Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Disentri adalah penyakit inflamasi pada usus halus yang terjadi
karena infeksi bakteri, virus, maupun mikroba lainnya. Bakteri yang
dapat menyebabkan disentri antara lain Shigella yang paling sering
responsibel.2 Penyebab lain penyakit disentri antara lain Yersinia
enterocolica, Campylobacter jejuni (terutama pada bayi), Salmonella
sp., Escherichia colli enteroinvasif (jarang, tetapi berat), Entamoeba
histolytica (jarang pada balita) serta amuba.1 Disentri dapat juga dapat
disebabkan oleh keadaan non- infeksi, seperti misalnya ivaginasi,
alergi susu sapi, gangguan hematologi seperti akibat defisiensi vitamin
K, dan kelainan imunologis (Penyakit Crohn). Manusia dapat
menemukan Shigella melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi.1
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab tersering kematian
dan kesakitan di Eropa dan US oleh karena ketentuan sistem sanitasi
dan air minum bersih. Di Amerika Serikat, insiden disentri amoeba
mencapai 1-5% sedangkan disentri basiler dilaporkan kurang dari
500.000 kasus tiap tahunnya. Sedangkan angka kejadian disentri
amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan tetapi
untuk disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare
berat menderita disentri basiler.2
Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian terjadi
akibat disentri basiler pada anak-anak di bawah umur 5 tahun.
Kebanyakan kuman penyebab disentri basiler ditemukan di negara
berkembang dengan kesehatan lingkungan yang masih kurang.
Disentri amoeba tersebar hampir ke seluruh dunia terutama di negara
yang sedang berkembang yang berada di daerah tropis. Hal ini
dikarenakan faktor kepadatan penduduk, higiene individu, sanitasi
lingkungan dan kondisi sosial ekonomi serta kultural yang menunjang.
Penyakit ini biasanya menyerang anak dengan usia lebih dari 5 tahun.2

Anda mungkin juga menyukai