KAJIAN TEORITIS
Matriks adalah salah satu metode yang sangat ampuh dalam matematika.
operasi matriks. Entri-entri dari sebuah matriks disebut skalar. Entri-entri ini
a. Notasi Matriks
besar A, B, C dan sebagainya. Pada umumnya, aij akan menyatakan entri matriks
A yang berada pada baris i dan kolom j. Jadi jika A adalah matriks m n, maka
b. Vektor
Matriks yang hanya memiliki satu baris atau satu kolom menjadi
riil. Suatu tupel-n bilangan-bilangan riil disebut suatu vektor. Jika suatu tupel-n
4
2
matriks tersebut adalah suatu vektor kolom (column vector). Sebagai contoh,
x1 + x2 = 3
x1 - x2 = 1
2
dapat dinyatakan oleh vektor baris (2, 1) atau vektor kolom .
1
baku untuk suatu vektor kolom adalah huruf kecil dengan cetakan tebal:
1x
x
x = 2
M
x n
Jika A suatu matriks m n, makavektor-vektor baris dari A diberikan
oleh:
1aj
a
2j
M
aj = (, j) = j = 1, , n
3
a mj
Matriks A dapat dinyatakan oleh vektor-vektor kolomnya maupun oleh vektor-
vektor barisnya.
a1
a
A = (a1, a2, ,an) atau A = 2
M
a m
KESAMAAN
Agar dua matriks menjadi sama maka kedua matriks ini harus memiliki
DEFINISI.
PERKALIAN SKALAR
Jika A suatu matriks dan suatu scalar, maka A adalah matriks yang
DEFINISI.
PENJUMLAHAN MATRIKS
A + B adalah m n yang entri ke- ij adalah aij + bij untuk setiap pasang (i, j).
PERKALIAN MATRIKS.
sama dengan banyaknya baris dari B. Kolom pertama dari hasil kali ini
ditentukan oleh kolom pertama dari B, yaitu kolom pertama dari AB adalah Ab1,
kolom dari AB adalah Ab2, dan seterusnya. Jadi hasil kali AB adalah matriks
Entri ke (i, j) dari AB adalah entri ke-i dari vektor kolom Abj. Entri ini
ditentukan oleh perkalian antar vektor baris ke-i dari A dan vektor kolom ke-j
dari B.
DEFINISI.
Jika A = (aij) adalah matriks m n dan B = (bij) adalah matriks n r, maka hasil
n
cij = a(i, )bj = aik bkj
k
=1
c. Aturan-Aturan Aljabar
TEOREMA
1. A + B = B + A
2. (A + B) + C = A + (B + C)
3. (AB) C = A(BC)
4. A (B + C) = AB + AC
5. (A + B) C = AC + BC
6. ( )A = ( A)
7. (AB) = ( A)B = A( B)
8. ( + ) C = C + C
9. (A + B) = A + B
IA = AI = A
DEFINISI
1 jika
ij =
i = j
0 jika i j
e. Invers Matriks.
Suatu bilangan riil a dikatakan memiliki invers perkalian jika terdapat bilangan
1
b = . Konsep invers perkalian dapat diperluas pada matriks-matriks dengan
a
definisi berikut.
DEFINISI.
B = BI = B(AC) = (BA)C = IC = C
Jadi satu matriks memiliki paling banyak satu invers perkalian. Invers perkalian
-1
dari suatu matriks taksingular A disebut invers dari A dan ditulis sebagai A .
DEFINISI.
DEFINISI
bji = aij
T
untuk j = 1, , n dan i = 1, , m. Transpos matriks A dinotasikan dengan A
'
atau A .
2. ( A) T = AT
T T T
3. (A + B) = A + B
T T T
4. (AB) = B A
DEFINISI
T
Suatu matriks A berorde n n disebut simetris jika A = A.
g. Matriks-Matriks Elementer
matriks ini akan digunakan untuk menghitung invers dari suatu matriks
TEOREMA.
BUKTI
-1 -1 -1 -1 -1
(B A )AB = B (A A)B = B B = 1
-1 -1 -1 -1 -1
(AB) (B A ) = A(BB )A = AA =1
operasi baris elementer disebut matriks elementer. Terdapat tiga jenis matriks-
elementer.
mengalikan satu baris atau kolom dari I dengan konstanta bukan nol.
Jenis III. Matriks elementer jenis III adalah matriks yang diperoleh dari I
dengan menjumlahkan kelipatan dari satu baris atau kolom pada baris
TEOREMA
-1
Jika E adalah matriks elementer, maka E taksingular, dan E adalah
BUKTI
sehingga E adalah invers dari matriks itu sendiri. Jika E adalah matriks
elementer jenis II yang terbentuk oleh perkalian baris ke-i dari I dengan skalar
1
dengan perkalian baris ke-I atau kolom ke-I dengan . Jadi:
1
O
1
baris ke-i
E =
-1 1/ 1
O
1
Akhirnya, misalkan E adalah matriks elementer jenis III yang terbentuk
1
M O
baris ke - i
0 K 1
E = M
O
0 K m K 1 baris ke - j
M O
0
K 0 K 0 K 1
baris ke-i dari baris ke-j atau dengan mengurangi m kali kolom ke-j dari kolom
ke-i. Jadi
1
M O
0 K 1
O
E = M
-1
0 K 1
m K
M0 K
0 K O 1
0 K
h. Determinan Matriks
singular.
DEFINISI
sebagai berikut.
a 11 jika n = 1
det(A)
a A jika
+ a A + ... + a n>1
A
11 11 12 12 1n 1n
di mana
1+j
A1j = (-1) det(M1j) j = 1, , n
pertama dari A.
TEOREMA
dari A.
= a1 j A1 j + a A + ... + a A
2j 2j nj nj
untuk i = 1, , n dan j = 1, ,n
TEOREMA
T
Jika A adalah suatu matriks n n, maka det (A ) = det(A).
BUKTI
Buktinya adalah dengan induksi matematika. Sifat ini berlaku jika n = 1, karena
suatu matriks 1 1 adalah simetris. Misalkan sifat ini berlaku untuk semua
mengakibatkan bahwa
det(A) = a det(M T ) T
(M ) + ... det(M T )
i1
a 11 i2
a 12 1,k +1 1, k +1
T
Ruas kanan persamaan di atas taklain adalah ekspansi minor dari det(A ) dengan
T
menggunakan kolom pertama dari A . Oleh karena itu
T
det(A ) = det(A)
TEOREMA
BUKTI
matriks segitiga bawah. Hasil ini dapat dibuktikan dengan mudah dengan
(i) Jika A memiliki baris atau kolom yang semua elemennya adalah nol,
maka det(A) = 0.
(ii) Jika A memiliki dua baris yang identik atau dua kolom yang identik, maka
det(A = 0)
aljabar linier. Jika persamaan tersebut mempunyai penyelesaian tak nol x, maka
disebut sebagai nilai eigen (eigenvalue) dari A dan x disebut sebagai vektor
Nilai eigen adalah suatu hal yang wajar dalam kehidupan, baik disadari
maupun tidak. Di mana ada getaran di situ ada nilai eigen, yakni frekuensi alami
dari getaran tersebut. Nilai eigen dan vektor eigen merupakan kunci untuk
DEFINISI.
nilai eigen atau nilai karakteristik (characteristic value) dari A jika terdapat
suatu vektor tak nol x, sehingga Ax = x. Vektor x disebut vektor eigen atau
(A I)x = 0 (1)
Jadi adalah nilai eigen dari A jika dan hanya jika (1) memiliki suatu
n
dari
N (AA, maka
I), yang I) {0}
N (Amerupakan danbagian
ruang sembarang vektor
dari R takjika
. Jadi, nol dalam
adalahN nilai
(A eigen
I)
adalah vektor eigen milik . Ruang bagian N (A I) dinamakan ruang eigen
Persamaan (1) akan mempunyai persamaan tak trivial jika dan hanya jika
det(A I) = 0 (2)
Jika determinan pada persamaan (2) diuraikan, akan didapatkan suatu poliniom
th
berderajat ke-n (n degree) dalam peubah .
p() = det(A I)
matriks A. Akar-akar dari polinom karakteristik adalah nilai eigen dari A. Jika
2.1.3. Diagonalisasi
-1
XDX , di mana D adalah diagonal. Akan dicari suatu syarat yang perlu dan
cukup untuk eksistensi faktorisasi yang demikian. Hal ini dimulai dengan
TEOREMA.
n n, dengan vektor-vektor eigen yang bersesuaian x1, x2,, xk, maka x1,, xk
BUKTI.
Misalkan r adalah dimensi ruang bagian dari Rn yang dibentuk oleh x1,
,xk dan misalkan r < k. Dapat diasumsikan (bila perlu diurutkan kembali xi dan
i) bahwa x1,,xr adalah bebas linier. Oleh karena, x1, x2, xr, xr+1 adalah
bergantung linier maka terdapat skalar c1,,cr, cr+1 yang tidak semuanya nol
sehingga
c1 x1 + + cr xr + cr+1 xr+1. = 0
Perlu dicatat bahwa cr+1 harus taknol; jika tidak x1,,xr, akan bergantung. Jadi
cr+1 xr+1 dan karenanya c1,,cr tidak semuanya nol. Dengan mengalikan (1)
dengan A, diperoleh
Atau
Dengan mengurangi persamaan (2) dengan persamaan (1) sebanyak r+1 kali,
diperoleh
c1 (1 - r+1)x1 + + cr (1 - r+1)xr = 0
Hal ini bertentangan dengan bebas liniernya x1,,xr. Jadi, r harus sama dengan
k.
DEFINISI.
TEOREMA.
Misalkan matriks A mempunyai n vektor eigen bebas linier x1, x2,, xn.
Misalkan i adalah nilai eigen dari matriks yang bersesuaian dengan xi untuk
kolom ke-j adalah xj untuk j = 1,, n. Selanjutnya terlihat bahwa adalah vektor
1
= (x1, x2, , xn) 2 O
n
= XD
Karena X mempunyai n vektor kolom yang bebas linier, maka X adalah tak
matriks tak singular X sehingga AX = XD. Jika x1, x2, , xn adalah vektor-
A xj = j xj (j = djj )
untuk setiap j. Jadi untuk setiap j, j adalah nilai eigen dari A dan xj adalah
vektor eigen yang dimiliki j. Karena vektor-vektor kolom X adalah bebas linier,
( ) k
1
( ) X -1
O
k
2
( )n k
-1
Sekali diperoleh faktorisasi A = XDX , maka mudah untuk menghitung pangkat-
pangkat dari A.
2.1.4. Genetika
dan variasinya. Unit hereditas ditransmisikan dari satu generasi ke generasi yang
dapat diturunkan pada generasi berikutnya. Gen dalam molekul yang panjang
dapat ditemukan di dalam nucleus pada setiap sel. Informasi yang dapat
diturunkan ini disimpan dalam setiap individu. Setiap individu suatu spesies
menjaga suatu individu. Semua kromosom yang eksklusif dalam sel kromosom
disebut autosom.
dibaca dengan suatu enzim yang disebut dengan RNA polymerase. Proses ini
adalah gen yang mengkodekan warna mata manusia. Manusia dapat memiliki
warna mata bebeda-beda: coklat, biru, hitam, dan sebagainya. Setting gen ini
dikenal sebagai allele. Selanjutnya, genome yang lengkap dari suatu individu,
dengan semua setting-nya (kode warna mata, warna rambut, dan sebagainya)
adalah molekul stabil dengan kapasitas untuk menduplikasi diri sendiri. Tetapi
Perubahan ini dikenal dengan nama mutasi. Hasil mutasi dapat dilihat dari
Dalam proses evolusi di dunia, terdapat dua cara reproduksi, yaitu sexual
beberapa gen yang diambil dari kedua orang tua. Hal ini disebut sebagai cross
over (pindah silang). Namun demikian proses pengkopian gen orang tua ini tidak
luput dari kesalahan. Kesalahan pengkopian ini dikenal dengan dengan istilah
orang tua yang diperhatikan, sehingga tidak terjadi proses crossover. Tetapi
kekurangan salah satu faktor pembekuan darah. Hemofilia terdiri dari 2 jenis
dan seringkali disebut dengan "The Royal Diseases" atau penyakit kerajaan.
perdarahan spontan yang berat dan buang air kecil yang nyeri dan menahun.
b. Jenis Hemofilia
c. Sejarah Hemofilia
Talmud, yaitu sekumpulan tulisan para rabi Yahudi, 2 abad setelah Masehi
menyebutkan bahwa seorang bayi laki-laki tidak harus dikhitan jika dua
dokter asal Arab, Albucasis, yang hidup pada abad ke-12 menulis tentang
Pada tahun 1803, Dr. John Conrad Otto, seorang dokter asal
wanita dengan tiga generasi sebelumnya yang tinggal dekat Plymouth, New
Kata hemofilia pertama kali muncul pada sebuah tulisan yang ditulis
tahun.
carrier hemofilia dan anak laki-laki dari Alice, Viscount Trematon, juga
meninggal akibat perdarahan otak pada tahun 1928. Alice dan Beatrice,
hemofilia mudah pecah. Kemudian pada tahun 1937, dua orang dokter dari
darah, yaitu dengan menambahkan suatu zat yang diambil dari plasma dalam
darah.
suatu uji coba laboratorium yang hasilnya memperlihatkan bahwa darah dari
seorang penderita hemofilia dapat mengatasi masalah pembekuan darah pada
yang berbeda - Faktor VIII dan Faktor IX. Pada tahun 1952 dikenal
Judith Pool. Dr. Pool. Ia menemukan bahwa pada endapan di atas plasma
Pada saat itu pemberian darah lengkap segar merupakan satu-satunya cara
tangan maupun lutut kaki sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang hebat.
lainnya adalah pemberian obat melalui injeksi. Baik obat maupun transfusi
harus diberikan pada penderita secara rutin setiap 7-10 hari. Tanpa
pengobatan yang baik, hanya sedikit penderita yang mampu bertahan hingga
e. Penanganan Hemofilia
medis dirinya. Hal ini terkait dengan penanganan medis, jika penderita
pendarahan.
Penderita hemofilia juga harus rajin melakukan perawatan dan
pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi secara rutin. Untuk pemeriksaan gigi
dan khusus, minimal setengah tahun sekali, sebab kalau giginya bermasalah,
minuman yang sehat dan menjaga berat tubuh agar tidak berlebihan. Karena
obatan.
menjaga otot dan sendi tetap kuat. Kondisi fisik yang baik dapat mengurangi
f. Pewarisan Sifat
dalam populasi (baik jantan atau betina) memiliki dua dari gen-gen ini, sehingga
pasangan berbeda yang mungkin adalah AA, Aa dan aa. Pasangan gen ini disebut
tumbuhan snapdragon (kancing naga), pasangan dua gen ini menentukan warna
bunga. Genotipe AA menghasilkan bunga merah, Aa menghasilkan bunga merah
jambu, dan aa menghasilkan bunga putih. Pada manusia, warna mata dapat
berwarna coklat, genotipe aa menghasilkan mata berwarna biru. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa gen A lebih dominan terhadap gen a atau gen a resesif
pewarisan yang terkait-X. Pada pewarisan sifat seperti ini, pria mempunyai
hanya satu dari dua kemungkinan gen (A atau a), dan wanita memiliki pasangan
dua gen (AA, Aa, atau aa). Pada manusia, butawarna, kebotakan, hemofilia, dan
g. Warisan Autosomal
Pada kasus warisan autosomal, seorang individu mewarisi satu gen dari
tiap pasangan gen induknya dalam membentuk pasangan gen miliknya sendiri.
