Anamnesis
Masuk RSUD Koja pada tanggal : 3 Mei 2011, pukul 19.00 WIB
Diambil dari autoanamensis pada tanggal : 3 Mei 2011, pukul 19.10 WIB
Keluhan Utama
Perut yang terasa mulas-mulas sejak 1 hari SMRS
STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan Luar
o Inspeksi : Abdomen tampak membesar, tampak linea nigra, dan striae
gravidarum
o Palpasi :
o Leopold I : tinggi fundus uterus 2 jari di bawah processus
xiphoideus (35 cm). Teraba bagian bulat, keras, dan melenting.
o Leopold II : teraba bagian keras memanjang seperti papan di
sebelah kanan ibu
o Leopold III : teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting
o Leopold IV : konvergen, 2/5 bagian bokong masuk PAP
o HIS : 2 kali dalam 10 menit, selama 20 detik, kualitas sedang
o TBJ : (35-12) X 155=3565 gram
o Auskultasi : DJJ : 148 kali/menit
Pemeriksaan Dalam
o Vaginal Toucher:
o Portio teraba tebal dan lunak
o Pembukaan 3 cm
o Ketuban (+)
o Presentasi bokong
RESUME
Nyonya D berusia 31 tahun datang dengan keluhan perut mulas-mulas
sejak 1 hari SMRS, mulas dirasakan semakin lama semakin sering dan makin
kuat, tidak ada cairan atau darah yang keluar dari kemaluannya, ini kehamilan
ke-3 dan mengaku tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya. Pasien
memeriksakan kehamilannya secara teratur di Puskesmas dan mengatakan hari
pertama haid terakhirnya adalah 5 Agustus 2010. Pada pemeriksaan luar
didapatkan hasil letak janin memanjang dengan presentasi bokong. Pada
pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan sebesar 3 cm, portio tebal lunak,
ketuban (+), presentasi bokong.
DIAGNOSA
Ibu : G3P2A0, hamil aterm, inpartu kala I fase laten
Janin : tunggal, hidup, intrauterine, letak memanjang, presentasi bokong
PENATALAKSANAAN
Rencana diagnosis
1. CTG
2. USG
3. Lab: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit
Rencana Terapi
1. Pro partus spontan presentasi bokong
2. Pemasangan catheter
3. Observasi His, DJJ
4. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital tiap 30 menit
5. Observasi kemajuan persalinan 6 jam kemudian
Rencana Pendidikan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang jenis-jenis presentasi
pada kehamilan dan tindakan yang akan dilakukan serta resiko-resiko yang akan
terjadi.
PROGNOSIS
Kehamilan Persalinan
Ibu : dubia ad bonam Ibu : dubia ad bonam
Janin : dubia ad bonam Janin : dubia ad bonam
FOLLOW UP 1
3 Mei 2011 pukul 22.00 WIB
S: keluhan mulas semakin sering dan keluar cairan jernih seperti kencing yang
tidak dapat ditahan.
O:
Status generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36 C
Status Obstetrikus
His : 3 kali dalam 10 menit, berlangsung selama 40 detik (kuat)
DJJ : 148x /menit regular
VT : portio tipis lunak, pembukaan 7 cm, ketuban (-), presentasi
bokong, Hodge IV
FOLLOW UP 2
4 Mei 2011 pukul 00.00 WIB
S: Pasien terasa semakin mulas, dan seperti mau BAB.
O:
Status generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Pernafasan : 26 kali/menit
Suhu : 36.5 C
Status Obstetrik
His : 4x dalam 10 menit selama 45 detik (kuat)
DJJ : tidak dilakukan
Pemeriksaan luar : terlihat bokong bayi di mulut vulva.
FOLLOW UP 3
4 Mei 2011 pukul 00.30 WIB
S: Os merasa lemas sehabis melahirkan
O:
Status generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 76 kali/menit
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 36.5 C
Status Obstetrik
Pemeriksaan luar : terlihat tali pusat di vulva
Bayi
Lahir spontan presentasi bokong dengan Apgar Score 6/7 dengan jenis
kelamin laki-laki-laki, berat badan 3100 gram dan panjang badan 49 cm. Anus
(+) dan cacat (-).
FOLLOW UP 4
04 Mei 2010 Pukul 00.45 WIB
S: Pasien merasa kelelahan
O: Plasenta lahir spontan lengkap
TFU : 2 jari di bawah pusat
Ruptur perineum (-)
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Nafas : 22x/menit
Suhu : 36,7C
Definisi
Partus adalah suatu pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus immaturus kurang dari 28
minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram. Partus
prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi
belum cukup bulan. Berat janin antara 1000 sampai 2500 gram atau tua
kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Partus postmaturus atau
serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang
diperkirakan.
Partus spontan adalah partus pervaginam yang sepenuhnya dibantu oleh
tenaga dari ibu dan his tanpa induksi dengan presentasi diluar presentasi
belakang kepala.1
Mekanisme Persalinan
Pada mekanisme persalinan ada 4 kunci utama yang perlu dikuasai yaitu 1 :
1. Letak
Untuk mengemukakan bagaimana sumbu ibu terhadap sumbu janin.
Umpamanya : letak memanjang, letak melintang.
2. Sikap
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya
khususnya terhadap tulang punggungnya. Contoh: Flexi, Defleksi.
3. Posisi
Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada dibagian bawah
uterus sebelah kiri, sebelah kanan, sebelah depan atau sebelah belakang.
Contoh : ubun-ubun kecil kiri depan.
4. Presentasi
Digunakan untuk menentukan pada pemeriksaan bagian janin yang ada di
bagian bawah uterus. Contoh : presentasi kepala, presentasi bokong.
Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai persalinan spontan dengan
cara bracht menurut definisi di atas.
Pada presentasi sungsang, lahirnya bokong dan bagian tubuh janin tidak
selalu dapat diikuti dengan peralinan kepala secara spontan. Dengan demikian
maka pertolongan persalinan sungsang pervaginam memerlukan keterampilan
khusus dari penolong.2
2. Tahap kedua
Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut
fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas
panggul, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu, fase
ini harus segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila
mulut sudah lahir, janin dapat bernapas lewat mulut.
3. Tahap ketiga
Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang
bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah,
sehingga kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk
menghindari terjadinya perdarahan intra kranial.
Mekanisme Persalinan Spontan
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu:
Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi
putaran paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah
simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga
distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
d. Terjadi p e r s a l i n a n b o ko n g , d e n g a n t ro ka n t e r d e p a n s e b a g a i
hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk
persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin
lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke
arah perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah
simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan
depan sehingga seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau
miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.
a) Presentasi
bokong (frank
breech)
b) Presentasi
bokong kaki
sempurna
(complete
breech)
c) Presentasi
bokong kaki tidak
sempurna dan
presentasi kaki
(incomplete or
footling)
Bokong masuk ke
pintu atas panggul
dalam posisi
melintang atau
miring.
Setelah trokanter
belakang mencapai
dasar panggul, terjadi
putaran paksi dalam
sehingga trokanter
depan berada di
bawah simfisis.
Penurunan bokong
dengan trokanter
belakangnya berlanjut,
sehingga distansia
bitrokanterika janin
berada di pintu bawah
panggul.
Terjadi persalinan
b o ko n g , dengan
t ro ka n t e r depan
s e b a g a i hipomoklion.
Setelah trokanter
belakang lahir, terjadi
fleksi lateral janin
untuk persalinan
trokanter depan,
sehingga seluruh
bokong janin lahir.
4. Pada saat setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan
tampak sangat teregang, tali pusat dikendorkan terlebih dahulu.
5. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin untuk
mengikuti gerakan rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke
perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan
sehingga gerakan tersebut hanya disesuaikan dengan gaya berat badan
janin. Bersamaan dengan dimulainya gerakan hiperlordosis ini, seorang
asisten melakukan ekspresi kristeller pada fundus uteri sesuai dengan
sumbu panggul.
Gambar 2. hiperlordosis4
Maksud ekspresi kristeller ini adalah2 :
a. Agar tenaga mengejan lebih kuat sehingga fase cepat dapat segera
diselesaikan.
b. Menjaga agar kepala janin tetap dalam posisi flexi
c. Menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dan kepala
janin sehingga tidak terjadi lengan menjungkit.
6. Dengan gerakan hiperlordosis ini berurutan lahir pusar, perut, bahu dan
lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.
7. Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu. Seorang asisten menghisap
kendir dan juga penolong memotong tali pusat.
Kerugian
1. 5-10% persalinan secara bracht mengalami kegagalan, sehingga tidak
semua persalinan letak sungsang dapat dipimpin secara brancht.
2. Persalinan secara bracht mengalami kegagalan terutama dalam keadaan
panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku misalnya pada primigravida,
adanya lengan menjungkit atau menunjuk.2
ANALISIS MASALAH
Pada kasus ini, dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan letak
sungsang, dimana keadaan janin terletak memanjang dengan kepala difundus
uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri. Sesuai dengan teori yang ada
bahwa diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan.
Pada pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I di fundus akan teraba
bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung disisi
kanan. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.
Pada kasus ini, diagnosis letak sungsang dikuatkan lagi dengan hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan bahwa pembukaan servik 7 cm, bagian
terbawah janin teraba bokong murni sebagai denominatornya dan ketuban telah
pecah sebelumnya.
Telah terjadi tanda-tanda persalinan pada kasus ini seperti pembukaan
servik 7 cm, adanya his 3x dalam 10 menit dan pecahnya ketuban secara
spontan. Proses persalinan pada penderita terdapatnya his yaitu kekuatan ibu
mengedan semakin sering dan semakin lama yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong bayi ke bawah. Saat bokong membuka vulva,
dilakukan episiotomi. Segera setelah bokong lahir, bokong dicengkram
secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha,
sedangkan jari-jari lain memegang panggul. Bayi dapat melalui jalan lahir
dengan murni sempurna dengan kekuatan ibu mengedan.
DAFTAR PUSTAKA