PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang merdeka lebih dari setengah abad, tidak
ada lagi penjajahan secara fisik di negara ini tetapi dalam era globalisasi seperti
sekarang ini arti penjajahan bukan lagi hanya sekedar perebutan kekuasaan,
kekayaan negara dan perbudakaan tetapi juga dalam bentuk bentuk baru
Daya Manusia (SDM) dan kekayaan alam yang melimpah dan memiliki potensi
yang beraneka ragam tetapi dalam pengelolaannya kita belum dapat maksimal
Dalam pengelolaan sumber daya yang ada di Indonesia ini perlu SDM
yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu juga
sesuatu yang penting guna menciptakan SDM yang memiliki kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, disamping itu juga SDM yang kreatif dan inovatif.
belajar 9 tahun sebagai wujud kepedulian pemerintah akan adanya SDM yang
berkualitas. Dari data Mendiknas Juni 2007 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD
tercatat sudah mencapai 93,7 % dan target tahun 2009 APK 95 %. Usaha
sekolah buat pelajar miskin, kejar paket A, kejar paket B, SMP terbuka, Bantuan
SDM yang dapat menjadi tulang punggung bangsa dan Negara yang nantinya
merekalah yang akan meneruskan cita-cita dan harapan para pejuang. Seperti
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadikan warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. SDM adalah siswa yang
umumnya, yang menjadikan siswa menuju keadaan yang lebih baik. Pendidikan
dalam hal ini sekolah tidak dapat lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam
terciptanya suasana proses belajar mengajar yang efisien dan efektif dalam
sehingga terjadi perubahan perilakau kearah yang lebih baik, selain itu juga tujuan
umum dari pembelajaran matematika adalah berfikir logika, analitis, kritis, kreatif
melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari yang masalahnya
sekolah yang secara langsung dan aktif bersinggungan dengan siswa, kemampuan
know, learning to do, learning to be, and learning to live together siswa bukan
hanya duduk diam dan mendengarkan. Siswa harus diberdayakan agar siswa mau
tersebut diharapkan siswa dapat membangun jati diri (learning to be). Kesempatan
yang terdiri atas empat atau lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang
Dengan pembelajaran dengan metode Tipe Jigsaw dan STAD siswa akan
lebih kreatif. Kreativitas siswa sangat diperlukan, hal tersebut dirasa perlu karena
banyak sekali permasalahan dalam matematika yang bervariasi dan juga untuk
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
sebagai berikut:
C. Perumusan Masalah
baik?
2. Dengan penerapan metode Metode Jigsaw dan STAD apakah prestasi belajar
siswa meningkat?
D. Tujuan Penelitian
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa dan secara khusus
E. Manfaat Penelitian
ketrampilan serta kecerdasan untuk memahami sesuatu, maka salah satu untuk
2. Manfaat Praktis
guru dan calon guru serta kepada siswa. Bagi guru matematika penggunaan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Achievement Divisions)
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas
minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Guru membagi siswa menjadi
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan terdiri laki-laki dan
perempuan yang berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang,
a. Presentasi kelas
Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari cara pengajaran yang biasa.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5
orang dimana mereka mengerjakan tugas yang diberikan. Jika ada kesulitan
c. Tes individu
tim.
e. Penghargaan tim
mereka.
sebagai berikut:
kerjasama kelompok.
seperti ini.
Ibrahim (2001:21) jigsaw telah dikembangkan dan diuji cobakan oleh Ellot
Aronson dan kemudian diadaptasi oleh slavin. Dalam penerapan jigsaw, siswa
dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen.
Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topic yang sama
berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok
ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa
I. Tahap Pendahuluan
menjelaskan manfaatnya.
3. Pembentukan kelompok
4. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang heterogen
2. Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi dari
siswa lain
IV. Penutup
2. Kuis/Evaluasi
C. Prestasi Belajar
belajar, tidaklah mudah mengingat banyak sekali komponen yang terlihat dan
faktor-faktor yang melatarbelakanginya, baik itu yang berasal dari luar maupun
Salah satu target dari pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa
adalah meraih prestasi yang baik dan dapat menempatkan diri siswa tersebut
dalam persaingan yang sehat diantara teman-teman sekelasnya, namun lebih jauh
dari itu prestasi belajar hendaknya tidak hanya ditandai dengan raihan nilai yang
tinggi, tetapi lebih ditekankan kepada nilai sikap yang terbentuk dari pembelajaran
tersebut yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari baik masa kini dan
sekolah.
ahli, karena memberikan tafsiran terhadap prestasi belajar secara harfiah sangatlah
dalamnya.
prestasi itu dapat berupa penguasaan penggunaan, dan penilaian tentang sikap
Sejalan dengan itu Mappa (dalam Arny Restiany, 2005: 28) menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai murid dalam bidang studi
pada hakekatnya adalah hasil belajar dari individu berupa perubahan yang
terdapat pada diri individu, yang dimanifestasikan ke dalam pola tingkah laku,
perbuatan, skill dan pengetahuan serta dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri.
bahwa prestasi belajar adalah seluruh hasil yang diperoleh melalui proses belajar
kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan siswa dalam
tertentu, yang terwujud dalam bentuk angka-angka, nilai-nilai yang diperoleh dari
b. Jenis-jenis Prestasi
Menurut Bloom dan Gagne (dalam Udayati, 2005: 24) memandang bahwa
jenis prestasi meliputi lima jenis, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, keterampilan motoris dan sikap. Lebih jauh Sudjana (dalam
a. Kemampuan intelektual
b. Strategi kognitif
Menuru Winkel (dalam Udayati, 2005: 25) menyatakan bahwa ruang gerak
c. Informasi verbal
d. Keterampilan motoris
yang tinggi dalam arti perbuatan yang dimiliki siswa secara spesifik, lancar dan
efisien.
e. Sikap
Pada umumnya rumusan-rumusan mengenai sikap mempunyai persamaan,
yaitu diartikan dengan kesediaan untuk merespon suatu situasi (Udayati, 2005:
25).
c. Bentuk-bentuk Prestasi
psikologi yang dapat berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
(dalam Udayati, 2005: 26) disebabkan karena perubahan hasil belajar itu bersifat
intangibel artinya tidak bisa diraba. Oleh sebab itu guru hanya dapat
mengambil cuplikan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat
Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk atau jenis
prestasi belajar secara garis besar terdiri dari tiga macam, yaitu :
a). Pengetahuan
konsep-konsep yang khusus dan umum, metode, proses dan struktur. Kata-kata
yang dapat dijadikan kata operasional dari aspek ini menurut Arikunto (dalam
b). Pemahaman
kecenderungan.
c). Penerapan
Fitriyah (dalam Udayati, 2005: 27) mengatakan bahwa
pada aspek ini yang dibina adalah kemampuan siswa dalam mengunakan
konsep-konsep abstrak yang berupa ide, prosedur, prinsip atau teori yang harus
sebagai tanda keberhasilan dari prestasi belajar. Indikator tersebut meliputi tiga
ranah yang ada dalam dunia pendidikan yakni ranah kognitif, afektif dan
A. Subjek Penelitian
Kelas yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kelas VI yang
dengan Penelitian Tindakan Kelas dimana penggunaan metode PTK ini bertujuan
untuk mencapai apa yang diharapkan dan penelitian berjalan terarah. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan mengacu pada teori Kurt Lewin (Dalam
1. Perencanaan (planning)
2. Tindakan (acting)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting)
Tindakan
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
Dan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 3 siklus tindakan dengan
C. Rancangan Penelitian
2. Tahap Persiapan
dengan pihak sekolah dan telah diberikan izin, yaitu pihak sekolah
1) Soal-soal test
yaitu:
2) Photo dokumentasi
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti beserta ibu Rina Angelia W,
sebagai pengamat I dan Bapak Efik, S.Pd. sebagai urusan kurikulum di SDN
Kecamatan Karangtengah.
bangun datar Dan pada pembelajaran Siklus III membahas tentang materi
d. Pengamatan
4. Evaluasi Tindakan
diberikan.
Refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus tindakan. Refleksi disini mencakup
sebagai berikut :
1. Pos tes yang dilakukan setiap akhir siklus untuk melihat keberhasilan
penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw dan STAD dalam meningkatkan hasil
2. Lembar observasi yang diisi oleh observer pada setiap siklus tindakan sebagai
E. Instrumen Penelitian
1. Silabus
4. Soal-soal latihan
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah test hasil
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
Tes hasil belajar diperoleh dari kegiatan post test pada setiap akhir siklus
tindakan. Bentuk test yang digunakan adalah tes uraian karena dengan tes uraian
diharapkan proses berpikir, pemahaman dan penyelesaian masalah. Dan tes sub
sumatif dilaksanakan diakhir dengan bentuk tes uraian. Setiap tes yang diberikan
dibuat oleh peneliti dan disusun berdasarkan hasil konsultasi dengan guru bidang
2. Lembar observasi
observasi ini dilakukan dengan mengisi check list () oleh observer pada isian
3. Jurnal
Jurnal ini berisi kesan siswa setelah pembelajaran matematika menggunakan
metode kooperatif tipe Jigsaw dan STAD untuk setiap siklus. Jurnal ini bertujuan
pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus berikutnya.
4. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
Angket sikap siswa digunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan siswa
f
P n X 100 %
f = frekuensi jawaban
n = jumlah siswa
(R) dihilangkan, sehingga pilihan jawaban menjadi: Sangat Setuju (SS), Setuju
f
100%
P= n
Keterangan :
Tabel 3.3
Kriteria Hasil Persentase Angket
Persentase jawaban Kriteria
P=0 Tak seorang pun
0 < P < 25 Sebagian kecil
25 < P < 50 Hampir setengahnya
P = 50 Setengahnya
50 < P < 75 Sebagian besar
75 < P < 100 Hampir seluruhnya
P = 100 Seluruhnya
DAFTAR PUSTAKA
_________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi VI).
Jakarta: Rineka Cipta
Wahyudin. 2007. Evaluasi dan Tes dalam Pembelajaran Matematika. Diktat pada
FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Oleh:
ERNI NURHAENI
NIM : 06510230