keturunannya. Jadi, jika salah satu induk bergenotipe Aa, maka keturunannya
akan mewarisi gen A atau gen a dari induk tersebut. Jika salah satu induknya
bergenotipe aa dan induk yang lainnya bergenotipe Aa, maka keturunannya akan
selalu menerima gen a dari induk aa, dan akan menerima gen A atau gen a
(dengan peluang yang sama) dari induk Aa. Akibatnya, setiap keturunan
mempunyai peluang yang sama untuk bergenotipe aa atau Aa. Dalam tabel
berikut, dicantumkan peluang genotipe yang mungkin dimiliki oleh keturunan
1 1
AA 1 2 0 4 0 0
1 1 1
Aa 0 2 1 2 2 0
1 1
aa 0 0 0 4 2 1
Misalkan sebuah peternakan mempunyai populasi tanaman yang terdiri dari tiga
distribusi genotipe AA, Aa, dan aa. Seorang petani ingin melakukan program
Akan dicari ekspresi distribusi dari populasi bergenotipe 3 macam itu setelah
sekian generasi.
Jadi a0, b0 dan c0 merupakan distribusi awal ketiga genotipe. Juga diperoleh
bahwa: an + bn + cn = 1 untuk n = 0, 1, 2,
Dari tabel 2.1 dapat ditentukan distribusi genotipe tiap generasi dari
berikut ini:
1
an = an-1 + 2 bn-
1
1
bn = cn-1 + 2 bn-1 n = 1, 2, (1)
cn = 0
(n) (n-1)
x = Mx , n = 1, 2, (2)
di mana:
a a 1 0
(n) n =11
x = b , dan M = 0 1
n
(n-1)
1
, x =
b
n1 2
n 2
c 0 0 0
c
n n1
Perhatikan bahwa ketiga kolom matriks M adalah sama seperti ketiga kolom
tabel 2.1.
di mana
n
1
1
0 2 0 L
0 0 n2 0 L 0
=
n
D =
M M M M M M M M
n
0 0 0 L k 0 0 L k
0
Maple-8).
1
Nilai eigen: 1 = 1 2 = 2 3 = 0
1 1 1
Vektor eigen yang bersangkutan:v1 = 0 , v2 = 1 , v3 =
2
0 0 1
1 0 0 1 0 0
D = 0 2 0 = 0 1
0
2
0 0
3 0 0
0
Juga
1 1 1
P[v1 | v2 | v3] = 0 1 2
0
1
0
Jadi,
1 11 0 0 1 1 1 a
1 n 0
x
(n) n
= PD P x
-1 (0)
= 0 1 2
( 12 ) 0
1 2 0
0 0 b
0 0 1 0 0 0 0 1 c0
0
a 1 1 ( 1 ) 1 ( 1 ) n 1 a
n
2 2
(n) n 1 n
x = = 0 ( n)1
( )
1 b
b
n 2 2 0
c 0 0
0
0 c
n 0
a + b + c ( 1 ) n ( 1 ) n 1 c
b
= ( )
0
0
2 n 0 2 1 n0 1 2 0
1
b +( ) c
2
0 0
0
bn = ( 1 ) n + ( 1 ) n 1 n = 1, 2,
b2 c 2
0 0
cn = 0
Bentuk terakhir adalah formula eksplisit untuk fraksi ketiga genotipe dalam
n
Karena ( 21 ) cenderung mendekati 0 jika n mendekati tak terhingga
bn
0
cn = 0
jika n mendekati tak hingga. Jadi, secara limit, semua tanaman dalam populasi
di mana
1 14 0
M = 0 2 0
0 114 1
Kolom-kolom matriks M ini adalah sama dengan kolom-kolom tabel 2.1 yang
1 0 1
yang bersangkutan adalah v1 = 0 , v2 = 0 , v3 = 2 .
0 1
1
(n)
Kalkulasi untuk x adalah sebagai berikut.
(n) (n-1) n -1 (0)
x = Mx = PD P x
1 0 1 1 0 0 1 1 0 a
1
2
b
0
= 0 0 2 01 0 1
2 0
0
n
0 1 1 0 ( 1 ) 0 c
0 0 1
2 2 0
1 1
( )1 n
0 a
+1
2 2
1 n b
= 0 ( 2) 0 0
n
0
1
+1( )
1 0
1 c
2 2 0
n +1
Jadi, an = a + [ 1 ( 1 ) ] b
n 2 2
bn = ( 012 ) b0 0
n = 1, 2, (6)
n +1
cn = c 0 + [ 21 (21 ) ] 0b
dan 0,2
sehingga: an a + b
1 0
0 2
bn 0
cn c + 2 b
1
0 0
seperti itu sering dihubungkan dengan suatu kelompok ras tertentu; sebagai
(dominan di antara ras hitam), Cooleys anemia (dominan di antara orang asli
Timur).
penyakit tersebut tidak dapat bertahan dan mati. Suatu kemungkinan untuk
pun, dengan jantan yang normal. Dengan cari ini, semua keturunannya di
kemudian hari akan mempunyai induk jantan normal dan induk betina yang
normal (pasangan AA-AA) atau induk jantan yang normal dan induk betina yang
bersifat carrier (pasangan AA-Aa). Tidak akan terjadi pasangan AA-aa karena
Dengan cara ini tidak ada keturunan di kemudian hari yang akan
menderita penyakit tersebut, walau pun masih ada generasi pembawa penyakit
(carrier). Cara penentuan fraksi pembawa penyakit ini adalah sebagai berikut.
an
= b , n = 1, 2,
(n)
x
n
di mana
dengan genotipe AA, seperti pada contoh 1. Jadi, transisi distribusi genotipe dari
di mana
1 1
2
M =
0
1
2
(0)
Dengan mengetahui distribusi awal x , maka distribusi genotipe pada
1 1 1
0 1 a
(n) n -1 (0) 1
x = PD P x = b0
0 1 0 ( 1) 1 0
2 n
1 1 (2 1 ) n 0 a
=
1 n
0 ( 2 ) b 0
a 0 + b0 ( 21 ) n b0
=
( b2 ) 0
1 n
b = ( 12) n b n = 1, 2, (7)
n 0
Jika n membesar mendekati tak berhingga, diperoleh:
an 1
bn 0
Jadi, secara limit, tidak akan ada carrier di dalam populasi tersebut.
1
bn = 2 b
n 1
n = 1, 2, (8)
Jadi, fraksi carrier dalam tiap generasi adalah separuh dari fraksi carrier
generasi terdahulu. Hal yang menarik untuk diselidiki adalah penjalaran carrier
persamaan non-linier dan teknik yang sudah dibahas tidak dapat diterapkan.
b , n = 1, 2, (9)
bn = n 1
1+ b 1
2 n 1
i. Penurunan Terkait-X
X, spesies jantan yang bergen tunggal (A atau a) kawin dengan spesies betina
yang bergen dua (AA, Aa atau aa). Istilah terkait-X (X-linked) digunakan
peluang yang sama. Keturunan betina mendapat satu kromosom X dari induk
jantan dan satu kromosom X dari induk betina dengan peluang yang sama.
terkait-X. Pembahasan dimulai dengan seekor jantan dan betina. Dipilih dua dari
keturunannya secara random, satu jantan dan satu betina, dan kemudian
dikawinkan. Ambil lagi dua dari keturunannya, satu jantan dan satu betina, dan
1 1
A 1 0 1 0
Jantan
Keturunan
2 2
1 1
a 0 2 1 0 2 1
1
AA 1 0 0 0 0
Betina
1 1
Aa 0 2 1 1 2 0
1
aa 0 0 0 0 2 1
berhubungan dengan keenam kolom tabel 2.2, yakni: (A,AA), (A,Aa), (A,aa),
mempunyai peluang tertentu untuk menjadi satu dari enam tipe yang ada. Untuk
menghitung peluang-peluang ini, untuk n = 0, 1, 2, , digunakan simbolisasi
sebagai berikut.
bertipe (A , AA)
bertipe (A , Aa)
bertipe (A , aa)
bertipe (a , AA)
bertipe (a , Aa)
bertipe (a , aa)
a n
bn
c
(n) n
x = , n = 0, 1, 2,
dn
e
n
f n
1 4 0 0 0 0 ( A, AA)
0 ( A, Aa)
1
0 1 1
1 4
00 0 0 0
4
1
0 0 1
4 0 ( A, aa)
M = (a, AA)
00 1 1 0 0 0
4
0 0 0 0 1
4 0 (a, Aa)
4
1
4
1 (a, aa)
yang dikawinkan bertipe (A, Aa). Jadi keturunan mereka yang jantan akan
akan bergenotipe AA atau Aa dengan probabilitas yang sama. Karena satu dari
keturunan yang jantan dan satu dari keturunan yang betina dipilih secara random
untuk dikawinkan, maka pasangan saudara berikutnya akan bertipe salah satu
dari (A,AA), (A, Aa), (a, AA), (a, Aa) dengan probabilitas yang sama. Jadi kolom
kedua M akan mengandung 41 dalam tiap baris dari empat baris yang
14(3 5) 1 (3 5 )
+4
1 1
1 (1 + 5 ) (1 5 )
1
v5 = 14 , v6 = 14
4 (1 + 5 ) 4 (1 5 )
1 1
41 (3 5 ) 1 4 (3 5 )
+
di mana
4 1
1 0 1 1 1 5 )
0 0
0 2 1
1
P =
0 63 11 (1 + 5 ) 1 (1 5 )
0 0 1 3 (3++ 5 )
(1 (1 5 )
0 (3 5 ) 4
41
4
0 1 2 6 1 1 1
1
0 1 1 1 4
(3 5 ) 4
(3 + 5 )
0
1 0 0 0 0 0 ( )
2
0 1 0 0 0 1
0 0
0 0 0 n 0
n 2 1
( ) n
D = 0
0 0
0 0 0
0 ]
5) n 0
4
5 )
0 0
[1 (1
0 0
[1 (1 + 0
n
4
0 ]
1 3
1
3
2
3 13 0
2
2 1
1
2 3 3
3
0 14 1
18 0
3
1
4
-1 0 8
1 121 1
12
1
24
0
P = 20
0 1
24 1
(5 5 )
0 5 5
20
0
20
1 1
5 5
0 1
20
(5 5 ) 15 5 51 5 0
(5 + 5) (5 + 5)
1 1
Perkalian matriks dari persamaan (12) tidak dilakukan. Tetapi jika vektor khusus
(0) (n)
x diberikan, kalkulasi untuk x tidak sulit.
Karena nilai mutlak dari empat isian diagonal terakhir dari D kurang dari
1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
0
n
D
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0
(n)
x
0 0 0 0 0 0 P-1 x (0)
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0
Dengan melakukan perkalian matriks di sebelah kanan, diperoleh:
2
a + b + 1c + 2 + 1 e0
0 3 0 3 0 d 3 0 3
0
0 (13)
x
(n) 0
0
0 3 3 0
f + + c + + e
d
0 0
1 2 1 2
b 3 3
0
Jadi, secara limit, semua pasangan saudara akan mempunyai tipe salah
satu dari (A,AA) atau tipe (a, aa). Sebagai contoh, jika inisial induk merupakan
32
0
(n) 0
x
0
0
1 3
2
Jadi, secara limit, diperoleh probabilitas 3 untuk pasangan saudara yang
1
bergenotipe (A, AA) dan probabilitas 3 untuk yang bergenotipe (a, aa).
hubungan matematika yang selama ini telah dikenal dengan ilmu pasti, tetapi
ternyata dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada bidang
kedokteran. Penurunan sifat genetik pada hewan dan tumbuhan yang biasanya
hanya dapat diperkirakan oleh dunia kedokteran melalui ilmunya, kini dengan
beberapa materi yang ada pada matematika akan dilakukan penelitian dengan
Contoh penyakit yang akan diambil dalam penelitian ini adalah penyakit
Hemofilia. Secara singkat Hemofilia ini adalah sebuah penyakit yang terdapat
kelainan pendarahan yang disebabkan adanya kekurangan atau gangguan salah satu
Dengan dasar materi yang didapat, maka akan diambil sebuah kasus dimana