Anda di halaman 1dari 10

TEMUAN KASUS BANGSAL

SEORANG PEREMPUAN USIA 15 TAHUN DENGAN


KANDIDIASIS ORAL

Disusun Oleh:
Bayu Prasetyo
G99151026
Periode: 08 - 20 Agustus 2016

Pembimbing:
Christianie, drg., Sp. Perio

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2016
KASUS BANGSAL RSUD DR. MOEWARDI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. DRS
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Tawangmangu, Karanganyar
Tanggal masuk : 7 Agustus 2016
Tanggal pemeriksaan : 13 Agustus 2016
No RM : 013318xx

II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Demam sejak 1 hari SMRS.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 hari SMRS. Demam
dirasakan naik-turun tetappi tidak diukur oleh ibu pasien. Demam disertai
dengan batuk dan pilek. Pasien juga merasakan nyaeri perut di bagian ulu
hati. Nyeri dirasakan hilang timbul dan semakin bertambah saat makan.
Keluhan mual (+), muntah (-), BAK (+) warna jernih, BAB (+) warna
coklat air lebih banyak daripada ampas, BAB lendir (-), BAB darah (-).
Sejak 1 hari SMRS, pasien merasa sesak. Sesak dirasakan hilang
timbul, tidak dipengaruhi aktivitas dan cuaca. Ke luhan batuk (+), nyeri
tenggorokan (-). Pasien juga mengeluhkan sulit membuka mulut karena
nyeri. Penurunan berat badan (+), nafsu makan menurun (+). Pasien
mengaku menjalani pengobatan rutin ARV dan kontrol secara berkala.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Hati : disangkal
Riwayat HIV/AIDS : (+) terdiagnosis sejak Januari 2015

4. Riwayat Penyakit Keluarga

1
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Hati : disangkal
Riwayat HIV/AIDS : (+) kedua orang tua pasien

5. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien berobat dengan BPJS.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum: tampak sakit sedang, kesan gizi kurang
Kesadaran : GCS 4/5/6
Vital sign :
Tekanan darah : 100/60 mmHg Nadi : 122x/menit
RR : 35x/menit Suhu : 37,30C
Kulit : sawo matang, turgor menurun (-), ikterik(-),
Kepala : mesocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek
cahaya (+/+)
Telinga : Sekret (-), nyeri tekan tragus (-), darah (-)
Hidung : Epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-), sekret (-)
Mulut : Sianosis (-), bibir pecah-pecah (+), krusta (-), mukosa
basah (+), kandidiasis oral (+)
Leher : Trakhea di tengah, simetris; pembesaran KGB (-), JVP
tidak meningkat, nyeri telan (+), faring hiperemis (+),
tonsil T1-T1
Thoraks : Normochest, retraksi dinding dada (-)
Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea
midclavicularis, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II int normal, reguler, bising (-)
Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan=kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan=kiri, krepitasi (-/-)

2
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi basah
kasar (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Inspeksi : Dinding perut // dinding dada
Auskultasi : Bising usus (+) 20x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Hepar & lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Oedem - - Akral Dingin - -
- - - -
CRT < 2 detik

IV. ORAL STATUS


Ekstra Oral
Maxilla : tak tampak kelainan
Mandibula : tak tampak kelainan
Lips : tampak bibir pecah-pecah dan krusta pada kedua bibir
Intra Oral
Palatum : tampak plak putih, multipel, batas tidak tegas
Lingua : tampak plak putih sebagian kekuningan, multipel,
batas tidak tegas
Upper Gingiva : tampak plak putih, multipel, batas tidak tegas
Lower Gingiva : tampak plak putih, multipel, batas tidak tegas
Left Bucal : tampak plak putih sebagian kekuningan, multipel,
batas tidak tegas
Right Bucal : tampak plak putih sebagian kekuningan, multipel,
batas tidak tegas
Gigi : lengkap untuk usia 15 tahun
Oral Hygiene : buruk

3
Foto: Kondisi gigi dan mulut pasien

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal 7 Agustus 2016
Nilai Satuan Rujukan
Hematologi Rutin
Haemoglobin 9.8 g/dL 13.5-17.5
Hematokrit 28 % 33-45
Leukosit 1.5 ribu/uL 4.5-11.0
Trombosit 322 ribu/uL 150-450
Eritrosit 3.12 ribu/uL 4.50-5.90
Indeks Eritrosit
MCV 91.0 /um 80.0-96.0
MCH 31.5 pg 28.0-33.0
MCHC 34.6 g/dl 33.0-36.0
RDW 21.4 % 11.6-14.6
MPV 8.0 fl 7.2-11.1

