BAB 1
ORGANISASI PENYEDIA JASA KONSULTANSI
Dokumen Usulan Teknis ini disusun dan diajukan Konsultan PT. Perentjana Djaja
untuk memenuhi undangan lelang yang dikeluarkan oleh Panitia Pengadaan Jasa
Konsultansi Kelompok Kerja Satuan Kerja Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah III, Tahun
Anggaran 2011 untuk pekerjaan Pembinaan Kemampuan Tenaga Pengawas
Lapangan.
Konsultan juga menyusun tim pelaksana pekerjaan yang terdiri dari para tenaga ahli
yang profesional dibidangnya masing-masing. Tim tersebut akan diketuai oleh seorang
Ketua Tim. Tim ini beranggotakan tenaga-tenaga ahli yang masing-masing mempunyai
latar belakang pendidikan dan pengalaman dibidangnya yang dianggap cukup mampu
menangani pekerjaan ini.
Sejak didirikan tahun 1962, PT. Perentjana Djaja telah membina suatu staf tetap
yang terdiri dari Insinyur, Arsitek, Surveyor, Ahli Lansekap, Perencana, Agronomist,
Ekonomist, dll.
Saat ini PT. Perentjana Djaja mempunyai staf lebih kurang 285 orang dimana 105
orang diantaranya adalah sarjana dari berbagai disiplin ilmu (pemegang gelar Msc,
Ir dan Bsc) disamping tenaga teknik non-gelar, Inspector, Surveyor, Laboratory
Teknisi, juru gambar, programer dan tenaga administrasi lainnya.
Dalam penanganan berbagai masalah proyek, PT. Perentjana Djaja ada dalam
posisi untuk mendapatkan solusi teknis terbaik yang memungkinkan dan
pendekatan ekonomis untuk masing-masing proyek.
Dari segi fasilitas pendukung, saat ini PT. Perentjana Djaja menempati gedung
Wisma Pede di Jalan MT Haryono Kav. 17, Jakarta Selatan dengan peralatan
kerja lengkap termasuk jaringan komputer beserta software (perangkat lunak) untuk
rancang bangun, penggambaran dan pengendalian konstruksi.
Disamping itu, PT. Perentjana Djaja memiliki kemampuan dalam bidang rancang
bangun yang luas dan bervariasi untuk memberi layanan komprehensif, seperti :
Rancangan wilayah dan kota;
Rancang Bangun Transportasi dan Lalu lintas;
Rancang Bangun jalan, jembatan dan fly over;
Penyelidikan tanah dan Rancang Bangun Fundasi;
Rancang Bangun Sanitary dan Lingkungan;
Perencanaan Arsitektur dan Interior;
Rancang Bangun Struktur;
Rancang Bangun Listrik dan Mesin;
Pertanian, Perikanan dan Peternakan;
Pekerjaan Topografi; dan
Transmigrasi (Rural Development).
BOARD OF COMMISIONERS
BOARD OF DIRECTORS
JOINT VENTURE
GENERAL A R C H I T E C T S, P L A N N E R S A N D E N G I N E E R S
AFFAIR
BAB 2
DAFTAR PENGALAMAN KERJA 10 TAHUN TERAKHIR
BAB 3
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 TAHUN TERAKHIR
Dalam lembar-lembar berikut diberikan tentang rekaman pengalaman proyek yang telah
dilaksanakan oleh PT. Perentjana Djaja. Informasi yang diberikan dalam formulir ini
adalah berupa uraian singkat tentang waktu pelaksanaan, jumlah man month proyek,
Pemberi Tugas, Nilai kontrak dan Uraian Pekerjaan dalam proyek tersebut.
BAB 4
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA DAN
PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK
a. Latar Belakang
1. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah Melakukan pembinaan terhadap
Pengawas lapangan sebagai salah satu ujung tombak pelaksanaan
penyelenggaraan jalan untuk meningkatkan kinerja yang berkaitan
dengan kualitas, biaya dan waktu, serta segala permasalahan teknis
maupun non teknis didalam melakukan pelaksanaan pembangunan jalan
dan jembatan.
