Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MK. TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE


MEMBANDINGKAN HASIL PERHITUNGAN ET0 DENGAN
MENGGUNAKANMETODE BLANEY CRIDLLE, RADIASI,
PANCI EVAPORASI DAN PENMAN

Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Irigasi
dan Drainase

Dosen Pengampu: Dr. Sumiyati, S.TP., MP.

Nama Anggota Kelompok:


1. Ni Komang Ayu Tryantari (1411305002)
2. I Gst. Nyoman Ayu Melyani (1411305010)
3. Kori Ardy Rahayu (1411305023)
4. Gede Teguh Sigmarawan (1411305031)
5. Anggi Setiawan (1411305038)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses evapotranspirasi tidak pernah lepas dari siklus hidrologi. Menurut


Asdak (1995), evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan
transpirasi. Evaporasi sendiri merupakan proses penguapan atau hilangnya air dari
tanah dan badan-badan air (abiotik), sedangkan transpirasi merupakan proses
keluarnya air dari tanaman (boitik) akibat proses respirasi dan fotosistesis.
Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air dari permukaan
tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman melalui proses
transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi. FAO (1984) menyatakan,
evapotranspirasi yang terjadi disuatu unit luasan yang ditumbuhi tanaman rumput
setinggi 8 15 cm, dengan pertumbuhan seragam dan optimal serta dalam kondisi
kecukupan air dikatakan sebagai evapotranspirasi potensial (ET0).

Evapotranspirasi potensial (ET0) merupakan suatu konsep yang


diperkenalkan untuk mempelajari kebutuhan evaporasi yang berasal dari atmosfer
dan terpisah dari tipe tanaman, pertumbuhan tanaman, dan manajemen tanaman.
ET0 bertujuan untuk menyatakan kekuatan evaporasi di atmosfer pada lokasi dan
waktu yang spesifik dengan tidak mempertimbangkan karakteristik tanaman dan
faktor tanah. Lakintan (1994) mengatakan bahwa air yang hilang melalui proses
evapotranspirasi dari daratan secara global (termasuk permukaan air danau,
waduk dan sungai) adalah sebesar 0.6 geogram. Air yang hilang ini akan kembali
membentuk uap air dimana uap air tersebut akan bergerak ke lapisan troposfer
bumi. Proses hilangnya air akibat evapotranspirasi merupakan salah satu
komponen penting dalam hidrologi karena proses tersebut dapat mengurangi
simpanan air dalam tanah dan tanaman. Dalam mengatasi hal tersebut,
evapotranspirasi yang terjadi perlu diketahui agar dapat melakukan tindakan-
tindakan tertentu. Sugeng mengatakan bahwa data untuk kepentingan sumber
daya air dimana berupa data evapotranspirasi potensial yang digunakan untuk
menghitung kesetimbangan air, sangat diperlukan karena untuk tujuan irigasi atau
pemberian air, perencanaan irigasi atau untuk konservasi air.
1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun tujuan dari laporan


praktikum ini yaitu:

1. Untuk mengetahui cara menghitung ET0 dengan menggunakan metode


Blaney Cridlle, metode Radiasi, metode Panci Evaporasi dan metode
Penman.
2. Untuk dapat membandingkan hasil perhitungan ET0 dengan menggunakan
metode Blaney Cridlle, metode Radiasi, metode Panci Evaporasi dan metode
Penman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Metode Blaney Cridle


Kebutuhan air tanaman yaitu jumlah air yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan evapotranspirasi tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik atau
kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air
yang hilang akibat penguapan. Pengaruh karakteristik tanaman terhadap
kebutuhan air tanaman diberikan oleh koefisien tanaman (Kc) yang menyatakan
hubungan antara ETo dengan ET tanaman. Nilai Kc beragam tergantung terhadap
jenis tanaman dan fase pertumbuhan tanaman (Suroso, 2010).