Hitung Jenis

4
Eosinofil 2.10 % 0.00-4.00
Basofil 0.20 % 0.00-2.00
Netrofil 67.50 % 55.00-80.00
Limfosit 14.30 % 55.00-80.00
Monosit 11.40 % 0.00-7.00

Kimia Klinik
GDS 100 mg/dl 60-140
SGOT 25 u/l <35
SGPT 29 u/l <45
Albumin 2.8 g/dl 3.5-5.2
Creatinine 0.1 mg/dl 0.5-1.0
Ureum 15 mg/dl <48

Elektrolit
Natrium Darah 117 mmol/L 136-145
Kalium Darah 4.2 mmol/L 3.3-5.1
Kalsium Ion 1.09 mmol/L 1.17-1.29

V. ASSESSMENT
1. Diagnosa
B20 (dalam terapi)
Faringitis akut + Candidiasis oral
Gizi buruk tipe marasmus
Dyspepsia

2. Tatalaksana
Mondok bangsal
F75 8 x 200 ml
Diet sesuai tatalaksana gizi buruk
Infus KAEN 3B 16 tpm : Infus NaCl 3% 16 tpm = 2 : 1
Nystatin drop 3x2 cc po
Terapi ARV
Antasid 3 x 1 cth po
Vit C 1 x 1 po

5
Vit B12 1 x 1 po

3. Prognosa
Advitam : dubia ad malam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam

VI. PEMBAHASAN
Pada kasus bangsal kali ini diketahui pasien berinisial Tn. RS, usia 38
tahun, mengeluhkan adanya rasa nyeri di daerah mulut sejak 2 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan tersebut disertai dengan munculnya bercak-bercak
putih di mulut yang berawal dari daerah lidah keudian lama-kelamaan meluas ke
bawah lidah dan daerah mukosa mulut. Pasien juga mengeluhkan adanya rasa
nyeri saat menelan.
Pada pemeriksaan intraoral ditemukan adanya bercak - bercak putih
dibagian lingual, dorsum lingua, palatal, serta mucosal bucal kanan dan
kiri. Bercak - bercak tersebut dapat terkelupas ketika diangkat dan
dikelilingi oleh daerah yang eritem. Keadaan tersebut dapat mengarah
pada bentuk kandidiasis oral pseudomembranous akut yang memiliki ciri
khas lesi putih dapat dihilangkan dengan kerokan halus dan meninggalkan
permukaan mukosa yang eritematous. Selain itu, rasa nyeri yang
dikeluhkan pasien juga dapat mengarah pada bentuk kandidiasi oral
eritematuos akut yang memiliki ciri khas lesi sering muncul di bagian
dorsum lingua dan menimbulkan rasa nyeri terus - menerus. Manifestasi
klinis yang muncul pada pasien tidak menutup kemungkinan bahwa pasien
memiliki kedua bentuk kandidiasis oral tersebut. Kondisi pasien untuk
menderita kandidiasis oral sangat didukung dengan riwayat penyakit yang
sedang diderita pasien yaitu HIV/AIDS.
Pada orang dengan HIV/AIDS akan terjadi imunocompromise, yaitu
menurunnya sistem imunitas pada tubuh. Hal ini mengakibatkan infeksi
oportunistik seperti kandidiasis oral mudah terjadi. Pemeriksaan klinis
dilakukan untuk melihat gambaran klinis lesi yang terdapat pada rongga
mulut. Pemeriksaan penunjang untuk pasien dengan kandidiasis yaitu

6
pemeriksaan sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi hal ini
berkaitan dengan diagnosis dan terapi yang tepat untuk pasien.

