Anda di halaman 1dari 13

Magnet memang menjadi bagian penting dalam sebuah sistem pembangkitan listrik, apapun

itu sumber energi pembangkitnya baik pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU), pembangkit listrik
tenaga angin, dan beberapa jenis pembangkit listrik lainnya. Mungkin hanya pembangkit
listrik tenaga surya (solar cell) serta pembangkit listrik dari fuel cell yang sama sekali tidak
menggunakan komponen magnet dalam sistem pembangkitan listriknya, karena listrik
langsung dihasilkan melalui proses fisis dan kimiawi pada material yang digunakannya.
Magnet dalam sebuah sistem pembangkitan terdapat pada bagian generator, di mana
generator ini dapat menghasilkan listrik oleh putaran yang bersamaan dengan putaran turbin
dengan adanya bantuan sumber-sumber energi seperti energi potensial air, angin, uap, dan
lain sebagainya. Namun ternyata magnet juga dapat menjadi sumber energi penggerak bagi
generator itu sendiri.

Hoax kah??

Pembangkit listrik tenaga magnet, inilah ide yang diciptakan cukup banyak peneliti di
Amerika dan Eropa di mana mereka menyebutnya sebagai free energy generator karena tidak
memerlukan energi/biaya yang cukup banyak untuk menghasilkan listrik serta dapat
berlangsung secara terus-menerus pada waktu yang lama. Prinsip kerjanya cukup sederhana,
yaitu memanfaatkan gaya dari arah flux magnetik yang berlawanan sebagai sumber energi
yang dapat membuat magnet lainnya bergerak. Jika flux magnet yang berlawanan tersebut
disusun dari beberapa buah magnet sedemikian rupa sehingga magnet-magnet yang berfungsi
sebagai stator memicu pergerakan dari magnet-magnet lainnya yang berfungsi sebagai rotor.
Kemudian dari bagian rotor ini dapat disambungkan dengan bagian dari magnet lainnya yang
berfungsi sebagai generator walaupun sebenarnya magnet rotor tersebut juga bisa sekaligus
sebagai generator.

Salah satu penelitian yang cukup berhasil adalah oleh tim Jean-Louis Naudin yang membuat
sistem Mini Romag Generator. Mereka mengklaim bahwa ciptaannya dapat menghasilkan
listrik hingga 24 Watt. Alat yang mereka buat menggunakan konsep yang sama dengan
konsep dasar pembangkit listrik tenaga magnet sederhana, namun perbedaannya adalah pada
magnet bagian stator yang digantikan oleh coil/lilitan tembaga yang dialiri arus listrik
sehingga dapat juga menimbulkan flux medan magnet. Pada awalnya rotor harus diputar
secara manual atau dengan bantuan motor, sehingga listrik dapat dihasilkan dan pada coil
stator timbul flux medan magnet. Selanjutnya gerakan pemicu putaran dari motor maupun
secara manual dapat dihilangkan karena flux medan magnet dari coil stator sudah dapat
memutar rotor dengan sendirinya. Proses ini menghasilkan listrik secara terus-menerus
selama tidak ada gangguan luar dan magnet masih dalam kondisi baik. Sistem ini bisa juga
berfungsi sebagai motor tanpa sumber tenaga listrik.
Kendala
Terdapat beberapa kendala dalam penelitian mengenai free energy generator ini, di antaranya
adalah:
1. Masih sulitnya magnet yang berukuran relatif kecil dan ringan, tetapi memiliki kekuatan
flux magnet yang sangat kuat. Kalaupun ada, harganya sangat mahal.
2. Tidak adanya magnet monopole, untuk mendapatkan putaran yang optimal maka
berdasarkan teori, magnet yang digunakan haruslah monopole. Beberapa penelitian sudah
dilakukan untuk membuat magnet monopole, namun hasilnya masih belum efektif.
3. Daya yang dihasilkan masih kecil sehingga tidak efektif untuk pembangkit listrik dalam
skala besar.
Manfaat
Walaupun memiliki cukup banyak kendala, pemangkit listrik tenaga magnet ini jika berhasil,
maka nantinya akan sangat efektif sebagai pembangkit listrik yang sifatnya portable. Oleh
karena itu generator ini sangat cocok untuk dibawa bepergian seperti camping ke daerah yang
sulit mendapatkan aliran listrik, walaupun cocok juga untuk digunakan sebagai sumber listrik
pencahayaan di rumah. Ide ini juga bisa dijadikan sebagai kipas angin tanpa energi listrik.

