Anda di halaman 1dari 6

RANCANG BANGUN DAN KARAKTERISASI SENSOR TEMPERATUR 150-250

DERAJAT BERBASIS SERAT OPTIK STRUKTUR SINGLEMODE-MULTIMODE-


SINGLEMODE (SMS) DENGAN VARIASI PANJANG MULTIMODE
Kelompok 2 :
Prama Eko Wicaksono 2411100071
Iqbal Lucky Eptanto 2414100045
Tika Lathifa Graffit 2414100004
Muhammad Rifqi Pinandhito 2414100050
Nurhikmah Khaeraningrum 2414100082
Luthfa Syabania Nuari 2414100122
Asisten :
Febrianto Bimo Amarto 2413100047

Abstrak
Temperature merupakan salah satu besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Suatu alat
ukur ini menggunakan sensor yang dapat mensensing temperature dengan karakteristik
tertentu seperti sensitivitas, linearitas, range dan span. Pada penelitian, ini dibuat sebuah
sensor temperatur berbasis serat optik berstruktur SMS yang dapat digunkan pada untuk
mengukur temperature dengan range 150 0C 2500C dengan variasi panjang serat optik
multimode 5 cm, 6 cm dan 7 cm. Berdasarkan penelitian ini, variasi panjang multimode yang
cocok untuk digunakan sebagai sensor temperature dengan range 150 0C-2500C adalah 7 cm
karena nilai R2 pada sensor ini mendekati nilai R2 untuk sensor pada penelitian sebelumnya
yaitu 0,9886 untuk pengambilan data meningkat (1500C-2500C) dan 0,9498 untuk
pengambilan data temperature menurun (2500C-1500C).

1. Pendahuluan
Dalam sistem pengukuran, elemen menggunakan listrik sebagai isyarat,
sensor merupakan salah satu elemen yang akurasi pengukuran yang tinggi relative
sangat penting karena sensor merupakan kebal terhadap induksi listrik maupun
elemen yang langsung berhubungan magnet, dapat dimonitor dari jarak jauh,
dengan besaran fisis yang ingin diukur. dapat dimonitor dari jarak jauh, dapat
Ada banyak jenis sensor yang beredar di dihubungkan dengan system komunikasi
pasaran yang dapat digunakan untuk data melalui perangkat antar muka
mengukur besaran fisis tertentu. Salah satu (interface) serta dimensi yang kecil dan
jenis sensor adalah termokopel yang ringan (Jannah, 2016). Prinsip kerja dari
digunakan untuk mengukur temperature. serat optik sebagai sensor berbasis
Pada saat ini, telah banyak dikembangkan modulasi fase cahaya sebagai isyarat. Serat
sensor temperature berbasis serat optik optik digunakan karena memiliki ukuran
untuk menanggulangi kekurangan yang yang kecil, tahan terhadap interferensi
dimiliki sensor termokopel. Adapun serat elegtromagnetik (EMI), pasif secara
optik adalah suatu media transmisi cahaya kimiawi, bandwidth yang lebar,
yang dapat digunakan sebagai sensor sensitivitas yang tinggi,dan tidak
untuk pengukuran bermacam- macam terkontaminasi lingkungan.
parameter seperti pengukuran pergeseran, Temperatur merupakan besaran yang
suhu, tekanan, kelembapan, laju aliran menyatakan derajat panas dingin suatu
fluida, laju rotasi, konsentrasi suatu zat, material yang dapat mempengaruhi
medan listrik, medan magnet, serta analisis perubahan bentuk, volume dari material
kimia (Rambe, 2012) Keunggulan serat tersebut. Pada penelitian sebelumnya yang
optik untuk sensor adalah tidak ada kontak dilakukan oleh (Hatta, 2013) menunjukan
langsung dengan obyek pengukuran, tidak bahwa pengukuran suhu dua titik dengan
dua struktur serat SMS sebagai sensor
suhu dapat dilakukan. Sistem pengukuran
suhu yang diberikan dengan resolusi tinggi
dan juga mendapat manfaat dari
konfigurasi sederhana dengan kemampuan
pengukuran suhu multi-titik. Pada
penelitian ini ditemukan bahwa untuk Gambar 1 Struktur serat optik
panjang MMF 6 cm, kisaran suhu
pengukuran 40 -195 dapat dicapai Prinsip kerja serat optik adalah
dengan linearitas yang baik dan resolusi pengiriman pulsa cahaya melalui sebuah
0,12 . medium dari satu tempat ke tempat yang
Dalam skala industri pemisahan lain. Cahaya dalam serat optik berjalan
produk diatur berdasarkan perbedaan suatu melalui inti (core) dengan cara memantul
titik didih yang terdiri dari masing-masing dari kulit (cladding), karena kulit sama
komponen yang ada dalam campuran sekali tidak menyerap cahaya dari inti, hal
tersebut. Titik didih ini biasa dapat diukur ini yang disebut proses pemantulan
melalui temperature. (Jayanti, 2013) sempurna (total internal relection). Pada
Temperature merupakan salah satu besaran peristiwa pemantulan sempurna tidak ada
yang dapat diukur dengan alat ukur. Suatu cahaya yang dibiaskan.
alat ukur ini menggunakan sensor yang
dapat mensensing temperature dengan
karakteristik tertentu seperti sensitivitas,
linearitas, range dan span. Oleh karena itu
dalam proposal ini dibuat sebuah sensor
temperatur berbasis serat optik berstruktur
SMS yang dapat digunkan pada untuk Gambar 2 Skema pembiasan dan total
mengukur temperature dengan range 150 internal reflection
0
C 2500C dengan variasi panjang serat
optik multimode. b. Sensor
2. Tujuan Sensor adalah suatu perangkat yang
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan stimulus fisika yang
mengetahui karakteristik sensor terjadi kemudian mengubahnya menjadi
temperature 150-250 derajat dengan sinyal yang dapat terukur dan terekam.
Nilai dalam setiap elemen sistem pengukuran
variasi panjang serat optik multimode. memiliki karakteristik - karakteristik yang
3. Dasar Teori harus diperhatikan yaitu:
1. Range
a. Serat Optik 2. Span
3. Linearity
Serat optik adalah saluran transmisi 4. Non-linearity
yang terbuat dari kaca atau plastik yang 5. Sensitivity
digunakan untuk mentransmisikan sinyal 6. Resolution
cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. 7. Hysteresis
Serat optik terdiri dari tiga bagian utama yaitu
core, cladding dan coating. Core merupakan c. Linearitas
bagian utama dari serat optik Karena pada
core ini informasi yang berupa pulsa cahaya Linieritas mengungkapkan
ditransmisikan (Zanger, 1991, Thomas 1995). pemnyimpangan pembacaan yang
sebenarnya dari sebuah garis lurus. Selain
itu, linieritas juga menunjukkan
kemampuan suatu alat ukur jika nilai
masukan (nilai sesungguhnya) sebanding 3. Fusion splicer type-ZIC Sumitomo
dengan nilai keluaran (nilai pada alat Electric
ukur). 4. Hot plate
5. Digital termometer APPA 551
d. Sensitivitas 6. Alumunium foil
Sensitivitas adalah adanya perubahan 7. Optikal light source JDSU type-OLS-
terkecil dari suatu variable pengukuran 35
dengan menggunakan alat ukur yang 8. Optikal power meter Thorlabs PM-
masih memberikan pengamatan (respon). 100D
Karakteristik ini menunjukan seberap jauh 9. Fiber cleaver
kepekaaan sensor terhadap kuantitas yang 10. Fiber stripper
diukur. Sensitivitas juga sering dinyatakan 11. Alkohol
dengan bilangan perubahan output b. Prosedur Percobaan
dibandingan dengan perubahan input. Pada percobaa kali ini ada dua tahapan,
Secara matematis, sensitivitas menyatakan yaitu pembuatan sensor fiber optic dan
rasio O /I. pada limit I menuju nol,
pengujisan sensor fiber optic. Adapun
rasio tersebut menjadi turunan dO /dI,
yaitu laju perubahan O terhadap I. prosedur percobaan yang dilakukan
e. Resolusi adalah:

Resolusi adalah perubahan nilai Prosedur pembuatan sensor fiber


masukan terkecil yang menyebabkan optik
perubahan pada nilai keluaran. Beberapa
elemen dikarakterisasi oleh penambahan 1. Fiber optic single mode dipotong jadi
output dalam deretan langkah diskrit atau 2, dan dihilangkan cladingnya dengan
melompat responnya terhadap menggunakan fiber stripper
penambahan kontinyu ada input. 2. Untuk menghilangkan cladding secara
maksimal digunakan alcohol
f. Range dan Span 3. Fiber optic multimode diambil dengan
Range menyatakan jangkauan pengukuran panjang lebih dari 5 cm
sebuah instrument. Range input atau 4. Apabila tidak rapi pada kedua ujung
output sebuah elemen ditentukan dengan fiber optic maka dipotong dengan
nilai minimum dan nilai maksimum dai I menggunakan Fiber cleaver agar rapi
atau output O, dituliskan Imin hingga Imax dan sudah sesuai ukuran yaitu 5 cm
atau Omin hingga Omax.. Sedangkan, Span 5. Fiber optic single mode pada kedua
adalah variasi maksimum pada input atau ujungnya disambungkan
output yaitu Imax Imin atau Omax Omin. menggunakan Fusion splicer
6. Langkah 1-5 diulangi dengan panjang
4. Metodologi Percobaan
multimode yang dihasilkan 6cm dan 7
a. Alat dan Bahan cm
Prosedur pengujian sensor fiber
Adapun alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah : optic
1. Peralatan disusun sesuai skema
1. Serat optik multimode graded-index
m berikut:
Thorlabs type-GIF core 62.5 .
2. Serat optik singlemode SMF28 (ITU-
T recommendation G.655)
-7.5
-7.6
-7.7
-7.8
-7.9
-8 f(x) = 0.01x - 8.14
R = 0.34
-8.1
-8.2
Linear ()
2. Bagian serat optic sambungan SMS Linear ()
(panjang 5cm) dibungkus dengan
alumunium foil dan diletakkan pada Gambar 3 Grafik hubungan rugi daya
plat magnetic stirrer dengan temperatur untuk panjang
3. Salah satu ujungnya dihubungkan mulitimode 5 cm dengan pengambilan data
dengan Optical Light Source dan suhu meningkat
ujung lainnya ujungnya dihubungkan
dengan Optical Power Meter. -7.2
4. Optical Power Meter dihubungkan -7.4
dengan Thorlabs PM-100D yang ada -7.6
dalam PC
5. Suhu diatur pada magnetic stirrer -7.8 f(x) = - 0.02x - 7.7
R = 0.46
pada suhu ruangan lalu dicatat. -8
6. Suhu diatur pada 150 , sampai -8.2

dengan 250 , dan sebaliknya Linear ()


Linear ()
dengan kenaikan/penurunan 5 ,
7. Data yang didapat lalu direkam Gambar 4 Grafik hubungan rugi daya
dengan 100 sampel. dengan temperatur untuk panjang
8. Grafik hubungan temperature antara mulitimode 5 cm dengan pengambilan data
daya loss dibuat suhu menurun
9. Langkah 2-8 diulangi untuk SMS
panjang 6cm dan 7 cm. 0
10. Hasil percobaan tersebut dianalisis -0.2
-0.4
f(x) = 0.03x - 1.06
5. Hasil dan Pembahasan -0.6 R = 0.92
Dari pengambilan data yang telah -0.8
-1
dilakukan didapatkan hasil data sebagai
-1.2
berikut:
-1.4
Linear ()
Linear ()

Gambar 5 Grafik hubungan rugi daya


dengan temperatur untuk panjang
mulitimode 6 cm dengan pengambilan data
suhu meningkat
0
-0.2 5 cm 6 cm 7cm
-0.4 Parameter
f(x) = - 0.03x - 0.32
-0.6 R = 0.95 Naik Turun
Nai
Turun
Nai
Turun
k k
-0.8
-1
1500C- 1500C- 1500C-
-1.2 Range
2500C 2500C 2500C
Linear ()
Linear () Span 100 100 100

Gambar 6 Grafik hubungan rugi daya 0,33 0,460 0,9 0,945 0,9 0,94
dengan temperatur untuk panjang R2 62 2 155 9 886 98
mulitimode 6 cm dengan pengambilan data
suhu menurun Sensitivitas
0,0 0,01 0,0 0,03 0,0 0,0
12 81 341 11 811 71
-7
Resolusi 50C
-7.5
-8
f(x) = 0.08x - 9.59
Dalam struktur serat SMS, interferensi
-8.5 R = 0.99 antara mode di bagian serat multimode
-9 terjadi sepanjang panjang serat multimode
-9.5 tersebut. Struktur serat SMS dapat
-10 menghasilkan interferensi minimum atau
Linear () maksimum pada panjang serat multimode
Linear ()
tertentu. Dengan mengoptimalkan panjang
serat multimode dengan tepat, berbagai
macam devais dapat dikembangkan.
Gambar 7 Grafik hubungan rugi daya
Perubahan temperature mempengaruhi
dengan temperatur untuk panjang
struktur serat optik SMS, indeks bias dan
mulitimode 7 cm dengan pengambilan data
dimensi dari core dan cladding serat optik.
suhu meningkat.
Jika interferensi antara mode pada
-19 multimode berubah maka respon output
juga berubah.
-19.5 Dari Gambar 3 sampai dengan
-20
f(x) = - 0.07x - 19.82
Gambar 8 menunjukan rugi daya yang
-20.5 R = 0.95 terjadi akibat kenaikan maupun penurunan
temperature. Pada panjang multimode 5
-21 cm terjadi fluktuasi dan nilai R2 0,3362
-21.5 untuk pengambilan data meningkat
Linear ()
(1500C-2500C) dan 0,4602 untuk
Linear ()
pengambilan data temperature menurun
(2500C-1500C), sensitivitas 0,012 pada
pengambilan data menigkat dan 0,0181
Gambar 8 Grafik hubungan rugi daya pada pengambilan data menurun.
dengan temperatur untuk panjang Sedangkan pada panjang multimode 6 cm
mulitimode 7 cm dengan pengambilan data didapat nilai R2 0,9155 untuk pengambilan
suhu menurun data meningkat (1500C-2500C) dan 0,9489
Dari graifk tersebut dapat diketahui untuk pengambilan data temperature
karakteristik sensor sebagai berikut menurun (2500C-1500C), sensitivitas
0,0341 pada pengambilan data menigkat
dan 0,0311 pada pengambilan data
menurun. Pada penelitian sebelumnya, multimode 7 cm didapatkan nilai linearitas
untuk panjang multimode 6 cm didapatkan mendekati 1, sehingga untuk sensor
nilai R2 sebesar 0,992 dan sensitivitas temperature dengan range 1500C-2500C
0,085. Pada panjang multimode 7 cm panjang multimode 7 cm adalah yang
didapatkan nilai R2 0,9886 untuk paling baik.
pengambilan data meningkat (1500C-
2500C) dan 0,9498 untuk pengambilan 7. Daftar Pustaka
data temperature menurun (2500C-1500C), [1] Syarief, A., & Isworo, H. (2015).
sensitivitas 0,0811 pada pengambilan data Simulasi Turbin Air Kapaln Pada PLTMH
menigkat dan 0,071 pada pengambilan di Sungai Simpanan Desa Magalau Hulu
data menurun. Pada penelitian Kabupaten Kotabaru . 6.
sebelumnya, untuk panjang multimode 7 [2] Arifin, A. (2015). Long-Range
cm didapatkan nilai R2 sebesar 0,971 dan Displacment Sensor Based on SMS Fiber
sensitivitas 0,0032. Berdasarkan data Structure and OTDR. 6.
tersebut, variasi panjang multimode yang [3] Hatta, A. M. (2013). SMS Fiber
cocok untuk digunakan sebagai sensor Structure for Temperature Measurement
temperature dengan range 1500C-2500C Using an OTDR. 5.
adalah 7 cm karena nilai R2 pada sensor ini [4] Jannah, N. F. (2016). Optical Fiber
mendekati nilai R2 untuk sensor pada Sensor. 37.
penelitian sebelumnya, walaupun nilai [5] Wu, Q., Semenova, Y., Hatta, A.,
sensitivitasnya masih berbeda jauh, ini Wang, P., & Farell, G. (2010). Bent SMS
terjadi bisa diakibatkan perbedaan range Fiber Structure for Temperature
temperature yang diukur.
Measurement. 6.
6. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada variasi panjang

Anda mungkin juga menyukai