2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah Meningkatnya mutu penyelenggaraan jalan
nasional melalui peningkatan kinerja pengawas lapangan dengan
penyediaan panduan atau pedoman praktis teknis dan non teknis untuk
menuntun pengawas lapangan dalam melaksanakan pengawasan dan
mengatasi permasalahan yang sering timbul di lapangan pada pekerjaan
jalan dan jembatan.
c. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah Melakukan pembinaan kepada Pengawas
Lapangan pada PPK Fisik, seluruh Konsultan supervisi, serta Staff Kontraktor
yang sedang mendapatkan pekerjaan pada seluruh Daerah yang
pembinaannya berada dibawah Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah III,
dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)
Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah III.
e. Sumber Pendanaan
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp
1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) termasuk PPN dengan
sumber pendanaan APBN DIPA Tahun Anggaran 2011.Satuan Kerja Direktorat
Bina Pelaksanaan Wilayaj III
f. Lingkup Kegiatan
Untuk merealisaikan pencapian maksud, tujuan, dan sasaran kegiatan
tersebut, lingkup kegiatan terdiri dari beberapa tahapan yang meliputi :
1. Pembinaan Rekayasa Teknis Perencanaan.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyiapan
rekayasa perencanaan (review design) pekerjaan jalan dan
jembatan.
2. Pembinaan Pengawasan Pelaksanaan
Melakukan pembinaan dan pegnawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
jalan dan jembatan dalam rangka mencapai tuntutan spesifikasi teknis,
diantaranya pengawasan terhadap bahan, peralatan dan metode
pelaksanaan.
3. Pembinaan Sumber Daya Manusia
Melakukan pembinaan terhadap personil pengawas lapangan dari unsur-
unsur penyelenggaraan jalan dan jembatan (kontraktor, konsultan
pengawas, PPK dan Satker fisik)
4. Pembinaan Non Teknis
Melakukan pembinaan terhadap pengawas lapangan terkait perilaku
masyarakat dilokasi pekerjaan, pengguna jalan, dan iklim dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan.
h. Pelaporan
Jenis-jenis laporan yang akan diserahkan oleh Konsultan kepada Pemberi
Tugas adalah:
1. Laporan Pendahuluan
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Surat Perintah Mulai Kerja, konsultan
harus menyampaikan Laporan Pendahuluan yang berisikan rencana kerja
secara menyeluruh/terinci, mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung
lainnya, metodologi kerja dan jadwal kegiatan. Laporan Pendahuluan ini
akan disampaikan kepada Pemberi Tugas sebanyak 5 (lima) buku kepada
pemberi tugas. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbutkan,
2. Laporan Antara
Dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Surat Perintah Mulai
Kerja diterbitkan, konsultan sudah harus menyampaikan sebanyak 5 (lima)
buku kepada pemberi tugas. Laporan Antara berisi hasil sementara
pelaksanaan kegiatan Pembinaan Kemampuan Tenaga Pengawas
Lapangan.
3. Laporan Khusus
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir diserahkan pada bulan ke 6 (enam) bulan setelah Surat
Perintah Mulai Kerja, 10 (sepuluh) buku laporan Laporan Akhir memuat:
rangkuman tanggapan dan perubahan yang disepakati dari presentasi
yang meliputi antara lain :
Bagian pokok laporan akhir ini harus memuat uraian dan hasil
pelaksanaan pekerjaan.
Hasil evaluasi atau kaji ulang, sebagaimana yang diperlukan dan
merupakan penyempurnaan hasil masukan Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya: 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan
.
i. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan untuk sosialisasi adalah Makassar (mewakili propinsi
Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Tenggara), Manado (mewakili Sulawesi Utara dan Gorontalo), Ambon
(mewakili Maluku dan Maluku Utara) dan Jayapura (mewakili Papua dan
Papua Barat).
Keaktifan Team Leader dalam mengelola pekerjaan ini akan sangat menentukan
keberhasilan Team Kerja Konsultan ini. Penugasan personel harus dikendalikan
secara baik agar semua pekerjaan (lapangan maupun kantor) dapat terselesaikan
selama periode yang diberikan dalam proposal ini.
Disamping itu, keberhasilan proyek ini (sesuai persyaratan yang diberikan dalam
Kerangka Acuan Kerja) juga ditentukan dengan berjalannya koordinasi dengan
instansi terkait terutama terhadap Pemberi Tugas.
BAB 5
METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA
PERSIAPAN
PENGUMPULAN DATA
Data Sekunder Data Primer
Referensi Proses Belajar Melakukan Survey
Mengajar. Pendahuluan.
Diskusi Tim Konsultan Wawancara Instansi
berdasarkan Pengalaman Terkait.
dan Keahliannya Masing-
masing.