Perihal pembangkitan energi dari magnet ini pernah saya bicarakan dengan ahli magnet di
Indonesia (Pak Suyatman), menurut beliau hal ini sangat mungkin untuk diwujudkan. Tetapi
kendalanya memang karena sulitnya menemukan magnet permanen yang kekuatannya sangat
kuat dan ukurannya tidak terlalu besar. Jikapun ada harganya sangat mahal.
Divisi SHOPING HMFT juga pernah ada wacana untuk membuat penelitian mengenai
pembangkit listrik tenaga magnet ini.
Berangkat dari keprihatinan krisis energi di tanah air sekaligus keinginan untuk memajukan
produk nasional, Marsianto Gunawan, penemu energi vakum sekaligus Presiden Direktur PT
Dunia Terang Lestari (PT. TDL) berhasil menciptakan penemuan energi baru terbarukan
berupa energi hemat listrik.

Menurut pria kelahiran Surabaya 30 November 1968 ini, hasil temuan tersebut berhasil
dicapai setelah ia gigih melakukan uji coba selama lebih dari 10 tahun lalu. Begitu juga
dengan biaya. Gunawan rela mengeluarkan kocek yang tidak sedikit.

"Uji coba sistem ini banyak gagalnya. Saya hitung ada 620 kali gagal selama saya melakukan
uji coba. Abis kijang mobil dua untuk uji coba baterai 220 volt habis 1 miliar," ujar alumni
SMA N 2 Solo ini dalam acara peluncuran Pulau Mandiri Energi di Pulau Putri Barat,
Kepulauan Seribu, Ahad (9/11/2012).

Alumni Universitas Tritunggal ini mengaku, hasil temuanya tersebut merupakan


pengembangan hasil temuan penemu gelombang listrik Nikolas Tesla. Banyak keunikan pada
sistem energi ini. Selain hemat, sistem ini juga tidak menimbulkan panas. Bahkan, jika
tersentuh tidak menimbulkan sengatan.

"Energi ini sangat kuat, akurat dan hemat. Hukum listrik nyetrum itu gugur, karena 220 volt
hasil energi ini gak nyetrum. Untuk petir juga aman, karena petir itu arus DC, nah energi ini
DC, jadi kawan. Dan Energi yang dihasilkan tidak menyebabkan panas," ujarnya. "Dan ini
sudah terbukti, bola lampu dimasukan ke air, tidak ada konsleting, bahkan tidak nyetrum.
Padahal air konduktor tercepat".

Gunawan memaparkan, penghematan sistem ini bisa terjadi karena tidak membutuhkan
energi lain. Sistem ini hanya menggunakan partikel udara dan medan magnet.

"Magnet itu ada di kutub utara dan kutub selatan. Kalau dipotong ga bisa lagi. Di sana sudah
ada kehidupan. Seperti nyawa kita. Tapi kalau putus cinta bisa disambung. Nah di tengah-
tengah sisi ada apa?, itu energi. Nah, energi itu sekarang melewati kutub utara dia akan
berputar ke kutub selatan. Ketika terjadi gesekan kutub utara dan kutub Selatan dia akan
nyebar menghasilkan energi. Nah, energi itu yang disalurkan ke baterai. Semakin cepat
putaran semakin tinggi energi yang dihasilkan dan semakin cepat mengisi batrey," paparnya.

Cara Kerja Energi

Cara kerja sistem energi vakum ini pun relatif sederhana. Untuk menghasilkan sistem energi
hemat listrik ini, Gunawan hanya membangun sebuah instalasi yang terdiri dari tiga gulungan
kawat yang mengelilingi beberapa magnet. Jika medan magnet berputar, maka akan
menghasilkan energi listrik arus searah (DC).

"Sistem energi ini tidak ada voltasenya. Jadi enggak masalah. Enggak akan meledak. Mau
diisikan kemanapun, dia menyesuaikan. Sistemnya, ini energi vakum. Kita bukan blue
energy. Ini sudah dipatenkan. Ini sudah akurat, apalagi SNI, 220 voltase bisa dibawa kemana-
mana," ujarnya.

Keunggulan

Sistem energi ini, lanjut Gunawan, selain menghasilkan arus searah, juga dapat menghasilkan
arus bolak-balik (AC). Namun jika arus bolak-balik, sistem ini akan menghasilkan energi
listrik yang cukup tinggi. Sehingga, Gunawan lebih memilih arus searah. Sebab, selain aman,
juga dapat tersimpan melalui baterai atau accu.

"Baterai ngedrop isi ulang atau non isi ulang bisa diisi lagi. Mau baterai handphone maupun
berbagai macam baterai. Apalagi baterai baru. Jika untuk mengisi ulang aki, misalnya 10
ampere dia dapat mengisi ulang 100 aki biasa," ujarnya.

Untuk menggerakan instalasi ini, tambah Gunawan, kita tidak membutuhkan bahan bakar
fosil. Oleh karena itu, energi ini sangat hemat, karena yang dibutuhkan hanya accu (aki)
sebagai pemantik, atau pemicu arus.

"Aki itu hanya pemicu, dia hanya sebagai pemicu atau pemantik. Saat isi ulang baterai, ion
negatif akan mendorong ion positif keluar," ucap Gunawan.

Untuk menghemat energi, Gunawan memodifikasi arus searah ini agar bisa dialirkan ke
dalam accu (aki), sehingga dapat disimpan dan mengisi ulang secara otomatis.

"Negara kita ini belum merdeka energi, makanya saya coba cari solusi yang dapat bermanfaat
di masyarakat. Karena energi magnet utara dan selatan itu abadi. Jadi energi ini tidak akan
habis. Misalnya 1 ton magnet itu bisa menghasilkan 1 juta watt," imbuhnya.

Kelemahan

Tak ada yang sempurna. Energi hemat listrik ini pun memiliki kelemahan. Energi ini tidak
bisa langsung digunakan pada empat barang elektronik, yakni freezer, AC, kipas angin dan
mesin cuci.

"Ini bisa digunakan tapi butuh inverter dari DC ke AC. Sistem ini kalau untuk mesin
elektronik panas justru cepat, seperti mesin las, setrika dll," tambah Gunawan.
Hasil Uji Coba

Uji coba energi hemat listrik telah dilakukan di Pulau Putri Timur. Di pulau tersebut, terdapat
500 titik aliran listrik. Uji coba membuktikan penggunaan energi yang ditemukan Gunawan
membuat penggunaan listrik lebih hemat, terutama dalam penggunaan lampu LED.

Jika biasanya menggunakan lampu Phillips 9 Watt 600 Lumens, dengan energi ini, kita kita
cukup memakai lampu Phillips 6 Watt dengan Lumens yang sama.

"Jadi super hemat. Kalau pakai lampu LED ini, tagihan kwh dengan penggunaan Waat
dibawah 6, itu kenanya 0,25 rupiah," tandas Gunawan. (Riz)

Rate artikel ini

Like (0)

Dislike (0)

C
ologi Fisika Kesehatan Arkeologi & Fosil Biologi Hewan Astronomi & Antariksa Bahasa Psikologi Sains Lainn

Rabu, 03 November 2010

Partikel Baru Temuan Eksperimen Fisika


Eksperimen fisika menunjukkan keberadaan partikel baru.

Hasil prestisius eksperimen fisika Fermilab yang melibatkan seorang profesor Universitas
Michigan nampaknya mengkonfirmasi penemuan aneh 20 tahun yang memberi petunjuk
keberadaan sebuah partikel dasar baru yaitu aspek ke empat neutrino.

