PENDAHULUAN
Limfoma adalah kanker pada sel-sel limfatik dari sistem kekebalan tubuh.
Biasanya, limfoma hadir sebagai tumor padat sel limfoid. Penanganan dapat
melibatkan kemoterapi dan dalam beberapa kasus dapat melibatkan
radioterapi dan /atau transplantasi sumsum tulang, prognosis tergantung pada
jenis, histologi, dan tahap penyakit.1 Sel-sel ganas sering berasal dari kelenjar
getah bening, bermanifestasi sebagai pembesaran node (tumor). Hal ini juga
dapat mempengaruhi organ lain yang disebut sebagai ekstranodal limfoma.
Situs ekstranodal meliputi kulit, otak, usus dan tulang. Limfoma berhubungan
erat dengan leukemia limfoid, yang juga berasal dari limfosit tetapi biasanya
hanya melibatkan peredaran darah dan sumsum tulang (di mana sel-sel darah
dihasilkan dalam suatu proses yang disebut haematopoesis) dan biasanya tidak
membentuk tumor statis.1 Ada banyak jenis limfoma, dan pada gilirannya,
limfoma adalah bagian dari kelompok yang luas yang disebut penyakit
neoplasma hematologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Embriologi
Sistem limfatik berkembang setelah munculnya sistem cardiovaskuler
yang akan terbentuk setelah minggu ke-5 kehamilan. Awal perkembangan
pembuluh limfe tidak begitu jelas , diduga berasal dari mesenkim in situ atau
muncul seperti kantung yang keluar dari endotelium pembuluh darah. Enam
lymph sacs primer terbentuk : 2 jugular (hubungan subclavia dan v.cardinal
anterior), 2 iliaca (hubungan iliac dan v.cardinal posterior), 1 reroperitoneal
(dekat dengan percabangan a.mesenterica) dan 1 cisterna chyli (dorsal dari
retroperitoneal sac).6
2.3 Anatomi
Sistem limfatik terdiri dari cairan limfe, pembuluh limfe dan jaringan
limfe yaitu limfatik node dan nodulus, lien dan timus. Seperti kita sistem
limpatik mengandung banyak limfosit yang dihasilkan dari bone marrow
berfungsi sebagai pertahanan tubuh dari benda asing dan penyakit.9
Limfe adalah nama untuk cairan tubuh yang masuk ke kapiler limfe,
seperti yang kita tahu filtrasi dari kapiler menghasilkan cairan tubuh yang
berasal dari plasma, kebanyakan cairan tersebut kembali ke kapiler darah
dengan tekanan osmotik. Tetapi cairan yang menetap pada ruang interstitial
harus kembali ke darah melewati pembuluh darah limfe, tanpa pengembalian
cairan tubuh ke darah maka volume darah dan tekanan darah akan menurun
drastis. 9
Pembuluh limfe muncul sebagai dead-end dari kapiler yang tersebar di
ruang antar jaringan. Kapiler limfe sangat permeabel dan mengandung banyak
cairan dan protein. Kapiler limfe merupakan penerusan dari pembuluh limfe
besar yang strukturnya seperti vena. Tidak ada pompa untuk sistem limfatik
tetapi mekanisme perpindahan cairan antar limfe sama dengan mekanisme
aliran darah balik vena. Pembuluh limfe dari bagian kiri atas tubuh akan
berdrainase ke a.subclavia sinistra dan pembuluh limfe dari bagian kanan atas
tubuh akan berdrainase ke a.subclavia dextra.9
Limfe node pada manusia, tersebar sepanjang pembuluh limfe. Berbentuk
seperti ginjal dengan panjang 1 inch (2,5 cm), walaupun kadang dapat
berubah-ubah, terbungkus oleh capsule dengan jaringan fibrous dan terdapat
pembuluh limfe yang keluar masuk seperti arteri dan vena.4
Lien terletak di kuadran kiri atas dari rongga badomen, dibawah diafragma
dan dibelakang gaster. Costa bawah melindungi ginjal dari trauma fisik. Pada
janin, lien memproduksi eritrosit yang akan diproduksi oleh bone marrow
setelah lahir. Fungsi dari lien adalah : 1. Mengandung plasma cell yang
menghasilkan antibodi dalam tubuh, 2. mengandung makrofag (RE sel) yang
dapat memfagositosis patogen atau beda asing dari darah, juga memfagositosis
eritrosit yang sudah tua dan membentuk bilirubin, melalui siklus portal,
bilirubin dikirim ke hati dan akan diekskresikan ke empedu, 3. Mengandung
platelet dan merusaknya jika lama tidak digunakan.9
Timus terletak di inferior dari kelenjar tiroid. Saat janin dan bayi, timus
berukuran besar tetapi semakin meningkatnya usia, timus akan menyusut dan
relatif mengecil walaupun masih aktif.9
2.4 Fisiologi
Semua tipe limfoma berasal dari sel-sel imun. Memahami sistem imunitas
tubuh merupakan hal yang penting untuk mengetahui bagainamana terjadinya
limfoma. Sistem imunitas adalah sistem yang melindungi tubuh dari penyakit
dengan pengEnalan dan penghancuran substansi asing dari luar tubuh. Sistem
imuntas merupakan pertahanan utama dari segala jenis infeksi dan
memberikan peranan penting tentang bagaimana tubuh kita merespon penyakit
seperti limfoma dan kanker lainnya. Sistem imun terdiri dari komponen-
komponen penting termasuk sistem sirkulasi meshwork-like, yaitu semua
sistem limfatik di seluruh tubuh : kelenjar limfe, tonsil, limpa, thymus dan
bone marrow.1
Fungsi dari sistem limfatik adalah menghancurkan benda asing dari
pembuluh darah dan pembuluh limfe, mencegah munculnya penyakit,
mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dan mengabsorbsi lemak
dari sistem pencernaan.8
2.5 Definisi
2.6 Etiologi
Etiologi limfoma sampai saat ini masih sulit ditegakan. Sebagian kecil
limfoma dapat disebabkan oleh gangguan kongenital (translokasi kromosom),
immunosuppresive (AIDS), akibat penggunaan obat-obatan (phenytoin) dan
radiasi, infeksi virus dan bakteri (Epstein Barr Virus, Helicobacter Pylori dan
Human T-cell Leukemia Virus) atau autoimune disease (Sjorgen Syndrome
dan Rheumatoid Artritis). Diduga penyebab-penyebab tersebut hanya merukan
5,7
co-faktor dari munculnya antigen yang belum diketahui. Melalui klasifikasi
Revised European-American Lymphoma (REAL) pada tahun 1994 dan 2001,
WHO membagi limfoma menurut morfologi, imunophenotipe, genetik dan
manifestasi klinis.
2.7 Epidemiologi
2.8 Patogenesis
Limfoma Hodgkin
HL menggabungkan tanda-tanda reaksi inflamasi serta tanda-tanda
keganasan. Infeksi virus yang terjadi selama dewasa muda dapat memicu
proliferasi sel limfoid premaligna pada individu tertentu misalnya infeksi oleh
virus Epstein-Barr (EBV). Penelitian menyebutkan 50% kasus HL di Amerika
Utara, ditemukan adanya EBV tetapi tidak semua kasus positif maka
kemungkinan besar EBV hanya co-faktor untuk agen yang belum diketahui.5
Manifestasi klinis dari pasien yang positif EBV dengan pasien yang
negatif EBV tidak jauh berbeda. Reed-sternberg merupakan patognomonik
dari HL dan sel ini berasal dari sel B. Kehadiran sel Reed-Sternberg dapat
ditemukan dari klonal ulang spesimen primer HL dengan micromanipulasi.
Hasil akan membuktikan karakter ganas dari HL dengan menunjukkan
clonality dari Hodgkin dan sel Reed-Sternberg. Selain itu, deteksi mutasi
somatik dalam pembentukan gen imunoglobulin termasuk germinal center or
postgerminal-center B-cell dapat menjadi prekusor munculnya reed-sternberg
karena mutasi tersebut muncul ditengah terjadinya perkembangan sel B.5
Oleh karena itu pasien HL yang tidak diobati biasanya memiliki cacat
imunitas selular, dengan manifestasi klinis tergantung dari sitokin yang
diekskresikan oleh reed-sternberg sel. Interleukin-1, sebuah sitokin yang
mungkin menjelaskan demam dan keringat di malam hari, Tumor
nekrosis faktor (TNF)- dan TNF-, juga dapat memberikan manifestasi
klinis, dan pembentukan (TGF)- ditandai sebagai penyebab imunosupresif
utama.5
Limfoma Hodgkin
Manifestasi khas HL indolent adalah pembesaran dari kelenjar getah
bening atau beberapa kelenjar getah bening tanpa disertai nyeri, paling sering
di leher dan kadang di aksila. Meskipun semua kelenjar getah bening dapat
dipengaruhi, hanya < 10% kasus yang terjadi di kelenjar getah bening
inguinalis atau femoralis. Manifestasi klinis khas dari pembesaran kelenjar
getah bening mediastinum dapat menyebabkan dyspnea atau tanpa gejala,
yang hanya ditemukan pada foto x-ray dada. Jika menyerang kelenjar getah
bening abdomen dan limpa yang membesar, maka akan menyebabkan
ketidaknyamanan pada perut.5
Paru-paru atau hati mungkin terlibat, dan secara umum menunjukan
adanya sebuah metastasis, tetapi bisa juga karena desakan langsung dari massa
limfatik. Keadaan ini memiliki prognosis lebih baik dan masih dapat
disembuhkan dengan pengobatan lokal. Keterlibatan bone marrow terjadi pada
< 5% kasus. Keterlibatan sistem saraf pusat biasanya terjadi hanya pada fase
progresif akhir.5
Pasien mungkin memiliki gejala-gejala sel-B, terutama pada tahap yang
berat seperti keringat malam dan demam yang tidak jelas, yang mungkin
disebabkan karena infeksi EBV, kadang terjadi penurunan berat badan> 10%
dalam waktu 6 bulan. Sesuatu yang tidak biasa (<2% dari kasus)
tetapi merupakan gejala yang khas adalah nyeri pada pembesaran kelenjar
getah bening atau jaringan yang terlibat setelah mengkonsumsi alkohol. Lebih
sering (sekitar 10% dari kasus), pasien mengeluhkan pruritus.5
Pola khas dari progresifitas penyakit adalah lymphogenous dan per
continuitatem. Pada tahap awal, penyakit ini bisa berkembang
perlahan, dan kadang-kadang pembesaran kelenjar getah bening berhenti
untuk beberapa waktu. Daerah-daerah kelenjar getah bening yang mungkin
terlibat pada HL dan diatasi dengan dua bidang radioterapi (mantel lapangan
dan Y terbalik) seperti ditunjukan pada gambar:
Penemuan laboratorium
Anemia (normochromic, normocytic)
Leucositosi (eosinofilia)
Leuco-erythroblastic blood film
Peningkatan eritrosit sedimentasion rate (ESR)
Peningkatan LDH (untuk mengetahui fungsi hepar)
Limfoma Non Hodgkin
Umum
Sama seperti HL, limphadenopati tanpa rasa nyeri, hepatomegali dan
splenomegali, gejala infeksi dan sistemik.
Sub tipe
o Chronic lymphocitic leukemia (CLL)
Indolent NHL, folicular lymphoma biasanya muncul pada usia >
60 tahun, dengan gejala klinis yang tidak jelas dan butuh
observasi.
o Myeloma-like
Paraprotein, limpadenopati dan splenomegali.
o Gastrointestinal lymphomas include mucosa-associiated
lymphoid tissue (MALT)
Dapat menyebabkan coeliac disease.7
Penemuan laboratorium
Anemia (normochromic, normocytic)
Leucositosi (eosinofilia)
Leuco-erythroblastic blood film
Peningkatan eritrosit sedimentasion rate (ESR)
Peningkatan LDH (untuk mengetahui fungsi hepar)
Pancitopenia (kegagalan bone marrow)
Limfositosis perifer
Paraprotein dan hypogammaglobulinemia
Limfoma Hodgkin
Untuk pilihan pengobatan, stadium dan manifestasi sistemik sel-B
merupakan dua komponen utama untuk stratifikasi pasien dengan HL.
Kelenjar getah bening berukuran besar (<10 cm) telah muncul sebagai faktor
prognostik ketiga dalam konsep pengobatan. Therapi pada HL tergantung dari
stadium:
TAHAP AWAL-PENYAKIT
Di masa lalu, pasien dengan stadium klinis I dan II dengan faktor risiko
yang menjalani extended-field iradiasi memiliki kelangsungan hidup kambuh
bebas miskin 10-tahun di 50% jangkauan. Oleh karena itu, berlaku umum hari
ini bahwa pasien ini memenuhi syarat untukkombinasi modalitas terapi.
Dibanyak institusi, empat siklus diikuti ABVD dengan melibatkan-lapangan
iradiasi telah menjadi rejimen standar untuk kurang baik stadium penyakit I-II.
Karena 5% dari mereka kemajuan pasien dan 15% kambuh awal,
rejimen lebih intens dievaluasi dalam studi klinis (Stanford V, BEACOPP
[Bleomycin, etoposid, adriamycin (doxorubicin), cyclophosphamide, Oncovin
(Vincristine), procarbazine, dan] prednisone) dalam kombinasi dengan
terlibat-bidang radioterapi. Untuk pasien tidak termasuk dalam studi klinis,
pada saat ini empat siklus ABVD diikuti oleh iradiasi terlibat-lapangan dapat
dianggap sebagai pengobatan pilihan. Terlibat-medan radiasi sudah cukup
untuk mengendalikan penyakit gaib bila dikombinasikan dengan kemoterapi.
Limfosit-dominan HL
Agresif :
Indolent :
Pasien tanpa gejala tidak perlu diterapi untuk beberapa bulan atau tahun.
Ketika terapi dibutuhkan, dapat digunakan DXT, single kemoterapi
(chlorambucil oral) an CCT dengan atau tanpa DXT. Angka kekambuhan
sangat tinggi. Agresif kemoterapi diikuti stem cell transplantation harus
dilakukan pada pasien muda.7
Therapy baru:
Penggunaan antibodi monoclonal, interleukin-, interferon, agen kemoterapi
baru ( fludarabine, 2-cholodeoxy-adenosine (2-CDA) pada limfoma indolent)
dan penggunaan antisense oligonucleotida terhadap oncogen BCL-2 masih
dilakukan pengamatan.7
2.12 Prognosis
Limfoma Hodgkin
DAFTAR PUSTAKA
1. Parham, Peter (2005). The immune system. New York: Garland
Science. p. 414.
Limfoma Maligna
Disusun Oleh :
Fuchsia zein
2012730046
Pembimbing :
STASE BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI
2017