PENDAHULUAN
rupiah (85,6 %) dari total pendapatan negara 1.748,9 triliun rupiah dalam APBN
pajak, antara lain dengan pengenaan pajak bagi UMKM yang dimulai pada tahun
2013
memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan
pendirian suatu perusahaan. Salah satunya adalah Brigham dan Houston (2001)
yang menyatakan bahwa salah satu tujuan penting pendirian perusahaan adalah
9
2
panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar
perusahaan yang sudah go public. Investor akan berani untuk membeli saham
dengan harga yang tinggi terhadap perusahaan yang dinilai tinggi (Retno, 2012).
akan mempengaruhi keputusan lainnya dan nantinya akan berdampak pada nilai
akan berdampak terhadap nilai perusahaan antara lain adalah keputusan untuk
perusahaan.
efisien oleh perusahaan (Zain, 2005). Menurut Dyreng et. al (2008) dalam
diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan khusus untuk mengurangi pajak. Praktek
tidak melanggar hukum perpajakan. Tax avoidance merupakan upaya wajib pajak
untuk tidak melakukan perbuatan yang dikenakan pajak atau upaya-upaya yang
sehingga dari sini dapat dilihat bagaimana cara kerja perusahaan dalam jangka
pajak juga dapat memberikan efek negatif bagi perusahaan. Hal ini disebabkan
yang tidak benar bagi investor. Dengan demikian para investor dapat memberikan
upaya bagi perusahaan untuk mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi
yang diambil perusahaan. Dalam perusahaan dengan tata kelola yang buruk,
aktivitas penghindaran pajak ternyata tidak bernilai bagi pemegang saham, dan
bahkan mengurangi nilai perusahaan itu sendiri (Wahab dan Holland, 2012).
Desai dan Dharmapala (2006) menunjukkan bahwa perusahaan dengan tata kelola
dilakukan untuk pemegang saham. Sedangkan perusahaan dengan tata kelola baik
Asnawi dan Chandra Wijaya (2015:26), adalah kemampuan yang mampu di capai
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Sehingga dapat dikatakan untuk melihat
bagaimana tingkat pengembalian atas investasi untuk masa yang akan datang
dapat melalui analisis rasio profitabilitas. Oleh karena itu profitabilitas dapat
dijadikan juga sebagai indikator bahwa apakah tindakan tax avoidance yang
data mengenai pajak badan usaha yang dibayar perusahaan yang dilaporkan pada
laporan keuangan khususnya laporan arus kas belum mencerminkan keadaan yang
sebenarnya, karena laporan arus kas untuk pembayaran pajak bercampur dengan
pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, denda dan sangsi pajak (Pohan,
1.2.Rumusan Masalah
tax avoidance?
avoidance?
Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kontribusi
sebagai berikut:
a. Bagi Akademisi
b. Bagi Perusahaan
pajaknya. Hal ini dapat meminimalkan resiko yang diterima oleh perusahaan
terkait hal tersebut, jadi manajemen dapat merancang suatu mekanisme corporate
c. Bagi Investor
1.6 Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
atas penelitian.
dalam penelitian.
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai agency cost, yaitu biaya yang timbul agar manajer bertindak
melakukan sesuatu yang benar, secara benar (doing the right things right). CG
memberikan penekanan pada the right things sebelum dikerjakan secara benar.
harus menekankan pada melakukan sesuatu yang benar dengan cara-cara yang
benar. sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Prinsip CG di Indonesia
praktik good corporate governance pada BUMN pada Bab II pasal 3 meliputi lima
A. Kepemilikan Institusional
institusi seperti asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain
atas nama perorangan diatas lima persen (5%) tetapi tidak termasuk dalam
Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat atas
pengawasan yang lebih besar oleh pihak institusional sehingga dapat menghalangi
diukur dengan proporsi saham yang dimiliki institusional pada akhir tahun
et al. 1998).
B. Proporsi Komisaris
dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar dan memberi nasehat pada direksi
dilakukan direksi dan manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan agar
dapat berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis dalam rangka mencapai tujuan
Dewan ada dua jenis sistem, yaitu sistem dewan unitary dan system dewan
two-tier. Dewan unitary terdiri dari baik itu direktur eksekutif (dari dalam
perusahaan atau insider) maupun direktur non-eksekutif (dari luar perusahaan atau
Indonesia mengikuti sistem dewan two-tier, yaitu memiliki dua dewan yang
mencakup eksekutif, dan berfokus pada masalah operasional dan dikepalai oleh
(Solomon, 2007).
13
pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat, serta dapat bertindak secara
Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa yaitu jumlah komisaris minimum 30%.
C. Kualitas Audit
melaporkan hal-hal terkait perpajakan pada pasar modal dan pertemuan para
pajak semakin dituntut oleh otoritas publik (Sartori, 2010). Alasannya adalah
adanya asumsi bahwa implikasi dari perilaku pajak yang agresif, pemegang saham
tidak ingin perusahaan mereka mengambil posisi agresif dalam hal pajak dan akan
Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four menurut
perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan yang diaudit oleh
14
KPMG, Ernst & Young-E&Y) memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah
dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP non The Big Four.
Dalam penelitian ini perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four
yaitu Price Waterhouse Cooper-PWC, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst &
Young-E&Y akan diberi nilai 2, dan apabila tidak diaudit oleh keempat KAP di
D. Komite Audit
prinsip good corporate governance. Komite audit merupakan suatu komite yang
beranggotakan satu atau lebih anggota komisaris dan keberadaannya terbebas dari
pengaruh direksi, eksternal auditor dan hanya bertanggung jawab kepada dewan
yang sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usaha, rencana dan komitmen
perusahaan.
Tanggung jawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan adalah untuk
perusahaan.
intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal.
atau akuntansi.
16
3) Seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau
perbankan
7) Anggota komite audit wajib memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik.
digunakan current ETR. Menurut Siti Normala (2013) current ETR baik
karena current ETR dihitung dari beban pajak kini dengan laba sebelum pajak
depan. Untuk memperhitungkan besarnya tax avoidance dapat dilihat dari apabila
semakin kecil nilai ETR maka semakin disinyalir bahwa perusahaan tersebut
Beban Pajak
Current ETR = laba sebelum pajak
17
pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang
saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka
perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
berikut ini :
Akuntansi & Auditing b. Tahun data: 2008 b. Jenis penelitian: dilakukan dalam
Volume 8/No. 2/Mei Kuantitatif. penelitian ini, terdapat
2012: 95-189. c. Sumber data: Data beberapa
(Nuralifmia Ayu Annisa sekunder. kesimpulan yaitu:
dan Lulus hasil uji
Kurniasih,2012) regresi menunjukkan
bahwa
secara statistik
terbukti tidak
terdapat pengaruh
signifikan
kepemilikan
institusional
terhadap tax
avoidance, tidak
terdapat pengaruh
signifikan
komposisi dewan
komisaris
independen terhadap
tax
avoidance, tidak
terbukti
terdapat pengaruh
signifikan
dewan komisaris
terhadap tax
avoidance, terbukti
terdapat
pengaruh signifikan
komite audit
terhadap tax
avoidance, dan
terbukti terdapat
pengaruh
signifikan kualitas
audit
terhadap tax
avoidance.
Pengaruh Corporate a. Tahun data: a. Metode analisis: Berdasarkan hasil
Governance Terhadap 2011-2013 Regresi linear analisis yang telah
Tax Avoidance: Studi berganda. dilakukan
Empiris Pada Perusahaan b. Jenis penelitian: sebelumnya, maka
Manufaktur (Syeldila Kuantitatif. dapat penulis
Sandy,Nicky,2015) c. Sumber data: Data sampaikan
sekunder. beberapa kesimpulan
d. Sampel: Seluruh dari penelitian sebagai
perusahaan berikut: (1)
19
tax
avoidance pada
perusahaan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
pada tahun 2009-
2011.
Kepemilikan Institusional
Tax Avoidance
Kualitas Audit (X3) (Y1)
2.4 Hipotesis
penelitian
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan dari jumlah komite audit terhadap tax
avoidance;
H4: Terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas audit terhadap aktivitas tax
avoidance.
H5: Terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas terhadap aktifitas tax
avoidance
23
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Kuantitatif
2. Pendekatan Kualitatif
observasi. Jadi penelitian yang dilakukan adalah observasi tidak langsung berupa
data sekunder dengan menggunakan data yang ada pada situs www.idx.co.id.
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur dari berbagai
sektor yang telah terdaftar di BEI. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 144
perusahaan.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap
perusahaan.
periode pengamatan.
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari obyek
penelitian tanpa melewati orang atau lembaga lain. Data primer biasanya
merupakan data mentah, validitas dan realibilitas data data yang didapatkan yang
peneliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek
penelitian. Data jenis ini biasanya dikumpulkan oleh suatu lembaga tertentu,
27
seperti BPS (Badan Pusat Statistik) atau lembaga-lembaga swasta lain dan
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,
yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
kualitatif.
yang diberikan kepada suatu variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Berikut ini variabel-
ETR dihitung dari beban pajak kini dengan laba sebelum pajak perusahaan,
Current ETR =
institusi seperti asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain
atas nama perorangan diatas lima persen (5%) tetapi tidak termasuk dalam
2008):
Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit pada suatu perusahaan (Widiastuty
dan Febrianto), jika perusahaan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) The
Ernst & Young-E&Y), maka akan lebih independen karena lebih dapat bertahan
Kurniasih: 2007).
Dalam penelitian ini perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four
yaitu Price Waterhouse Cooper-PWC, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst &
Young-E&Y akan diberi nilai 2, dan apabila tidak diaudit oleh keempat KAP di
bawah lisensi KAP The Big Four akan diberi nilai 1. Kualitas audit dilambangkan
dengan AUDIT.
yaitu BAPEPAM-LK yang mengatur bahwa minimal 1 orang dalam komite audit
memiliki latar belakang akuntansi atau keuangan. Data diperoleh dari profil
komite audit dalam laporan keuangan. Kehadiran komite audit diharapkan dapat
digunakan jumlah komite audit dalam suatu perusahaan sebagai alat ukur
(Mayangsari, 2003).
31
6. Profitabilitas (X5)
pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang
saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka
ROE =
Laba bersih setelah pajak
Eku itas
menggunakan riset kausal. Riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan
1. Uji Normalitas
normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
b. Uji Multikolinieritas
variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka
korelasi yang tinggi antar variabel independent tidak berarti bebas dari
3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat
tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-
c. Uji Heteroskedastisitas
Priyatno ,2009). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas.
heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak
ada korelasi antar data berdasarkan urutan waktu. Metode yang digunakan
sebagai berikut:
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat, yang
hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas (Nugroho, 2005).
Di mana :
35
TA = Tax Avoidance
ROA = Profitabilitas
= Standar Error
terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau
Gujarati dalam (Ghozali, 2011), jika dalam uji empiris didapat nilai
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau