Anda di halaman 1dari 84
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR $1 TAHUN 2016 ‘TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 ‘URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 |. Sinkronisaai Kebialzan Pemerintah Daerah Dengan Kebijalcan Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah (RKP| 2017 merupakan penjabaran talmun ketiga pelakeanaan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPIMN) 2015-2019 yang memust sasaran, arah kebijakan, dan strategi pembangunan. Penyusunan RKP merupakan upaya dalam menjaga esinambungan pembangunan tereneana dan sistemas yang dilaksanakan olch masing-masing maupun seluruh komponen bangsa dengan memanfastkan berbagai sumber daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif dan aluntabel dengan tujuan akhir meningkatkan icualitas hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan. Berbeda dengan RKP sebelumnya, penyusunan RKP 2017 Gilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Holistik-Tematik, Integratif, dan Spasial, serta kebljakan anggaran belanja berdasarkan money follows program dengan cara memastikan hanya program yang benar-benar bermanfast yang dialokasikan dan bukan sekedar karena tugas fungsi Kementerian/Lembaga yang bersangkutan. Hal ini mengiayaratkcan bahwa pencapaian prioritas pembangunan nasional memertukan adanya koordinasi dari seluruh pemangku kepentingan, melalui pengintegrasian prioritas nasional/program prioritas/kegiatan prioritas yang dilaksanakan dengan berbasis kewllayahan, Rencana Kerja Pemerintah 2017 dimaksudkan sebagai pedoman ‘bagi Kementerian/Lembaga dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) 2017 dan merupakan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam ‘menyusun RKP Daerah (RKPD). RKP 2017 juga digunakan sebagai pedoman penyusunan Rancangan Unéang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) 2017, dan RKPD sebagai pedoman penyusunan rancangan peraturan daerah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2017. Berdasarican uraian tersebut di atas, maka tema RKP Tahun 2017) adalah “Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi Untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja Serta Mengurangi Kemiskinan dan Kevenjangan Antar Wilayah", Seauai dengan Tema RKP Tahun 2017 tersebut, maka sasaran pembangunan Tahun 2017 adalah: 1, Pertumbuhian ekonomi sebesar 7,1 persen: 2. Pengangguran sebesar 5,0 persen sampai dengan 5,9 persen; Angka Kemiskinan sebesar 8,5 persen sampai dengan 9,5 persen; Gini Ratio (indeks) sebesar 0,38; Indeks Pembangunan Mamusia (IPM) sebesar 75,7. Dalam Kaitan itu, prioritas pembangunan disusun sebagai penjabaran operasional dari Strategl Pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019 dalam upaya melakeanakan Agenda Pembangunan Nasional untulk memenuhi Nawa Cita, yaitu: 1. citat Menghadirkan Kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada selurub warga negara; 2. Cita2 Mengembangkan tata Kelola pemerintahan yang bersih, efektif, “demokratis, dan terpereaya; 3. Citas Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperlcuat daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4. cag 2 a 4 5 Mempeslosst Iiehediran negara dalam melalnakan reformast dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercayia; 5. Citas Meningkstkan kuslites hidup manusia Indonesia; 6. Citas Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional; 7. Gita Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkcan seltor sektor strategis ekonomi domestil 8. Citas Melaicukan revolusi karakter bangsa; dan 9. Citas Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restora Indonesia awa Cita tersebut merupakan rangkuman program-program yang tertuang dalam Visi-Misi Presiden dan Wakil Presiden yang dijabarkan dalam strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015- 2019, terditi dari empat bagian utama yaleni: (1) norma pokok pembangunan kabinet kerja; (2) tiga dimensi pembangunan; (3) kondisi peru; serta (4) quick wins dan program lanjutan Iainnya, Tiga dimensi pembangunan dan kondisi yang diperlukan dimaksud memuat sektor- sektor yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan RPJMN 2015-2019 ‘yang selanjutaya dijabarkan dalam RKP Tahun 2017, Dalam kaitan itu, Priorilas Pembangunan Nasional Tahun 2017 terdist dari: 1, Pembangunan Manusia dan Masyarakat, meliputi: 4a, Revolusi Mental, dengan Program Priortas: 1) reformast birolerasi pemerintahan; 2) penegakan hulum dan kelembagaan politi; 3) kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa; 4) peneguhan jati dri dan karalcter bangsa; dan 65) daya relat sosial dalam kemajemukan, b. Kesehatan, dengan Program Prioritas: 1) pengustan upaya promotif dan prevent: “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat": 2) peningkatan akses dan mutu pelayanan keschatan; 3) perbaikan giai masyarakat; dan 4) peningkatan pelayanan KB dan keschatan reprodulcsi ©. Pendidikan, dengan Program Priritas 1) penyedisan guru dan dosen yang berlcualitas dan penempatan yang merata; 2) peningkatan dan penjaminan muta pendidikan; 9) penyediaan bantuan pendidikan yang efeltif; 4) pengembangan pembelajaran yang berkualltas; 5) peningkatan pendidikan agama dan pendidilxan karakter; 6) peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang Derlcualitas; 7) penguatan kelembagaan perguruan tin '8) peningkatan kapasitas iptek, inovasi dan daya saing perguraan tinggi: dam ©) peningkatan relevansi pendidikan, 4, Perumahan dan Permukiman, dengan Program Prioritas: 1) fasilitasi penyediaan hunian layale baru; 2) fasiltasi peningkatan Kualitas hunian dan penataan kawasan permukiman (termasuk kawasan kumuh); 29) penyediaan akses air minum dan sanitasl; dan 4) peningkatan ketersediaan air balew. 2, Pembangunan Sektor Unggulan, meliputi: 8. Kedaulatan Pangan, dengan Program Prioritas: 1) peningkatan, mutu pangan, kualitas konsumst pangan dan gizi masyarakcat; 2) peningleatan produlesi padi dan pangan lain; 3) kelancaran distribusi pangan dan akses pangan masyarakat; dan 4) penangangan gangguan terhadap produksi pangan, 1), Mavitins dans Kelautan, dengan Program Pviortas: 1) keonektivitas (to) 2) industri perikanan dan hasil laut; 3) tata ruang laut, konservasi dan rehabilitasi pesisir dan laut, serta wisata bahar gut dan industri maritim; 4) kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam; 5) penanggulangan dan penyelesaian IUU Fishing dan Keamanan Laut; 6) Penetapan Batas Laut, Penamaan Pulau, dan Pengelolaan Pulau-Pulats Keel . Kedaulatan Energi, dengan Program Prioritas: 1) peningkatan peranan energi baru dan energi terbarukaan dalam ‘bauran eneret; 2) peningkeatan alcsesiilitas enerei 2) pengembangan cadangan energi; 4) penyediaan energi primer; 65) efisiensi dan konservasi energis dan 6) pengelolaan subsidi energi yang lebih efisien, transparan dan tepat sasaran 4, Pembangunan Pariwisata, dengan Program Prioritas: 1) promosi wisata indonesia; 2) pengembangan 10 destinasi wisata; 3) SDM dan kelembagaan pariwisata; 4) layanan kemudahan wisman masuk; 5) penciptaan ekonomi lokal dan siktap magyarakat; dan 6) jaminan Kesclamatan kebersihan, keamanan dan ketertiban destinasi wisata ‘e, Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK), dengan Program Prioritas: 1) pengembangan kawasan industri/KBK; 2) penumbuhan populasi industri; 3) penguatan pertumbuban ekonomi kreati 4) SDM industri yang Kompeten dan Disiplin; 5) produktivitas dan daya saing industri; 6) ketersediaan infrastraktur dan energi; 7) ketersediaan dan ieualitas bahan bala bat 6) hubungan industrial yang harmonies 19) pemberian insentif fiskal yang harmonis; dan industri; 10) pembiayaan dengan akses dan biaya yang kompetiit 3, Pemerataan dan Kewilayahan, meliputi 1a, Antar Kelompok Pendapatan, dengan Program Prioritas: 1) penciptaan lapangan kerja dan keahlian tenaga Key 2) perhatian khusus kepada usaha milo, kecil dan koperasi 3) pengembangan kewirausahaan; 4) perkuatan basis perekonomian perdesaan; 5) pertuasan pelayanan dasar; dan 6) pengurangen beban penduduk miskin dan rentan, », Reforma Agraria, dengan Program Priortas: 1) penguatan kerangka regulasi dan penyelesaian konflik agraria; 2) penataan penguasaan dan pemilikan tanah obyek reforma agraria; 3) kepastian hulkum dan legalisasi hak atas tanah obyek reforma gratia; 4) pemberdayaan masyarakat dalam penggunaan, pemanfuatan dan produksi atas TORA; dan 5) Kelembagean pelaksana reforma agraria pusat dan dacrah. . Daerah Perbatasan, dengan Program Prioritas: 3) pembangunan PLBN Terpadu; 2) pembangunan 10 PKSN Sebagai pusat _pengembangan perbatasan negara; 3) membuka isolasi Lokpri, peningkatan sarpras, peningkatan ‘SDM dan penguatan sosial ekonomi serta penyediaan air balcu; 4) pengemanan sumber daya dan bates wilayah darat, laut dan ‘dara; dan 5) peningkatan kualitas diplomasi, kerja sama sosial-ekonomi, 4. Daerah Tertinggal, dengan Program Priritas: 1) prioritas pengembangan ekonomi loll; 2) peningkatan aksesibilitas; 43) pemenuhan pelayanan dasar publik; dan 4) peningkatan SDM den IPTEK, €. Desa dan Kawasan Perdesaan, dengan Program Priori 1) pemenuhan standar pelayanan minimum di desa termasuk kawasan transmigrast; 2) penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ckonomi masyaraleat desa di kaswasan transmigrasi; 3) pembangunan SDM, pemberdayaan, dan modal sosial budaya ‘masyarakat desa termasuk di kawasan transmigrasi; 4) penguatan pemerintahan desa; 5) pengawalan implementa: konsisten, dan berkelanjutan; ©) pengembangan ekonomi Kawasan termasuk kawasan UU Desa seeara sistematis, ‘ransmigrasi untuk mendorong pusat pertumbuhan dan keterkaitan desa - kota; dan 7) pengeloiaan sumber daya slam desa dan kawasan termasuk: kawasan transmigrasi dan sumber daya hutan, & Perkotaan, dengan Program Prioritas: 1) mewujudkan sistem perkotaan; 2) pemenuhan standar pelayanan perkotaan (spp) 3) mengembanglcan kota hijau yang berketahanan iklim dan beneana; 4) mengembangkan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis| THK; dan 5) meningkatian kapasitas pengelolaan kota, Konektivites, dengan Program Prioritas: 1) pembangunan dan pengembangan transportasi laut; 2) pembangunan dan pengembangan jalan untuk aksesbilitas ‘dan daya saing wilayab; 3) pembangunan dan pengembangan kapasitas bandara pengumpul dan pengumpan; 4) pembangunan dan pengembangan pita lebar dan penylaran; 5) pembangunan dan pengembangan transportasi perkeretaapian; 5) pembangunan dan pengembangan jaringan _sabuk_ penyeberangan serta angkutan sungai dan danau (inland Watenvaus 7) pembangunan dan pengembangan transportasi uemum masal ethotaaiy; dan 68) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM transportasi. 4, Pembangunan Politi, Hulum, Pertabanan, dan Keamanan, meliputi: fa. Reformasi regulasi, kepastian dan penegakan hukum, terdiri dar: 1) Reformasi regulasi, dengan program prioritas: ‘3) otonomé daerah; >) perizinan dan investast; dan ©) penataan ruang. KKepastian dan penegalaan hualuam, dengan program prioritas: a) penegakean hulkum yang berkualitas; ») pencegahan dan pemberantasan korupsi yang efektif; dan ©) penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas keadilan, 2 », Stabititas keamanan dan ketertiban, dengan program prioritas: 1) detekesi dini dan bebas ancaman terorieme; 2) keselamatan dan ieeamanan laut yang terkendali; 9) lingkungan bersih penyalaligunaan naricoba; 4) pelayanan prima kepolisian; 5) postur pertahanan berdaya gentar tinggi dan wilayah perbatasan yang aman; dan 6) keamanan data dan informasi (keamanan cyber . Konsolidasi demokrasi dan efetivitas diplomas, dengan program prioritas: 1) penguatan lembaga demokrasi; 2) peningkatan akses dan kualitas informasi publi; 3) pemenuban kebebasan sipil dan hak-hak politi; 4) pencegahan konllik sosial politi dan penanggulangan 5) pemeliharaan stabiltas keamanan kawasan; 6) pertindungan WNI/BHI di luar negeri; 7) pengustan diplomasi ekonomi dan kerjasama pembangunan; 8) pemantapan peran di ASEAN; dan 9} penguatan diplomasi Soft Power. 4. Reformasi Birokrasi, dengan program prioritas: 1) pelaksanaan Road Map Reformasi Birolrasi 2015-2019; 2) penesapan otandar pelayanan publik dan sistem informesi perijinan; dan 3) peningkatan disiplin dan pengawasan kinerja dan administrasi keuangan, 5. Pembangunan Ekonomi, meliputi 4. Perbaikan ildim investesi dan iklim ussha, dengan program prioritas: 1) peningkatan kemudahan berusaa; 2) pelaksanaan deregulasi dan harmonisasi regulasi perieinan investasi pusat dan dacrah; 83) pengembangan layanan perizinan terpadu; 4) peningkatan persaingan usaha yang schat; '5) percepatan fasilitasl penyelesaian masalah investasi; 6) pembenahan iim ketenagakesjaan dan hubungan industrial yang harmonis; 7) pengembangen infrastruktur penduikung kawasan strategis >, Peningkatan Ekspor Non Migas, terdiri dari 1) Sisi produksi, dengan program prioritas: 9) Peningkatan Kualitas dan Standar Produk Ekspor; ») Peningkatan Realisast Investasi Berorientast Ekspor; 6} Peningkatan Ekspor Produle Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengab; 4) Pengembangan Industri Pengolah Sumber Daya Alam Berorientasi Ekspor; 2) Sisi permintaan, dengan program prioritas: 1) Pengembangan Fasilitas Ekspor; ) Peningkatan Efektivitas Kerjasama Perdagangan Internasional (Market Acoess}, | Penguatan Market intelligence, Promosi, dan Asistensi Bkspor. cc. Reformasi Fiskal, terdiri dari: 1) Pengoptimalan Pendapatan Negara, dengan Program Prioritas: 4) Pengoptimalan Perpajalcan; ) Dukungan Regulasi ¢} Pengoptimalan PNBP; dan 4) Penguatan Institusi 2) Peningkatan Kualitas Belanja Negara, dengan Program 4) perbaikan pelakeansan anggaran; >) peningkatan efekcivitas dan efisionsl belanja produlctif, ] peningkatan efektivites dan efisiensi transfer ke daerah dan ana desa; dan 4) belanja subsidi dan bantuan sosial yang tepat sasaran, Berdasarkan uralan tersebut di atas, pemerintsh provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus mendulung tereapainya prioritas pembangunan nasional tersebut sesuai dengan potensi dan kondi ‘masing-masing daerah, mengingat Keberhasilan pencapaian prioritas pembangunan nasional dimaksud sangat tergantung pada sinkronist kebijakan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah dan antara pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah dan pemerintah provinsi yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah IRKPD). 10. Untuk itu, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam menyusun RKPD Tahun 2017 mempedomani ketentuan mengenai pedoman penyustinan, pengendalian dan evaluasi RKPD Tahun 2017 yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian ddan Bvaluasi Reneana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017. ‘Sinkronisasi kebijakan pemerintah dacrah dan pemerintah lebih lanjut dituangkan dalam raneangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang disepakati bersama antara Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Dacrah (DPRD) sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017. KUA dan PPAS pemerintah provinsi Tahun 2017 berpedoman pada RKPD provins! Tahun 2017 yang telah disinkronisasikan dengan RKP Tahun 2017, sedangkan KUA dan PPAS pemerintah kabupaten/kota berpedoman pada RKPD kabupaten/kota Tahun 2017 yang telah disinkronisasikan dengan RKP Tahun 2017 dan RKPD provinsi Tahun 2017. Hasil sinkronisasi kebijakan tersebut dicantumkan pada PPAS sesusi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan \Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubshan Kedua ‘Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2006 tentang Pedumau Pengelulaas Keuangan Daerah, dalam bentule Tabel 1 dan ‘Tabel 2 sebagai berikut: a Tabel 1. ‘Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 dan Rancangan Peraturan Kepela Daerah tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan Prioritas Pembangunan Nasional a “oka Angaran Balan Dales Rancangan APE ‘elaia a Peganal — eee Bune, ae subst, a ‘een a ws | wos mene || vogue, Doom Nasional | Progam | ovis, Bag | om | SOE P| suman ie ae oe Kesangan, Keuangan, ataie rec ‘Teedugn i ® 7 z a z 5 3 eRe 1 | Pomtangunan Masyarakat 2 | Pembangunan Seltor Ungar a. | Pemertasn dan eviayanan 4 | Pembangunan, Pttk, Hokum, Perahanan, an 5. | Pembangunan kono a2 eterangan! 1, Kolom 2 dist dengan urusan pemerintahan daerah, balk urusan wajib maupun urasan pilihan, yang diseauaikan dengan masing-masing priortas pembangunan nasional; 2, Kolom 3 dilst dengan nama program pada urusan pemerintahan daerah tertentu yang target kinerjanya terkait dengan prioritas pembangunan 3, Kolom 4 dlisi dengan jenis belanja pada kelompok belanja tidak langsung yang terkait dengan urusan pemerintahan daerah dan prioritas pembangunan nasional; 4, Kolom 5 disi dengan alokasi anggaran belanja tersebut pada kolom 3; 5, Kolom 6 diisi dengan alokasi anggaran belanja tersebut pada kolom 4; dan 6. Kolom 7 disi dengan jumlah antara kalom 5 dan kolom 6. ‘abel 2. ‘Sinkronisasi Kebljakan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Rancangan Peraturan Decrah tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD dengan Prioritas Provinsi ‘Angearan Bela Dalam Rancangan APBD pumas No. | Portes Provnst Belania Ta tania Lang rune | angaung T z 3 4 sea T cy eterangan! 1. Kolom 2 diisi dengan prioritas provinsi; 2.Kolom 3 dan kolom 4 diisi dengan jumlah anggaran belanja langsung dan tidak langsung sesuei prioritas provinsi yang didasarkan pada urusan pemerintatan kabupaten kota: dan. 8. Kolom 5 diisi dengan jumlah antara kolom 3 dan kolom 4. a. a3 PPrinsip Penyusunan APBD Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 didasarkan prinsip sebagai berikut 1. sesuai dengan kebutuhan penyelenggarsan urusan pemerintahan yang ‘menjai kewenangan daerah; 2. tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisin, ekonomis, efeleif, bertanggung jawab dengan memperhatiian rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat; 8. tepat wakes, sestiai dengan tahepan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; 4, transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan ‘mendapatkan akses informasi seluae-Iuzenya tentang APBD; 5. partisipaif, dengan melibatkan masyarakat; dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang ‘undangan yang lebih tinge! dan peraturan daerah lainnya Kebijakan Penyusunan APBD Kebijakan yang perlt mendapat perhatian Pemerintah Daerah dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 terkait dengan pendapatan ddaerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah adalah sebagai beri: 1, Pendapatan Daerah Pendapatan daersh yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2017 merupakan perkiraan yang terakur secara rasional dan memaliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya, ‘8, Pendapatan Asti Daerah (PAD) Penganggnran pendapatan daerch yang bersumber dari PAD memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 2) Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah: 48} Poraturan dasrah tentang pajale daerah dan retribusi dacrah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan lin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing ») Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah harus idasarkan pada dats potensi pala daerah dan retribus! ddaerah i masing-masing pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta meiperhatiken perkiraan pertumbuhan a 4 ekonomi pada Tahun 2017 yang berpotensi terhadap target pendapatan pajak dacrah dan retribusi daerah serta realisasi pencrimaan pajak daerah dan retribusi daerah tahun sebelumnya. Untuk itu, pemerintah daersh harus melaleakan upaya peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak dacrah dan retribusi dacrah, mengingat tren peningkatan pajak dacrah dan retribuei daerah selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 secara nnasional meningkat rata-rata sebesar Rp20,45 trilun atau 18,07%, dengan Uraian untuk pemerintah provinst ratacrata meningkat sebesar Rp13,47 triliun atau 16,82% dan untuk pemerintsh kabupaten/kota rate-rata meningkat sebesar Rp6,98 trillun atau 21,38%. ‘Tren proporsi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total pendapatan asli daerah selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 sccara hnasional rata-rata sebesar 78,05%, dengan uraian untuk pemerintah provinsi rata-rata sebesar 87,69% dan untuk pemerintah kabupaten/ kota rata-rata sebesar 62,26%. Selanjutnya, tren proporsi pajale daerah dan retsibust daerah terhadap total pendapatan selama § tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 secar nnasional rata-rata sebesar 17,25%, dengan uraian untuk pemerintah provinsi rata-rata scbesar 42,50% dan untuk pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar 6,91%. Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah yang bberoumber dari pajak dacrah dan retribuoi daerah, Pemerintal Daerah harus melakukan Kegiatan penghimpunan data obyek ddan subyeke pajak daerah dan retribusi daerah, penentuan besernya pajak daerah dan retribusi daerah yang terbutang ‘sampai dengan Keegiatan penagihan pojak daerah dan retribusi dacrah kepada wajib pajak daerah dan retribusi daerah serta pengawasan penyetoransya. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 10% (eepuluh per seratus), termasuk yang dibagihasilkan pada kabupaten/kota, dialokasikan untuk » 15. ‘mendanai pembangunan dan/stau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi_umum sebagsimana diamanatkan dalam Pasel 8 ayat (5) Undang Undang Nomor 28 Talun 2009. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, ball bagian provinsi maupun begian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 90% (lima puluh per seratus) untuk mendanai pelayanan Kesehatan masyarakat dan penegakan hukum olel aaparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan dalam Pass! 31 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan Jalan sebaglan dialokasikan untuk penyediaan penerangan jalan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 56 ayat (8) Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009. Pendapatan yang bersumber dari Retribust Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dialokasikan untuk rmendanai penerbitan doiumen isin, pengawasan di lapangan, penegakan hulum, penatausahasn, biaya dampake negatif dari perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, dan eegiatan pengembangan keablian dan Keterampilan tenaga kerja lokal dan diatur dalam peraturan daerah sebagaiman diamanatkan dalam Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Pendapatan yang bersumber dari Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dialokasiian untule mendanai peningkatan Kineyja lal Jintas dan peningkatan pelayanan angkutan umum sesuai dengan ketentuan —peraturan _perundang-undangan sebagaimana diamanstkan dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012. RRetribusi pelayanan keschatan yang bersumber dari has kaim kepada Badan Penyelenggara sJaminan Sosial (BRIS) yang diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau: Unit Kerja pada SKPD yang belum meneraplan Pola Pengelolaan Keuangan-Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), dianggarkan pada ain pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah, obyele pendapatan “16. Retribusi Jasa Umum, rincian otyek pendapatan Retibusi Pelayanan Kesehatan, 4) Pemerintah Daerah dilaring melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di tuar yang diatur dalam undang-undang sebagaimana maksud Pasal 286 ayat (2) Undang-Undang [Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, 2) Pengangzaran hasil pengelolaan Kekayaan daerah yang ipisahkan -memperhatikan ——rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfast ekonomi, sosial dan/atau manfoat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 ‘Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah. Pengertian rasionalitas dalam konteks hasil pengelolaan kekayaan a ianggarkan pada jenie Belanja Barang dan Jasa dengan menambahiean obyek dan rincian obyek belanja baru sera besarannya ditetapkan dengan keputusan kepala daerah Vengangearan untuk Jaminan Kesehatan bagl Pegawai Pemerintsh Non Pegawai Negeri, yaitu pegawai tidak tetap, peyawai honorer, staf kiuusus dan pegawal lain yang dibayarkan oleh APBD, dianggarkan dalam APBD dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden [Nomor 12 Tahun 2013 scbagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2036, Pengangearan ang untuk diberikan kepeda _pihak ketiga/masyarakat hanya diperkenankan dalam rangks pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi belanja tersebut dianggsrkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekoning berkenaan, Penganggaran bclanja barang pakai habis disesusikan dengan kebutuban nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi sisa persediaan barang Tahun ‘Anggaran 2016. Pengembangan pelayanan Kesehatan i Iuar cakupan penyelenegaraan jaminan Kesehatan yang disediakan oleh PIS hanya diberikan kepada Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Angola DPRD. Pengembangan pelayanan kesehatan terzebut hanya berupa pelayanan Medical check up sebanyak (satu) Kali dalam 1 (satu) tahun, termasulk kkeluarga (satu istri/suami dan dua anak) dalam rangka pemelibaran Kesehatan dan dianggerkan dalam bentuk program dan Kegiatan pada SKPD yang secara fungsional terkait dan dilaksanakan pada Rumah Sakit Umum Daerah setempat/ Rumah Sakit Umum Pusat di dacrab, Penganggaran penyelenggaraan jaminan keschatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sesuai dengan Undang-Undang y 2 Nomor 40 Tahun 2008, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan furan Jaminan Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2018 eebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013, yang tidale menjadi cenkupan penyelenggaraan Jaminan keschatan melalui BPJS yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah dapat menganggarkan dalam bentuk program dan Kegiatan pada ‘SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi pelayanan esehatan, Penganggaran belanja yang bersumber dari dana kapitesi Jaminan Keschatan Nasional pada Fasiitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Mili Pemeriniah Daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani Peraturan Presiden [Nomor 32 Tahun 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Nemor 19 ‘abun 2014 tentang Penggunean Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Duisungan Biaya Operasional Pada FKTP Milk Pemerintah Doerah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nemor '900/2280/Si tanggal § Met 2014, Dalam hal dana Kapitasi tidak digunakan eeluruhnya pada tahun anggaran sebelumnya, dana kapitasi tersebut herus digunakan tahun anggaran berikutnya dan penggunaannya tetap mempedomani Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 dan Surat Bdaran Menteri Dalam Negeri Nomor '900/2280/S tanggal 5 Met 2014. Penganggaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kenderaan Rermotor milk pemerintsh daersh dialoknsiean pada masing-masing SKPD sesuai amanat Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Talon 2009 dan besarannya sesuai dengan masing-masing peraturan daerah. Pengadaan barang/jasa vang akan diserahkan kepata pihak keetiga/masyarakat pada tabun anggaranberkenaan, ianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa dengan ‘mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri a * Nomer 32 Tahun 2011, sebagnimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 ‘Tahun 2016, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan bantuan sosta. Pengadasn belanja barang/jasa yang alean diserahlean kepada pihale ketiga/macyarakat pada tahun anggaran berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar harga beli/bangun barang/jase yang akan disorahian kepada pihak ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadienfoenibangocen terangilesd: RKA-SKPD memuat rincian anggaran pendapatan, rincian anggaran belanja tak langsung SKPD (gall pokok dan tunjangan pegawal, tambahan penghasilan, huss pada SKPD Sekretariat DPRD dianggarkan juga Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD), rineian anggaran belanja langsung menurut program dan keyiatan sKPD, RKA-PPKD mermuat rincian pendapatan yang berasal dari Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, belanja tidak Jangsung terdiri dari belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasi, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduge, sincian penerimaan pembiayaan dan engeluaran pembiayaan. RKA-SKPD dan RKAPPKD digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD/Perubshan APBD Tahun ‘Anggaran 2017 dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD/Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. Dalam kolom penjelasan pada peraturan kepala dacrah tentang penjabaran APSD/Perubshan APBD Tahun Anggaran 2017 icanturnkan lokasi keglatan ntule Kelompok belanja langsung, ‘husus untuk kegiatan yang pendanaannya bersumber dari DBH Dana Retuinisi (DBH-DR}, DAK, Daa Peuyeousians de Olomvisi Khuses, iba, Bantuan Kevangan yang bersifat khusus, Pinjaman Daerah seria sumber pendanaan lainnya yang Kegiatanaya telah ditentukan, juga dicantumkan sumber pendanaannya, Selain itu, untuk penganggaran egiatan tahun jamak agar dicantumkan jangka waktu pelakeanaannya sesual nota kesepalkatan fantara Kepala daerah dan DPRD dalam kolom penjelasan pada peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017. alarm rangka mengantisipasi pengeluaran untuk keperiuan pendanaan ‘keadaan darurat dan keperluan mendesak, pemerintah dacrah harus ‘mencantumkan kriteria belanja untuk keadaan darurat dan keperluan mendesak dalam peraturan daerah tentang APSD/Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017, sebagaimana diamanatkan dalam Penjelasan Pasal 81 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2008. 