Oleh:
Kelas B
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2017
I
PENDAHULUAN
Produksi sapi perah dipengaruhi oleh factor genetic, lingkungan, dan interaksi
genetic dan lingkungan. Factor genetic berpengaruh sebesar 30 % dan lingkungan
70% terhadap produksi susu sapi perah. Yang patut diperhatikan adalah
mempersiapkan kemampuan sapi dalam menghasilkan susu. Kemampuan
menghasilkan susu harus dipacu dengan keadaan lingkungan sehingga sapi perah
dapat berproduksi mendekati kemampuan genetic di negara asalnya.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Susu
Susu merupakan hasil sekresi kelenjar susu hewan mamalia betina sebagai
sumber gizi bagi anaknya. Kebutuhan gizi pada setiap hewan mamalia betina
bervariasi sehingga kandungan susu yang dihasilkan juga tidak sama pada hewan
mamalia yang berbeda (Potter, 1976). Menurut Winarno (1993), susu adalah cairan
berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae (ambing) pada binatang
mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Sebagian besar
susu yang dikonsumsi manusia berasal dari sapi. Susu tersebut diproduksi dari unsur
darah pada kelenjar susu sapi. Sedangkan menurut Buckle (1985), susu didefinisikan
sebagai sekresi dari kelenjar susu binatang yang menyusui anaknya.
Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna. Sebagian besar zat gizi
esensial ada dalam susu, di antaranya yaitu protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan
tiamin (vitamin B1). Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena di samping
kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam
saluran cerna (Almatsier, 2002). Untuk keperluan komersial, sumber susu yang paling
umum digunakan adalah sapi. Namun ada juga yang menggunakan ternak lain seperti
domba, kambing, dan kerbau.
Tabel 1. Komposisi Susu (gr/100 gr) berbagai Spesies
Sapi:
Ambing/kelenjar susu sapi terdiri dari empat (4) bagian terpisah. Bagian kiri
dan kanan terpisah jelas, bagian ini dipisahkan oleh sulcus yang berjalan
longitudinal yang disebut sulcus intermammaria. Kuartir depan dan belakang
jarang memperlihatkan batas yang jelas. Jika dilihat dari samping, dasar ambing
sebaiknya rata, membesar ke depan dan melekat kuat ke dinding tubuh perut.
Pertautan pada bagian belakang sebaiknya tinggi dan lebar, dan tiap kuartir
sebaiknya simetris. Gambaran eksternal ini memberi arti produktivitas seumur
hidup dan merupakan kriteria penting yang digunakan untuk menilai sapi perah
pada pameran ternak dan penilaian klasifikasi bangsa.
Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya susu di dalam
ambing, dan faktor genetik. Beratnya berkisar antara 11,35 27,00 kg atau lebih
tidak termasuk susu. Kapasitas ambing adalah 30,5 kg. Berat dan kapasitasnya
naik sesuai dengan bertambahnya umur. Setelah sapi mencapai umur 6 tahun
berat dan kapasitas ambing tidak naik lagi. Terbesar kapasitasnya pada laktasi
yang kedua dan ketiga. Normalnya, kuartir belakang lebih besar dari kuartir
depan dan menghasilkan susu sekitar 60 persen produksi susu sehari.
Susu dari tiap kelenjar disalurkan ke luar melalui puting, puting susu
berbentuk silindris atau kerucut yang berujung tumpul. Puting susu belakang
biasanya lebih pendek dibandingkan puting susu depan. Bila menggunakan
mesin perah putting susu yang pendek lebih menguntungkan dibanding dengan
yang panjang, karena milk-flow rate-nya lebih cepat, dengan perkataan lain sapi
dengan puting panjang diperah lebih lama dari pada puting pendek. Sifat
terpenting puting untuk pemerahan efisien adalah (1) ukuran sedang, (2)
penempatan baik, dan (3) cukup tegangan pada otot spinkter sekitar lubang
puting agar memudahkan pemerahan dan susu tidak menetes.
Ambing terdiri dari rangkaian sistem berbagai struktur penunjang. Struktur
penunjang ini adalah darah, limfe dan pasokan syaraf, sistem saluran untuk
menyimpan dan mengangkut susu, serta unit epitel sekretori bakal alveoli. Tiap
komponen ini berperan langsung atau tidak langsung terhadap sintesis susu.
biokimia. Proses fisiologis dan biokimiawi laktasi teragi menjadi tiga yaitu
1. Homeostasis
2. Homeorhesis
Perubahaan yang terkoordinasi dalam metabolisme dari jaringan tubuh
Currie,1980).
3. Partitioning nutrient
Susu disintesis dalam kelenjar susu. Dalam kelenjar susu terdapat unit yang
memproduksi susu, alveolus. Alveolus berisi satu lapisan sel epitel sekretori yang
mengelilingi tempat penyimpanan pusat yang disebut lumen, yang dihubungkan ke
sistem pembuluh. Sel-sel sekretori, pada gilirannya, dikelilingi oleh lapisan sel
myoepithelial dan kapiler darah.
Terdapat 3 sumber utama bahan pembentuk protein susu yang berasal dari
darah, yaitu peptida-peptida, plasma protein, dan asam-asam amino yang bebas.
Kasein, beta laktoglobulin, dan alphalaktalbumin merupakan 90% sampai 95% dari
protein susu. Ketiga macam protein tersebut disintesa didalam kelejar susu. Serum
albumin darah, imunoglobulin dan gamma kasein tidak disintesa didalam kelenjar
susu, tetapi langsung diserap dari darah dalam bentuk yang sama tanpa mengalami
perubahan. Plasma protein merupakan sumber bahan pembentuk susu sebanyak 10%
dari yang diperlukan. Asam-asam amino yang bebas yang diserap oleh kelenjar susu
dari darah merupakan sumber nitrogen utama untuk sintesa protein susu. Hampir
semua asam amino yang diserap dari darah diubah menjadi protein susu.
Sintesa protein dari susu terjadi didalam sel epitel dikontrol oleh gene yang
pembentukan protein susu yaitu replikasi dari DNA, transkripsi dari Ribonulec
acid (RNA) dari DNA, dan translasi terbentuknya protein menurut informasi RNA.
Replikasi
duplikasi dari kedua strand tersebut. Replikasi terjadi sebelum pembelahan sel, oleh
karena itu ia tidak mempunyai pengaruh yang langsung terhadap sintesa protein.
penting di dalam sintesa protein. Translasi termasuk proses yang terjadi di ribosome.
Translasi
dari asam-asam amino pada molekul RNA. Tiap-tiap asam amino mempunyai enzim
pengaktif tersendiri. ATP digunakan untuk menaikan tingkat energi dari asam amino
membran rangkap dari endoplasmic reticulum, tetapi sebagian lainnya terletak bebas
di dalam sitoplasma.
lemak susu terdiri atas trigliserida. Bahan-bahan pembentuk lemak susu yang
terutama adalah : (1) glukosa, asetat, asam beta hidroksibutirat, trigliserida dari
chylomicra, dan low density lipoprotein dari darah, (2) asam-asam lemak yang
berantai pendek, dan (3) beberapa asam palmitat yang disekresi didalam kelenjar
susu. Kelenjar susu ruminansia tidak dapat menggunakan acetyl CoA yang berasal
asam-asam lemak. Sebagian dari padanya digunakan untuk rantai karbon permulaan
untuk tambahan unit-unit C2 dan sebagian lagi untuk pembentukan unit-unit C2 dan
3. Sintesa laktosa
Sebagian besar glukosa dan galaktosa dalam sintesa laktosa berasal dari
substansi-substansi yang mudah dapat diubah menjadi glukosa. Dari perbedaan dari
sintesa laktosa, oleh karena itu kelebihan glukosa akan digunakan untuk energi
membentuk gliserol karena glukosa adalah bahan utama pembentuk laktosa dan susu
harus dipertahankan takenan laktosanya agar supaya isotonis dengan darah, maka bila
terjadi kekurangan laktosa akan mengalami kekurangan kandungan air dalam susu.
Oleh karena itu dikatakan glukosa adalah sebagai faktor pembatas untuk sekresi susu.
syntetase.Dengan adanya lactose ini maka susu akan memberi rasa manis serta
merangsang bakteri tertentu di dalam usus pedet untuk membentuk asam laktat,
Vitamin, mineral, air tidak disinsesa oleh sel-sel sekresi ambing melainkan
berasal dari tanah. Mineral yang penting adalah Ca, P, Cl, Na dan Mg. Mekanisme
absorbsi mineral dari darah ke dalam lumen alveoli belum jelas, kemungkinan
terdapat bentuk mekanisme transport mineral yang aktif, dalam sel sekresi ambing.
Kadar laktose, Na dan K dalam susu biasanya relatif konstan. Ketiga komponen ini
Kandungan vitamin dan mineral susu diatur dalam proses filtrasi, dimana sel-sel
jaringan sekresi ambing bertindak sebagai membran barier atau carrier terhadap
partikel vitamin dan mineral yang berasal dari darah yang akan masuk ke lumen
alveoli. Sel epitil menggabungkan mineral dengan sel organik, dimana 75% Ca terikat
dalam kasein, pospor, dan sitrat, dan dari 75% tersebut 50% terikat dengan kasein.
komponen susu. Konsen;trasi vitamin dalam susu (terutama yang terlarut dalam
lemak) dapat ditingkatkan dengan meningkatkan vitamin dalam plasma darah atau
KESIMPULAN
Ambing/kelenjar susu sapi terdiri dari empat (4) bagian terpisah. Bagian kiri
dan kanan terpisah jelas, bagian ini dipisahkan oleh sulcus yang berjalan
susuterdiri dari dua tahap . Proses pembentukan susu terdiri atas dua tahap
yaitu suplai prekursor susu oleh aliran darah, dan konversi bahan baku
Boisintesis susu terdiri dari Sintesa protein susu, Sintesa lemak susu, Sintesa
laktosa, dan Sintesa vitamin, mineral dan air
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Astuti, Triana Yuni. 2002. Buku Ajar Ternak Perah.UNSOED: Purwokerto
Soedono, Adi. 1990. Pedoman Beternak Sapi Perah. Dirjen Peternakan: Jakarta
Winarno, F.G., 1993. Pangan Gizi Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.