Pekerjaan Persiapan.
Penyiapan Diseminasi.
Evaluasi Pelaksanaan,
Kesimpulan dan Rekomendasi
dapat dijadikan pedoman dalam menilai kinerja sistem jaringan jalan kabupaten.
Berikut ini adalah contoh beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam Metoda Pembinaan Kemampuan Tenaga Pengawas Lapangan, antara lain:
Dari dua istilah diatas timbul istilah baru yaitu paedagogos dan pedagog, keduanya
memiliki pengertian yang hampir serupa, yaitu sebutan untuk pelayan pada zaman
Yunani kuno yang mengantarkan atau membimbing seseorang dari rumah ke
sekolah setelah sampai di sekolah anak dilepas, dalam pengertian pedagog intinya
adalah mengantarkan seseorang menuju pada kedewasaan. Istilah lainnya yaitu
Paedagogia yang berarti pergaulan dengan seseorang, Paedagogi yang merupakan
1. Citra Diri.
Citra diri seorang kanak-kanak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang
lain. Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia menjadi kian sadar dan merasa
bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Perubahan dari
citra ketergantungan pada orang lain menjadi citra mandiri ini disebut sebagai
pencapaian tingkat kematangan psikologis atau tahap masa dewasa. Dengan
demikian, orang yang telah mencapai masa dewasa akan berkecil hati apabila
diperlakukan sebagai kanak-kanak. Dalam masa dewasa ini, seseorang telah
memiliki kemauan untuk mengarahkan diri sendiri untuk belajar. Dorongan
hati untuk belajar terus berkembang dan seringkali justru berkembang
sedemikian kuat untuk terus melanjutkan proses belajarnya tanpa batas.
Implikasi dari keadaan tersebut adalah dalam hal hubungan antara guru
dengan murid. Pada proses andragogi, hubungan itu bersifat timbal-balik dan
saling membantu. Pada proses paedagogi, hubungan itu lebih ditentukan
oleh guru dan bersifat mengarahkan.
2. Pengalaman.
Orang dewasa dalam hidupnya mempunyai banyak pengalaman yang sangat
beraneka. Pada kanak-kanak, pengalaman itu justru hal yang baru sama
sekali. Kanak-kanak memang mengalami banyak hal, namun belum
berlangsung sedemikian sering mereka alami. Dalam pendekatan proses
andagogi, pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar
yang sangat kaya. Dalam pendekatan proses paedagogi, pengalaman itu
justru dialihkan dari pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses belajar
dalam pendekatan pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara
komunikasi satu arah seperti ceramah, penguasaan kemampuan membaca,
dan sebagainya. Pada proses andragogi, cara-cara yang ditempuh lebih
bersifat komunikasi dua arah atau banyak arah seperti diskusi kelompok,
simulasi, permainan peran, dan lain-lain. Dalam proses seperti itu, maka
semua pengalaman peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber
belajar.
3. Kesiapan Belajar.
Perbedaan ketiga antara paedagogi dan andragogi adalah dalam hal
pemilihan isi pelajaran. Dalam pendekatan paedagogi, gurulah yang
memutuskan isi pelajaran dan bertanggungjawab terhadap proses
pemilihannya, serta waktu kapan hal itu akan diajarkan. Dalam pendekatan
andragogi, maka peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan
dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri. Di sini, guru hanya berfungsi
sebagai fasilitator yang terutama bertugas mengidentifikasikan kebutuhan
belajar peserta didik serta membentuk kelompok-kelompok belajar sesuai
dengan minat peserta didik tersebut. Dalam pendekatan paedagogi,
pengelompokan anak-didik itu disusun berdasarkan tingkat-tingkat kelas
tertentu dimana kurikulumnya ditentukan sepenuhnya oleh guru.
Dengan tujuan langkah tersebut, maka andragogi dapat dipandang sebagai suatu
model sistem belajar feed back loop (gelung umpan balik). Dalam pengertian ini,
andragogi dapat dipandang sebagai suatu proses andragogis itu sendiri,
ketimbang mengatur isi pelajaran sebagaimana halnya dalam pedagogi. Isi
kegiatan belajar secara andragogis sangat bermacam-macam, tergantung pada
sumber-sumber belajar serta minat atau kebutuhan peserta didik. Sedangkan
fasilitator, tidaklah diperlakukan sebagai ahli dalam isi pelajaran, tetapi
diperlukan agar proses andragogis itu berjalan secara efektif. Karena itu pula
maka diharapkan agar fasilitator dapat mengetahui sedikit banyak mengenai isi
pengetahuan itu.
Maka dari pemahaman di atas, dapatlah dikatakan, bahwa andragogi sebagai
kegiatan pendidikan yang berkelanjutan bagi orang dewasa adalah merupakan:
1. Cara untuk belajar secara langsung dari pengalaman.
2. Suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial,
melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu.
3. Suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kita secara terus-
menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar kita yang timbul dari
tuntutan situasi yang selalu berubah.
Sistematika uraian rencana kerja ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mudah
difahami oleh siapapun guna melaksanakan tugas pekerjaan tersebut.
Struktur organisasi secara sederhana, sehingga mudah difahami dan alur perintah
koordinasi kerja antar komponen dapat mengalir dengan lancar, tidak saling
menghambat dan menghalangi satu sama lain.
Untuk itu Konsultan akan menyiapkan suatu tim yang terpadu yang terdiri dari para
ahli profesional dalam bidangnya. Susunan organisasi proyek yang secara lengkap
dapat dilihat pada Gambar 5.1.
P2JN
SATUAN KERJA
SUPPORTING STAFF
1. Sekretaris
2. Operator Komputer/Juru Gambar
3. Office Boy
4. Supir
BAB 6
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Manajemen waktu yang diusulkan secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Dengan uraian tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan.
a. Mobilisasi personil.
b. Koordinasi awal.
I PERSIAPAN
1 Mobilisasi Personil
2 Koordinasi Awal
II PEKERJAAN LAPANGAN
LIBUR LEBARAN
1 Survey Pendahuluan dan Pengumpulan Data Sekunder
4 Persiapan Pelatihan
IV PELAPORAN
Catatan Penting: Kegiatan ini perlu mewaspadai adanya masa puasa dan Hari Raya Idul Fitri (1 Agustus s/d 3 September 2011)
Presentasi Laporan
BAB 7
Tenaga Ahli
Nama Prsh Lingkup Keahlian Posisi Uraian Pekerjaan MM
Lokal/Asing
TENAGA AHLI
a. Bertanggung jawab untuk melaksanakan
koordinasi dengan Pengguna Jasa (Unit
Kerja Direktorat Bina Pelaksanaan
Wilayah), serta pihak-pihak lain yang terkait
dalam kegiatan penyusunan materi
selamakegiatan berlangsung.
b. Bertanggung jawab untuk merencanakan /
mengelola seluruh kegiatan untuk mencapai
tujuan sebagaimana yang dipersyaratkan
DR. Ir. Budi Hartanto Susilo, Perencanaan Jalan / Ketua Tim/ Team dalam Kerangka Acuan Kerja baik dari sisi
PD Lokal 6
MSc Jembatan Leader waktu, kualitas maupun kwantitasnya.
c. Bertanggung jawab atas pengendalikan
personil yang terlibat dalam kegiatan ini,
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
sesuai target yang ditetapkan.
d. Melakukan koordinasi pada kegiatan
identifikasi kebutuhan Pembinaan
Kemamouan Tenaga Pengawas Lapangan
dibawah pembinaan Unit Kerja Direktorat
Bina Pelaksanaan Wilayah III.
a. Melakukan identifikasi kondisi existing
Perencanaan Jalan/ lapangan
Ir. Fadil Yanuarman Darwis PD Lokal Ahli Jalan Raya 3
Jembatan b. Melakukan identifikasi unit pelaksana
c. Melakukan bimbingan teknis perencanaan
Tenaga Ahli
Nama Prsh Lingkup Keahlian Posisi Uraian Pekerjaan MM
Lokal/Asing
d. Melakukan bimbingan teknis pengawasan
e. Dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Tim
BAB 8
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
BAB 9
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
NO POSISI NAMA
Tenaga Ahli
1. Ketua Tim / Team Leader DR. Ir. Budi Hartanto Susilo, MSc
2. Ahli Jalan Ir. Fadil Yanuarman Darwis
3. Ahli Struktur Jembatan Ir. Abadi Ediyanto
Asisten Tenaga Ahli
4. Asisten Ahli Jalan Erland S. Marbun, ST
5. Asisten Ahli Struktur Jembatan Ir. Raufiq Rinaldi
BAB 10
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DITUGASKAN