Anda di halaman 1dari 58

ALGORITMA

DIAGNOSIS PENYAKIT DAN


RESPONS
SERTA FORMAT PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI

JAKARTA 2008
Daftar Isi

Kata Pengantar
Sambutan Dirjen PP & PL
Gambaran Umum Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respons .......................................................... 1
Format Mingguan
(W2) ................................................................................................................ 4
Format Penyelidikan Epidemiologi
Umum ................................................................................... 6
Algoritma dan Format PE:
1. Diare
Akut .............................................................................................................
.......... 9
2. Campak .......................................................................................................
..................... 12
3. Sindrom Akut
Neurologi ..................................................................................................
15
4. Sindrom Infeksi Saluran
Pernapasan ............................................................................... 23
5. Demam .......................................................................................................
..................... 33
6. Sindrom Jaundis
Akut ...................................................................................................... 40
7. Antraks ........................................................................................................
.................... 41
8. Gigitan Hewan Penular
Rabies ........................................................................................ 45
9. Kluster Penyakit Yang Tidak Diketahui
Penyebabnya ..................................................... 47
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan petunjuk-Nya sehingga buku ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN
RESPONS SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI ini selesai disusun
melalui proses yang cukup panjang.

Buku tentang EWARS (Early Warning Alert and Respons System) terdiri dari tiga
seri buku yaitu:
1. Buku Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons
2. Buku Algoritma Diagnosis Penyakit dan Respons serta Format
Penyelidikan Epidemiologi
3. Buku Panduan Pengguna Piranti Lunak (Software) Peringatan Dini
Penyakit Menular

Buku ini ditujukan bagi petugas surveilans di tingkat Propinsi dan Kabupaten
sebagai pedoman dalam menjalankan piranti lunak peringatan dini surveilans
penyakit menular. Buku ini disusun secara sederhana dengan tambahan
beberapa gambar visual seperti yang ditampilkan pada layar monitor agar
mudah dimengerti dan dapat dipraktekan bagi pengguna.

Akhirnya disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan aktif dalam penyusunan pedoman ini semoga pedoman ini dapat
digunakan oleh seluruh propinsi dan kabupaten di Indonesia sehingga Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon dapat berjalan lebih optimal.

Jakarta, Februari 2009


Direktur SEPIM-KESMA

Dr. H. Andi Muhadir, MPH


Sambutan Direktur Jenderal PP & PL

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan petunjuk-Nya sehingga buku ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN
RESPONS SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI ini dapat terwujud.

Kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu anggota dari
organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu mendukung kebijakan
dari organisasi tersebut apabila tidak bertentangan dengan kebijakan nasional
maupun internasionalnya. Indonesia yang telah meratifikaskasi IHR
(International Health Regulation) tahun 2005 mau tidak mau harus mengikuti
dan menjalankan aturan tersebut. WHO telah menyatakan bahwa IHR 2005
mulai diimplementasikan pada 15 Juni 2007 tetapi kepada seluruh negara
masih diberikan waktu selama 5 tahun hal ini sesuai dengan IHR, Bab II, Pasal
5, ayat 1 dinyatakan bahwa Suatu Negara harus mengembangkan,
memperkuat, dan memelihara kemampuan untuk mendeteksi, menilai, dan
melaporkan kejadian sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 1 IHR
(Kapasitas Inti Bidang Surveilans Dan Respons Yang Harus Dipenuhi), sedini
mungkin dan paling lambat lima tahun sejak diberlakukannya IHR.

Disamping itu Indonesia juga merupakan negara yang selalu komit terhadap
komitmen global seperti eradikasi polio, eliminasi TN, reduksi maupun eliminasi
campak, eliminasi malaria, pengendalian HIV/AIDS maupun TB Paru. Untuk
eradikasi polio, Indonesia mengalami KLB Polio tahun 2005 dengan jumlah
sebanyak 349 kasus (termasuk 46 kasus VDVP tipe 1) dan dapat ditangani
dengan baik untuk memutus mata rantai penularan melalui PIN sehingga
sampai saat ini tidak ditemukan kembali virus polio. Untuk menjaring kasus
polio maka surveilans AFP yang optimal juga sangat berperan penting.

