Anda di halaman 1dari 18

Kasus 1

Seorang pasien datang ke rumah sakit gigi dan mulut dan mengeluh gigi
belakang sebelah kanan berlubang, dengan rasa denyut semakin terasa pada saat
tidur malam. Pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi 16 mengalami karies
profunda pulpa terbuka dengan tes vitalitas sakit dan pemeriksaan radiografi
terdapat pelebaran lamina dura.

1. Jelaskan tahapan-tahapan pemeriksaan pasien untuk mendiagnosa.


Jawaban:
Anamnesa : anamnesa harus mengaju pada pertanyaan yang sistematis yaitu
dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The
Fundamental Four). Keempat hal tersebut adalah:
- Menanyakan riwayat penyakit sekarang
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu
- Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
- Menanyakan riwayat sosial dan ekonomi
Sebelum melakukan anamnesa lebih lanjt, pertama yang harus ditanyakan
adalah identitas pasien, seperti umur, jenis kelamin, ras, agama dan pekerjaan.
Untuk keluhan utama hal yang harus diketahui adalah:
- Keluhan pasien sehingga datang ke dokter gigi dan riwayat
dental terdahulu.
- Menanyakan gelaja subjektif yang berhubungan dengan rasa sakit
seperti, kapan rasa sakit ini terasa, apa yang menimbulkan rasa sakit, dimana letak
rasa sakitnya dan berapa lama rasa sakit dirasakan, apakah ada yang menyebabkan
rasa sakit berkurang, apakah rasa sakit mengganggu pada waktu tidur.

Pemeriksaan klinis : - pemeriksaan tekanan darah


- pemeriksaan denyut nadi
- pemeriksaan pernafasaan
- pemeriksaan temperature

1
Pemeriksaan ektra oral : - Pemeriksaan asimetri wajah
- Pemeriksaan pembengkakan
- Pemeriksaan trauma
- Pemeriksaan saluran sinus
- Pemeriksaan nodul limfa
- Pemeriksaan TMJ

Pemeriksaan Intra oral :


- Pemeriksaan Kebersihan Mulut
- Pemeriksaan gingiva
- Pemeriksaan dengan perkusi
(mengevaluasi apakah adanya lesi periapikal)
- Pemeriksaan dengan Palpasi (melihat batas inflamasi / pembengkakan /
menentukan tempat untuk insisi dan drainase)
- Pemeriksaan Visual (mengevaluasi jaringan keras dan lunak seperti,
konsistensi, kontur dan warna)
- Pemeriksaan Termal (dingin / panas)
- Pemeriksaan dengan prob-periodonsium
- Pemeriksaan dengan listrik (mengunakan prob elektrik)
- Pemeriksaan Radiografi

Diagnosa : Pulpitis Irreversible Asymptomatis


Alasan: pada pemeriksaan klinis karies telah mencapai pulpa yaitu karies
profunda pulpa terbuka dan terdapat rasa sakit yang berdenyut, terdapat rasa
sakit pada malam hari oleh karena adanya bakteri yang menghasilkan bahan
supuratif yang menekan jaringan periapeks sehingga menyebabkan rasa sakit
pada saat berbaring. Pada tes vitalitas terdapat rasa sakit yang menandakan
gigi tersebut masih vital dan pada pemeriksaan radiografi lamina dura
melebar.

Rencana perawatan : pada kasus di atas, rencana perawatan yang dilakukan


adalah perawatan saluran akar vital oleh karena pulpa masih memberikan

2
rasa sakit ketika diberikan rangsangan thermal yang menunjukkan bahwa
pulpa masih vital.

2. Jelaskan prosedur kerja yang akan dilakukan sesuai dengan prinsip endodonti
Jawaban:
Prinsip endodonti adalah:
Teknik asepsis
Pemasangan isolator yang baik
Isolasi daerah kerja
Sterilisasi instrument / alat kerja
Akses langsung saluran akar (preparasi akses)
Memperoleh akses lurus dari mahkota sampai ke foramen minor tanpa
hambatan
Membuka atap pulpa dengan prinsip preparasi:
1) Outline form
2) Convenience form
3) Toilet of cavity
Langkah-langkah:
o Membuat kavitas akses kedalam dentin mendekati kamar pulpa
mengunakan highspeed handpiece dan bur bulat
o Membuka atap pulpa
o Mencari lokasi orifisi dengan sonde lurus / menggunakan K-file
instrument
o Membuang dentin yang menghalangi pandangan ke orifisi dengan
round bur
o Melakukan pembersihan dengan irigasi untuk membersihkan sisa
dentih setelah mempreparasi kavitas.
Cleaning and shaping
Prosedur :
o Setelah mendapatkan akses lurus dilanjutkan dengan ekterpasi
jaringan pulpa dengan barbed broaches

3
o Kemudian dilakukan debridement yaitu pembuangan iritan dan
sistem saluran akar dengan tujuan untuk membersihkan zat-zat
seperti: mikroorganisme, produk sampingan bakteri, jaringan
nekrotik, debris organikm darah dan zat kontaminasi lainnya.

Cleaning: instrument yang berkontak dan mempreparasi dinding saluran


akar untuk melepaskan debris. Irigasi secara kimia akan melarutkan sisa-sisa zat
organic dan menghancurkan mikroorganisme sehingga dengan irigasi akan
membersihkan semua debris dari saluran akar

Shaping: pembentukkan saluran akar menjadi konus dimana daerah apeks


harus sekecil mungkin dan melebar kearah korona. Pelebaran dapat terjadi dengan
melakukan debridement dan preparasi yang baik. Kekonusan dari hasil preparasi
saluran akar bertujuan untuk memudahkan instrument pengangkut gutta percha
dapat berpenetrasi cukup dalam.

Obturasi
Tujuan: menutup rapat bagian apeks, lateral dan koronal saluran akar yang
sudah dilalukan sterilisasi
Bahan Obturasi:
Bahan obturasi dapat berupa MTA atau Gutta Percha dengan berbagai
teknik obturasi yang dilakukan seperti single cone, teknik kondensasi
lateral, dan kondensasi vertikal.
Restorasi akhir
Tujuan:
Melindungi sisa gigi dari fraktur
Meminimalkan stress pada gigi dan restorasi
Mempertahankan / memperbaiki estetik
Memungkinkan gigi untuk berfungsi secara fungsional didalam
lengkung gigi
Restorasi dapat berupa restorasi direct dan indirect:
o Restorasi direct

4
Indikasi: pada kehilangan jaringan gigi yang minimal baik sebelum
atau sesudah perawatan, prognosis gigi tidak meyakinkan sehingga
restorasi semipermanen yang tahan lama, mudah dikerjakan dan murah.
Bahan : RK dan amalgam
o Restorasi Indirect
Indikasi: terdapat tanda-tanda beban oklusal yang berat, kehilangan
jaringan gigi yang banyal
Bahan : inlay, onlay, overlay, full crown (ditambahkan dengan pasak)

3. Teknik preparasi yang sesuai pada masing-masing saluran akar gigi


Jawaban:
Saluran mesial : teknik preparasi crown down
Saluran distal : teknik preparasi step back

Prosedur Prepasai saluran akar distal (teknik step back)


1) Setelah eksterpasi pulpa, jajaki ruang saluran akar menggunakan file
dimulai dari nomor yang terkecil
2) Ukur panjang kerja dengan ronsen foto
3) Tentukan IAF atau file awal, file yang pas dengan saluran akar sampai
panjang kerja dimana dirasakan terdapatnya tahanan.
4) Dilakukan preparasi saluran akar sampai diperoleh file utama (MAF),
yang berupa 3 nomor lebih besar dari IAF dengan panjang kerja yang
sama
5) Masukkan file satu nomor lebih besar dari MAF dan dikurangi 1 mm
dari panjang kerja hal ini dilakukan minimal 3 nomor yang lebih besar
dari MAF dan diikuti pengurangan panjang kerja. Tetap dilakukan
rekapitulasi ke MAF dan setiap pergantian file dilakukan irigasi dengan
NaoCl 2,5%
6) Kemudian masukkan kembali file MAF dengan gerakan push dan pull
diikuti dengan NaOCl 2,5%

5
7) Setelah itu saluran akar dikeringkan dengan paper point dan diberikan
bahan dressing CHKM

Gambar 1. Preparasi Saluran Akar dengan Teknik Step Back

Prosedur preparasi saluran akar distal (teknik crown down)


1) Isolasi daerah kerja
2) Masukkan instrumen file ukuran besar hingga mencapai panjang kerja
yang sesuai
3) Pada bagian koronal menggunakan gate glidden
4) Masukkan file 1 nomor lebih kecil dari nomor sebelumnya dengan
gerakan searah jarum jam pelan-pelan sesuai dengan panjang kerja
hingga terasa ada tahanan dari saluran akar dipreparasi hingga
instrumen terasa longgar.
5) Selanjutnya file dengan nomor yang lebih kecil dimasukkan hingga
panjang 2 mm lebih pendek dari panjang kerja yang diukur dengan
ronsen foto.
6) Lakukan ronsen foto dengan file yang pas dalam saluran akar sesuai
dengan panjang kerja yang merupakan IAF
7) Dilanjutkan preparasi hingga ke apikal dengan file yang lebih kecil
sesuai dengan panjang kerja

6
8) Apikal stop diperbesar 3 kali IAF
9) Selanjutnya dinding saluran akar selesai dilakukan preparasi dengan
circumferential filling.

Gambar 2. Preparasi Saluran Akar dengan Teknik Crown Down

4. Jelaskan Teknik pengisian saluran akar dan jelaskan bahan dan alat yang
digunakan
Jawaban :
Teknik pengisian saluran akar
Kondensasi lateral
MAC dimasukkan dalam saluran akar dan disesuaikan dengan panjang
kerja
Lakukan ronsen foto untuk menentukan penyesuaian apikal dan lateral
cone utama dimana panjang cone utama 1 mm dari apikal konstriksi,
bertujuan untuk menghindari pengisian saluran akar berlebih saat
dilakukan kondensasi.

7
Bila MACsudah sesuai, cone utama dikeluarkan kemudian saluran akar
dikeringkan lagi
Dinding saluran akar dilapisi dengan sealer, separuh apikal cone utama
dilapisi sealer dengan hati-hati kemudian ditempatkan ke dalam saluran
akar. Spreader dimasukkan dan menekan cone utama kearah laterah
Masukkan cone aksesoris keruang yang masih kosong disekitar cone
utama, dilakukan dengan berulang sampai saluran akar terisi penih oleh
gutta percha sampai padat.
Kelebihan gutta percha dipotong dengan instrument panas sampai ujung
orifisi
Ronsen foto, bila sudah hermetis kamar pulpa dibersihkan dan di lining
dengan GIC lining dan ditambal dengan tambalan sementara

Kondensasi vertikal
MAC dipaskan ke dalam saluran akar sesuai dengan panjang kerja
Dinding saluran akar dilapisi dengan selapis tipis sealer
Cone diberikan sealer
Ujung koronal cone dipotong dengan instrument panas
Dengan menggunakan instrument plugger yang sudah dipanaskan 1/3
koronal gutta percha didorong ke dalam
Condenser vertikal dengan ukuran yang sesuai dimasukkan dengan
tekanan vertikal mengenai gutta percha yang telah dipanasi untuk
mendorong gutta percha yang telah plastis ke arah apikal.
Aplikasi panas dilakukan berganti-ganti menggunakan instrument panas
dan kondensor diulangi sampai gutta percha menjadi plastis dan
menutup saluran-saluran aksesoris dan mengisi saluran akar sampai
foramen apikal.

Metode Seksional
Dinding saluran akar dilapisi dengan sealer dengan menggunakan
plugger hingga 3-4 mm dari apakes

8
Kemudian gutta percha yang sama ukurannya denga saluran akar yang
telah dipreparasi dipotong menjadi beberapa bagian dengan panjang 3
4 mm
Potongan apikal ditempelkan pada plugger yang telah dipanasi,
dimasukkan kedalam saluran akar pada kedalaman yang sebelumnya
diukur dan ditekankan ke arah vertikal.
Plugger dilepaskan hati-hati untuk mencegah keluarnya gutta percha
Ronsen foto
Bagian gutta percha di tambahkan dengan tekanan vertikal untuk
memadatkan pengisian saluran akar.

Bahan-bahan:
o Gutta percha
o Sealer

Alat alat :
o Spreader
o Plugger

5. Restorasi yang tepat untuk kasus diatas dan langkah prosedur pembuatannya
Jawaban:
Full Crown Procelain Fused Metal
Pertimbangan:
Banyaknya jaringan gigi yang tersisia
Mengembalikan fungsi gigi
Gigi posterior yang memerlukan tekanan penguyahan
Morfologi dan anatomi dari gigi, gigi posterior memerlukan perlindungan
koronal karena beban penguyahan yang besar

Alasan: full crown dipilih karena struktur gigi yang ada tidak cukup adekuat
apabila digunakan sebagai retensi dan menerima tekanan penguyahan, bahan

9
proselen fused metal dipilih karena faktor kekuatan terhadap tekanan baik pada
gigi posterior dan mempertimbangan faktor estetis.

Prosedur:
1) Pengurangan bagian oklusal, dengan menggunakan bur bulat dikurangi
1 2 mm menurut bentuk permukaan oklusal
2) Pengurangan bagian proksimal dengan menggunakan bur fisur,
penggurangan ini sejajar atau parallel antara dinding proksimal mesial
dan distal dimana harus bebas dari gigi tetangga.
3) Pengurangan bagian bukal dan lingual/palatal, menggunakan bur fisur
dengan bur diletakkan tegak pada permukaan gigi yang di preparasi.
4) Bagian akhiran servikal dapat berupa chamfer atau knife edge
5) Pengurangan sudut-sudut aksial, dengan menumpulkan semua sudut
aksial dengan bur silindiris tapered terutama pada gingiva margin.
Sudut aksial yang mudah terjangkau menggunakan bur fissure silindris.
6) Penghalusan hasil preparasi dengan menghilangkan bagian yang tajam,
runcing dan tidak rata / undercut

Gambar 3. Syarat-Syarat Preparasi PFM

10
Kasus 2
Pasien datang dengan keluhan tidak nyaman pada gigi depan kiri atas
karena warnanya sudah berubah. Pasien pernah tambal 2 tahun lalu ketika
terjatuh dari kereta setelah di tambal, pernah terasa nyeri sakit namun
kemudian hilang dan sekarang tidak pernah sakit lagi. Pemeriksaan klinis
menunjukkan gigi 21 sudah ada restorasi sewarna gigi dibagian palatal yang
sudah rusak, tes vitalitas negative, gambaran radiografi terdapat gambaran
radiopaque yang meluas ke tanduk pulpa.

6. Diagnosa gigi 21 dan etiologinya?


Jawaban:
Diagnose: periodontitis apikalis kronis at kausa nekrosis pulpa
Alasan: gigi sudah non vital oleh karena tes vitalitas negative, terjadi
perubahan warna dan adanya gambaran radiolusen pada bagian apikal

Etiologi: gigi 21 sudah pernah ditambal 2 tahun yang lalu setelah terjadi dari
kereta kemungkinan pulpa sudah terekpose dan ditambal lagi tanpa
pembersihan debridement yang baik sehingga menyebabkan jaringan pulpa
terinfeksi. Pada kasus diatas, pada ronsen foto terlihat gambaran radiopaque
mendekati tanduk pulpa yang menunjukkan bahwa fraktur mendekati pulpa,
pada saat dirawat pertama kali, dentin yang terinfeksi tidak dibuang secara
tuntas sehingga menyebabkan bakteri yang teringgal menginvasi pulpa
sehingga terasa sakit. Kemudian lama kelamaan nekrosis pulpa terjadi dari
bagian koronal kamar pulp dan berjalan ke periapikal. Bakteri memasuki
jaringan nekrosis dan produk hasil bakteri ini keluar dari bagian apeks sehingga
terjadi radang pada bagian periradikular.

7. Jelaskan Teknik Preparasi Saluran akar?


Jawaban:
Saluran akar 21 tunggal dan lurus, preparasi yang dilakukan adalah preparasi
step back
Prosedur Prepasai saluran akar distal (teknik step back)

11
1) Setelah eksterpasi pulpa, jajaki ruang saluran akar menggunakan file
dimulai dari nomor yang terkecil
2) Ukur panjang kerja dengan ronsen foto
3) Tentukan IAF atau file awal, file yang pas dengan saluran akar sampai
panjang kerja dimana dirasakan terdapatnya tahanan.
4) Dilakukan preparasi saluran akar sampai diperoleh file utama (MAF),
yang berupa 3 nomor lebih besar dari IAF dengan panjang kerja yang
sama
5) Masukkan file satu nomor lebih besar dari MAF dan dikurangi 1 mm
dari panjang kerja hal ini dilakukan minimal 3 nomor yang lebih besar
dari MAF dan diikuti pengurangan panjang kerja. Tetap dilakukan
rekapitulasi ke MAF dan setiap pergantian file dilakukan irigasi dengan
NaoCl 2,5%
6) Kemudian masukkan kembali file MAF dengan gerakan push dan pull
diikuti dengan NaOCl 2,5%
7) Setelah itu saluran akar dikeringkan dengan paper point dan diberikan
bahan dressing CHKM

8. Apakah perlu dilakukan dressing? Dan sebutkan jenis dressing yang tepat?
Jawaban:
Pada kasus diatas diperlukan dressing
Tujuan:
Mencegah rekolonisasi bakteri
Desinfeksi saluran akar
Penyembuhan periapikal
Mengurangi inflamasi
Pada kasus diatas dressing yang sesuai adalah Ca(OH)2, oleh karena
mempunyai antimikroba yang cepat mengurangi jumlah bakteri dari saluran
akar yang telah dipreparasi dan menciptakan lingkungan yang cocok untuk
penyembuhan periapikal, melarutkan jaringan nekrotik, merangsang
terbentuknya jaringan pada bagian periapeks dengan membentuk jaringan keras
pada ujung akar.

12
9. Apakah macam-macam bahan dressing yang digunakan dalam endodonti dan
kegunaannya masing-masing?
Jawaban:
Bahan-bahan dressing dan kegunaannya
o Ca(OH)2
a. Mempunyai sifat antibakteri yang kuat
b. Desinfeksi saluran akar
c. Mengurangi respon inflamasi
d. Melarutkan jaringan pulpa
e. Mengontrol eksudat / darah
o CHKM
a. Dapat membasmi berbagai mikroorganisme dalam saluran akar
b. Antibakteri spektrum luas
c. Dapat menembus jauh ke dalam dentin dan saluran akar yang
sudah terinfeksi sebelumnya bahkan ke foramen apikal dan
jaringan periapikal
o Eugenol
a. Disinfektan yang lemah
b. Berfungsi sebagai antiseptic dan menghilangkan rasa sakit
c. Kadang dapat mengiritasi jaringan periapikal

10. Jelaskan peranan irigasi saluran akar, alat, bahan dan teknik yang digunakan?
Jawaban:
Peranannya:
Membersihkan debris dari saluran akar
Memiliki daya antimikroba sehingga menurunkan jumlah bakteri
Berpenetrasi pada area yang sulit diakses seperti kanal aksesoris dan
kanal lateral
Berfungsi sebagai lubrikan selama instrumentasi
Membuang intrakanal medicamen pada kunjungan berikutnya
Memiliki efek bealching

13
Alat-alat:
Closed end needle with a side vent
Open end needle without side vent
Bahan-bahan:
Larutan saline
NaOCl
H2O2
EDTA
Chlorhexidine

Prosedur kerja:
1) Bahan irigasi digunakan pada syringe
2) Jarum harus mencapai 2 mm lebih pendek dari pada panjang kerja
3) Mengaplikasikan bahan irigasi didekat preparasi akses
4) Irigasi dilakukan terus menerus sampai tidak terlihat adanya debris
keluar
5) Saluran akar dikeringkan dengan paper point

11. Jelaskan restorasi akhir yang tepat pada kasus diatas?


Jawaban:
Labial vennering + tambalan kelas III RK
Alasan: terjadinya perubahan warna pada gigi 21 yang merupakan gigi
anterior maka sangat diperhatikan dari segi estetis dan kekuatan yang
diperlukan tidak maksimal oleh karena bukan gigi posterior dan dilakukan
tambalan klas III RK pada bagian palatal sehingga dukungan gigi adekuat

12. Jelaskan perbedaan bentuk desain preparasi klas II RK dan amalgam?


Jawaban:
Preparasi kavitas menggunakan bur diamond inverted dengan outline
form oklusal yang esktensive
Bur digerakan dari central groove kearah tonjol dengan kedalaman
pulp dipertahankan 1,5 mm

14
Preparasi proximal box dengan pertimbangan luas lesi karies dan
restorasi lama dalam perluasaan preparasi proximal box kearah fasial,
lingual dan gingival
Setelah preparasi diperluas sampai marginal ridge dilakukan
pemotongan parit proximal
Dinding aksial sebaiknya 0,2 mm kedalam dentoenamel junction dan
sedikit konveks ke bagian luar.
Retention form ditambah dengan adanya grooves, locks, coves dan slot
Bevel pada enamel yang tersedia.
Preparasi pada oklusal dilakukan dengan pembuangan dimulai dari pit
dan fisur yang rusak
Retensi didapatkan dari pembuatan dovetail / perluasaan mengikuti
lekuk fisur
Isthmus dibuat sesempit mungkin (> 1/3 interoklusal)
Pertimbangan lain:
Tepi kavitas dibebaskan dari kontak dengan gigi tetangga
Dovetail sebagai retensi agar tambalan tidak bergerak
Isthmus sebagai retensi yang mencegah fraktur pada bahan tambalan
Bevel sebagai mencegah karies sekunder dan meningkatkan adaptasi
tambalan
Step sebagai penambah retensi

13. Jelaskan perbedaan mekanisme perlekatan bahan restorasi?


a. RK
b. Amalgam
C. GIC
Jawaban:
a. mekanisme perlekatan RK melalui adhesi, yang terjadi apabila 2 substansi
yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik
menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. RK tidak berikatan
secara kimia dengan enamel.
Adhesi diperoleh dengan 2 cara:

15
1) Menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa
sehingga terbentuknya porositas yang menciptakan retensi mekanis
yang cukup baik.
2) Penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan RK, yang
terjadi oleh karena pengaplikasian dari bonding agent

b. Amalgam
Mekanisme perlekatan amalgam adalah makromekanik (retention dan
resistence form) yang diperoleh dari preparasi yang sedemikian rupa. Selain
pengangkatan jaringan karies juga mengangkat jaringan yang sehat.
c. GIC
Mekanisme perlekatan GIC terjadi oleh karena adanya pertukaran ion
kalsium dalam gigi dengan ion karboksilat dalam GIC. Retensinya berupa
ikatan fisio kimia yang berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan
gigi dengan gugus COOH membentuk ikatan hydrogen sehingga pasta
semen digunakan untuk membasahi, mengadaptasi dan melekat pada
permukaan enamel.

14. Jelaskan proses peranan fungsi saliva dalam demineralisasi dan reminelarisasi
yang menghasilkan karies?
Jawaban:
Demineralisasi: terjadi penguraian ion kalsium dan fosfat dari gigi kedalam
saliva yang terjadi jika kadar keasaman dibawah pH 5,5
Mekanisme: paparan asam dalam waktu yang lama dari karbohidrat sisa
makanan yang kemudian difermentasikan oleh bakteri sehingga menjadi asam
asetat dan laktat menyebabkan terjadinya perubahan pH di rongga mulut
menjadi asam, jika pH dibawah 5,5 berkontak dengan hidroksi apatit makanya
terurainya ion hidroksi apatit menjadi kalsium dan fosfat sehingga lapisan
enamel terkikis maka terjadi lah karies.
Reminelarisasi: terjadinya penyatuan ion kalsium dan fosfat menjadi hidroksi
apatit yang terjadi jika kadar pH saliva menjadi basah atau diatas 5,5

16
Mekanisme: saliva berperan sebagai buffer (mempertahankan pH saliva
supaya tetap konstan) menyebabkan pH naik, kalsium dan fosfat membentuk
kristal hidroksi apatit dan menutupi daerah yang terdemineralisaso diperkuat
dengan masuknya fluor kedalam enamel gigi terbentuk kembali.

17
DAFTAR PUSTAKA
1. Walton RE, Torabinejad M. Prinsip dan praktik ilmu endodonsia. Ed.
3 .Jakarta: EGC,2010:59-76;229-45.
2. Grossman LI. Ilmu Endodontik dalam praktek. Ed
11.Jakarta:EGC,1995:196-208;298-254.
3. Hedge J. Endodontics Prep Manual For
Undergraduated.Delhi;Elsevier,2009:167-176:184-187.
4. Duncan HF, Patel S. PittFords Problem based learning in endodontology,
Jakarta:EGC,2013:14-20;122-123;137-143;164-165.
5. Garg Nisha, Garg Amit. Textbook of endodontics.Ed 2. New Delhi:jaypee
Brothers Medical Publisher,2010:234-45.
6. Hulsmann M, Peters O, Dummer P. Mechanical preparation of root canals:
shaping goals, techniques and means. Endodontic Topics 2005; 10: 30-76.

18

Anda mungkin juga menyukai