kindes
of test employed to the electric motor i.e : no load, loaded and blocked rotor test. From the data of tests
result can be determined all power working on the motor and its torque on it shaft. The experiment was
employed to the 3 phase induction motor, 0,1 kW, -connection-380 V, 0,35 mA, 50 Hz, 2800 rpm and
Magnetic Powder Brake UAF-5W as an mechanical load simulator which is coupled to the motor shaft.
From the analysis it is known that for 300 mA or 85,7 % of full load condition, the consumption of motor
input power is 169,8 watt. While no load power losses is 77,9 watt, copper stator losses 22,77 watt, copper
rotor losses 1,72 watt. Net power output is same with the gross power of 67, 4 watt, which is correspond to
torque and speed of 0,23 N-m and 2790 rpm respectively. From the experiment also known that for small
power motor as uses in the laboratory, its circle diagram is very difficult to be performed because no load
power losses is too hihg, the output power too small and its speed is too hihg.

Key words : Induction motor, power, torque, circle diagram

Suyamto 205 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176

khususnya bila dibadingkan dengan motor DC.


PENDAHULUAN Sehingga dalam sistem pergerakan beban
Di bidang industri banyak dipakai motor dengan mesin-mesin listrik yang berdaya besar
listrik jenis induksi sangkar tupai (Squirrel banyak digunakan motor listrik jenis motor
Cage Induction Motor) sebagai penggerak mula induksi sangkar tupai sebagai penggerak utama.
(primeover) karena mempunyai banyak Ditinjau dari rotornya motor induksi
kelebihan dan keuntungan. Kelebihannya dibagi 2 yaitu motor induksi sangkar tupai
dibanding dengan motor yang lain, antara lain (squrrel cage induction motor) dan motor
adalah mempunyai torsi start yang besar, induksi rotor lilit (wound rotor induction
konstruksinya sederhana dan mudah dalam motor). Motor induksi sangkar tupai
pengoperasiannya. Kekurangannya adalah pada mempunyai kecepatan putar dan torsi yang
saat start diperlukan arus yang besar 3 sampai 5 hampir konstan atau sulit diatur, sedangkan
kali dari arus nominal serta putaran dan torsinya motor induksi rotor lilit mempunyai kecepatan
relatif konstan atau sulit diatur. [1] putar dan torsi yang dapat diatur (adjustable).
Untuk keperluan penyesuaian antara Sebetulnya dengan motor induksi rotor lilit,
sistem penggerak dan beban yang akan kelemahan motor induksi sangkar tupai dapat
digerakkan harus diketahui besarnya torsi pada diperbaiki, tetapi karena konstruksi motor
sumbu motor yang dipakai untuk induksi rotor lilit tidak sederhana maka
menggerakkan beban tersebut. Seperti diketahui pengoperasiannya cukup sulit, perlu peralatan
bahwa daya atau energi yang terdapat pada tambahan dan harganya lebih mahal bila
sumbu motor berupa daya mekanis yaitu berupa dibandigkan dengan motor induksi sangkar
torsi dan putaran. Jadi besarnya torsi motor tupai.[1, 3]
listrik tergantung dari besarnya daya keluar dari Karena daya masuk ke motor bersifat
motor tersebut. Oleh sebab itu untuk elektris maka setelah dikurangi dengan seluruh
menghitung besarnya torsi pada poros motor rugi daya yang ada di dalam motor,
yang akan dipakai untuk mengangkat beban keluarannya juga akan bersifat elektris, lihat
harus diketahui lebih dulu besarnya daya Gambar 1.
keluaran dari motor. Jadi daya keluaran dari
motor yang bersifat elektris tersebut diubah
menjadi daya mekanis berupa torsi dan putaran
pada poros dan selanjutnya dipakai untuk
memutar beban. Dengan demikian dalam Gambar 1. Tiga macam daya pada motor listrik
bidang perencanaan yang akan menggunakan
motor listrik perlu diketahui hal-hal tersebut Apabila diketahui besarnya daya keluar
dengan jalan melakukan penelitian mengenai maka akan dapat dihitung besarnya torsi pada
daya-daya yang bekerja pada motor induksi.[2] poros motor dengan korelasi seperti yang
Penelitian dan penulisan makalah ini ditunjukkan pada Rumus 1.[4]
bertujuan untuk mengetahui korelasi antara Txn
daya sistem penggerak dari jenis motor induksi P (1)
dengan beban yang akan digerakkan dimana hal 9,55
tersebut adalah merupakan hal yang sangat Dengan
penting di dalam perencanaan sistem P : daya keluar (watt),
pergerakan menggunakan mesin listrik. T : torsi (N-m) dan n putaran (rpm)
Disamping itu juga diharapkan dapat pada poros motor.
menunjang penajaman pembelajaran motor Dari Gambar 1 terlihat bahwa untuk
induksi pada materi kuliah Teknik Tenaga menghitung besarnya daya keluar motor perlu
Liistrik dan Perancangan Mesin Listrik Industri. diketahui terlebih dulu besarnya seluruh rugi
daya yang ada di dalam motor. Terdapat banyak
DASAR TEORI rugi-rugi daya yang ada pada motor induksi
Motor induksi sebagai penggerak mula yaitu meliputi rugi inti stator, rugi lilitan stator,
(primeover) mempunyai banyak kelebihan rugi inti rotor , rugi lilitan rotor, rugi fluks
dibandingkan dengan motor jenis lain bocor, rugi gesek dan rugi angin. Jadi untuk

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 206 Suyamto


SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176

menghitung daya keluaran motor harus R1 : Tahanan stator


diketahui seluruh rugi daya yang ada. E2 : GGL rotor
Daya masuk ke motor bersifat elektris X1 : Reaktansi stator
dapat diketahui secara mudah dengan R2 : Tahanan lilitan rotor
melakukan pengukuran secara langsung. RC : Tahanan ekivalen inti besi
Namun rugi-rugi daya misalnya rugi daya X2 : Reaktansi lilitan rotor
lilitan baik stator maupun rotor sulit untuk Xm : reaktansi ekivalen inti besi
diketahui melalui pengukuran. Demikian juga I2 : Arus pada lilitan rotor
dengan rugi daya yang bersifat mekanik seperti IO : Arus tanpa beban
rugi gesek dan angin serta daya keluaran yang Terlihat pada Gambar 2 bahwa bila
bersifat mekanik pada poros motor sulit untuk motor berputar dengan beban sehingga
diketahui melalui pengukuran. Untuk itu perlu mengakibatkan terjadinya slip sebesar s,
dicari cara lain untuk menghitung besarnya belum dapat diekspresikan pada rangkaian
daya-daya tersebut khususnya bila ingin ekivalen tersebut. Untuk menyatakan keadaan
diketahui besarnya daya mekanik keluar dari tersebut dilakukan perubahan terhadap
motor yang terdapat pada poros motor. Salah rangkaian ekivalen rotor seperti yang
satu cara yang banyak digunakan adalah dengan ditunjukkan pada Gambar 3a dan 3b.
menggunakan teori diagram lingkaran motor Pada saat motor dibebani putarannya
induksi. Dari teori tersebut dapat diketahui akan berubah sehingga slipnya juga berubah
besarnya seluruh daya yang bekerja pada motor dan menurut Rumus 2 besarnya slip tersebut
induksi, baik secara langsung dengan adalah
perhitungan maupun secara tidak langsung
dengan menggunakan diagram lingkaran yang ns nm
s (2)
telah dibuat. Disamping itu untuk mengetahui ns
rumusan seluruh daya yang bekerja di dalam
motor induksi juga dapat dilihat dari rangkaian Dengan nm : kecepatan putar motor
ekivalennya dimana rangkaian ekivalen motor (rpm); ns = (60xf1)/p : kecepatan putar medan
induksi mirip dengan rangkaian ekivalen dari sinkron (rpm); s : slip; f1 : frekuensi sumber
transformator. Perbedaannya adalah terletak (Hz) dan p : jumlah pasang kutub
pada sisi sekunder pada trafo dan sisi rotor pada Dalam keadaan tersebut frekuensi arus
motor. Pada transformator, keluarannya berupa rotor f2 =sf1 sehingga besar ggl rotor dan
besaran listrik dan tidak ada grerakan sehingga reaktansi rotor sebagai fungsi frekuensi masing-
rangakian ekivalen trafo pada sisi sekundernya masing berubah menjadi sE2 dan sX2. Dengan
terhubung buka. Sedangkan pada motor listrik demikian maka rangkaian rotor pada saat motor
keluarannya berupa gerakan yang timbul berputar dan dibebani dengan slip s adalah
sebagai akibat adanya interaksi antara rapat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3a, dan
fluks magnet (B) dan arus yang mengalir pada untuk mengekspresikan besarnya beban
rotor (Ir) sehingga rangkaian sisi rotornya harus dilakukan penjabaran sebagai berikut. .[1, 2, 3]
dalam keadaan tertutup, lihat Gambar 2.[1, 3] sE 2 I 2 R2 jsX 2

E 2 I 2 R 2 / s jX 2
I 2 R2 / s R2 R 2 jX 2
I 2 R2 / s R2 R2 jX 2

Gambar 2. Rangkaian ekivalen motor listrik saat


1 s
motor diam tak berputar I 2 R2 jX 2 R2 (3)
s
Keterangan
V1 : Tegangan sumber ke stator
E1 : GGL pada stator
I1 : Arus masuk ke stator
I11 : Ekivalen arus rotor pada stator

Suyamto 207 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176

1 s Pin S = V1 I1 Cos 1: daya masuk ke motor


dimana besaran R2 merupakan melalui stat
s Pr inti = V1Io Cos o : Rugi daya inti stator
ekspreasi beban mekanik pada rotor, lihat
Pr CU = I21R1 : Rugi daya lilitan
Gambar 3b. stator
PoS = Pin S - Pr inti - Pr CU = V1 I1 Cos 1 -
V1Io Cos o - I21R1 (daya keluar
stator)
Untuk sisi rotor
Pin r = PoS, (dengan asumsi rugi bocor fluks
magnit dari stator ke rotor
Gambar 3. Rangkaian ekivalen rotor diabaikan)
Sehingga rangkaian ekvalen motor listrik Pr inti = rotor kecil dan diabaikan
saat berputar dengan slip s adalah seperti yang Pr CU = I22R2 : Rugi daya lilitan rotor
ditunjukkan pada Gambar 4. Pok = Daya keluar kotor dari motor
Pt = Rugi daya tambahan (disebabkan
oleh angin gesek dan fluks bocor)
(4)
Dari persamaan 3 , daya keluar motor
kotor dapat dihitung secara cepat bila diketahui
daya keluar dari stator atau daya masuk ke rotor
Gambar 4. Rangkaian ekivalen motor saat berbeban dengan rumus sebagai berikut, lihat rangkaian
dengan slip s rotor pada Gambar 4.
Dengan memperhatikan Gambar 4 dapat Pinr : PrCU : Pok
dibuat blok diagram seluruh daya nyata (watt)
yang bekerja pada motor beserta rumusnya 2 2 2 1 s
I 2 R2 / s : I 2 R2 : I 2 R2 ( ) (5)
sebagi berikut, lihat Gambar 5. .[1, 3, 5] s
1 s
1/ s : 1 : ( ) 1 : s : (1 s )
s
Rumus di atas Jadi bila s dan salah satu
dari ketiga daya tersebut diketahui maka daya
yang lain dapat dihitung dengan cepat.
Perhitungan yang dilakukan dengan cara
di atas belum dapat dipakai untuk menghitung
dayadaya mekanis secara langsung sehingga
seri dipakai metode diagram lingkaran motor
induksi. Untuk keperluan tersebut, rangkaian
ekivalen motor pada Gambar 4 kemudian
diubah dengan memindahkan rangkaian rotor
ke sisi stator seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 6.

