Anda di halaman 1dari 10

39

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di bengkel pembubutan dan pengecoran logam yang

berlokasi di Desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten

Lampung Selatan. Pengujian tarik dan pengujian stuktur micro spesimen

dilakukan di BPPT - B2TKS Puspitek Serpong Tangerang.

B. Bahan dan Alat


Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Aluminium.
Aluminium yang digunakan dalam pengujian ini adalah aluminium sisa

dari rangka etalase.

Gambar 10. Aluminium Batang (Bahan Baku Pembuatan Etalase).

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tungku Kupola.
Tungku kupola disini berfungsi sebagai tungku peleburan, atau melebur

Almunium
40

Gambar 11. Tungku peleburan

2. Pasir cetak / pasir silica.


Digunakan sebagai cetakan pada saat pengecoran aluminium.

Gambar 12. pasir cetak

3. Timbangan digital.
Digunakan untuk menimbang berat specimen aluminium.

Gambar 13. Timbangan digital


4. Jangka sorong.
Digunakan untuk menentukan ukuran sesuaian standar pengujian yang

digunakan pada spesimen uji.

Gambar 14. Janga sorong


5. Furnace.
Tungku peleburan logam aluminium yang berada di Desa Serdang, Kecamatan

Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan..

Gambar 15. Furnace


6. Batang besi.
41

Digunakan sebagai penyambung bucket (gagang) pada saat pengambilan dan

penuangan aluminium cair ke dalam cetakan

Gambar 16. bucket / Cawan


7. Universal Testing Machine (UTM).
Mesin uji tarik yang digunakan untuk menarik material hingga putus sehingga

didapat nilai kekuatan tariknya

Gambar 17. Mesin uji tarik


8. Gergaji besi.
Digunakan untuk memotong specimen yang aan di uji.

Gambar 18. Gergaji

9. Mesin bubut.
Dipakai untuk membentuk spesimen uji agar benar-benar sesuai standar uji

yakni ASTM E-8.

Gambar 19. Mesin bubut


10. Alat pendukung.
42

Digunakan untuk membantu pada saat proses pengecoran aluminium dan

pembuatan spesimen uji, misalnya amplas, sikat baja, dan kuas kecil. Serta

kamera yang digunakan untuk mengambil gambar sebelum spesimen diuji

dan setelah spesimen selesai diuji.

C. Jumlah Spesimen
Jumlah Spesimen uji yang digunakan pada tugas akhir ini ditampilkan pada

tabel. Jumlah spesimen uji secara keseluruhan adalah 10 spesimen, setiap

perlakuan uji tarik dan uji struktur micro terdiri dari 3 spesimen dengan 2

jenis pengujian struktur micro untuk masing-masing furnace.

Tabel 7. Uji tarik dan uji mikro specimen pada furnace 1


Pengujian Furnace 1
Material
Uji Tarik Uji Mikro
Nomor Nomor
Hasil Hasil
Spesimen Spesimen
A1 D1
Aluminium
B1 E1
C1
Total 3 2

Tabel 8. Uji tarik dan uji mikro specimen pada furnace 2


Pengujian Furnace 2
Material
Uji Tarik Uji Mikro
Nomor Nomor
Hasil Hasil
Spesimen Spesimen
A2 D2
Aluminium
B2 E2
C2
Total 3 2

Keteranagan:
Furnace 1 : Furnace Lab. Unila
Furnace 2 : Furnace Tanjung Bintang

D. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan cetakan spesimen uji (cetakan pasir).
43

Untuk pasir cetakan yang dipakai biasanya menggunakan tanah lempung

sebagai pengikat. Diantara macam rangka cetak yang digunakan adalah

rangka kayu. Membuat pola awal untuk cetakan spesimen uji, berikut dimensi

spesimen uji. Pola awal untuk spesimen uji terbuat dari kayu yang kemudian

dihaluskan permukaannya.

Gambar 20. Rangka Cetakan Yang Dapat Dibuka

a. Pembuatan pasir inti dari Backing Sand (pasir belakang).


b. Pisahkan Cope dan Drag pola kayu.
c. Padatkan cetakan dengan palu yang terbuat dari kayu atau balok yang di

modifikasi untuk memadatkan cetakan.


d. Kemudian balik Drag serta letakkan Cope pada bagian atas posisi Drag

dengan posisi yang tetap.


e. Angkat pola yang telah dipadatkan secara perlahan agar pasir cetakan

tidak rusak.
f. Kemudian berikan Coating pada bagian yang diperbaiki agar permukaan

cetakan halus dan rata.


g. Satukan Cope dan Drag dan kemudian ikat dengan kawat.
h. Membuat jalur penuangan dengan media pipa.
i. Setelah selesai proses pembuatan jalur pengisian, cetakan pasir siap

digunakan.

Diantara banyak macam rangka cetakan yang dipergunakan yang paling lazim

adalah rangka cetakan logam atau kayu dimana pasir cetak dimasukkan dan

dipadatkan untuk membuat cetakan. Beberapa rangka cetakan berbentuk


44

bundar. Selain itu dipakai juga rangka cetakan yang dapat dibuka dan ditutup.

Rangka cetakan ini dibuka dari cetakan setelah pembuatan cetakan, sehingga

banyak cetakan bisa dibuat satu rangka cetakan. Rangka tersebut mempunyai

beberapa jenis Pasir penahan, Pasir muka, Rangka cetakan Papan, Pola Cope,

Drag, pola penambah Pasir pemisah Dalam produksi massal, untuk lebih

efisiennya biasanya digunakan mesin. Hal ini untuk menjamin kecepatan

waktu dan kualitas hasil coran.

