Sistem perguaan di geoarea barat dimulai dari Gua Pindul yang berkembang pada
batugamping Formasi Oyo terbentuk sekitar 1,8 juta tahun lalu, ketika batugamping
terangkat dari dasar laut dan mengalami karstifikasi tingkat lanjut. Luweng Jomblang
yang tegak sedalam 40 m pun terbentuk sekitar 1,8 juta tahun lalu. Luweng Cokro
memperlihatkan retakan pada batugamping yang berkembang menjadi gua vertikal.
Sementara Gua Ngingrong memiliki lorong mendatar sepanjang beberapa ratus meter
yang dasarnya ditempati sungai bawah tanah kecil dan genangan air.
Selanjutnya, Sungai Suci yang berhulu di bagian selatan Plato Wonosari masuk ke
dalam tanah melalui mulut Gua Suci dan akhirnya muncul di Pantai Baron. Kelurusan
gua-gua Suci-Glatikan-Mburi Omah-Grubug dikendalikan oleh struktur patahan
berarah utara timur laut-selatan barat daya.
Adapun yang berupa pantai kita dapat menyaksikannya pada Pantai Siung-
Wediombo dan Pantai BaronKukup-Krakal. Singkapan batuan gunung api tua yang
tersesarkan di segmen Pantai Siung mbagian timur dipotong oleh retas andesit-basal.
Di segmen Pantai Siung sebelah barat, bongkahan batugamping yang disebabkan
oleh struktur geologi membentuk tonjolan-tonjolan yang sangat ekspresif.
Selanjutnya, lembah kering Girotontro-Sadeng yang memotong lapisan batu
gamping Formasi Wonosari dinamakan Lembah Sadeng. Lembah hasil kikisan sungai
ini terbentuk sekitar 1,8 juta tahun lalu. Lembah kering ini berbelok-belok mengikuti
arah retakan batuan. Kemudian, cucuran air terjun Bleberan setinggi belasan meter
yang melewati dinding terjal batugamping. Tebing ini merupakan bidang patahan
yang arahnya memotong aliran sungai. Situs geologi ini dikelola oleh masyarakat
setempat menjadi objek dan daya tarik geowisata.
Kedua, geoarea tengah yang termasuk wilayah Wonogiri. Situs geologi yang
dapat kita jumpai di sini adalah Lembah Giritontro, Gua Sodong, Gua Tembus,
Luweng Sapen, Gua Mrico, Gua Potro-Bunder, dan Pantai Sembukan. Bila dibagi
lagi, situs geologinya terdiri dari lembah, gua dan pantai. Mengenai lembah, di bagian
utara ada Lembah Giritontro yang dindingnya berlereng terjal membentuk gawir
setinggi puluhan meter karena dipengaruhi oleh patahan.
Adapun gua yang ada di geoarea ini terdiri dari Gua Sodong, Gua Tembus,
Luweng Sapen, Gua Mrico, dan Gua Potro-Bunder. Gua Sodong terbentuk setelah
batugamping Formasi Oyo terangkat ke permukaan sekitar 1,8 juta tahun yang lalu
(tyl) dengan bentuk mulut gua yang dipengaruhi oleh kekar dan perlapisan batuan.
Gua Tembus menembus bukit yang disusun oleh batugamping Formasi Oyo. Di gua
ini karstifikasi di kedalaman tanah dimulai sejak batugamping terangkat dari dasar
laut, sekitar 1,8 juta tyl.
Di Luweng (gua) Sapen terdapat sistem gua kombinasi antara lorong mendatar
dan lorong tegak dan genangan air yang jernih. Alirannya bersifat perennial dan hanya
sedikit berfluktuasi antara musim hujan dan kemarau.
Gua Mrico memiliki lorong mendatar dengan dasar gua yang dilapisi sedimen
berwarna coklat. Hal ini menunjukkan bahwa gua itu pernah menjadi hunian
sementara manusia prasejarah. Sementara itu, dasar Gua Potro-Bunder dilapisi
sedimen dan dihiasi ornamen seperti stalaktit, stalagmit dan flowstone.
Pantai Sembukan yang terjal dan disusun oleh batugamping Formasi Wonosari
memiliki panorama yang sangat indah. Setempat tersingkap batupasir, yang letaknya
berada di bawah batugamping yang permukaannya sangat berongga. Dinding terjal
yang membatasi pantai merupakan gawir patahan turun
yang berarah hampir barat-timur. Banyaknya kekar yang memotong batuan pantai
menunjukkan proses neotektonik yang masih aktif hingga sekarang.
Ketiga, geoarea bagian timur (Georea Pacitan) terdiri dari pantai, gua, sungai,
dan telaga. Selengkapnya adalah sebagai berikut: Pantai Klayar, Pantai Buyutan,
Pantai Watukarung, Pantai Srau, Pesisir Teluk Pacitan, Gua Gong, Gua Tabuhan,
Luweng Jaran, Song Terus, Luweng Ombo, Luweng Ombo, Sungai Baksoka, dan
Danau Guyangwarak.
Pantai Klayar yang merupakan pocket bay terbagi menjadi bagian timur,
tengah, dan barat. Di dasar tebing pantai ini terdapat paparan kecil yang
permukaannya miring ke arah daratan (utara). Permukaan paparan itu terabrasi yang
pada awalnya mendatar atau miring ke selatan (ke arah laut). Di Pantai Buyutan
terdapat undak struktur setinggi 40 m yang disusun oleh batuan siliciclastic yang
miring 60 ke arah laut. Di depan tebing pantai yang terjal terdapat beberapa sea-
stacks, dengan bentuk-bentuk topografi permukaannya yang unik.
Pantai Watukarung juga merupakan pocket bay yang dikelilingi bukit
batugamping. Sementara Pantai Srau yang disusun oleh batugamping Formasi
Wonosari terdapat bentukan hasil abrasi seperti cone-shaped rocky islets, sea-stacks,
sea-arch, dan sea-level notches. Di pinggiran Teluk Pacitan sebelah timur dan barat
teramati adanya lima stacked level surfaces. Di bagian barat teluk tersingkap batuan
terobosan andesit yang terpatahkan dan terkekarkan.
Adapun Gua Gong yang merupakan ruangan besar berukuran panjang sekitar
100 m, lebar 15-40 m dan tinggi 20-50 m dibentuk oleh proses pelarutan pada
batugamping Formasi Wonosari yang berumur 15-3 juta tahun. Selanjutnya Gua
Tabuhan yang mempunyai lorong mendatar sepanjang 105 m, berarah barat-timur,
dasarnya dilapisi oleh sedimen berwarna coklat dan mengandung sisipan tuf berwarna
putih. Pada 1955, van Heekeren melakukan penggalian pada lapisan sedimen gua, dan
menemukan sisa-sisa tulang vertebrata dan peralatan batu.