Hasil baru tersebut lebih jauh menjelaskan suatu pelanggaran simetri fundamental alam
semesta yang menyatakan bahwa partikel-partikel antimateri berkelakuan dengan cara yang
sama seperti materi-materi penyeimbangnya. Demikian seperti yang dilansir oleh Physorg
pada tanggal 2 November 2010.

Neutrino adalah partikel dasar netral yang dihasilkan dalam penguraian radioaktif partikel
lain. "Aspek" yang diketahui dari neutrino merupakan penyeimbang netral elektron dan
kerabat-kerabatnya yang lebih berat yaitu muon dan tau. Tanpa memperhitungkan aspek asal
neutrino, partikel-partikel tersebut secara konstan berubah dari satu tipe ke tipe lainnya dalam
sebuah fenomena yang disebut "osilasi aspek neutrino".

Sebuah neutrino elektron bisa saja menjadi neutrino muon, kemudian menjadi neutrino
elektron lagi. Sebelumnya para ilmuwan meyakini keberadaan tiga aspek neutrino. Dalam
Eksperimen Mini Booster Neutrino yang dijuluki MiniBooNE, para peneliti mendeteksi lebih
banyak osilasi yang hanya mungkin terjadi jika ada lebih dari tiga aspek.

"Hasil ini mengimplikasikan bahwa ada partikel baru atau kekuatan yang belum kami
bayangkan sebelumnya," kata Byron Roe yang merupakan seorang pensiunan terhormat
profesor di Bagian Fisika, dan penulis makalah tentang hasil tersebut yang baru
dipublikasikan di Physical Review Letters.

"Penjelasan paling sederhana melibatkan penambahan partikel-partikel baru seperti neutrino,


atau neutrino steril yang tidak memiliki interaksi normal lemah."

Ketiga tipe neutrino berinteraksi dengan materi utamanya melalui kekuatan nuklir lemah
yang membuat mereka sulit dideteksi. Dihipotesikan bahwa aspek ke empat ini tak akan
berinteraksi melalui kekuatan lemah tersebut yang membuatnya bahkan lebih sulit untuk
ditemukan.

Keberadan neutrino steril bisa membantu menjelaskan komposisi alam semesta, kata William
Louis yang merupakan seorang ilmuwan di Los Alamos National Laboratory yang dulunya
merupakan mahasiswa doktoral di UM dan dilibatkan dalam eksperimen MiniBooNE.

"Para fisikawan dan astronom sedang mencari neutrino-neutrino steril karena mereka bisa
menjelaskan sebagian atau bahkan keseluruhan materi gelap alam semesta," tutur Louis.
"Neutrino steril mungkin juga bisa membantu menjelaskan asimetri materi alam semesta,
atau mengapa alam semesta itu pada dasarnya terdiri dari materi daripada antimateri."

Eksperimen MiniBooNE yang merupakan suatu kolaborasi antara sekitar 60 peneliti dari
berbagai institusi, diselenggarakan di Fermilab untuk mengecek hasil eksperimen Liquid
Scintillator Neutrino Detector (LSND) di Los Alamos National Laboratory yang dimulai
pada tahun 1990. LSND merupakan yang pertama mendeteksi lebih banyak osilasi neutrino
daripada yang diprediksikan oleh model standar.

Hasil permulaan MiniBooNE beberapa tahun lalu yang didasarkan pada data dari sebuah
sinar neutrino (sebagai kebalikan dari sinar antineutrino), tidak mendukung hasil LSND.
Meskipun demikian, eksperimen LSND dilaksanakan menggunakan sebuah sinar
antineutrino, jadi itu merupakan langkah selanjutnya bagi MiniBooNE.

Hasil baru ini didasarkan pada data tiga tahun pertama dari sebuah sinar antineutrino, dan
menceritakan cerita lain daripada hasil-hasil sebelumnya. Data sinar antineutrino MiniBooNE
memang mendukung penemuan LSND, dan fakta bahwa eksperimen MiniBooNE
menghasilkan hasil berbeda bagi antineutrino daripada neutrino, secara khusus mengejutkan
para fisikawan.

"Faktanya bahwa kami melihat efek ini pada antineutrino dan bukan pada neutrino
membuatnya semakin aneh," ujar Roe. "Hasil ini berarti diperlukan bahkan lebih banyak
tambahan serius pada model standar kami daripada yang telah dipikirkan dari hasil pertama
LSND."

Hasil tersebut nampaknya melanggar "simetri paritas isi" alam semesta yang menyatakan
bahwa hukum fisika berlaku dengan cara yang sama bagi partikel-partikel dan antipartikel
penyeimbang mereka. Pelanggaran simetri ini telah terlihat pada beberapa penguraian yang
jarang, tapi tidak dengan neutrino, kata Roe.

Walaupun hasil ini secara statistik signifikan dan memang mendukung penemuan LSND,
para peneliti fisikawan mengingatkan bahwa mereka membutuhkan hasil pada periode yang
lebih lama atau eksperimen tambahan sebelum mereka boleh mendiskualifikasi prediksi
model standar.

http://prl.aps.org/abstract/PRL/v105/i18/e181801
http://www-boone.fnal.gov/index.html

Kategori Terkait:
Yogyakarta - Pak Djoko yang satu ini berbeda dengan Joko Suprapto, warga
Nganjuk Jawa Timur yang menemukan blue energy, bahan bakar berbahan baku
air. Pak Djoko yang satu ini bernama lengkap P. Djoko Sutrisno, warga Kelurahan
Pakuncen Jl HOS Cokroaminoto No 76 Yogyakarta.

Antara Djoko Sutrisno dan Joko Suprapto, sama-sama mengembangkan air. Bila
Joko Suprapto mengembangkan air menjadi bahan bakar, maka Djoko Sutrisno
hanya memanfaatkan atau menambahkan air ke dalam BBM, sehingga motor
atau mobil yang dikendarainya menjadi lebih irit dibanding bila menggunakan
100 persen BBM. Prinsipnya kendaraan masih menggunakan BBM, namun
dengan ditambah dengan teknologi temuan Djoko Sutrisno pengunaan BBM bisa
irit atau hemat dua kali lipat.

"Setelah dipasangi teknologi ini, konsumsi BBM bisa hemat dua kali hingga tiga
kali lipat. Untuk percobaan, dulu kita pakai motor dan mobil pribadi. Sekarang
banyak warga yang ingin dipasangi alat itu," kata Djoko kepada detikcom
dirumahnya, Senin (26/5/2008) kemarin.

Menurut dia, peralatan yang dibutuhkan juga sangat sederhana, tidak rumit dan
tidak dipatenkan, meski alat ini memang hasil temuannya. Djoko tidak pelit,
malah dengan sukahati dan sukarela membagikan pengetahuan itu kepada
orang yang berminat mempelajarinya.

"Kalau mau membuat sendiri ongkosnya sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu.


Mobil dan motor saya sudah saya pasangi sejak 2 tahun lalu," kata Djoko yang
hanya jebolan kelas dua di SMP Pangudi Luhur itu.
Secara prinsip, kata Djoko, hingga saat ini kendaraan hanya bisa menggunakan
bensin atau solar. Namun, Djoko yakin pada suatu ketika, kendaraan itu bisa
dijalankan dengan menggunakan air. Hanya saja teknologinya memang perlu
banyak perubahan.

Mengenai teknologi temuannya, Djoko menjelaskan, air yang akan menjadi


sumber energi itu dicampur dengan zat kimia berupa Kalium Hidroksida (KOH).
Gas hidrogen tersebut mampu menambah oktan di bensin atau solar, sehingga
menjadi lebih hemat. "Prinsipnya air murni atau aquades ditambah KOH yang
bisa dibeli di toko-toko bahan kimia dengan harga murah itu, motor bisa jalan,"
katanya.

Air yang yang sudah dicampur bahan tersebut kemudian dihubungkan dengan
elektroda agar unsur oksigen dan hidrogen dalam air tersebut terurai. Setelah itu
unsur hidrogennya yang mudah terbakar dijebak dan diambil sebagai sumber
tenaga.

"Sangat sederhana sekali, logis dan ilmiah sehingga semua orang bisa
memanfaatkannya. Saya tak takut temuan saya ini ditiru orang lain. Tak perlu
dipatenkan agar semua orang bisa memanfaatkannya," imbuh dia.

Saat ini di kawasan tempat tinggalnya, sudah banyak mobil dan motor yang
dimodifikasi dengan teknologi temuannya. Dua buah mobil VW Kodok dan KIA
Carens milik temannya akan dipasangi alat itu. Sejak pagi pukul 08.00 WIB, dia
dibantu 2-3 orang karyawan dan anggota keluarganya mengutak-atik motor milik
orang lain yang minta dipasang alat tersebut.

Tidak hanya itu, banyak pemilik bengkel, bahkan warga luar kota Yogyakarta
seperti Bogor, Bandung atau Semarang sengaja datang ke rumah Djoko yang
sekaligus menjadi bengkel untuk menimba ilmu. "Saya juga tak pelit ilmu kalau
memang ada orang yang benar-benar ingin belajar ke sini," kata dia.(bgs/asy)

diposkan oleh Penghemat BBM dengan AIR pada 19.25 1 Komentar

Kamis, 09 Oktober 2008


AIR + BBM = Mobil/Motor Jadi IRIT

Joko Sutrisno..Menawarkan
Alternatif Irit BBM
etiap hari puluhan mobil dan motor antre di rumah Joko Sutrisno (50) di Jalan
HOS Cokroaminoto Yogyakarta. Pemilik mobil dan motor itu mengantre untuk
menjajal alat sederhana yang dikembangkan lelaki paruh baya itu, generator
hidrogen, yang diklaim mampu menghemat 40 persen sampai 50 persen
konsumsi bahan bakar.

Pada masa-masa seperti sekarang ini, setelah pemerintah menaikkan harga


bahan bakar minyak, usaha apa pun akan ditempuh banyak orang untuk
mengurangi pengeluaran. Upaya yang dilakukan Joko Sutrisno tentu menarik
perhatian, ibarat pengobatan alternatif ketika biaya tindakan medis mencekik
leher. Apalagi Joko tidak mematok biaya tinggi bagi pemasangan generator
hidrogen karyanya. Konsumennya cukup membayar Rp 75 ribu untuk motor dan
Rp 150 ribu untuk mobil.

Joko sendiri menegaskan teknologi karyanya itu bukanlah teknologi baru. Pada
sekitar abad ke-18, Badan Antariksa Amerika (NASA) sudah menggunakan energi
hidro untuk meluncurkan roket.

Apa yang dilakukannya tak lebih sama dengan yang dilakukan Joko Suprapto
pencipta Blue Energy dari Jawa Timur dan Banyugeni yang dikembangkan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Bedanya, Joko Sutrisno bukanlah sosok misterius seperti Joko Suprapto. Bahkan
pada saat tim peneliti dari Pusat Studi Pengembangan Energi Regional (Pusper)
UMY sedang sibuk dengan proses hak paten teknologi Banyugeni atau Hidro-
Kerosin dengan merek BanyugeniTM, Joko dengan enteng mengatakan tak mau
berurusan dengan mekanisme hak paten. Nanti malah paten-patenan, ujarnya
bergurau. Dalam bahasa Jawa, kata-kata yang diucapkannya terakhir itu berarti
saling bunuh.

Yang pusing soal BBM ini orang kecil. Masak mereka yang datang kepada saya
harus berhadapan dengan UU kepatenan. Semua boleh datang, belajar, dan
pasang bareng-bareng. Semakin banyak orang menguasai, saya makin senang,
katanya.

Apa sebenarnya alat yang dikembangkan bapak tiga anak, buah kasihnya
dengan Maria Yacinta Melati (48) itu? Generator hidrogen yang
dikembangkannya itu berupa sebuah tabung electrolyzer plastik berisi air murni
atau aquades, dilengkapi dengan elektrode (berbahan stainless steel) dan diode
atau relay (pada mobil), difungsikan sebagai pengubah molekul hidrogen
menjadi energi.

Melalui proses elektrolisis pengatur tekanan menuju manifold (keran plastik),


sistem pembakaran mesin akan mendekati sempurna.

Tenaga mobil atau motor bahkan genset, meningkat. Mesin menjadi lebih halus,
emisi gas buangnya minim.

Alat itu bukan bertujuan untuk membuat irit bahan bakar, melainkan justru
dijadikan bahan mengganti premium maupun solar. Ke depan, Joko Sutrisno akan
memaksimalkan penggunaan air, sehingga motor akan 100 persen melaju
dengan tenaga hidro. Proses pemasangannya pun tak berbelit-belit. Paling lama
setengah jam.

Lulusan S2

Kalau Joko Suprapto adalah seorang cerdik pandai dengan gelar insinyur, Joko
Sutrisno mengaku hanya lulus S2, SD dan SMP. Bukannya tak mampu
melanjutkan sekolah ke jenjang SMA karena kurang biaya atau kurang cerdas,
Joko mengaku sering ketiduran pada jam-jam pelajaran sekolah akibat keasyikan
melakukan berbagai uji coba.

Meskipun tidak mengecap pendidikan menengah dengan lengkap, Joko bertekad


menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin. Anak pertamanya, Diana (29),
adalah sarjana lulusan Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Adiknya,
Benjamin, juga sarjana Teknik Informatika lulusan salah satu universitas di
Belanda. Mateo, anak bungsunya sedang menempuh pendidikan ilmu pariwisata
di Bali.

Soal alat yang dikembangkannya itu, Joko mengakui bahwa untuk kendaraan
bermotor masih memerlukan BBM sebagai bahan bakar utama. Namun setelah
dipasangi generator hidrogen, konsumsi BBM bisa dihemat. Joko menyodorkan
beberapa contoh, mulai dari motor hingga bus antarkota yang sudah dipasangi
generator hidrogen yang dikembangkannya.

Saya melakukan uji coba dengan mobil sendiri dan sudah berlangsung dua
tahun tanpa masalah, meski dulu saya sering dikatai orang gila, ujarnya,
tertawa.

Teknologi yang dikembangkan Joko itu sebenarnya terbilang sederhana. Kunci


utamanya terletak pada hidrogen dalam air untuk dijadikan bahan bakar dengan
proses pemisahan molekul gas yang memiliki nilai oktan pada angka 130.
Hidrogen yang terurai tersebut kemudian diteruskan ke dalam ruang kompresi.

Karena kebodohan maka saya mengembangkan teknologi ini, Joko mengenang.


Tiga tahun lalu, ia mencoba melihat isi air aki dengan menggunakan korek api.
Terjadi ledakan ketika ia mencoba mendekatkan nyala api untuk dapat melihat
lebih jelas. Saya bertanya-tanya, bukankah air aki itu air murni. Kenapa bisa
terbakar?

Joko akhirnya menemukan jawabannya. Yang terbakar adalah unsur hidrogen


dalam air aki yang terurai karena proses kimiawi.

Pengalaman karena kebodohan itu, meminjam istilahnya, mengusik Joko untuk


mulai mengutak-atik, mencari cara memisahkan hidrogen (H2O) yang ada dalam
air.

Lambat laun, ia menemukan bahan yang lebih mapan dari air aki, yakni aquades
yang mudah ditemukan di apotek dan toko kimia, ditambah kalium hidroksida
yang harganya sangat murah. Air kemudian dihubungkan dengan elektrode demi
mengurai unsur oksigen dan hidrogen. Setelah itu, unsur hidrogen yang mudah
terbakar dijebak dan diubah menjadi sumber tenaga.

Semuanya sangat sederhana, komentarnya.

Tidak Ada Monopoli

Dalam keseharian, Joko dikenal rendah hati. Pria yang acap mengeluarkan kata-
kata lucu itu menegaskan tidak berniat dan berminat mengeduk keuntungan dari
alat yang dikembangkannya itu.

Ia bahkan telah menyebarkan teknologi yang dikembangkannya itu lewat


website www.egmca.org. Siapa pun bisa mengakses, mengunduh, menambahi,
memprotes, membantah teknologi yang dikembangkannya. Dalam website itu,
tampak juga diskusi bagaimana menerapkan ilmu Joko itu, dimoderatori Romo
Vincentius Kirjito Pr.

Bagi Joko, semakin teknologi itu tersebar luas, diterapkan masyarakat, dan
dikritik, semakin mendorongnya menyempurnakannya, bahkan mengembangkan
teknologi yang lain. Asal tidak ada monopoli, dan saya tidak akan mau menjual
teknologi ini untuk perusahaan yang berniat monopoli. Saya justru ingin,
masyarakat beramai-ramai menjadi montir sendiri, ia menegaskan.

Belakangan ini, keramaian di rumahnya bertambah. Beberapa kru bus Damri


datang bergelombang untuk belajar kepada Joko, membuat dan memasang
generator hidrogen. Biar kru bus itu jadi montir sendiri dan menyebarkannya
kepada yang lain, ujarnya.

Soal media turut andil memasyarakatkan produknya, Joko lebih menganggapnya


sebagai membantu menawarkan alternatif bagi masyarakat. Bukan karena ingin
dipublikasikan. BBM naik tidak bisa ditolak, tapi mari cari alternatifnya, ujar
Joko, yang akan terus melanjutkan penelitiannya untuk menyempurnakan
generator hidrogennya

Label: Skema

diposkan oleh Penghemat BBM dengan AIR pada 00.54 0 Komentar

Penemuan Penting Anak Bangsa


Jakarta - Penemuan Djoko Sutrisno, warga Kelurahan Pakuncen Jl HOS
Cokroaminoto No 76 Yogyakarta, tentang teknologi untuk menghemat bahan
bakar minyak (BBM) dengan air mendapat respons dari banyak pembaca.
Temuan Djoko Sutrisno ini sudah diaplikasikan di Yogya.

Teknologi ala Djoko Sutrisno ini bisa digunakan untuk sepeda motor dan mobil.
Silakan lihat skema teknologi yang ditemukan Djoko Sutrisno untuk mobil dan
motor. Ada perbedan sedikit skema aplikasi untuk motor dan mobil.

Mengenai teknologi temuannya, Djoko menjelaskan, air yang akan menjadi


sumber energi itu dicampur dengan zat kimia berupa Kalium Hidroksida (KOH).
Gas hidrogen tersebut mampu menambah oktan di bensin atau solar, sehingga
menjadi lebih hemat.

"Prinsipnya air murni atau aquades ditambah KOH yang bisa dibeli di toko-toko
bahan kimia dengan harga murah itu, motor bisa jalan," kata Djoko saat ditemui
detikcom, Senin (26/5/2008) lalu.

Air yang yang sudah dicampur bahan tersebut kemudian dihubungkan dengan
elektroda agar unsur oksigen dan hidrogen dalam air tersebut terurai. Setelah itu
unsur hidrogennya yang mudah terbakar dijebak dan diambil sebagai sumber
tenaga.

"Sangat sederhana sekali, logis dan ilmiah sehingga semua orang bisa
memanfaatkannya. Saya tak takut temuan saya ini ditiru orang lain. Tak perlu
dipatenkan agar semua orang bisa memanfaatkannya," imbuh dia.

Dengan temuannya ini, menurut Djoko, penggunaan BBM yang digunakan untuk
sepeda motor atau mobil bisa hemat secara signifikan. (bgs/asy)

diposkan oleh Penghemat BBM dengan AIR pada 00.49 1 Komentar

Mengenai Saya
Penghemat BBM dengan AIR

Kediri, Jawa Timur

Sy adalah lelaki yang memiliki satu istri dan tiga orang anak.

Lihat profil lengkapku

Link

Google News

Edit-Me

Edit-Me

Posting Sebelumnya

Djoko Sutrisno Manfaatkan Air, Motor Jadi Irit

AIR + BBM = Mobil/Motor Jadi IRIT


Penemuan Penting Anak Bangsa

Arsip

Oktober 2008

Berlangganan
Entri [Atom]

Anda mungkin juga menyukai