Dalam era globalisasi ini mobilisasi manusia maupun barang sudah sangat
tinggi dan sangat cepat. Tetapi kondisi ini juga dapat dilihat sebagai sebuah
ancaman misalnya transmisi penyakit menular dari suatu negara ke negara
lain. Salah satu contoh adalah KLB Polio di Indonesia tahun 2005 terjadi karena
ada import virus polio dari negara lain. Selain itu saat ini dunia telah
mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang
semakin cepat. Kondisi ini juga akan mempengaruhi pola dan jenis penyakit
potensial wabah secara langsung maupun tidak langsung misalnya seperti
malaria, dbd, maupun penyakit new emerging seperti flu burung.

Indonesia yang letaknya strategis secara geografis masih memiliki beberapa


penyakit potensial KLB seperti malaria, DBD, diare, kolera, difteri, antrax,
rabies, campak, pertusis, maupun ancaman flu burung pada manusia.
Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak dipantau dan dikendalikan maka akan
mengancam kesehatan masyarakat Indonesia dan menyebabkan KLB yang
lebih besar atau bahkan dapat menyebar ke negara tetangga lainnya.
Dengan latar belakang itu semua maka sangat penting pelaksanaan Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respons ditingkatkan kembali di seluruh wilayah di
Indonesia.
Kelebihan dari sistem yang dibangun ini, pada perangkat lunaknya adalah
dapat menampilkan sinyal alert adanya peningkatan kasus melebihi nilai
ambang batas di suatu wilayah baik wilayah kerja puskesmas, kabupaten
maupun propinsi. Output yang dihasilkan dapat berupa tabel, grafik, maupun
peta.

Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan


Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons di Indonesia.

Jakarta, Februari 2009


Direktur Jenderal PP & PL

Prof. dr. Tjandra Yoga


Aditama
GAMBARAN UMUM SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN
RESPONS

Tujuan
o Menyelenggarakan Deteksi Dini KLB bagi penyakit menular.
o Stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB penyakit menular.
o Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB.
o Memonitor kecenderungan penyakit menular.
o Menilai dampak program pengendalian penyakit yang spesifik.

Surveilans Penyakit dan Definsi Kasus Baru


Dalam sistem surveilans ini ada 21 penyakit menular dan sindrom yang seharusnya
dilaporkan ke Dinas Kesehatan setiap minggu menggunakan format mingguan (W2,
lihat halaman 4). Semua penyakit yang dilaporkan itu harus kasus baru. Yang
dimaksud Kasus Baru adalah orang yang datang ke fasilitas kesehatan selama
seminggu dan memiliki diagnosis baru. Kunjungan ulang dengan sakit yang sama
tidak dimasukan kedalam laporan.

Dalam sistem surveilans ini terdapat definisi kasus untuk setiap penyakit atau
sindrom (lihat halaman 5). Untuk membantu petugas kesehatan dalam
mendiagnosis kasus, pengambilan spesimen dan pelaporan, algoritma tersedia
dalam pedoman ini. Selain algoritma untuk deteksi kasus, terdapat juga algoritma
untuk respons KLB. Ini menggambarkan langkah-langkah umum dalam tatalaksana
kasus, respons kesehatan masyarakat dan pelaporan hasil investigasi KLB.

Alur Data
Periode: Mingguan (Minggu-Sabtu)

WAKTU UNIT & TINGKAT Koordinator Cara Pengiriman


Yg bertanggungjawab
Sabtu Pustu, Bidan Desa kirim via Petugas Melalui SMS, HT, dll
sore SMS. Format Surveilans kesehatan yg
Mingguan ke puskesmas bertanggung
jawab terhadap
pengumpulan
data
Senin Data agregat Puskesmas dan Petugas Melalui SMS, HT, dll
pagi kirim data ke tingkat surveilans di
kabupaten/kota tingkat
puskesmas
Selasa Petugas Surveilans Petugas Melalui Email
pagi Kabupaten melakukan entri Surveilans
data dan mengirim file export Kabupaten
ke propinsi
Petugas Surveilans Petugas
Kabupaten melakukan Surveilans
analisis data dan Kabupaten
menghasilkan laporan
mingguan

1
WAKTU UNIT & TINGKAT Koordinator Cara Pengiriman
Yg bertanggungjawab

Selasa Petugas surveilans propinsi Petugas


siang melakukan analisis data dan surveilans
menghasilkan laporan propinsi
mingguan
Petugas surveilans propinsi Petugas Melalui Email ke
mengirimkan file export ke surveilans ewars.pusat@yahoo.c
Subdit Surveilans Depkes RI propinsi om

Format Mingguan (W2)


Kasus baru akan dilaporkan oleh bidan desa maupun puskesmas melalui Format
Mingguan (lihat halaman 4). Format pengumpulan data itu berisi informasi dibawah
ini:

o Nomor Urut format: nomer ini harus diisi dan dilengkapi oleh unit kesehatan
yang mengirimkan laporan di setiap tingkat. Nomor urut untuk setiap unit
kesehatan yang mengirimkan laporan dimulai dari angka 1 dan dilanjutkan
secara berurutan.

o Identitas Unit Kesehatan:

Puskesmas/Pustu/Bidan
Kecamatan
Kabupaten

o Jumlah minggu epidemiologi, periode laporan adalah satu pekan dimana


kasus dilaporkan. Unit puskesmas pelapor harus memberikan indikasi
tanggal dimana awal pekan adalah pada hari Minggu dan akhir pekan adalah
pada hari Sabtu.

Pelaporan menggunakan SMS


Setiap unit puskesmas menggunakan SMS untuk melaporkan data mingguan sesuai
format baku pencatatan perlu mengikuti standar yang sama dalam SMS seperti
informasi dibawah ini:
Minggu Epidemiologi ke:
Nama unit pelapor
Jumlah kasus setiap penyakit yang melaporkan kasus pada minggu tersebut:
Jumlah Total Kunjungan Pasien.

CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN SMS


2,pustu sukoharjo,A10,B15,H3,T4,X110

Artinya

Minggu epidemiologi ke 2, nama unit pelapor adalah pustu sukoharjo, jumlah kasus diare= 10,
jumlah kasus malaria = 15, jumlah kasus tersangka DBD = 3, jumlah kasus kluster penyakit
yg tidak diketahui = 4, Jumlah kunjungan = 110

Prosedur Pelaporan Data di setiap Tingkat Pelaksana

2
1. Pustu, Bidan Desa:
1) Setiap Sabtu dokter atau perawat/asisten kesehatan yang
bertugas akan mengisi format mingguan berdasarkan buku register harian.
2) Sabtu mengirim format mingguan yang telah terisi kepada
petugas surveilans di puskesmas melalui SMS dengan kode standar.

2. Puskesmas
1) Menerima SMS dari unit kesehatan (bidan, pustu, polindes, dll) dan buat
transkrip setiap SMS ke dalam format mingguan. Contoh: Bila ada 4 pustu
atau bidan yang lapor melalui SMS maka puskesmas harus mengisi 4 format
mingguan (1 format untuk masing-masing pustu/bidan)
2) Hubungi unit kesehatan yang tidak mengirimkan format mingguan tepat
waktu
3) Siapkan format mingguan puskesmas yang berisi agregasi data dari
puskesmas tersebut dan semua unit pelapor dibawahnya (seperti bidan/
pustu).
- Tulis nomer urut format,
- Tulis nama Puskesmas/Pustu/Bidan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota
- Tulis Periode pelaporan dari hari Minggu tgl ..... sampai Sabtu tgl ......
- Tulis Minggu Epidemiologi ke .....
- Isi jumlah kasus baru setiap penyakit sesuai dengan kasus yang
ditemukan
- Apabila tidak ada kasus pada penyakit tertentu maka isi dengan
angka nol.
- Isi jumlah kunjungan pada minggu laporan. Contoh: Bila ada 30 kasus
baru penyakit dalam sistem ini dan ada 50 kunjungan penyakit lain
maka isi jumlah kunjungan dengan angka 80.
4) Cek kemungkinan adanya kesalahan/error
5) Puskesmas jangan menunda mengirim laporan mingguannya ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
6) Simpan format mingguan dari semua unit pelapor (bidan /pustu) dan juga
format mingguan agregat puskesmas menurut bulan dan minggu.
7) Kirim kopi format mingguan (agregat puskesmas) melalui SMS atau fax ke
petugas surveilans kabupaten/kota.

Validasi Data:
Saat melengkapi format: cek bahwa kasus dilaporkan sesuai dengan definsi kasus
dan hanya kasus baru yang dilaporkan.
Sebelum mengirimkan format ke kabupaten/kota cek bahwa semua informasi telah
lengkap.
Saat menerima format pengumpulan data dari unit kesehatan lain (pustu, bidan
desa, klinik swasta/privat, dll)
Cek bahwa periode laporan benar.
Tulis nomor urut format mingguan.
Memastikan bahwa periode laporan adalah benar
Memastikan jumlah kasus yang dilaporkan untuk setiap penyakit
Apakah data penyakit tersebut wajar (contoh: kasus diare biasanya banyak
tetapi hanya dilaporkan dalam jumlah kecil). Apabila ada peningkatan jumlah
kasus dari biasanya pastikan bahwa benar ada peningkatan kasus atau
hanya merupakan kesalahan ketika menulis data (contoh: ada 10 kasus
gigitan hewan penular rabies perminggu tetapi menulis 100 gigitan)

3
Nomor Urut Format:.........

FORMAT MINGGUAN (W2)

Puskesmas/Pustu/Bidan* ..................................................
Kecamatan ..................................................
Kabupaten/Kota ..................................

Periode pelaporan: dari Minggu tgl //..sampai Sabtu tgl //


.

Minggu Epidemiologi ke-: ..........

KODE PENYAKIT JML KASUS BARU


SMS
A Diare Akut
B Malaria Konfirmasi
C Tersangka Demam Dengue
D Pneumonia
E Diare Berdarah
F Tersangka Demam Tifoid
G Jaundice Akut
H Tersangka DBD
J Tersangka Flu Burung pada
Manusia
K Tersangka Campak
L Tersangka Difteri
M Tersangka Pertussis
N AFP (Lumpuh Layuh
Mendadak)
P Kasus Gigitan Hewan Penular
Rabies
Q Tersangka Antrax
R Demam yg tdk diketahui
sebabnya
S Tersangka Kolera
T Kluster Penyakit yg tdk
diketahui
U Tersangka
Meningitis/Encephalitis
V Tersangka Tetanus
Neaonatorum
W Tersangka Tetanus
X TOTAL (Jumlah
kunjungan)**

* Pilih salah satu (puskesmas atau pustu atau bidan)


** adalah jumlah seluruh kunjungan pada minggu ini di unit pelayanan kesehatan

4
Contoh penulisan SMS: 2,pustu sukoharjo,A10,B15,H3,T4,X110, artinya:
Minggu epidemiologi ke 2, nama unit pelapor adalah pustu sukoharjo, jumlah kasus diare= 10,
jumlah kasus malaria = 15, jumlah kasus tersangka DBD = 3, jumlah kasus kluster penyakit yg
tidak diketahui = 4, Jumlah kunjungan = 110

5
DEFINISI KASUS PENYAKIT
KODE PENYAKIT DEFINISI
SMS
A Diare Akut BAB dengan konsistensi lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24
jam
B Malaria Konfirmasi Demam > 37,5C disertai mengigil, berkeringat, sakit kepala dengan RDT (Rapid
Diagnostic Test) positif dan atau pemeriksaan Mikroskopis positif.
C Tersangka Demam Demam yg berlangsung 2-7 hari ditandai dg nyeri sendi, nyeri retroorbital, sakit
Dengue kepala, kemerahan pd badan (ruam)
D Pneumonia pada usia <5 thn ditandai dgn batuk dan tanda kesulitan bernapas (adanya nafas
cepat, kadang disertai tarikan dinding dada), frekuensi nafas berdasarkan usia
penderita:
<2 bulan: 60/menit
2-12 bulan: 50/menit
1-5 tahun: 40/menit
Dan kadang disertai demam.
Pada usia >5thn ditandai dgn demam >38C, batuk dan kesulitan bernafas, dan
nyeri dada saat bernafas
E Diare Berdarah Diare akut disertai dengan darah ATAU lendir
F Tersangka Demam Penderita dengan demam terus-menerus, bertahap dan memanjang atau menetap
Tifoid yang disertai nyeri kepala berat, mual-mual, hilang nafsu makan, serta dapat diikuti
dengan obstipasi atau diare, tanpa penunjang.
G Jaundice Akut Penyakit yg timbul secara mendadak (< 14 hari) ditandai dgn kulit dan sclera
berwarna kuning dan urine berwarna gelap
H Tersangka DBD Demam 2-7 hari ditandai dgn manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet positif,
ptekie, perdarahan pd gusi, dan epistaksis atau mimisan.
J Tersangka Flu panas >38C, dan ada riwayat kontak dengan unggas sakit/mati mendadak.
Burung pada
Manusia
K Tersangka Campak Demam >38C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk
makulopapular, batuk, pilek atau mata merah (konjungivitis)
L Tersangka Difteri panas >38C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda
selaput putih keabu-abuan (pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran
kelenjar leher.
M Tersangka Pertussis batuk lebih dari 2 minggu disertai dgn batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal),
napas dgn bunyi whoop dan kadang muntah setelah batuk.
N AFP (Lumpuh Layuh Kasus lumpuh layuh mendadak, bukan disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak
Mendadak) < 15 tahun.
P Kasus Gigitan kasus digitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat menularkan
Hewan Penular rabies pada manusia .
Rabies ATAU
Kasus dengan gejala Studium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas), atau kasus
dengan gejala Studium Sensoris (rasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada
tempat bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan terhadap ransangan sensorik).
Q Tersangka Antrax (1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)
Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari vesikel berisi cairan
kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering,
Eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe
regional
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)
Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi,
gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe
daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.
(3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax)
Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4
hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis,
dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat.
Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.
R Demam yg tdk Demam >38oC, berlangusng dalam 48 jam terakhir,(belum dapat diketahui
diketahui sebabnya penyebabnya).
S Tersangka Kolera Diare dengan konsistensi seperti air cucian beras dan berbau amis
T Kluster Penyakit yg Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu
tdk diketahui kelompok masyarakat/ desa dalam satu periode waktu yang sama, yang tidak dapat
dimasukan ke dalam definisi kasus penyakit yang lain.
U Tersangka panas > 38C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan
Meningitis/Encephali kesadaran dan muntah. Pada anak < 1 tahun ubun-ubun besar cembung.
tis
V Tersangka Tetanus setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/ menetek, dan mulut mencucu
Neaonatorum dan disertai dengan kejang rangsang.
W Tersangka Tetanus ditandai dgn kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat
luka.

6
Format Penyelidikan Epidemiologi Umum

Kabupaten/Kota: Kecamatan:
.
Desa:...

Nama Puskesmas/ RS/ Unit Pelayanan Kesehatan :


...................................

Tanggal:..//.

Nama Petugas : .

Suspek Penyakit / Syndrom : Gejala dan Tanda yang timbul :

Berikan tanda () pada kotak Berikan tanda () pada kotak dibawah ini:
dibawah ini :
[ ] Diare Cair Akut ( suspek Kolera) [ ] BAB lembek
[ ] Diare Akut [ ] BAB cair seperti cucian beras
[ ] Diare Akut Berdarah [ ] BAB Berdarah/ lendir
[ ] Sindrom Akut Joundis [ ] Demam
[ ] Suspek Meningitis / Encephalitis [ ] Hipothermia
[ ] Infeksi Akut Saluran Pernafasan [ ] Kemerahan (rash)
Bawah [ ] Lesi Kulit Lainnya
[ ] Suspek Campak [ ] Batuk
[ ] Demam yang tidak diketahui [ ] Napas berbunyi (stridor)
sebabnya [ ] Dispnoe (sulit bernapas)
[ ] Suspek Malaria [ ] Muntah
[ ] Suspek Demam Dengue [ ] Jaundis (mata kuning, kulit kuning)
[ ] Demam Berdarah Akut [ ] Kaku kuduk
[ ] Kluster Kasus Kematian [ ] Kejang
Penyakit yang [ ] Koma
tidak diketahui sebabnya [ ] Kelemahan Otot/ lumpuh anggota gerak
[ ] Lumpuh Layuh Mendadak [ ] Peningkatan Sekresi cairan (contoh :
(AFP) berkeringat )
[ ] Suspek Tetanus [ ] Perdarahan Gusi
[ ] Tetanus Neonatorum (TN) [ ] Ptekhie
[ ] Suspek Avian Influenza [ ] Mimisan
[ ] Gigitan Hewan Penular Rabies [ ] Konjungtivitis
[ ] Lainnya ( sebutkan ) : [ ] Sakit kepala
[ ] Lain-Lain (sebutkan):

TOTAL JUMLAH KASUS YANG


DILAPORKAN :

7
Data Kasus
Nom Usia Alam Jenis Tanggal Jenis Terapi Kondisi Diagnosis
or at Kela Onset Spesi yang Sekara
Kasu min (dd/mm/ men diberi ng
s: YY) yang kan (**)
diambi
l (*)

* Jenis Spesimen yang diambil : D=darah , T= Tinja , LCS=Liquor serebro Spinal,


U=Urine, L= Lainnya (sebutkan )
**Kondisi Sekarang: S= Sakit, P= Pemulihan, M= Meninggal

Dari Kejadian Penyakit yang tak diketahui sebabnya , ada beberapa


Pertanyaan yang perlu ditanyakan sebagai berikut:

Pertanyaaan:

A. Gambaran Klinis dan Definisi Kasus


1. Apa saja informasi dari gambaran klinis yang mengarah kepada suatu definisi
kasus?
Tolong Jelaskan :

2. Berapa lama waktu dari awal gejala sampai mengalami sakit?

3. Selama sakit gambaran klinis apa saja yang nampak?

8
B. Epidemiologi
1. Uraikan dari golongan umur dan jenis kelamin apa yang ada dalam daftar
kasus?

2. Apa gambaran distribusi geografis dari kasus dalam kelompok rumah, tempat
kerja, tempat makan, dan sumber air ?

3. Adakah kelompok yang spesifik?

C. Sumber yang memungkinkan

1. Apakah ada merk tertentu dari makanan ( seperti tepung, gula, garam, minyak
makan dan lainnya), minuman obat yang digunakan oleh mayoritas kasus atau
asal dari produk apakah dari distributor tunggal atau dari pabrik?I

2. Adakah kasus makanan yang dimakan bersama sudah dikumpulan di tempat


tersebut seperti buah, sayur mayor, ikan, dan jamur?

3. Adakah sumber air yang dipakai bersama?

4. Adakah obat-obat tradisional tertentu yang digunakan oleh mayoritas kasus?

5. Adakah pestisida yang digunakan dilokasi tersebut? Jika ada, pestisida apa dan
untuk maksud apa digunakan?

6. Adakah bahan kimia yang dilepaskan atau digunakan ? Apa nama bahan kimia
yang digunakan?

9
ALGORITMA DIARE AKUT
Diare Akut

Diare Berdarah
adalah Suspek Kolera*
Diare adalah BAB lebih dari 3 x adalah
BAB dengan frekuensi dalam 24 jam Diare dengan
lebih dari 3 kali dalam disertai dengan konsistensi seperti
24 jam darah ATAU lendir air cucian beras dan
berbau amis

Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA

Kemungkinan Etiologi:
Kemungkinan Etiologi:
Viral Gastro
E. Coli Shigella Kemungkinan Etiologi:
Giardiasis Salmonela Vibrio Kolera
Cryptosporidium Amuba
dll dll

Jika ada tanda peringatan KLB,


ambil specimen dengan media
Carry-Blair
Carry Blair
Jika hasil positif, Lakukan RESPONS
KLB sesuai dengan SOP dan algoritma
penyakitnya

Respons Respons Pelaporan Respons Kesehatan


Tatalaksana Kasus dgn menggunakan Masyarakat
standar pelaporan
KLB
* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (kotak
warna merah)

10
ALGORITMA RESPONS KLB DIARE, DIARE BERDARAH
TERSANGKA KOLERA, DAN TIFOID

RESPONS KLB
PENYAKIT DIARE, DIARE
BERDARAH,
TERSANGKA KOLERA, TIFOID

Respons
Respons Respons
Pelaporan
Tatalaksanan Kesehatan
Register
Kasus: Masyarakat:
Lakukan Lakukan
Kirim laporan W1
pengobatan Penyelidikan
ke Dinkes
terhadap pasien Epidemiologi.
Kab/Kota.
berupa Surveilans Intensif
tatalaksana Menjamin
Untuk suspek
pencegahan tersedianya
kolera: laporan
dehidrasi dan sumber air bersih
langsung ke
pemberian Penyuluhan
DinKes Kab/Kota
antibiotika secara masyarakat
dan koordinasi
selektif sesuai tentang PHBS
dengan Dinkes
dengan etiologi. meliputi:
Propinsi.
Rujuk pasien ke Cuci tangan
RS apabila dengan sabun
diperlukan sebelum dan
penanganan lebih sesudah makan.
lanjut untuk Membersihkan
suspek kolera, bahan makanan
isolasi pasien di sebelum dimasak
RS Memasak makanan
Spesimen: dan minuman
Pengambilan sampai matang
sample tinja Memberikan
(untuk kasus diare desinfektan
berdarah & (Kaporisasi) pada
suspek kolera) & sumber air diduga
kirim ke lab tercemar
Provinsi Hanya makan
makanan yang
segar