Michael (1978) menyatakan hubungan antara nilai F dengan


evapotranspirasi potensial, menggambarkan suhu untuk daerah dengan sedikit
varietas tanaman. Faktor tanaman dapat menentukan nilai evapotranspirasi
tanaman, sehingga hubungan antara F dalam persamaan Blaney dan Criddle,
dimana t dalam () dapat dihitung dengan persamaan:

ET0 = p ( 0,46T + 8 ) mm/hari

Keterangan:
ET0 : Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
P : presentase rata-rata harian dari panjang hari
T : rata-rata temperatur harian (oC)

Metode Blaney-Criddle disarankan digunakan pada daerah dimana data


klimatologi yang tersedia juga hanya temperatur udara saja, seperti halnya metode
Thornthwaite.Pada dasarnya metode Blaney-Criddle (1950) untuk mengukur
kebutuhan air konsumtif bagi tanaman yang diairi. Ciri khas persamaan Blaney
Criddle yaitu dengan memperhitungkan koefisien tanaman.

2.2. Metode Radiasi

Metode radiasi merupakan metode yang diadaptasi dari persamaan Makkink


(1957). Metode ini digunakan untuk wilayah yang memiliki data iklim yang
meliputi suhu udara, lama waktu penyinaran dan radiasi surya. Metode ini tidak
menggunakan data kecepatan angina dan kelembaban udara. Secara umum
kelembaban udara dan kecepatan angin diperlukan dimana hal ini harus
diperkirakan dengan menggunakan deskripsi cuaca yang diterbitkan atau
ekstrapolasi dari daerah terdekat atau dari sumber-sumber local. Metode Radiasi
dapat diandalkan dibandingkan pendekatan Blaney-Criddle. Di daerah
khatulistiwa, di pulau-pulau kecil, atau di tempat yang tinggi, metode radiasi lebih
baik bahkan jika lama waktu penyinaran sinar matahari yang diukur tidak tersedia
(FAO. 1984).

Umumnya metode panci evaporasi dapat dicari dengan menggunakan


persamaan berikut:

ET0 = C (W. Rs)


Keterangan:
ET0 : Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
C : Faktor koreksi yang dipengaruhi oleh kelembapan udara (Rh) dan
kecepatan angin (m/s)
W : Faktor berat antara suhu dan penyinaran matahari
Rs : Radiasi surya (mm/hari)

2.3. Metode Panci Evaporasi

Evaporasi dapat diukur dengan alat seperti Atmometer Piche, Atmometer


Living Stone dan Pan evaporasi. Ukuran alat Pan evaporasi U.S.A, Standar (the
class a evaporation pan) berbentuk lingkaran dengan diameter 121 cm dan
dalamnya 25,50 cm. Pan evaporasi ini biasanya ditempatkan pada stasiun
klimatologi dan dicatat setiap hari berkisar pukul 07.00 pagi, alat ini di letakan
rangka kayu setinggi 15 m dari permukaan tanah agar turbulensi angin yang
berpengaruh terhadap rata-rata penguapan dapat dikurangi. Adapun jenis Pan
evaporasi ini mempunyai koefisien (C) 0,60 dan 0,80. Untuk memasukan massa
air dibuat jenis Pan yang lain yaitu floting pan alatnya sama dengan class a pan
evaporasi tetapi di pasang di waduk, danau tempat genangan air yang lain untuk
koefisien (C) alat ini besarnya 0,80. Dari hasil pengamatan di lapangan biasanya
angka penguapan pada pan evaporasi lebih besar dari penguapan sebenarnya,
sehingga angka yang di dapat dari pengukuran harus dikalikan koefisien yang
disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Perbedaan ini di sebabkan oleh faktor-
faktor sebagai berikut:
a. Pada Pan evaporasi tidak ada gelombang karena turbulensi udara diatas air
panci lebih kecil dari danau atau waduk.
b. Terjadinya pertukaran panas antara Pan evaporasi dengan tanah, air dan udara
disekitarnya.
c. Kemampuan menyimpan panas berbeda antara Pan evaporasi dan danau.
d. Ada tambahan radiasi matahari pada sistem Pan evaporasi.
e. Pengaruh panas, kelembaban, angin akan berbeda antara permukaan kecil dan
besar

Umumnya metode panci evaporasi dapat dicari dengan menggunakan


persamaan berikut:

ET0 = Kp Epan

Keterangan:
Kp : koefisien panci
Epan : evaporasi panci rata-rata harian pada bulan tertentu (mm/hari)

2.4. Metode Penman

Daerah dimana tersedia data temperatur udara, kelembaban relatif,


kecepatan angin, lama penyinaran matahari dan radiasi matahari,
dianjurkanmenggunakan perhitungan evaporasi dengan metode Penman, dimana
metode ini lebih teliti apabila dibandingkan dengan metode lain, karena
menggunakan variabel meteorologi yang lebih lengkap. Aslinya metode Penman
(1948) dihasilkan dari percobaan untuk memperkirakan evaporasi permukaan air,
kemudian dikembangkan untuk menghitung kehilangan air pada tanaman akibat
transpirasi yaitu dengan cara mengalikan faktor tanaman (C) dengan evaporasi.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai evpotranspirasi. Metode Penman
terdiri dari 2 metode yaitu:

a. Metode Penman Modifikasi


Food and agriculture organization of the united nation (FAO), pada buku
pedoman untuk memprediksi kebutuhan air untuk tanaman (guidelines for
predicting crop water reqruitments) tahun 1977, telah sedikit memodifikasi
persamaan Penman untuk perhitungan penetapan nilai evapotranspirasi (ETo),
terrmasuk revisi bagian fungsi kecepatan angin. Metode ini membutuhkan data
rata-rata iklim harian, kondisi cuaca sepanjang siang dan malam hari yang
diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap evapotranspirasi.
Prosedur untuk perhitungan evapotranspirasi terlihat lebih komplikasi
dikarenakan rumus persamaannya berisi komponen yang dibutuhkan derivasi data
pengukuran yang berhubungan dengan iklim.Namun demikian apabila tidak ada
data pengukuran, dapat dilakukan langkah perhitungan dengan menggunakan
variabel-variabel yang ada.Sebagai contoh apabila suatu tempat tidak ada data
pengukuran langsung net radiation (Rn), variabelnya dapat dipenuhi dari data
pengukuran radiasi matahari, lama penyinaran matahari atau observasi awan,
bersamaan dengan pengukuran humidity dan temperatur udara.

b. Metode Penman Monteith

Pada tahun 1948, penmann telah mengkombinasikan keseimbangan energi


dengan metode transfer massa, kemudian diturunkan untuk menghitung evaporasi
dari permukaan air berdasarkan pencatatan data klimatologi. Selanjutnya
persamaan penmann dikembangkan oleh parapeneliti untuk menghitung evaporasi
permukaan tanaman dengan mempertimbangkan faktor-faktor resistensi. Faktor-
faktor resistensi ini dapat dibedakan antara faktor resistensi permukaan terhadap
radiasi dan resistensi aerodinamis.Resistensi permukaan (Rs) menerangkan
resistensi aliran uap melalui stomata daun, total luas dedaunan dan luas
permukaan tanah.Resistensi aerodinamis (ra)menerangkan resistensi dari vegetasi
ke atas dan termasuk gesekan aliran udara di atas permukaan vegetasi. Walaupun
proses perubahan pada lapisan vegetasi lebih komplek, ini dapat diterangkan
secara utuh oleh dua faktor resistensi. Misalnya, korelasi yang baik akan dapat
dicapai antara pengukuran dan perhitungan evapotranspirasi khususnya pada
permukaan rumput yang seragam.
Umumnya metode penman dapat dicari dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:

ET0 = c [W.Rn + (1 W). F (U). (ea ed)]


Keterangan:
W : faktor pemberat
Rn : radiasi netto
f(U) : fungsi kecepatan angin
(ea-ed) : selisih dr tekanan uap jenuh pada temperatur udara rata-rata dgn tekanan
uap aktual di udara (mbar)
c : koefisien dari perbedaan kondisi cuaca siang dan malam
BAB III

METODELOGI

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum dilakukan di tempat masing-masing, dimana dalam kelompok


yang terdiri dari 5 orang masing-masing untuk 3 orang dengan 2 soal pembahasan
bulan dan 2 orang lagi 3 soal pembahasan bulan, membahas 4 metode
evapotranspirasi potensial pada soal yang diterima. Hasil praktikum diselesaikan
dalam kurun waktu 2 minggu.

3.2 Bahan dan Alat


1 Data iklim
Country : Indonesia Station: Sumerta-Ngurah Rai
Altitude : 40 m Latitude : 8.00 s
Longitude : 115.00 E
Avg Temp Humidity Wind Sun
Month
C % km/day Hours
January 27,5 83 6 8,2
February 27,5 82 7 7,6
March 27,4 83 5 8,3
April 27,3 84 5 9,7
May 26,9 83 5 10,1
June 26,3 81 7 9,9
July 26,0 80 7 10,3
Angust 25,6 79 7 10,7
September 26,1 82 6 10,6
October 27,1 81 5 10,6
November 27,9 81 4 9,4
December 27,7 82 6 7,9

2 Alat hitung
3 Alat tulis

3.3 Cara Kerja


Berdasarkan data iklim, hitung besarnya evapotranspirasi potensial
menggunakan persamaan:
1 Blaney Cridlle
2 Metode Radiasi
3 Metode Panci evaporasi
4 Metode Penman
3.4 Analisis Data

Menhitung ET0 menggunakan persamaan:


a. Blaney Cridlle
ETo = p * (0,46 Tmean + 8) mm/hari
dimana:
ETo : evapotranspirasi rata2 harian pd bulan tertentu
p : prosentase rata2 harian dari panjang hari
Tmean : rata-rata temperatur harian (C)
b. Metode Radiasi
ETo = c (W * Rs) mm/hari
dimana:
c : koefisien yg tergantung pada kelembaban dan kecepatan angin
W : faktor pemberat yg tergantung pada temperatur dan tinggi tempat
Rs : radiasi surya: (0,25 + 0,50 n/N ) Ra
n/N : rasio antara panjang penyinaran aktual terhadap panjang
penyinaran maksimal
Ra : radiasi ekstraterestrial
c. Metode Panci evaporasi
ETo = Kp Epan
dimana:
Kp : koefisien panci
Epan: evaporasi panci rata-rata harian pada bulan tertentu (mm/hari)
d. Metode Penman
ETo = c[W.Rn + (1-W).f(u).(ea-ed)]
dimana:
W : faktor pemberat
Rn : radiasi netto
f(U) : fungsi kecepatan angin
(ea-ed) : selisih dr tekanan uap jenuh pada temperatur udara rata-
rata dengan tekanan uap aktual di udara (mbar)
c : koefisien dari perbedaan kondisi cuaca siang dan malam
Daftar Pustaka
Ahlas, R. 2015. Penentuan Nilai Evapotranspirasi dan Koefisien Bibit Tanaman
Kelapa Sawit Varietas Tenera (Elaeis guinensis Jack) . Skripsi. (Tidak
dipublikasikan). Fakultas Pertanian Jurusan Keteknikkan Pertanian.
Universitas Sumatera Utara Medan.

Ajeng, S. 2011. Analisis Optimalisasi Pola Tanam Pada Daerah Irigasi Waduk
Jambi dengan Menggunakan Metode Penman Evapotranspirasi .
Skripsi. (Tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian Jurusan Keteknikkan
Pertanian. Universitas Sumatera Utara Medan.
Anonim. 2016. Evapotranspirasi Potensial. Tersedia pada
file:///C:/Users/HP/Downloads/Documents/t32027.pdf. Diakses tanggal
15 April 2017.
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengeloaan daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada Press.
Eko Sulistyono, Suwarto dan Yulianti Ramdiani. 2005. Evaluasi Metode Penman-
Monteith dalam Menduga Laju Evapotranspirasi Standar (ET0) di
Dataran Rendah Propinsi Lampung. Indonesia
FAO (Food and Agriculture Organization). 1984. Guidelines for Predicting Crop
Water Requirements. Irrigation and Drainage Paper 24. Rome. Italy.
Kodoatie, RJ dan Sjarief, R. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Penerbit Andi. Yogyakarta
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Prijano, Sugeng. Modul 3: Irigasi dan Drainase. Fakultas Pertanian.
Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Suroso. 2010. Evapotranspirasi pada Irigasi. Institut Pertanian Bogor Press.
Bogor
Tumiar Katarina Manik, R. Bustomi Rosadi dan Agus Karyanto Defisit
Evapotranspirasi sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi Gogo
(Oryza sativa L.) Bul. Agron.
Lampiran 1. Variabel-Variabel Masing-Masing Metode

Metode Blaney Cridlle

Metode Radiasi
Metode Panci Evaporasi

Metode Penman
Lampiran 2. Perhitungan ET0

Anda mungkin juga menyukai