Bagan patofisiologi HIV menyebabkan kandidiasis oral

Th 17 dan CD4 membentuk


IL-17, IL-21, IL-22 untuk
menekan virulensi HIV

Di oral terbentuk mekanisme


protektif oleh saliva (lactoperoxidase,
Pasien Sistem imunitas lysozyme, thrombospondin, mucins,
HIV/AIDS tubuh melemah proline-rich proteins, defensins,
secretory leukocyte protease inhibitor
(SLPI), dan gp340)

Produksi saliva menurun,


mikroflora berkembang pesat Sistem imun oral gagal
(Candida albicans) pada mukosa membendung replikasi virus HIV
labial, bukal, lidah, dan palatum

Terbentuk plak/pseudomembran
berwarna putih atau kuning yang
Candida albicans berubah bentuk terdiri dari sel epitel, deskuamasi,
dari ragi menjadi hifa dan fibrin, dan hifa jamur pada
memproduksi enzim hidrolitik mukosa labial, bukal, palatum,
(aspartyl proteinase) serta lidah, jaringan periodontal, dan
7
mebentuk lapisan biofilm orofaring
Pengobatan farmakologis kandidiasis oral dikelompokkan dalam
tiga kelas agen antifungal yaitu: polyenes, azoles, dan echinocandins.
Antifungal Polyenes mencakup Amphotericin B dan Nystatin.
Amphotericin B dihasilkan oleh Streptomyces nodosus dan memiliki
aktivitas antijamur yang luas. Di samping keuntungannya, antifungal ini
dapat menimbulkan efek nefrotoksik. Obat antifungal lain yang sekarang
banyak digunakan adalah Nystatin. Azoles dibagi dalam dua kelompok
yaitu imidazoles dan triazoles. Azoles akan menghambat ergosterol yang
merupakan unsur utama sel membran jamur sedangkan Caspofungin
termasuk golongan antifungal echinocandins yang digunakan untuk
pengobatan terhadap infeksi jamur Candida sp. dan Aspergillus sp.
Obat anti jamur dapat diberikan secara topikal maupun sistemik,
dengan syarat pemakaiannya harus sesuai dengan tipe kandidiasis yang
akan dirawat. Obat - obat anti jamur yang dapat diberikan secara topikal
berupa: clotrimazolelozenge, nystatinpastiles, dan nystatin suspensi oral,
sedangkan obat anti jamur yang dapat diberikan secara sistemik yaitu:
ketoconazole tablet, itraconazole tablet, fluconazole tablet. Hal yang
sangat penting dilakukan oleh pasien adalah menjaga kebersihan rongga
mulut, sehingga kandida albikans yang merupakan mikroorganisme
komensal dan flora normal di rongga mulut tidak berubah menjadi agen
infeksius opportunistik penyebab kandidiasis oral. Pasien juga harus
menghindari faktor-faktor predisposisi yang dapat menimbulkan
kandidiasis.
Dalam kasus ini, terapi kandidiasis oral yang diberikan adalah :
1. Cotrimoxazole
Cotrimoxazole adalah bakterisid yang merupakan kombinasi
sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5 : 1.

8
Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas bakterisid yang besar karena
menghambat pada dua tahap biosintesis asam nukleat dan protein yang
sangat esensial untuk mikroorganisme sehingga diharapkan
pertumbuhan Candida sp. dapat dihambat dengan lebih maksimal.
2. Nystatin drop
Nystatin adalah agen fungistatik dan fungisidal in vitro pada
beberapa jenis ragi dan jamur. Nystatin berikatan dengan sterol dalam
membral sel dari Candida sp. yang sensitif sehingga mengakibatkan
perubahan pada permabilitas membra dan selanjudnya menimbulkan
kehilangan komponen intraseluler tidak berkembang selama terapi.
Nystatin tidak menunjukan aktivitas perlawanan pada bakteri,
protozoa, atau virus.
3. Vitamin B12
Pada pasien kandidiasis oral sering disertai dengan defisiensi
vitamin B12 sehingga pada pasien ini perlu diberikan suplementasi
vitamin B12.

VII. KESIMPULAN
- Kandidiasis merupakan penyakit infeksi oral yang disebabkan oleh
jamur Candida sp., yang merupakan flora normal di mulut
- Faktor risiko dari pasien ialah keadaan immunocompromised sehingga
mengakibatkan infeksi oportunistik kandidiasis oral
- Pasien mengeluh nyeri di daerah mulut dan nyeri saat menelan akibat
lesi di seluruh mulut
- Dalam penegakkan diagnosis kandidiasis oral, perlu dilakukan
pemeriksaan yang cermat pada pasien sehingga dapat diberikan terapi
yang efektif untuk kondisi pasien yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai