Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas


limpahan rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan. Makalah ini berjudul TAUHID, SYAHADAT DAN
IMPLEMENTASINYA DALAM KEHIDUPAN Dengan tujuan penulisan
sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman dari materi ini. Selain itu, penulisan
makalah ini tak terlepes pula dengan tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Namun penulis cukup menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat
membangun.

Manado 17 september

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
B. Pengertian Syahadat
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang
memiliki aturan, yakni dengan beriman kepada rukun islam
dan rukun iman, dari kedua rukun tersebut dapat dijadikan
sebagai pondasi kokohnya agama islam. Ketika bicara
dengan keimanan maka erat kaitannya dengan masalah
keyakinan. Di dalam islam, tauhid merupakan ajaran pokok
yang harus dipahami dan diamalkan oleh semua
pemeluknya. Lebih dari itu, tauhid harus tercermin dalam
kehidupan sehari hari. Tanpa penghayatan dan pengalaman,
tauhid hanyalah perbincangan omong kosong yang tidak ada
dampaknya bagi diri kita, apalagi di hadapan Allah SWT.
Syahadat dalam islam merupakan rukun pertama dan
sebagai dasar bagi rukun rukun lainnya. Syahadat adalah
ikrar atau pernyataan tentang dasar-dasar seorang hamba
tentang ketauhidan Allah SWT dan keimanan. Namun bila
kita melihat realita, keimanan dan ikrar hanyalah sebatas
ungkapan yang tak banyak artinya. oleh karena itu,
implementasi tauhid dan syahadat di dalam kehidupan
sangat perlu untuk dipahami dan dipelajari lebih dalam,
karena itulah bukti nyata keimanan serta keyakinan seorang
hamba meski disempurnakan lagi.
B. Rumusan Masalah
a) Apa Pengertian Tauhid ?
b) Apa Pengertian Syahadat ?
c) Bagaimana Implementasi tauhid dan syahadat dalam
kehidupan ?
C. Tujuan
a) Mengetahui Pengertian Tauhid
b) Mengetahui Pengertian Syahadat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
Tauhid (Arab : )dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti
Keesaan Allah, mentauhidkan berarti mengakui keesaan Allah;
mengesakan Allah atau mengiktikadkan bahwa Allah SWT itu Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Tauhid diambil kata : Wahhada
Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu suku kata
dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti
esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan
keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang
berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah. Sebagaimana yang
difirmankan Allah SWT sendiri didalam surat Al-baqarah:163 yang
artinya : Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada
Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Macam-Macam Tauhid Tauhid terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Al Asma Was
Shifat.
1. Tauhid Rububiyyah adalah keyakinan bahwa Allah- lah
satu-satunya pencipta dan pemelihara alam semesta;
bahwa Allah adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua
makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan mengubah
keadaan mereka.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dan Mengadakan gelap dan terang (QS. Al Anam:1).
2. Tauhid Uluhiyyah adalah keyakinan bahwa Allah-lah
satu-satunya yang berhak disembah dan
dimintaipertolongan. Hanya Engkaulah yang Kami
sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan (Qs. Al-Fatihah: 5).
3. Tauhid Al Asma was Sifat adalah keyakinan bahwa
hanya Allah yang memiliki nama dan sifat yang sesuai
dengan yang Allah tetapkan bagi diri-Nya dalam Al
Quran dan hadits, yakni Asmaul Husna. Hanya milik
Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah
kepada-Nya dengan menyebut nama-nama- Nya (QS.
Al Araf: 180). Wallahu alam
B. Pengertian Syahadat
Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (
), yang artinya ia telah menyaksikan. Kalimat itu dalam syariat
Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan
Tuhan ( Allah) dan Muhammad sebagai RasulNya. Dalam
penerapan syahadat dibagi menjadi 2 makna
syahadat,yaitu:
1. Pengakuan Ketauhidan Pengakuan ketauhidan berbunyi :
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah, Adapun keutamaan kalimat
LAA ILAHA ILLALLAH Ibnu Rajab dalam Kalimatul Ikhlas
mengatakan, Kalimat Tauhid (yaitu Laa Ilaha Illallah)
memiliki keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin
bias dihitung. Lalu beliau rahimahullah menyebutkan
beberapa keutamaan kalimat yang mulia ini. Di antara yang
beliau sebutkan: Kalimat Laa Ilaha Illallah merupakan
harga surge Suatu saat Nabi shallallahu alaihi wa sallam
mendengar muazin mengucapkan Asyhadu alla ilaha
illallah. Lalu beliau mengatakan pada muazin tadi, {
} Engkau terbebas dari neraka. (HR. Muslim no.
873) Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, {
} Barang siapa yang akhir
perkataannya sebelum meninggal dunia adalah lailaha
illallah, maka dia akan masuk surga. (HR. Abu Daud..
Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul
Mashobih no. 1621) seorang muslim hanya mempercayai
Allah sebagai satu-satunya Allah dan tiada tuhan yang lain
selain Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang
menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Dengan
mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim
memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allah sebagai
tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
2. Pengakuan Kerasulan Pengakuan kerasulan berbunyi : WA
ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Syarat mengakui syahadat kerasulan : Syarat Pertama:
Mengakui kerasulan beliau dan meyakininya di dalam hati .
Syarat Kedua: Mengucapkan syahadat tersebut,
mengakuinya secara zhahir melalui lisan . Syarat Ketiga:
Mengikuti beliau dengan mengamalkan kebenaran yang
beliau bawa, dan meninggalkan kebatilan yang beliau
larang. Syarat Keempat: Membenarkan apa yang beliau
kabarkan, berupa perintah dan larangan, serta perkara-
perkara gaib di masa lalu maupun masa datang, serta yang
selain itu . Syarat Kelima: Mencintai beliau dengan kecintaan
yang lebih daripada kecintaan kita kepada diri kita sendiri,
daripada harta kita, orang tua kita, anak-anak kita, dan
daripada seluruh manusia. Dalilnya adalah: Dari Anas bin
Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata bahwa Rasululllah
bersabda: , Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian
sampai aku lebih dia cintai daripada orang tuanya, anaknya,
dan seluruh manusia. (HR Al Bukhari 15, Muslim 44) Syarat
Keenam: Mengedepankan ucapan beliau dari pada ucapan
seluruh manusia, siapa pun orang tersebut, serta
mengamalkan sunnah beliau shallallahu alaihi wasallam .
Sikap tauhid merupakan sikap mental hati yang kurang
stabil akan menyebabkan sikap ini mudah berubah-ubah.
Adapun hal-hal yang dapat mengurangi sikap tauhid, yaitu:
1. Penyakit riya
Kelemahan ini pun disinyalir oleh Allah sendiri didalam Al-
Quran sebagai peringatan bagi manusia. Sebagaimana firman
Allah: Sesungguhnya proses terjadinya manusia (membuatnya)
tak stabil. Bila mendapatkan kegagalan lekas berputus asa. Bila
mendapatkan kemenangan cepat menepuk dada. (Al-Maaarij:
19-21)
2. Penyakit ananiah (egoism) Kemungkinan kedua bagi mereka
yang belum stabil sikap pribadinya, selain sikap riya ialah
manusia menempuh jalan pintas. Rasa tidak pasti tadi
diatasinya dengan mementingkan diri sendiri. Namun sifat
ini tidak akan tumbuh didalam pribadi yang mau beribadah
ihsandan khusyu.
3. Penyakit takut dan bimbang Rasa takut ini biasanya timbul
terhadap perkara yang akan datang yang belum terjadi.
Adapun cara mengatasi rasa takut ini ialah dengan
tawakalalallah artinya mewakilkan perkara yang kita takuti
itu kepadaAllah SWT, maka Allah akan memberikan
pemecahan masalah tersebut.
4. Penyakit Zhalim Zhalim artinya meletakkan sesuatu tidak
pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang tidak
semestinya.
5. Penyakit hasad atau dengki Hasad tumbuh dihati seseorang
apabila ia tidak senang kepada keberhasilan orang lain.
Sikap ini biasanya didahului oleh sikap yang menganggap
diri paling hebat dan paling berhak mendapatkan segala
yang terbaik, sehingga jika melihat ada orang lain yang
kebetulan lebih beruntung, ia merasa tersaingi. Di era
modern ini, dengan berbagai tantangan dan pengaruh
global, seorang muslim harus mempunyai tauhid yang kuat.