61 9, Dalam ranglea peningkatan kualitas pensusunan dokumen perencanaan ddan penganggaran tahunan daerab, untuk menjamin konsistensi dan kketerpaduan antara perencanaan dan penganggaran agar mengbesilian APBD yang berkualitas serta menjamin kepatuhen terbadap kaidah- kkaidah perencanaan dan penganggaran, kepaln daerah harus rmenugaskan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sebagai quality ‘assurance untuk melakcukan reviu atas dokumen perencanaan dan ppenganggaran daerah yakni reviu atas RKPD/Perubahan RKPD, Rencana Kerja SKPD/Perubahan Reneana Kerja SKPD, KUA- PPAS/KUPA-PPAS Perubaban, RKA-SKPD/RKA-SKPD Perubahan dan [RKA-PPKD/RKA-PPKD Perubaban sebagsimana yang diatur dalam Surat Bdaran Menteri Dalam Negeri Nomor 700/025/A4/1J tanggal 19 Januari 2016 perihal Pedoman Pelaksanaan Reviu Dokumen Perencanaan Pembangunan dan Anggaran Taunen Daerah, 10,Dalam rangka meningkatken transparansi dan alcuntabiltas APBD, pemerintah daerah agar mengembangkan substansi Lampiran 1 Ringkasan Penjabaran APBD yang semula hanya diuralkan sampai dengan ringkasan jenis pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai dengan Pasal 102 ayat (1) huruf @ Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubeh beberapa kali terakhie dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, ‘menjaci sampai dengan ringkasan obyek dan rincian obyek pendapatan, elas dan pening 11, Dalam hal rancangan peraturan daerah tentang APBD disampaikan oleh kkepala dacrah kepada DPRD paling lambat Minggu 1 bulan Oktober 2016, sedanekan pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APED dimaksud bolum selessi sampai dengan tanggal 30 Nopember 2016, maka Kepala daerah menyusun rancangan peraturan kepala deerah tentang APBD untuk mendapatkan pengesahan dari Menteri Dalam Negeri bagi APBD Provinsi dan Gubemur bagi APBD Kabupaten/Kota sesuai Pasal 107 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam [Negeri Nomor 19 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan Keuangan Dacrab, sebagsimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam [Negeri Nomor 21 Tabun 2011. Rancangan persturan kepala dacrah dimaksud dapat ditetapkan setelah memperoleh pengesahan Menteri Dalam Negeri bagi Provinsi dan (Gubernur bagi Kabupaten Kota, 12, Untuk memperoich pengesahan, rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 beserta lampirannya disampaikan paling lama 15 (lima belas) hari terhitung sejak DPRD tidale mengambil kkepumusan bersama dengan kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017, Rancangan peranaran Kepala dacrah tentang APBD Talus Ausuauu 2017 harus mempertatikan: 13. Angka belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerab dibatasi ‘maksimum sama dengan angka belanja daerah dan pengeluaran petbiayaan daerah dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 atau APBD Tahun Anggaran 2016 apabila tidak melalcukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016; b, Belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai belanja yang bersifat imengikat dan belanja yang bersifat wajib untuk terjaminnya Xelangsungan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat sesui dengan kebutthan Talnun Angeeran 2017; dan cc Pelampauan batas tertinggi dari jumlah pengeluaran hanya diperkenankan epabila ada kebijakan pemerintah untuk kenaikan ‘ai dan tunjangan PNSD serta penyediaan dana pendamping atas ‘program dan keglatan yang ditetapkan olch pemerintah serta belanj ‘ogi hacil pajele dan retribusi daerah yang mengalami kenaikan akibat adanya kenaikan target pendapatan daerah dari pajak dan retribusi dimalcsud dari Tahun Anggaran 2017 sesuai maksud Pasal 109 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, ‘scbagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Monteri Dalam Negeri Nomor 21 Tehun 2011, Dalam rangka pervepatan penetapan peraturan dacrah tentang perubahan APBD Tabun Anggaran 2017, proses pembahasan rancangan [peraturan daerah tentang perabshan APRD Tahssn Anggaran 2017 dapat dilakukan setelah penyampaian laporan realisasi semester pertama, hamun persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD ates rancangan peraturan daerah dimaksud diakukan setelah persetujuan bersama atas rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban, ‘pelakeanaan APBD Tahun Anggaran 2016 Persetujuan bersama entara pemerintah daerah dan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah tentang Perubshan APBD Tahun Anggaren 2017 ditetapkan paling lambat alhir bulan September 2016, dengan ‘ahapan penyusunan dan jadwal sebagaimana tercantum pada Tabel 5. ‘Tabel 5. ‘Tahapan dan Jadwal Proses Penyusunan Perubshan APBD URAIAN waKTU LAMA T| Penyampaian Rancangan KUPA an Rancangan PAS Perubahan leh Ketua TAPD kepada kepala daerah Paling amnbat ‘ming I bulan Agustus 2, | Kesepakatan antara Kepala daera dan DPRD atas Rancangan KUPA dan Rancangan PPAS Perubahan Paling lambat singgu I! balan Agustus ming 3 | Penerbitan Surat Edaran kepala daerah —perihal —Pedomnan. penyusunan RKA-SKPD, REA PPKD dan DPPA-SKPD/PPKD serta Penyusunan Rancangan Perda tentang Perubaban APBD dan Rancangan Perkada tentang Penjabaran Perubahan APBD 4.) Penyampaian Rancangan Perda tentang Perubanan APU kepada DPRD Paling lambat minggu 1 bulan September Paling lambat | sminggu ul balan September ‘S| Pengambilan persetajuan bersama DPRD dan kepala daerah Paling lambat 3 ‘bulan sebelum tahun anggsran berakhir sminggu mings 6 | Menyampaikan Raneangan Perda tentang Perubahan APBD dan Rancangan Perkada tentang Penjabaran Perubahan APBD kepada MDN/Gubermur untule dievaluasi ‘hari kerja eetelah persetujuan bersama 7.) Wasil evalussi Rancangan Perda tentang Perubahan APBD dan Paling lama 15 hari era setelah oe ‘Rancangan — Perkada tentang] Rancangan Perda Penjabaran Perubahan APBD | tentang Perubahan APBD dan. Rancangan Perkada tentang Penjabaran Perubahan APBD diterima oleh MDN/Gub | Peayemparnaan Rancangan Perda | Paling lambat 7 tentang Perubahan APBD sesuai | hari kerja (sejak ‘has evaluasi yang ditetaplaan| diterima keputusan dengan keputusan _pimpinan | hasilevaluasi DPRD tentang penyempurnaan Rancangan Pera tentang Perubahan APBD 9, | Penyampaian Keputisan DPRD | 9 har kerja setelah tentang penyempurnaan | keputusan Rancangan Perda__ tentang | pimpinan DPRD. Perubahan APBD kepada | ditetapkan MDN/Gub TO.) Penetapan — Perda tentang Perubahan APBD dan Perkada tentang Penjabaran Perubahan [APBD sesuai dengan has evaluas That Ti] Penpmiapaian Prada tentang] Paling lamba 7 Perubahan APBD dan Perkada | hari kerja setelah tentang Penjabaran APBD kepada | Perda dan Perkada MDN/Gub dlitetapkan 18, Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017, pemerintah dlilsrang untuk menganggarkan xkeglatan pada kelompok aersh betanja Jangsung dan jenis belanja bantuan keuangan yang bersifat khusus ‘kepada pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa pada 14 16. v. ‘kelompok belanja tidak langsung, apabila dari aspek waka dan tahapan pelaksansan Kegiatan serta bentuan keuangan yang bersifat khusus tersebut diperkirakan tidak selesal sampai dengan akbir Tahun Anggaran 2017. Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, wakil kepala daerah menyampaikan rancengan peraturan daerah tentang APBD/Perubahan APBD kepada DPRD dan menandatengani persetujuan bersama terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD/Perubahan APBD ‘Tahun Anggaran 2017, ‘Apabila Kepala daerah berhalangan sementara, kepala daerah ‘mendelegasikan kepada wakil kepala dacrah untuk menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD/Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 kepada DPRD dan menandatangani persetujuan bbersama terhadap runcangan peraturan dasrah tentang |APHD/Perubahan APBD Tabn Anggaran 2017. Dalam hal kepola daerah dan wall kepala daerah berhalangan tetap atau sementara, pejabst yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang, Derwenang selaku penjabat/pelaksana tugas kepela daerah berwenang vuntule menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD/Perubshan APBD Tahun Anggaran 2017 kepada DPRD dan menandatangani persetujuan bersama terhadap rancangan peraturen daerah tentang APBD/Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017, Daas Hid Phuyiinehi DPRD Veiinlang telap alan scineatara, pejebat yang ditunjule dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku penjabat/pelaksana tugas pimpinan sementara DPRD berwenang untuk menandatangani persetujuan bersama terhadap —_rancangan [APE /Perubahan APBD Tabun Anggaran 2017 Rancangan peraturan duerah tentang APBD dan rancangen peraturan dacrah tentang Perubahan APBD setelum ditetaplcan menjadi peraturan daerah harus dilakukan evaluasi sesuai Ketentuan Pasal $14, Pasal 315, dan Pasal $19 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 201, jo. Pasal 110, Pagal 111, Pagal 173, Pasal 174 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebegaimana telah diubsh beberapa kali teralchir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Badan Anggaran DPRD bersama-sama TAPD harus melakukan penyempurnaan atae rancangan peraturan daerah tentang APBD atau perubshan APBD berdasarkan hasil evaluasi terhadap rancangan 66. pperaturan daerah tentang APBD atau perubahan APBD paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah has evaluasi Menteri Dalam Negeri diterima oleh Gubemur untuk APBD provinsi dan has evaluasi Gubernur diterima oleh Bupati/Wallkote untuk APBD kabupaten/kota. Haasil penyempurnaan tersebut ditstapkan dalam Keputusan Pimpinan DPRD, dan menjadi dasar penetapan peraturan daerah tentang APBD atau perubshan APBD. Keputusan Pimpinan DPRD dimaksud bersifat final dan dileporkan pada sidang paripurna berikutnya, sesuai maksud Pasal 114 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagnimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan ‘Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tabun 2011. Hal-Hal Khusus Lainnya Pemerintah Daerah dalam menyusun APBD Tahun Anggaran 2017, selain memperhatikan kebijakan dan teknie penyusunan APBD, juga smemperhatikan hal-hal khusus, antara Iain sebagai beri: 1. Penganggaran Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduke dan Alta Catatan Sipil tidal diperkenankan untuk

Anda mungkin juga menyukai