Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

MANAJEMEN KEUANGAN

BAB 12 PENGANGGARAN MODAL DAN ESTIMASI ARUS KAS

RIZKI PUJA KHUMAERAH

B1C1 14 048

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015
CHAPTER 12: PENGANGGARAN MODAL DAN ESTIMASI ARUS KAS

Penganggaran modal adalah proses identifikasi, analisis, dan pemilihan berbagai


proyek yang pengembaliannya (arus kas) diperkirakan akan diterima lebih dari setahun.
Penganggaran modal melibatkan (1) pembuatan proposal proyek investasi yang konsisten
dengan tujuan strategis perusahaan; (2) mengestimasi arus kas operasi tambahan setelah pajak
untuk proyek investasi; (3) mengevaluasi arus kas tambahan proyek; (4) mimilih proyek
berdasarkan pada criteria penerimaan yang memaksimalkan nilai, dan (5) secara terus-
menerus mengevaluasi kembali proyek yang diimplementasikan dan melakukan audit untuk
proyek yang telah selesai.

Membuat Proposal Proyek Investasi

Prosedur administrasi yang efisien dibutuhkan untuk menyalurkan berbagai


permintaan investasi. Semua permintaan investasi haruslah konsisten dengan strategi
perusahaan untuk menghindari analisis proyek yang tidak perlu karena tidak sesuai dengan
strategi.

Semakin besar biaya dari suatu proyek, maka akan semakin lama pula proposal proyek
tersebut disaring atau beredar. Proses penyaringan ini berbeda-beda tiap perusahaan jadi
tidak mungkin melakukan generalisasi.

Estimasi Arus Kas Operasi Tambahan Setelah Pajak Proyek

Daftar Pemeriksaan Arus Kas

Karakteristik dasar arus proyek yang relevan:

1. Arus kas (bukan arus laba)


Kas adalah titik sentral pengambilan keputusan. Jadi perusahaan yang
menginvestasikan kasnya mengharapkan pengembalian kas dalam jumlah yang
lebih besar dimasa mendatang.
2. Arus kas operasi (bukan arus kas pendanaan)
Arus kas pendanaan seperti pembayaran bunga, pokok utang dan dividen
dikeluarkan dari analisis arus kas. Namun, kebutuhan akan pengembaliandari
investasi untuk menutup biaya modal tidak diabaikan.
3. Arus kas setelah pajak
Arus kas harus ditentukan berdasarkan perhitungan setelah pajak.
4. Arus tambahan
Berisi analisis selisih antara arus kas perusahaan dengan dan tanpa proyek
tersebut.

Prinsip-prinsip dasar yang harus dipatuhi ketika mengestimasi arus kas operasi
tambahan setelah pajak
1. Abaikan biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran di masa lalu yang tidak dapat dipulihkan jadi
tidak masalah jika diabaikan.
2. Masukkan biaya peluang
Dalam membuat arus kas perlu dipertimbangkan biaya peluang yang sesuai.
3. Masukkan perubahan modal kerja bersih dari perusahaan langsung di kewajiban
jangka pendek, yang dikerahkan oleh proyek
4. Masukkan pengaruh inflasi
Jika tingkat permintaan pengembalian untuk menerima suatu proyek memasukkan
jaminan untuk inflasi, maka estimasi arus kas terpengaruh. Arus kas masuk
sebagian besar didapat dari penjualan produk dan untuk arus kas keluar, inflasi
akan gaji ataupun biaya bahan baku.

Berbagai Pertimbangan Pajak

Depresiasi adalah alokasi sistematis biaya aktiva modal sepanjang periode waktu
untuk tujuan pelaporan keuangan, pajak atau keduanya. Semakin besar biaya depresiasi,
semakin rendah pajak yang harus dibayar sehingga depresiasi dapat mempengaruhi arus kas
keluar.

Ada dua prosedur yang dapat digunakan untuk mendepresiasikan aktiva modal yaitu
metode garis lurus dan metode depresiasi dipercepat. Namun perhitungan depresiasi harus
berdasarkan penetuan dasar depresiasi.

Menghitung Arus Kas Tambahan


Daftar pemeriksaan arus kas dan berbagai pertimbangan pajak sangat membantu
dalam menempatkan arus kas proyek ke dalam tiga kategori berikut:
1. Arus kas keluar awal
Investasi kas bersih awal. Format dasar untuk menentukan arus kas keluar awal
adalah sebagai berikut:
Biaya aktiva baru
+ Pengeluaran modal
+ () Pengingkatan (penurunan) modal kerja bersih
Hasil berih dari penjualan aktiva lama jika investasi merupakan
keputusan untuk penggantian
+ (-) Beban pajak (penghematan pajak) karena danya penjual aktiva lama
jika investasi merupakan keputusan untuk penggantian

= Arus kas keluar awal

2. Arus kas bersih tambahan interim


Arus kas bersih yang terjadi setelah investasi kas awal, tetapi tidak meliputi arus
kas periode akhir. Format dasar untuk menentukan arus kas bersih tambahan
interim adalah sebagai berikut:
Kenaikan (penurunan) pendapatan bersih dikurangi (ditambah)
kenaikan (penurunan) bersih biaya operasi, diluar depresiasi
(+) Kenaikan (penurunan) bersih biaya depresiasi pajak
= Perubahan laba bersih sebelum pajak
(+) Kenaikan (penurunan) bersih pajak
= Perubahan bersih laba setelah pajak
+ () Kenaikan (penurunan) bersih biaya depresiasi pajak
= Arus kas bersih tambahan untuk periode terkait

3. Arus kas bersih tambahan akhir tahun


Arus kas bersih akhir periode. Arus kas akhir periode ini ditarik untuk diperhatikan
lebih jauh karena serangkaian arus kas sering terjadi pada akhir proyek.
Kenaikan (penurunan) pendapatan bersih dikurangi (ditambah)
kenaikan (penurunan) bersih biaya operasi, di luar depresiasi
(+) Kenaikan (penurunan) bersih biaya depresiasi pajak
= Perubahan bersih laba sebelum pajak
(+) Kenaikan (penurunan) bersih pajak
= Perubahan bersih laba setelah pajak
+() Kenaikan (penurunan) bersih biaya depresiasi pajak
= Arus kas bersih tambahan untuk periode terkait sebelum pertimbangan
akhir proyek
=() Nilai sisa terakhir (biaya pembuangan/reklamasi) aktiva baru
(+) Pajak (penghematan pajak) karena penjualan atau pembuangan aktiva
baru
+() penurunan (kenaikan) tingkat modal kerja bersih
= Tahun terakhir arus kas bersih tambahan

Anda mungkin juga menyukai