1. Penuangan aluminium.

Aluminium cair kemudian diambil dengan menggunakan Bucket yang terbuat

dari besi dengan tangkai yang panjang untuk menghindari serapan panas dari

Bucket tersebut.

2. Pembuatan dimensi spesimen uji.


a. Dimensi spesimen uji tarik berdasarkan standar ASTM E-8 Material yang

akan di uji berbentuk bulat dengan diameter luar 20mm, dan diameter

dalam 12,5mm, radius 300. Gambar spesimen awal dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 21. Spesimen Uji Tarik (standar ASTM E-8). (Davis dkk, 1982).
45

3. Pengujian tarik
Uji tarik yang dilakukan menggunakan Universal Testing Machine (UTM)

yang dihubungkan langsung dengan Plotter, sehingga diperoleh grafik

tegangan (MPa) dan regangan (%) yang memberikan informasi data berupa

tegangan Ultimate (ult) dan Modulus Elastisitas bahan (). Pengujian yang

dilakukan kepada spesimen uji tarik harus sesuai standar ASTM E-8.

Gambar 22. Universal Testing Machine (UTM).


Adapun prosedur pengujian tarik adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan spesimen uji tarik menggunakan standar ASTM E-8.
b. Menandai daerah Gage Length dengan spidol atau benda lain yang tidak

mudah terhapus untuk setiap spesimen uji.


c. Memasang spesimen uji pada pencengkram (Grip) pada Upper Crosshead

kemudian kencangkan, perlu diperhatikan ketika pemasangan ini adalah posisi

spesimen uji harus benar-benar Vertical dan Sentries agar tidak terjadi slip

pada saat spesimen uji ditarik.


d. Menghidupkan Oil Pump dan tekan Page Upuntuk menaikkan silinder

keatas sejauh 30mm atau lebih, kemudian tekan Space Bar untuk

menyetop.
46

e. Menghidupkan tombol control posisi Cross Head. Tahan Cross Head bawah

dalam posisi yang tepat untuk mencengkram bagian bawah spesimen uji.
f. Mulai pengujian, tekan menu Zero tekan I untuk memulai pengujian,

kemudian tampilkan koordinat X-Y pada layar, tekan Space Bar untuk

memulai pengujian.
g. Perhatikan perubahan besar beban pada saat pengujian. Besar beban mulai

berlangsung secara konstan atau menurun saat dicapai titik luluh, kemudian

beban terus meningkat.


h. Terdengar suara spesimen uji putus, baca beban yang ditunjukkan pada layar,

beban ini adalah beban patah.


i. Setelah spesimen putus, hentikan silinder dengan menekan Space Bar dan

lepaskan spesimen.
j. Ulangi dari langkah awal untuk pengujian berikutnya.
E. Analisis Hasil
1. Pengujian Kekuatan Tarik (Tensile Strength).

Setelah pengujian dilakukan maka didapatkan parameter-parameter seperti

perpanjangan dan kekuatan tarik pada masing-masing konsentrasi campuran.

Setelah semua data pengujian tarik didapat maka akan terlihat grafik antara

kekuatan tarik masing-masing konsentrasi campuran yang kemudian

dilakukan analisis.

Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu bahan

yang diberi beban secara statis. Sifat-sifat yang akan diketahui adalah

tegangan Ultimate, tegangan patah, regangan dan sifat mekanis lainnya.

Pengujian tarik dilakukan dengan penambahan beban secara perlahan dan

akan bertambah panjang sebanding dengan penambahan gaya yang bekerja.

Kesebandingan ini berlangsung terus hingga beban mencapai titik

Proportional Limit. Setelah itu penambahan panjang yang terjadi sebagai


47

akibat penambahan beban tak berbanding lurus. Pertambahan beban yang

sama akan menghasilkan penambahan panjang tanpa ada penambahan beban,

batang uji bertambah panjang dengan sendirinya. (Davis, Troxell, dan Hauck.

1998).

F. Diagram Alir Penelitian

Mulai
Menyiapkan bahan-bahan:
1. Aluminium.

Membuat cetakan

Peleburan Aluminium sisa Etalase

1. Pembuatan pasir inti dari Backing Sand (pasir


belakang).
2. Pisahkan Cope dan Drag pola kayu.
3. Padatkan cetakan dengan palu yang terbuat dari kayu
atau balok yang di modifikasi untuk memadatkan
cetakan.
4. Kemudian balik Drag serta letakkan Cope pada
bagian atas posisi Drag dengan posisi yang tetap.
5. Angkat pola yang telah dipadatkan secara perlahan
agar pasir cetakan tidak rusak.
6. Kemudian berikan Coating pada bagian yang
diperbaiki agar permukaan cetakan halus dan rata.
7. Satukan Cope dan Drag dan kemudian ikat dengan
kawat.
8. Membuat jalur penuangan dengan media pipa.
9. Setelah selesai proses pembuatan jalur pengisian,
cetakan pasir siap digunakan.

Finishing sampel

Pengujian
1. Uji tarik.
2. Struktur micro
48

Analisa data

Kesimpulan

Selesai
Gambar 22. Diagram alir penelitian

Anda mungkin juga menyukai