Gambar 5. Blok diagram daya-daya yang bekerja


pada motor Gambar 6. Rangkaian ekivalen motor saat berbeban
dengan slip s rotor dipindah ke stator
untuk sisi stator :

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 208 Suyamto


SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176

Arus tanpa beban Io pada umumnya kecil lilitan rotor, DE rugi daya lilitan stator dan EF
dibandingkan dengan arus beban penuh dari rugi daya inti stator.
motor terutama untuk yang berdaya besar maka
diabaikan terhadap arus masuk I1. Dengan PERCOBAAN
demikian dari Gambar 5, I1 = I11= I12 dan Pembuatan diagram lingkaran motor
1 1
Z t R1 R2 R2 (1 s ) / s induksi maupun perhitungan untuk mengetahui
seluruh daya pada motor dapat dilakukan buat

j X 1 X 12 setelah dilakukan 3 macam percobaan yaitu
2
1

R1 R / s j X 1 X 12 percobaan tanpa beban, berbeban dan rotor
ditahan. Dalam hal ini dilakukan percobaan
reak tan si X menggunakan motor induksi 3 fasa 0,1 kW, :
Karena Sin maka
impedansi Z 380 V, 0,35 mA, 50 Hz, 2800 rpm. Sedangkan
untuk beban mekanik dipasang Magnetic
V1 V1 Powder Brake UAF-5W yang dikopel dengan
I1
Zt R R / s X
1 2
1 2
1 X 12
2

(5)
motor listrik menggunakan kopling magnet
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.
V1
Sin
X 1 X 12
Persamaan 5 di atas merupakan
persamaan polar I1 dengan garis tengah
V1/(X1+X12) dan sudut , Jadi dalam diagram
lingkaran tersebut merupakan tempat
kedudukan dari I1., lihat Gambar 7 .[1, 2, 3]

Gambar 8. Peralatan yang dipakai

Untuk mendapatkan tegangan, arus , daya


dan Cos ., semua pengukuran dilakukan pada
Gambar 7. Diagram lingkaran motor sebagai tempat sisi stator seperti yang ditunjukkan pada
kedudukan arus I1 dan I2 Gambar 9 sedangkan hasilnya ditunjukkan pada
Dengan menggunakan diagram lingkaran Tabel 1.
motor pada Gambar 6, dapat diketahui besarnya
seluruh daya nyata yang bekerja pada motor
listrik, termasuk daya mekanik keluar kotor dari
motor (Pok), rugi daya tambahan (Pt) dan daya
keluar motor bersih (Pob) dengan cara
mengukur panjang proyeksi arus dikalikan
dengan besarnya tegangan sumber. Sebagai
contoh adalah besarnya daya masuk ke motor
Pin S = V1 (I1 Cos 1) = V1 x panjang garis AF.
Daya-daya yang lain juga dapat dihitung
dengan mengukur panjang garisnya kemudian Gambar 9. Rangkaian pengukuran V, I, W dan Cps
dikalikan dengan tegangan sumber V1. Panjang
garis AF terdiri dari garis AB yaitu daya keluar
bersih, BC rugi daya tambahan, CD rugi daya

Suyamto 209 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176

Tabel 1. Hasil Percobaan Untuk NLT, LT dan BRT 2. Rugi daya inti pada saat tanpa beban

Po 3xVxIxCos
M-
V I P Cos rpm 3x380x160(103 )0,74
(volt) (mA) (watt)
77,9watt
NLT 380 160 100 0,74 2990
LT1 380 170 105 0,7 2958 3. Rugi daya lilitan stator
LT2 380 200 125 0,7 2880
LT3
BRT
380
100
300
160
155
31
0,86
0,80
2790
0

