Oleh :
TIM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya yang telah memberkahi
ilmu dan kesempatan sehingga Modul Praktikum Fisika Dasar ini dapat diselesaikan dengan baik
untuk mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jambi.
Modul Praktikum ini disusun sebagai acuan bagi mahasiswa peserta praktikum fisika
dasar, dan untuk membantu mahasiswa dalam persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan praktikum
fisika dasar.
Menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan modul ini, kritik dan saran untuk
perbaikan laporan ini ke depannya sangat diharapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan
penyusunan modul ini untuk waktu berikutnya.
Semoga modul ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Jambi.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
Tata Tertib setiap mahasiswa yang melaksanakan praktikum Fisika dasar adalah sebagai berikut :
1. Memakai pakaian yang rapi dan sopan serta bersepatu,
2. Berdisiplin yang tinggi,
3. Mempelajari buku modul/panduan praktikum dan mengikuti petunjuk Dosen / Asisten
/Laboran/Teknisi,
4. Bersihkan dan siapkan peralatan sebelum praktek, serta simpanlah peralatan pada meja
kerja dengan baik dan teratur, agar peralatan tidak berserakan di lantai,
5. Pusatkan perhatian/pikiran pada waktu melaksanakan praktek.
6. Kehadiran selama praktek harus 100%. ( Tidak hadir saat praktikum maka
mengulang tahun berikutnya ),
7. Selama melakukan praktek tidak dibenarkan bercanda, menggunakan Handphone, tidur,
makan/minum, dan merokok,
8. Tidak meninggalkan Laboratorium selama praktek berlangsung tanpa seijin Dosen /
Asisten.
9. Selama istirahat Mahasiswa harus di luar Laboratorium serta peralatan diletakkan pada
tempat yang benar.
10. Saling menjaga keselamatan kerja dan kerja sama yang baik dalam satu kelompok
maupun satu kelas.
11. Laporan sementara dikumpulkan pada akhir praktek sesuai batas waktu yang ditentukan.
12. Bersihkan dan periksa semua kelengkapan peralatan praktek setelah digunakan dan
dikembalikan kepada bagian peralatan dalam keadaan utuh seperti saat pengambilan.
13. Peralatan yang rusak/pecah/hilang akibat kesalahan mahasiswa saat praktek menjadi
tanggung jawab mahasiswa.
14. Setelah praktikum berakhir, mahasiswa wajib membersihkan ruangan laboratorium.
iv
Modul Praktikum Fisika Dasar
PERCOBAAN I
PENGUKURAN PANJANG
A. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup di tunjukan pada gambar 1. Jika skala nonius di putar lengkap 1
kali maka rahang geser dan skala nonius maju mundur sejauh 0.5 mm. Disebabkan skala
nonius memiliki skala sebanyak 50 skala, maka besar ketelitian dari mikrometer sekrup ialah
0,5
= = = 0,01
50
Dengan demikian ketidak pastian pengukuran (x) ialah:
x = 1/2 x nilai satuan terkecil (nst) = 1/2 x 0.01 mm = 0.005 mm
Maka cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:
1. Perhatikan garis skala utama dengan skala nonius. Pada gambar 1 garis skala utama
adalah 7 mm lebih.
2. Perhatikan garis mendatar pada skala nonius yang berhimpit dengan garis mendatar
pada skala utama. Pada gambar 1 garis mendatar tersebut menunjukkan angka 24.
maka nilai ukuran adalah x = 7,0 + (24 x 0,01 mm) = 7,24 mm.
Sehingga jika dituliskan. Panjang = (7,240 0,005) mm (Sesuai angka penting)
B. Jangka Sorong
Rahang
Skala
geser
Benda Skala Utama
Nonius
Skala nonius memikiki panjang 9 mm dan di bagi 10 skala sehingga selisihnya 0,1 mm.atau
0,01 cm. Maka ketidak pastiannya adalah
x = 1/2 x 0,1 mm = 0,05 mm = 0,005 cm
cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:
1. perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius.
Pada gambar 2. angka tersebut 5 cm
2. perhatikan garis nonius yag berhimpit dengan skala utama. Pada gambar 2. angka
tersebut adalah garis ke 4. ini berarti
nilai x = 5 cm + ( 5 x 0,01 cm ) = 5,05 cm.
Sehingga jika dituliskan, Panjang = (5,050 0,005) cm
4. Cara kerja
a) Mengukur panjang batang (papan) kayu
ukur panjang batang kayu denagn mistar sentimeter
lakukan pengukuran denagn posisi mata sebagai berikut, seperti terlihat pada
gambar berikut.
1 2 3
Gantilah mistar centimeter dengan mistar milimeter lalu ulangi langkah a sampai
d.
b) Mengukur diameter manik-manik
ukurlah diameter manik-manik dengan mikrometer sekrup (cara penggunaan
dapat dilihat pada teori dasar)
lakukan pengukuran oleh orang yang berbeda
lakukan 5 kali pengukuran
tuliskan data yang didapat pada tabel data
ulangi langkah a sampai d dengan menggunakan Jangka sorong
c) Mengukur tebal kertas
ukurlah tebal kertas dengan mikrometer sekrup (cara penggunaan dapat dilihat
pada teori dasar)
lakukan pengukuran oleh orang yang berbeda
lakukan 5 kali pengukuran
tuliskan data yang didapat pada tabel data
ulangi langkah a sampai d dengan menggunakan Jangka sorong
5. Data Hasil Pengamatan
a. Hasil pengukuran panjang batang (papa) kayu (L)
Dengan mistar centimeter Dengan mistar milimeter
Pengukuran ke
(L L) Cm (L L) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
d. untuk menghitung diameter rambut, alat ukur manakah yang anda akan gunakan?
Mengapa.
x
xi
x
xi x
n n
n = banyaknya pengulangan
PERCOBAAN II
AYUNAN BANDUL SEDERHANA
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu memahami konsep gerak harmonik sederhana dan faktor-faktor
yang mempengaruhi periode ayunan.
2. Mahasiswa mampu menentukan percepatan gravitasi bumi di suatu lokasi.
2. PRINSIP DASAR
F = - mg sin l
m.g
mg mg sin
Gaya yang menyebabkan terjadinya ayunan (gaya pulih) ialah mg sin (tanda (-)
menyatakan gaya tersebut berlawanan arah dengan arah gerakan)
= .
= . .
=
=
=
= .Persamaan bandul
Persamaan di atas merupakan turunan rumus dari kejadian pada bandul sederhana.
Dengan demikian dapat diketahui adanya hubungan antara percepatan gravitasi terhadap
periode getaran harmonic sederhana pada bandul.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkai perangkat percobaan
2. Lakukan percobaan untuk mengisi form data
5. TABEL PERCOBAAN
Massa (m) Panjang (l) Periode (T)
Tetap
Tetap
Pertanyaan!
PERCOBAAN III
VEKTOR GAYA
1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu memahami konsep vector dan operasi pada vector gaya.
2. Mahasiswa mampu menghitung resultan gaya yang bekerja pada suatu system.
2. PRINSIP DASAR
Beban
Benang
Busur derajat
4. PROSEDUR
1. Rangkai perangkat percobaan seperti pada gambar
2. Letakkan statif pada kondisi berjarak tertentu
3. Gantungkan neraca pegas pada kedua statif
4. Gabungkan ujung neraca pegas yang satu terhadap yang lain dengan menggunakan
benang
5. Gantungkan beban pada ujung benang
6. Aturlah sudut antara kedua neraca pegas dengan menggunakan busur derajat (sudut
30, 60, atau 90)
7. Lihat berapa besar gaya pada masing-masing neraca pegas
8. Lakukan percobaan berulang untuk memperoleh ketidakpastian pengukuran
9. isilah form data yang tersedia pada tabel pengamatan
5. TABEL PERCOBAAN
Pengukuran F1 Pengukuran F2
Ulangan 1 : Ulangan 1 :
Ulangan 2 : Ulangan 2 :
Ulangan 3 : Ulangan 3 :
Ulangan 4 : Ulangan 4 :
Ulangan 5 : Ulangan 5 :
Rata-rata F1 : Rata-rata F2 :
F1 : F2 :
Pengukuran FR
Ulangan 1 :
Ulangan 2 :
Ulangan 3 :
Ulangan 4 :
Ulangan 5 :
Rata-rata FR :
FR :
Pertanyaan!
PERCOBAAN IV
REFLEKSI BENDA PADA CERMIN SUDUT (INDEKS BIAS)
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati bayangan pada cermin datar
Memahami prinsip hukum snellius
Menentukan jumlah bayangan benda yang dibentuk oleh cermin sudut
2. PRINSIP DASAR
Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak
jumlah bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut
yang dibentuk oleh kedua cermin itu. dua buah cermin segi empat diletakkan saling
berhadapan dengan salah satu sisi segi empat tersebut berhimpit hingga membentuk sudut
900, kemudian letakkanlah sebuah benda P (pensil misalnya) diantara kedua cermin tersebut
maka akan terbentuk tiga buah bayangan. Penggambaran tersebut menggunakan prinsip dasar
hokum snellius. Snellius menyatakan bahwa : 1) Sinar datang, garis normal dan sinar pantul
terletak pada bidang datar 2) Sudut datang sama dengan sudut pantul
Dua cermin datar A dan B yang dipertemukan kedua ujungnya membentuk sudut 90satu sama lain
dapat memantulkan cahaya dari benda P hingga membentuk tiga buah bayangan A, B, dan A= B
Dengan mempertemukan dua permukaan sermin A dan B di titik C membentuk sudut apit sebesar
60 menghasilkan jumlah bayangan sebanyak lima buah.
Bila sudut antara dua cermin datar 90 menghasilkan 3 bayangan dari suatu benda yang
diletakkan di antara kedua cermin tersebut dan sudut 60 menghasilkan 5 bayangan,
kesimpulan sememtara menyatakan jika sudut kedua cermin diubah-ubah (0<<900) jumlah
bayangan benda juga akan berubah-ubah sesuai dengan persamaan empiris
n = (360/ ) -1
dengan
n : Jumlah bayangan
: sudut antara kedua cermin
Sinar ke tiga (kuning) melalui pangkal benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan
oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (kuning), merupakan bayangan
pangkal benda.
Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
Persiapkan alat dan bahan percobaan
Susunlah alat dan bahan percobaan seperti pada gambar 1.1 dengan sudut awal 900
5. TABEL PERCOBAAN
No Sudut Jumlah Bayangan
1. 150
2. 300
3. 450
4. 600
5. 750
6. 900
7. 1050
8. 1200
9. 1350
10. 1500
6. EVALUASI
Gambar jumlah bayangan yang terbentuk untuk setiap sudut berdasarkan hukum
snellius
Tentukan jumlah bayangan yang terbentuk berdasarkan teori
Bandingan bayangan yang terbentuk secara teori dengan praktek
Gambarlah grafik hubungan antara sudut vs jumlah bayangan
PERCOBAAN V
PRISMA
1. TUJUAN PERCOBAAN
Memahami penggunaan Hukum Snellius tantang pembiasan
Memahami dan mengamati sifat-sifat pembiasan pada prisma
Menentukan indeks bias pada prisma
Menentukan besarnya sudut deviasi
2. PRINSIP DASAR
Prisma optik adalah benda yang dapat ditembus cahaya, Bila salah satu sudut prisma
didatangkan suatu sinar maka berkas cahaya yang datang akan dibiaskan mendekati normal
dan kemudian keluar lagi dan dibiaskan oleh udara menjadi normal.
Sudut yang dibentuk antara perpanjangan sinar datang terhadap sinar bias disebut sudut
deviasi (D) dengan rumus :
Dengan melakukan percobaan dengan sudut datang diubah-ubah akan menghasilkan sudut
deviasi yang beribah-ubah dan sudut ini akan mencapai minimum dengan syarat 1 =
2 sehingga terjadi sudut deviasi minimum (Dm) dengan rumus :
a +
2
=
A 2
Jika pengukuran ini dipergunakan sudut A yang kecil, maka harga Dm juga kecil sehingga
persamaan (2) dapat ditulis menjadi :
= ( 1)
4. PROSEDUR PERCOBAAN :
Ambil kertas grafik kemudian buatlah dua buah garis lurus yang saling tegak lurus di
tengah-tengah prisma seperti pada gambar di bawah ini.
Selanjutnya buatlah sudut 250, 350, 450, 550, dan 650 terhadap salah satu garis yang
telah dibuat.
0
25
Letakkan prisma sedemikian rupa diatas kertas grafik sehingga sudut pembiasanya
terletak diatas (seperti gambar brikut) :
0
25
Arahkan sumber cahaya sesuai dengan garis yang dibuat terhadap garis yang tegak
lurus tersebut
Bautlah titik-titik dengan menggunakan tusuk jarum pada titik A, B dan C.
selanjutnya lepaskan prisma dan gambarlah perpanjangan sinar datang serta
hubungkan titik A-B dan titik B-C menggunakan bantuan penggaris
B
0
25 C
PERCOBAAN VI
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menentukan percepatan gravitasi bumi di suatu lokasi
2. PRINSIP DASAR
Percepatan gravitasi bumi sudah menjadi perhatian para filsuf dan ilmuwan sejak zaman
dahulu. Pada abad ke 4 SM, Aristoteles berpendapat bahwa benda yang berat akan jatuh
lebih cepat daripada benda yang ringan. Pendapat ini bertahan selama hampir 2000 tahun
sampai Galileo membuktikan sebaliknya, bahwa baik benda berat maupun ringan, akan jatuh
dengan percepatan yang sama karena pengaruh percepatan gravitasi bumi. Pembuktian ini
dilakukan oleh Galileo melalui percobaan menara Pisa (Italia) dengan cara menjatuhkan
benda dengan berat yang berbeda. Kedua benda tersebut akan mencapai permukaan tanah
pada waktu yang bersamaan, yaitu = (2/) , karena pengaruh gaya gravitasi bumi g.
Dengan demikian, jika diketahui waktu (t) yang ditempuh suatu benda yang jatuh bebas dari
ketinggian tertentu (h), maka dapat ditentukan gaya gravitasi g dilokasi tersebut sebesar :
2
=
2
Satuan g jika h dalam meter (m) dan t dalam detik (s) adalah m/s2 atau ms-2
4. PROSEDUR PERCOBAAN
Dengan menggunakan Stopwatch, tentukan waktu (t) yang dibutuhkan oleh bandul
logam yang dijatuhkan dari ketinggian (h) untuk mencapai permukaan tanah
1. Tinggi (h)
Pengukuran (1) : Rata-rata (h) =
(2) : h =
(3) : h = m
2. Waktu (t)
Pengukuran (1) : (6) :
(2) : (7) :
(3) : (8) :
(4) : (9) :
(5) : (10) :
Rata-rata waktu tempuh :
Simpangan (t) :
Nilai t : detik
Pembahasan :