Anda di halaman 1dari 17

IDENTITAS PASIEN

IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI


Nama lengkap : Ny. D. I Nama Lengkap: Tn. B
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 5 Mei Tempat/tanggal lahir: -
1980
Jenis Kelamin: Perempuan Jenis Kelamin: Laki-laki
Suku Bangsa : Betawi Suku Bangsa: Betawi
Status Perkawinan : Menikah Status Pernikahan: Menikah
Agama : Islam Agama: Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan: Karyawan
Pendidikan : SD Pendidikan: SMP
Alamat: Kelurahan Warakas Alamat: Kelurahan Warakas

Anamnesis
Masuk RSUD Koja pada tanggal : 3 Mei 2011, pukul 19.00 WIB
Diambil dari autoanamensis pada tanggal : 3 Mei 2011, pukul 19.10 WIB

Keluhan Utama
Perut yang terasa mulas-mulas sejak 1 hari SMRS

Riwayat Kehamilan Sekarang


Nyonya D berusia 31 tahun datang dengan keluhan perut yang terasa
mulas-mulas sejak 1 hari SMRS. Beberapa jam SMRS, mulas yang dirasakan
semakin lama semakin sering dan semakin kuat. Pasien menyangkal adanya
cairan atau darah yang keluar dari kemaluannya.
Pasien mengatakan ini kehamilan ke-3, semua proses kelahiran dilakukan
tanpa operasi dan mengaku tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya.
Pasien mengaku memeriksakan kehamilannya secara teratur di Puskesmas dan
mengatakan hari pertama haid terakhirnya adalah 5 Agustus 2010. Pasien
menyangkal memiliki riwayat penyakit keturunan seperti tekanan darah tinggi,
kencing manis, asma dan alergi.

Riwayat Kehamilan Dahulu


Os mengatakan kehamilan pertamanya ditolong oleh bidan dengan cara
persalinan pervaginam pada tahun 2002 dan melahirkan anak perempuan
dengan berat badan 2600 gram, pasien lupa berapa panjang badannya.
Os mengatakan kehamilan ke duanya ditolong oleh bidan dengan cara
persalinan pervaginam pada tahun 2006 dan melahirkan bayi laki-laki dengan
berat badan 3000 gram, pasien juga lupa berapa panjang badannya.

Riwayat Penyakit Dahulu


Os mengatakan tidak ada riwayat operasi sebelumnya. Os tidak memiliki
riwayat DM, asma, hipertensi, alergi dan penyakit jantung.
Riwayat Penyakit Keluarga
Os mengatakan tidak ada riwayat asma, alergi, DM, hipertensi dan jantung
pada keluarganya.
Riwayat Keluarga Berencana
Os sebelum hamil ini menggunakan KB pil selama 1 tahun.
Riwayat Antenatal
Os memeriksakan kehamilannya secara teratur di Puskesmas oleh Bidan.
Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, dengan suami sekarang sudah menikah 10 tahun.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tinggi badan : 162 cm
Berat badan : 75 kg
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,50C
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-
Jantung : BJ I-II regular murni, Gallop -, Murmur -
Paru-paru : suara nafas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen : perut membuncit, linea nigra +, striae gravidarum +
Ekstremitas : varices -/-, edema - -/- -

STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan Luar
o Inspeksi : Abdomen tampak membesar, tampak linea nigra, dan striae
gravidarum
o Palpasi :
o Leopold I : tinggi fundus uterus 2 jari di bawah processus
xiphoideus (35 cm). Teraba bagian bulat, keras, dan melenting.
o Leopold II : teraba bagian keras memanjang seperti papan di
sebelah kanan ibu
o Leopold III : teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting
o Leopold IV : konvergen, 2/5 bagian bokong masuk PAP
o HIS : 2 kali dalam 10 menit, selama 20 detik, kualitas sedang
o TBJ : (35-12) X 155=3565 gram
o Auskultasi : DJJ : 148 kali/menit

Pemeriksaan Dalam
o Vaginal Toucher:
o Portio teraba tebal dan lunak
o Pembukaan 3 cm
o Ketuban (+)
o Presentasi bokong

RESUME
Nyonya D berusia 31 tahun datang dengan keluhan perut mulas-mulas
sejak 1 hari SMRS, mulas dirasakan semakin lama semakin sering dan makin
kuat, tidak ada cairan atau darah yang keluar dari kemaluannya, ini kehamilan
ke-3 dan mengaku tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya. Pasien
memeriksakan kehamilannya secara teratur di Puskesmas dan mengatakan hari
pertama haid terakhirnya adalah 5 Agustus 2010. Pada pemeriksaan luar
didapatkan hasil letak janin memanjang dengan presentasi bokong. Pada
pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan sebesar 3 cm, portio tebal lunak,
ketuban (+), presentasi bokong.

DIAGNOSA
Ibu : G3P2A0, hamil aterm, inpartu kala I fase laten
Janin : tunggal, hidup, intrauterine, letak memanjang, presentasi bokong

PENATALAKSANAAN
Rencana diagnosis
1. CTG
2. USG
3. Lab: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit

Rencana Terapi
1. Pro partus spontan presentasi bokong
2. Pemasangan catheter
3. Observasi His, DJJ
4. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital tiap 30 menit
5. Observasi kemajuan persalinan 6 jam kemudian

Rencana Pendidikan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang jenis-jenis presentasi
pada kehamilan dan tindakan yang akan dilakukan serta resiko-resiko yang akan
terjadi.
PROGNOSIS
Kehamilan Persalinan
Ibu : dubia ad bonam Ibu : dubia ad bonam
Janin : dubia ad bonam Janin : dubia ad bonam

FOLLOW UP 1
3 Mei 2011 pukul 22.00 WIB
S: keluhan mulas semakin sering dan keluar cairan jernih seperti kencing yang
tidak dapat ditahan.

O:
Status generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36 C

Status Obstetrikus
His : 3 kali dalam 10 menit, berlangsung selama 40 detik (kuat)
DJJ : 148x /menit regular
VT : portio tipis lunak, pembukaan 7 cm, ketuban (-), presentasi
bokong, Hodge IV

A: Ibu : G3P2A0 hamil aterm, inpartu kala I fase aktif


Janin: tunggal, hidup, letak memanjang, presentasi bokong
P: Pro partus spontan presentasi bokong
Observasi TTV His, dan DJJ,
Observasi kemajuan persalinan 3 jam kemudian

FOLLOW UP 2
4 Mei 2011 pukul 00.00 WIB
S: Pasien terasa semakin mulas, dan seperti mau BAB.
O:
Status generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Pernafasan : 26 kali/menit
Suhu : 36.5 C

Status Obstetrik
His : 4x dalam 10 menit selama 45 detik (kuat)
DJJ : tidak dilakukan
Pemeriksaan luar : terlihat bokong bayi di mulut vulva.

A: Ibu : G3P2A0 inpartu kala II dengan kelahiran spontan presentasi bokong


( teknik bracht)
P: Pimpinan mengejan setiap kali berlangsung HIS.
Instruksikan pasien tidak boleh mengejan sambil menutup mata.
Lakukan cara Bracht untuk melahirkan bokong terlebih dahulu, disusul
badan kemudian kepala.

FOLLOW UP 3
4 Mei 2011 pukul 00.30 WIB
S: Os merasa lemas sehabis melahirkan
O:
Status generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 76 kali/menit
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 36.5 C
Status Obstetrik
Pemeriksaan luar : terlihat tali pusat di vulva
Bayi
Lahir spontan presentasi bokong dengan Apgar Score 6/7 dengan jenis
kelamin laki-laki-laki, berat badan 3100 gram dan panjang badan 49 cm. Anus
(+) dan cacat (-).

A: Ibu : P3A0 Post Partus Spontan Pervaginam (bracht)


P: Pimpin kala III untuk melahirkan plasenta
Inj. Okcitosin 10 IU IM
Evaluasi 15 menit

FOLLOW UP 4
04 Mei 2010 Pukul 00.45 WIB
S: Pasien merasa kelelahan
O: Plasenta lahir spontan lengkap
TFU : 2 jari di bawah pusat
Ruptur perineum (-)
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Nafas : 22x/menit
Suhu : 36,7C

A: P3A0 post partus spontan pervaginam ( teknik bracht)


P: Observasi perdarahan pervaginam
Obervasi KU dan TTV pasien, jika sudah stabil pindah ke RPKK
Medikamentosa
Asam mefemanat 3 x 500 mg
Amoxycillin 3 x 500 mg
Inbion 2 x 1
TINJAUAN PUSTAKA
MEKANISME PERSALINAN SPONTAN

Definisi
Partus adalah suatu pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus immaturus kurang dari 28
minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram. Partus
prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi
belum cukup bulan. Berat janin antara 1000 sampai 2500 gram atau tua
kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Partus postmaturus atau
serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang
diperkirakan.
Partus spontan adalah partus pervaginam yang sepenuhnya dibantu oleh
tenaga dari ibu dan his tanpa induksi dengan presentasi diluar presentasi
belakang kepala.1

Mekanisme Persalinan
Pada mekanisme persalinan ada 4 kunci utama yang perlu dikuasai yaitu 1 :
1. Letak
Untuk mengemukakan bagaimana sumbu ibu terhadap sumbu janin.
Umpamanya : letak memanjang, letak melintang.
2. Sikap
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya
khususnya terhadap tulang punggungnya. Contoh: Flexi, Defleksi.
3. Posisi
Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada dibagian bawah
uterus sebelah kiri, sebelah kanan, sebelah depan atau sebelah belakang.
Contoh : ubun-ubun kecil kiri depan.
4. Presentasi
Digunakan untuk menentukan pada pemeriksaan bagian janin yang ada di
bagian bawah uterus. Contoh : presentasi kepala, presentasi bokong.

Dengan demikian yang dapat dikatakan persalinan spontan pervaginam


adalah persalinan sungsang.

Jenis pimpinan persalinan sungsang :


a. Persalinan spontan (spontaneous breech)
Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim
disebut cara Bracht.
b. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery)
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian
lagi dengan tenaga penolong.
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction)
Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.

Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai persalinan spontan dengan
cara bracht menurut definisi di atas.

Persalinan Sungsang Spontan (Spontaneous breech --> cara Bracht)


Terdapat perbedaan antara persalinan belakang kepala dengan presentasi
sungsang.
Pada presentasi belakang kepala, bila kepala sudah lahir maka sisa tubuh janin
akan mengalami proses persalinan selanjutnya.

Pada presentasi sungsang, lahirnya bokong dan bagian tubuh janin tidak
selalu dapat diikuti dengan peralinan kepala secara spontan. Dengan demikian
maka pertolongan persalinan sungsang pervaginam memerlukan keterampilan
khusus dari penolong.2

Persalinan spontan (spontan bracht) terdiri dari 3 tahapan :


1. Tahap pertama
Fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusar (scapula depan).
Disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong yaitu
bagian janin yang tidak berbahaya.

2. Tahap kedua
Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut
fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas
panggul, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu, fase
ini harus segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila
mulut sudah lahir, janin dapat bernapas lewat mulut.

3. Tahap ketiga
Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang
bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah,
sehingga kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk
menghindari terjadinya perdarahan intra kranial.
Mekanisme Persalinan Spontan
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu:

Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi
putaran paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah
simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga
distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
d. Terjadi p e r s a l i n a n b o ko n g , d e n g a n t ro ka n t e r d e p a n s e b a g a i
hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk
persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin
lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke
arah perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.

Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah
simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan
depan sehingga seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau
miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.

Persalinan kepala janin


a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi
dengan posisi dagu berada dibagian posterior.
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian
belakang tertahan oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam
dan menempatkan suboksiput sebagai hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata,
dahi dan muka seluruhnya.
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga
seluruh kepala bayi dapat lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas
bebas dari lendir dan mekoneum untuk memperlancar pernafasan.
Perawatan tali pusat seperti biasa. Persalinan ini berlangsung
tidak boleh lebih dari delapan menit.

Mekanisme letak sungsang dapat dilihat dalam gambar berikut:

Tipe dari presentasi


bokong:

a) Presentasi
bokong (frank
breech)
b) Presentasi
bokong kaki
sempurna
(complete
breech)
c) Presentasi
bokong kaki tidak
sempurna dan
presentasi kaki
(incomplete or
footling)

Bokong masuk ke
pintu atas panggul
dalam posisi
melintang atau
miring.
Setelah trokanter
belakang mencapai
dasar panggul, terjadi
putaran paksi dalam
sehingga trokanter
depan berada di
bawah simfisis.
Penurunan bokong
dengan trokanter
belakangnya berlanjut,
sehingga distansia
bitrokanterika janin
berada di pintu bawah
panggul.

Terjadi persalinan
b o ko n g , dengan
t ro ka n t e r depan
s e b a g a i hipomoklion.
Setelah trokanter
belakang lahir, terjadi
fleksi lateral janin
untuk persalinan
trokanter depan,
sehingga seluruh
bokong janin lahir.

Jika bokong tidak


mengalami kemajuan
selama kontraksi
berikutnya, episiotomi
dapat dilakukan dan
bokong dilahirkan
dengan traksi ke
bawah perut.
Terjadi putar paksi
luar, yang
menempatkan
punggung bayi ke
arah perut ibu.
Penurunan bokong
berkelanjutan sampai
kedua tungkai bawah
lahir.

Jika kaki janin telah


keluar, penolong dapat
menyusupkan tangan
sepanjang kaki anterior
dan melahirkan kaki
dengan flexi dan
abduksi sehingga
bagian badan lainnya
dapat dilahirkan.
Bahu janin mencapai
pelvic 'gutter' (jalan
sempit) dan melakukan
putar paksi dalam
sehingga diameter
biacromion terdapat
pada diameter
anteroposterior
diameter pelvic bagian
luar.
Secara simultan,
bokong melakukan
rotasi anterior 90o.
Kepala janin kemudian
masuk ke tepi pelvik,
sutura sagitalis berada
pada tepi diameter
transversal.
Penurunan ke dalam
pelvic terjadi dengan
flexi dari kepala.
(Professor Jeremy Oats and Professor Suzanne Abraham, 2005)

Teknik persalinan spontan Bracht :

1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan


sekali lagi persiapan untuk ibu, janin maupun penolong. Pada pesiapan
kelahiran janin harus selalu disediakan cunam piper.
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva.
Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal
paha. Pada waktu bokong mulai membuka vulva disuntikkan 2-5 unit
oksitosisn intra muskuler. Pemberian oksitosin ini untuk merangsang
kontraksi rahim sehingga fase cepat dapat diselesaikan dalam 2 his
berikutnya.
3. Episiotomi dilakukan pada saat bokong membuka vulva. Segera setelah
bokong lahir, bokong dicengkam secara Bracht, yaitu kedua ibu jari
penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari-jari lain memegang
panggul.

Gambar 1. bokong dicengkram secara Bracht 3

4. Pada saat setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan
tampak sangat teregang, tali pusat dikendorkan terlebih dahulu.
5. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin untuk
mengikuti gerakan rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke
perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan
sehingga gerakan tersebut hanya disesuaikan dengan gaya berat badan
janin. Bersamaan dengan dimulainya gerakan hiperlordosis ini, seorang
asisten melakukan ekspresi kristeller pada fundus uteri sesuai dengan
sumbu panggul.

Gambar 2. hiperlordosis4
Maksud ekspresi kristeller ini adalah2 :
a. Agar tenaga mengejan lebih kuat sehingga fase cepat dapat segera
diselesaikan.
b. Menjaga agar kepala janin tetap dalam posisi flexi
c. Menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dan kepala
janin sehingga tidak terjadi lengan menjungkit.

6. Dengan gerakan hiperlordosis ini berurutan lahir pusar, perut, bahu dan
lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.
7. Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu. Seorang asisten menghisap
kendir dan juga penolong memotong tali pusat.

Keuntungan persalinan spontan


1. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehingga mengurangi
bahaya infeksi.
2. Cara ini adalah cara yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga
mengurangi trauma pada janin.

Kerugian
1. 5-10% persalinan secara bracht mengalami kegagalan, sehingga tidak
semua persalinan letak sungsang dapat dipimpin secara brancht.
2. Persalinan secara bracht mengalami kegagalan terutama dalam keadaan
panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku misalnya pada primigravida,
adanya lengan menjungkit atau menunjuk.2

ANALISIS MASALAH
Pada kasus ini, dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan letak
sungsang, dimana keadaan janin terletak memanjang dengan kepala difundus
uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri. Sesuai dengan teori yang ada
bahwa diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan.
Pada pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I di fundus akan teraba
bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung disisi
kanan. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.
Pada kasus ini, diagnosis letak sungsang dikuatkan lagi dengan hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan bahwa pembukaan servik 7 cm, bagian
terbawah janin teraba bokong murni sebagai denominatornya dan ketuban telah
pecah sebelumnya.
Telah terjadi tanda-tanda persalinan pada kasus ini seperti pembukaan
servik 7 cm, adanya his 3x dalam 10 menit dan pecahnya ketuban secara
spontan. Proses persalinan pada penderita terdapatnya his yaitu kekuatan ibu
mengedan semakin sering dan semakin lama yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong bayi ke bawah. Saat bokong membuka vulva,
dilakukan episiotomi. Segera setelah bokong lahir, bokong dicengkram
secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha,
sedangkan jari-jari lain memegang panggul. Bayi dapat melalui jalan lahir
dengan murni sempurna dengan kekuatan ibu mengedan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H; Fisiologi dan mekanisme persalinan normal; Dalam Ilmu


kebidanan; Edisi ke-3; cetakan ke 9; Jakarta: Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2006; Hal: 180-191.
2. Angsas MD, Setjalilakusuma L; Persalinan sungsang; Dalam Ilmu bedah
kebidanan; Edisi pertama; cetakan ke 7;Jakarta: Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2007; hal. 104-122.
3. Letak sungsang (lengkap). Edisi 2008. Diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/12863508/Letak-Sungsang-lengkap , 5 Mei
2011.
4. Persalinan pada presentasi sungsang. Edisi 2009. Diunduh dari
http://obfkumj.blogspot.com/2009/07/persalinan-operatif-pervaginam-
pada.html, , 5 Mei 2011.

Anda mungkin juga menyukai