2
PrCU I 2 R 300x10 3 x253 22,77watt
R1() 253 (diukur langsung) 4. Daya keluar stator = Daya masuk - Rugi
R2() (dari perhitungan) daya stator total
Keterangan PoS 169 ,8 77,9 22,77 69,13watt
M- : Motor terhubung delta
5. Rugi daya lilitan rotor, dicari dengan
LT3 : Load Test 3test berbeban 3) menggunakan rumus 5.
NLT : No Load Test (Test tanpa beban )
PinR : PrCU : Pok
BRT : Test rotor ditahan(Blocked)
2 2 2 1 s
LT1 : Load Test 1 (test berbeban 1) I 2 R2 / s : I 2 R2 : I 2 R2 ( )
s
R1() : Tahanan lilitan stator 1 s
1 / s :1 : ( )
LT2 : Load Test 2 (test berbeban 2) s
R2() : Reaktansi lilitan rotor 1 : s : (1 s )

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PrCU sxPinR


PEMBAHASAN
Dari pengukuran seperti yang Dimana besarnya slip s dicari dengan
ditunjukkan pada Gambar 8, terlihat bahwa menggunakan rumus 2 : s = (ns - nm)/ns =
hubungan antara besarnya daya, tegangan, arus (2800 - 2790)/2800= 0,025 atau 2,5 %.
Sedangkan besarnya PinR sama dengan PoS,
dan Cos adalah P 3 xVxIxCos . dengan asumsi bahwa rugi fluks bocor
Perhitungan daya dan torsi dilakukan dengan pada celah udara antara inti stator dan inti
terlebih dulu menghitung daya pada saat tanpa rotor diabaikan. Sehingga PrCU = 0,025 x
beban dan berbeban dengan mengambil data 69,13 = 1,72 watt
percobaan LT3 pada Tabel 1 sebagai berikut. 6. Daya keluar motor kotor (menggunakan
V1= 380 volt Persaaan 5)
Slip s = 2,25 % (dari rumus 2)
I o = 160 mA Pok (1 s ) xPinR
I 1 = 300 mA (1 0,025) x69,13
Po = 100/98 Watt
P = 155 Watt 67,4 watt
Coso = 0,74 7. Daya keluar motor bersih atau BHP
Cos 1 = 0,86 Dari Gambar 5 : Blok diagram daya-daya
Maka dengan menggunakan rumus- yang bekerja pada motor, dapat dilihat
rumus daya pada persamaan 4 dapat dihitung : bahwa daya keluar bersih sama dengan daya
1. Daya masuk pada motor keluar kotor dikurangi dengan rugi daya
tambahan PoB = Pok - Pt yang ditimbulkan
Pin 3 xVxIxCos oleh gesek dan angin. Dalam hal ini Pt
3 x380 x300 (10 3 )0,86 sama dengan nol karena motornya sangat
kecil sehingga tidak memerlukan
169 ,8 watt

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 210 Suyamto


SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176

pendinginan dengan kipas. Jadi daya keluar diperlukan data hasil prercobaan yang akurat
bersih PoB = Pok = 67,4 watt dan berharga besar. Hal ini hanya dapat
8. Torsi motor pada poros dipenuhi apabila dalam percobaan dipakai alat
Dengan menggunakan rumus 1 dapat ukur digital dan pengukurannya dilakukan
dihitung torsi motor sebagai berikut. secara berulang-ulang.
Txn KESIMPULAN
P atau
9,55
Dari percobaan dan perhitungan yang
9,55 P 9,55 x 67,4 telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
T 0,23N m
n 2790 berikut.
1. Untuk motor induksi 3 phase, 0,1kW , 350
Terlihat bahwa daya dan torsi yang mA, yang dibebani sebesar 300 mA atau
dihasilkan kecil karena motornya kecil 85,7 % dari beban penuh diperlukan
yaitu 100 watt, sedangkan rugi daya inti daya.masuk ke motor 169,8 watt., rugi daya
statornya yang bersifat tetap sangat besar total 102,4 watt dan besarnya daya keluar
yaitu 100 watt. Hal ini wajar karena motor motor bersih sebesar 67,4 watt. Sedangkab
yang digunakan adalah motor skala besarnay torsi pada poros hdala 0,243 N-m
laboratorium dimana yang dipentingkan dengan putaran 2790 rpm
adalah putarannya sehingga proses induksi 2. Untuk motor listrik dengan daya kecil
dan magnetisasi yang direpresantasikan seperti yang dipakai di laboratorium,
oleh rugi inti lebih dominan, lihat gambar perhitungan daya mekanis yang biasanya
rangkaian ekivalen motor pada Gambar 2. dilakukan dengan metode diagram
9. Pada saat rotor ditahan keluaran motor lingkaran sulit dilakukan karena rugi daya
sama dengan nol sehingga daya masuk = tanpa bebannya besar, sedangkan daya
rugi daya inti stator dan rugi daya lilitan keluarannya kecil dengan putaran yang
(stator + rotor) atau Pin = Pinti+ PrCU. besar.
Dan besarnya R2 adalah :
a. PinS pada saat tegangannya 380 volt = DAFTAR PUSTAKA
(380/100)2 x 31 = 447,64 W
b. PrCU = Pin - Pinti = 447,64 100 = 1. ZUHAL; Dasar Tenaga Listrik;, Penerbit ITS,
347,64 watt Bandung, Edisi ke-2,1986
c. (R1 + R12) = V2/P = 3802/347,64 = 2. A.E. FITZGERALD, DJOKO ACHYANTO,
415,37 Mesin mesin listrik, Erlangga, Edisi ke
d. R12 = 415,37 253 = 162,37 empat, Jakarta, 1992.
3. M.L.SONI A. SUBBA RAO, Electrical
Dari pembahasan yang telah dijelaskan Technology, Dhanpat Rai & Sons, foto Copy,
diketahui bahwa dengan melakukan tiga macam tanpa tahun
percobaan yaitu tanpa beban, berbeban dan
4. BUDI ASTUTI, IR, Teknik Tenaga Listrik Bab
rotor ditahan dapat dihitung seluruh besaran
III, Mesin Dinamik Elementer, foto copy,
yang ada di dalam motor kecuali rugi daya tanpa tahun
lilitan rotor, rugi daya tambahan yang
diakibatkan oleh fluks bocor, gesekan lager dan 5. MUSLIMIN MARAPPUNG, IR, Teori Soal
pendingin kipas angin. Untuk mengetahui dan Penyelesaian : Teknik Tenaga Listrik,
ketiga macam daya tersebut termasuk daya cetakan pertama Juni 1979, copyright by
Armico Bandung.
mekanik yang lain, hanya dapat diketahui dan
dihitung melalui pembuatan diagram lingkaran 6. CURTIS D. JOHNSON, Handbook of Electrical
motor induksi. Pembuatan diagram lingkaran ang Elektronis Technology, Prentice Hall,
tersebut hanya dapat dilakukan dengan baik bila Englewood Cliffs, New Jersey, Columbus,
motor yang dipakai berdaya besar sehingga Ohio. 1996.
daya maupun torsinya juga besar. Hal ini dapat 7. ROBERT L. BOYLESTAD, Introductory
dimengerti dan dipahami bahwa untuk Circuit Analysis, 9th edition (international
membuat diagram lingkaran motor induksi edition), Prentice Hall International, Inc,
1997

Suyamto 211 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176

8. DRS. SUMANTO, M.A, Motor listrik arus


bolak-balik, Andi offset Yogyakarta, Edisi
pertama , 1993.
9. EXPERIMENT FILE, Einstruments and
Systems for Training in the Professional
Field Electrical Engineenering. Copyright by
ELWE, Kurt Franz KG- West Germany,
Hindenburgstrase 16, , 3302 Cremlingen 3,
All rights reversed for the publihsher, tanpa
tahun.
10. A.E. FITZGERALD, PANTUR SILABAN,
Dasar-dasar Elektro Teknik, Erlangga, Edisi
ke lima, Jakarta, 1984.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 212 Suyamto

Anda mungkin juga menyukai