Hal itu disebabkan tantangan dan pengaruh global yang
datang banyak memuat unsur- unsur negative yang anti-
tauhid. Manakala seorang muslim dihadapkan pada
kesenangan dunia sebagai muatan dunia kapitalis, maka
manusia membutuhkan benteng untuk mempertahankan diri
dari arus negative globalisasi tersebut. Syahadat dalam
Islam merupakan rukun pertama dan sebagai dasar atau
asas bagi rukun-rukun lainnya. Syahadat merupakan
pernyataan atau ikrar seorang hamba atas apa yang
diimaninya, atau juga sebagai ikrar dari persaksian seorang
hamba atas ketuhanan Allah Swt dan Muhammad bin
Abdullah sebagai utusan-Nya dan meniadakan sifat
ketuhanan atas selain Allah. Oleh sebab itu pembahasan
tentang syahadat sudah barang tentu didalamnya
membahas tentang iman yang berarti membahas pula
tentang aqidah. Berbicara tentang syahadat, berarti pula
berbicara tentang dasar-dasar ajaran islam, tentang
ketauhidan, dan tentang keimanan. Akan tetapi bukan
berarti bahwa syahadat itu merupakan pekerjaan hati
semata, karena syahadat tergolong dalam ketentuan syara,
yakni sebagai rukun Islam yang pertama, maka
konsekwensinya adalah dilakukan sebagaimana rukun-rukun
islam yang lainnya. Aqidah jelas merupakan perbuatan hati,
yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada
sesuatu.Sebagai pernyataan keimanannya tentu harus
mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai keabsahan
bahwa ia telah memeluk islam. Konsekwensinya adalah
bahwa setiap orang yang akan masuk Islam diwajibkan
terlebih dahulu mengucapkan dua kalimat
syahadat.Tujuannya agar setiap muslim melakukan amalnya
berdasarkan pada makna dua kalimat syahadat dan dalam
setiap tindakannya akan disertai keikhlasan, kejujuran,
rendah hati, dan berkeadilan. Dengan demikian orang yang
mengamalkan rukun pertamaadalah orang yang bertakwa
kepada Allah SWT. Sehingga semua amalan yang kita
lakukan pada intinya bertujuan untuk menjaga agar tetap
dalam kesaksian kita bahwa tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah hamba dan utusannya. Keyakinan inilah
yang harus kita pertahankan hingga mati menjemput raga
kita semua, sedangkan amal kita masih terhalang oleh
banyak hal yang berkaitan dengan kebendaan kita selama
hidup di dunia.. Persaksian inilah yang akan ditanyakan nanti
di alam kubur sebagai pintu pertama seseorang
mempertanggungjawabkan keimanannya di depan Allah,
yakni tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba
dan utusan Allah. Pada hakikatnya hidup kita ini
merupakankesaksian diri kita pada adanya Allah sebagai
penciptaalam raya dan sebagai Tuhan kita, kesaksian diri
kita pada Dzat yang telah menunjukkan manusia pada jalan
kebenaran melalui para rasulnya, kesaksian kita pada
kebenaran para rasul dan dari semua yang datang dari diri
mereka. Intinya, sebagai ummat nabi Muhammad SAW kita
hidup di dunia ini untuk kesaksian bahwa tiada tuhan selain
Allah, mengakui dan meyakini bahwaN Muhammad SAW
sebagai hamba dan utusan Allah, mengimani semua yang
datang dari beliau, termasuk tentang para nabi dan para
rasul Allah yang terdahulu. Setiap tindakan dan amal kita
sudah seharusnya bersandar pada prinsip syahadat tauhid
dan syahadat rasul
.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tauhid berarti mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah
atau mengiktikadkan bahwa Allah SWT itu Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Syahadat adalah sebuah pernyataan kepercayaan
dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Muhammad sebagai RasulNya.
Sebagai ummat nabi Muhammad SAW kita hidup didunia ini untuk
kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, mengakui dan meyakini
bahwa Muhammad SAW sebagai hamba dan utusan Allah,
mengimani semua yang dating dari beliau, termasuk tentang para
nabi dan para rasul Allah yang terdahulu. Setiap tindakan dan
amal kita sudah seharusnya bersandar pada prinsip syahadat
tauhid dan syahadat rasul. Karena semua amal yang kita lakukan
adalah derifasi dari pernyataan atas keyakinan dan kesaksian tadi
dan tidak berdiri sendiri melainkan
diatasnya.
DAFTAR PUSTAKA

http//Copyleft almanhaj.or.id/
http//Ashshoghir.Wordpress.com/ http//Iqraku.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai