Anda di halaman 1dari 3

Formasi batuan di karst gunung sewu

Secara litostratigrafi, pengelompokannya menciri batugamping Neogen itu


sebagai Formasi Oyo dan Formasi Wonosari. Kedua satuan batugamping yang relatif
hampir seumur itu berhubungan secara menjemari, meskipun Formasi Oyo sedikit
lebih tua dibanding Formasi Wonosari. Keduanya juga mempunyai fasies yang
berbeda: Formasi Oyo berfasies klastik, dan Formasi Wonosari berfasies terumbu.
Pembentukan Formasi Oyo dipengaruhi oleh kegiatan gunung api di daratan
sekitarnya, sehingga tidak semua runtunannya disusun oleh batugamping.
Sri Gethuk. Foto: Anton Wicaksono
Selama proses pengendapan, unsur tufan dan klastik asal-daratan lainnya
tercampur di dalam batuan karbonat, membentuk fasies klastik gampingan. Sedang
batugamping Formasi Wonosari sama sekali bebas unsur gunung api, sehingga pada
paparan yang relatif stabil berkembang fasies terumbu dengan sempurna. Kehadiran
batuan dasar dan batuan penutup yang mengalasi dan menutupi satuan batugamping
sangat penting bagi proses karstifikasi. Di segmen Gunung Sewu bagian barat (daerah
Gunung Kidul) yang bertindak sebagai batuan dasar batugamping kars adalah
himpunan batuan berumur Oligo-Miosen yang terdiri dari Formasi Kebo-Butak,
Formasi Semilir, Formasi Nglanggran, Formasi Sambipitu dan Formasi Wuni (yang
hanya tersingkap setempat di Desa Wediombo, di pantai selatan).
Sedangkan di segmen Gunung Sewu bagian tengah (daerah Wonogiri),
himpunan batuan Oligo-Miosen yang berfungsi sebagai batuan dasar batugamping
kars adalah Formasi Mandalika, Formasi Arjosari, Formasi Jaten dan Formasi
Nampol. Empat satuan yang disebut terakhir merupakan pelamparan ke arah barat
dari batuan dasar kars yang tersingkap di segmen Gunung Sewu bagian timur (daerah
Pacitan).
Sementara sebagai batuan-penutup batugamping kars di daerah Gunung Sewu
adalah endapan lempung hitam Kuarter dan endapan terra-rossa. Di daerah Wonogiri
endapan Kuarter dipetakan sebagai Formasi Baturetno, sedang di daerah Pacitan
dinamakan Formasi Kalipucang. Di daerah Gunungkidul, endapan lempung hitam
Kuarter tersebar di beberapa tempat. Satuan yang tersingkap di Sungai Nglegungan,
Tekuk, Tegalwareng, Sawahan menindih satuan batuan sedimen; sedang di Sungai
Sumpil, Susukan dan Gelaran menutup lapisan batugamping.
Selain itu, proses pelarutan lapisan batugamping Formasi Wonosari terkendala
pemunculan batuan gunung api tua di beberapa tempat. Di wilayah Gunung Sewu,
batuan gunung api Oligo-Miosen yang dimaksud adalah Formasi Wuni yang
tersingkap setempat di daerah Siung, di sebelah barat Lembah Sadeng (Surono et al.,
1992). Sifat litologinya yang sukar larut-berupa breksi gunung apimenyebabkan
pelarutan pada batugamping berhenti pada bidang
ketidakselarasan di antara kedua satuan batuan. Sedangkan batuan penutup
Formasi Baturetno yang bersifat lempungan, yang hanya tersingkap di Cekungan
Baturetno di selatan Wonogiri (Surono et al., 1992) secara regional tidak menghalangi
proses peresapan air yang memicu terjadinya karstifikasi.
3 Geoarea, 30 Situs Geolog

Dalam konteks geopark, Gunung Sewu memiliki 30 situs geologi


(geosite) yang tersebar di tiga geoarea. Pertama, geoarea barat di Gunung
Kidul. Di sini terdapat Formasi Nglanggran, Formasi Sambipitu, Gua
Pindul, Kali Suci, Luweng Jomblang, Pantai Siung-Wediombo, Lembah
Sadeng, Air Terjun Bleberan, Pantai Baron-Kukup-Krakal, Luweng
Cokro, dan Gua Ngingrong. Semuanya berkaitan dengan gunung api,
gua, sungai, air terjun, dan pantai.

Kegiatan kegunungapian yang berlangsung sekitar 20 juta tahun


yang lalu menghasilkan runtunan batuan gunung api dan menjadi lokasi
tipe Formasi Nglanggran (Gunung api Miosen Awal). Kemudian fase
sedimentasi setelah letusan Gunung Api Nglanggran menghasilkan
endapan laut yang terbentuk sekitar 16 juta tahun lalu yang menjadi
lokasi tipe Formasi Sambipitu.

Sistem perguaan di geoarea barat dimulai dari Gua Pindul yang berkembang pada
batugamping Formasi Oyo terbentuk sekitar 1,8 juta tahun lalu, ketika batugamping
terangkat dari dasar laut dan mengalami karstifikasi tingkat lanjut. Luweng Jomblang
yang tegak sedalam 40 m pun terbentuk sekitar 1,8 juta tahun lalu. Luweng Cokro
memperlihatkan retakan pada batugamping yang berkembang menjadi gua vertikal.
Sementara Gua Ngingrong memiliki lorong mendatar sepanjang beberapa ratus meter
yang dasarnya ditempati sungai bawah tanah kecil dan genangan air.
Selanjutnya, Sungai Suci yang berhulu di bagian selatan Plato Wonosari masuk ke
dalam tanah melalui mulut Gua Suci dan akhirnya muncul di Pantai Baron. Kelurusan
gua-gua Suci-Glatikan-Mburi Omah-Grubug dikendalikan oleh struktur patahan
berarah utara timur laut-selatan barat daya.
Adapun yang berupa pantai kita dapat menyaksikannya pada Pantai Siung-
Wediombo dan Pantai BaronKukup-Krakal. Singkapan batuan gunung api tua yang
tersesarkan di segmen Pantai Siung mbagian timur dipotong oleh retas andesit-basal.
Di segmen Pantai Siung sebelah barat, bongkahan batugamping yang disebabkan
oleh struktur geologi membentuk tonjolan-tonjolan yang sangat ekspresif.
Selanjutnya, lembah kering Girotontro-Sadeng yang memotong lapisan batu
gamping Formasi Wonosari dinamakan Lembah Sadeng. Lembah hasil kikisan sungai
ini terbentuk sekitar 1,8 juta tahun lalu. Lembah kering ini berbelok-belok mengikuti
arah retakan batuan. Kemudian, cucuran air terjun Bleberan setinggi belasan meter
yang melewati dinding terjal batugamping. Tebing ini merupakan bidang patahan
yang arahnya memotong aliran sungai. Situs geologi ini dikelola oleh masyarakat
setempat menjadi objek dan daya tarik geowisata.
Kedua, geoarea tengah yang termasuk wilayah Wonogiri. Situs geologi yang
dapat kita jumpai di sini adalah Lembah Giritontro, Gua Sodong, Gua Tembus,
Luweng Sapen, Gua Mrico, Gua Potro-Bunder, dan Pantai Sembukan. Bila dibagi
lagi, situs geologinya terdiri dari lembah, gua dan pantai. Mengenai lembah, di bagian
utara ada Lembah Giritontro yang dindingnya berlereng terjal membentuk gawir
setinggi puluhan meter karena dipengaruhi oleh patahan.
Adapun gua yang ada di geoarea ini terdiri dari Gua Sodong, Gua Tembus,
Luweng Sapen, Gua Mrico, dan Gua Potro-Bunder. Gua Sodong terbentuk setelah
batugamping Formasi Oyo terangkat ke permukaan sekitar 1,8 juta tahun yang lalu
(tyl) dengan bentuk mulut gua yang dipengaruhi oleh kekar dan perlapisan batuan.
Gua Tembus menembus bukit yang disusun oleh batugamping Formasi Oyo. Di gua
ini karstifikasi di kedalaman tanah dimulai sejak batugamping terangkat dari dasar
laut, sekitar 1,8 juta tyl.
Di Luweng (gua) Sapen terdapat sistem gua kombinasi antara lorong mendatar
dan lorong tegak dan genangan air yang jernih. Alirannya bersifat perennial dan hanya
sedikit berfluktuasi antara musim hujan dan kemarau.
Gua Mrico memiliki lorong mendatar dengan dasar gua yang dilapisi sedimen
berwarna coklat. Hal ini menunjukkan bahwa gua itu pernah menjadi hunian
sementara manusia prasejarah. Sementara itu, dasar Gua Potro-Bunder dilapisi
sedimen dan dihiasi ornamen seperti stalaktit, stalagmit dan flowstone.
Pantai Sembukan yang terjal dan disusun oleh batugamping Formasi Wonosari
memiliki panorama yang sangat indah. Setempat tersingkap batupasir, yang letaknya
berada di bawah batugamping yang permukaannya sangat berongga. Dinding terjal
yang membatasi pantai merupakan gawir patahan turun
yang berarah hampir barat-timur. Banyaknya kekar yang memotong batuan pantai
menunjukkan proses neotektonik yang masih aktif hingga sekarang.
Ketiga, geoarea bagian timur (Georea Pacitan) terdiri dari pantai, gua, sungai,
dan telaga. Selengkapnya adalah sebagai berikut: Pantai Klayar, Pantai Buyutan,
Pantai Watukarung, Pantai Srau, Pesisir Teluk Pacitan, Gua Gong, Gua Tabuhan,
Luweng Jaran, Song Terus, Luweng Ombo, Luweng Ombo, Sungai Baksoka, dan
Danau Guyangwarak.
Pantai Klayar yang merupakan pocket bay terbagi menjadi bagian timur,
tengah, dan barat. Di dasar tebing pantai ini terdapat paparan kecil yang
permukaannya miring ke arah daratan (utara). Permukaan paparan itu terabrasi yang
pada awalnya mendatar atau miring ke selatan (ke arah laut). Di Pantai Buyutan
terdapat undak struktur setinggi 40 m yang disusun oleh batuan siliciclastic yang
miring 60 ke arah laut. Di depan tebing pantai yang terjal terdapat beberapa sea-
stacks, dengan bentuk-bentuk topografi permukaannya yang unik.
Pantai Watukarung juga merupakan pocket bay yang dikelilingi bukit
batugamping. Sementara Pantai Srau yang disusun oleh batugamping Formasi
Wonosari terdapat bentukan hasil abrasi seperti cone-shaped rocky islets, sea-stacks,
sea-arch, dan sea-level notches. Di pinggiran Teluk Pacitan sebelah timur dan barat
teramati adanya lima stacked level surfaces. Di bagian barat teluk tersingkap batuan
terobosan andesit yang terpatahkan dan terkekarkan.
Adapun Gua Gong yang merupakan ruangan besar berukuran panjang sekitar
100 m, lebar 15-40 m dan tinggi 20-50 m dibentuk oleh proses pelarutan pada
batugamping Formasi Wonosari yang berumur 15-3 juta tahun. Selanjutnya Gua
Tabuhan yang mempunyai lorong mendatar sepanjang 105 m, berarah barat-timur,
dasarnya dilapisi oleh sedimen berwarna coklat dan mengandung sisipan tuf berwarna
putih. Pada 1955, van Heekeren melakukan penggalian pada lapisan sedimen gua, dan
menemukan sisa-sisa tulang vertebrata dan peralatan batu.

Anda mungkin juga menyukai