11
Format PE KLB Diare

Formulir Wawancara Kasus Dirawat Untuk Penegakan Diagnosis


KLB Diare

Puskesmas/RS :
Kabupaten/Kota :
Tanggal Wawancara :

Umur

Penemuan lab

St. pulang
Alamat

Sex

St. rawat
Tgl Mulai Diare
Gejala obat
Nama Penderita
Tgl. Berobat

d.darah
diare

dehidrasi
d.encer

d.lendir

demam

muntah

mules
Lokas, Desa, Keca
matan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Catatan : Setidak-tidaknya ditanyakan pada 25 penderita rawat jalan, rawat inap atau ke rumah di lokasi KLB diare. Apabila terdapat keragu-raguan dapat ditanyakan pada
beberapa lokasi dan ditambahkan beberapa gejala lain yang diperlukan.

12
ALGORITMA CAMPAK

CAMPAK
Demam >38C selama 3 hari atau lebih
disertai bercak kemerahan berbentuk
makulopapular, batuk, pilek atau mata merah
(konjungivitis)

Catat dan Kirim ke DINKES


KABUPATEN/KOTA

Ambil Spesimen serum darah sesuai SOP dan kirim


ke laboratorium rujukan (Litbangkes Jakarta, BLK
Surabaya, Biofarma Bandung, BLK Yogyakarta)

Jika hasil positif,


Lakukan Respon KLB

Respons Respons Respons


Tatalaksana Pelaporan dgn Kesehatan
Kasus menggunakan Masyarakat
standar
pelaporan KLB

13
ALGORITMA RESPONS KLB CAMPAK

RESPONS KLB
PENYAKIT CAMPAK

Respons Respons sistem


Respons
tatalaksana pelaporan:
Kesehatan
kasus: W1
Masyarakat:
Lakukan pengobatan CKLB
Lakukan
simtomatis dan Hasil pemeriksaan
Penyelidikan
untuk mengatasi penunjang/
Epidemiologi
komplikasi yg laboratorium
Lakukan
muncul seperti
Surveilans
bronchopneumonia
Intensif
dan konjungtivitis
Lakukan
Lakukan pemberian
pemberian
vitamin A dosis
vaksinasi pada
tinggi pada kasus
anak-anak
sesuai dengan usia
beresiko tinggi
dan populasi balita
(Belum
beresiko sekitar
Vaksinasi
lokasi KLB
campak) di
lokasi sekitar
KLB
Lakukan
surveilans
intensif.
Penyuluhan
tentang
pentingnya
imunisasi dan
GIZI pada bayi
Pemberian
makanan
tambahan

14
15
ALGORITMA SINDROM AKUT NEUROLOGI

SINDROM AKUT NEUROLOGI

Tersangka
Meningitis/ AFP*: Tetanus
Encephalitis*: Kasus lumpuh Neonatorum*: Tersangka
panas > 38C layuh Adalah setiap bayi Tetanus:
mendadak, sakit mendadak, lahir hidup umur 3- ditandai dgn
kepala, kaku bukan 28 hari sulit kontraksi dan
kuduk, kadang menyusu/ kekejangan otot
disebabkan
disertai penurunan menetek, dan mendadak, dan
kesadaran dan
oleh ruda
mulut mencucu sebelumnya ada
muntah. Pada anak paksa/ trauma dan disertai
pada anak < riwayat luka
< 1 tahun ubun- dengan kejang
ubun besar 15 tahun rangsang.
cembung

Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA

Lakukan rujukan pemeriksaan


Meningitis/Encephalit AFP:
is: Pemeriksaan
Lakukan pemeriksaan Tinja
Cairan Serebro Spinal

Lakukan Respon KLB

Respons Respons Pelaporan Respons


Tatalaksana Kasus: dgn menggunakan Kesehatan
sesuai SOP standar pelaporan Masyarakat
KLB

* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus


(dalam kotak warna merah)

16
ALGORITMA RESPONS KLB AFP/ POLIO

RESPONS KLB
AFP (LUMPUH LAYUH MENDADAK)

Respons Respons sistem


tatalaksana pelaporan: Respons Kesehatan
kasus: W1 Masyarakat:
Pengawasan ketat FP1 Lakukan Penyelidikan
penderita FPS Epidemiologi.
Lakukan kunjungan Hasil pemeriksaan Surveilans Intensif
ulang 60 hari. laboratorium Perlindungan terhadap
kontak
Pengambilan
specimen untuk
diperiksa di
Laboratorium rujukan
nasional
KIE kepada
masyarakat agar
segera melaporkan
kasus AFP ke tempat
pelayanan kesehatan
KIE kepada
masyarakat tentang
pentingnya imunisasi
polio
Pemberian Imunisasi
Polio Tambahan
Mopping Up Polio
apabila hasil
laboratorium positif
polio

17
Formulir Pelacakan Kasus AFP (FP1)
Kabupaten/kota: Propinsi: Nomor EPID:
Laporan dari : 1. RS: ... 3. Dokter praktek :
2. Puskesmas: .... 4. Lainnya : .
Tanggal laporan diterima: Tanggal pelacakan:
I. Identitas Penderita

Nama penderita: Jenis kelamin: L P


Tanggal lahir: Umur: ..tahun; ..bulan; ..hari
Alamat: RT: RW:
Kelurahan/desa: Kecamatan:
Nama orang tua:
II. Riwayat Sakit
Tanggal mulai sakit: Tanggal mulai lumpuh:
Tanggal meninggal (bila penderita meninggal):
Ya Tidak
Sebelum dilaporkan
Apakah penderita Nama unit pelayanan :
berobat ke unit Tanggal berobat :
pelayanan lain ?
Diagnosis : No. rekam medik:
Apakah kelumpuhan sifatnya akut (1-14 hari)? Ya Tidak Tidak Jelas

Apakah kelumpuhan sifatnya layuh (flaccid)? Ya Tidak Tidak Jelas


Stop pelacakan
Apakah kelumpuhan disebabkan ruda Ya Tidak Tidak Jelas
paksa/trauma?
Bila kelumpuhan akut, layuh, tidak disebabkan rudapaksa, lanjutkan pelacakan, beri nomor EPID
III. Gejala/Tanda
Apakah penderita demam sebelum lumpuh? Ya Tidak
Anggota gerak Kelumpuhan Gangguan rasa raba
Tungkai kanan Ya Tidak Ya Tidak
kamkanan
Tungkai kiri Ya Tidak Ya Tidak
Lengan kanan Ya Tidak Ya Tidak
Lengan kiri Ya Tidak Ya Tidak
Lain-lain, sebutkan: Muka, leher, ....................................................................................

18
IV. Riwayat Kontak NO. EPID :

Dalam satu bulan terakhir sebelum sakit, Lokasi :


apakah penderita pernah bepergian? Ya
Tanggal pergi :
Tidak Tidak tahu
Dalam satu bulan terakhir sebelum sakit,
apakah penderita pernah berkunjung ke Ya Tidak Tidak tahu
rumah anak yang baru mendapat imunisasi
polio?
V. Status Imunisasi polio

Jumlah dosis
1x 2x 3x 4x Belum pernah Tak
Imunisasi Tahu
rutin Sumber
informasi KMS/catatan Jurim Ingatan responden

PIN, Mop-up, ORI, Jumlah dosis 1x 2x 3x 4x 5x 6x


BIAS Polio Belum pernah Tak Tahu
Sumber
Catatan Ingatan responden
informasi
Tanggal imunisasi polio yang paling akhir: Tidak tahu
VI. Pengumpulan spesimen
Kabupaten/kota Propinsi
Spesimen I Tanggal ambil: Tanggal kirim: Tanggal kirim:
Spesimen II Tanggal ambil: Tanggal kirim: Tanggal kirim:
Tak diambil spesimen, alasan:

Petugas pelacak: Hasil Pemeriksaan:


Nama:
Diagnosis:
Tanda tangan:
Nama DSA
/DSS/DRM/
Dr /Pemeriksa
lain:
No. Telp./ HP:

Tanda tangan:

19
ALGORITMA RESPONS KLB TETANUS NEONATORUM

RESPONS KLB
TETANUS NEO NATORUM

Respons Respons sistem


Respons Kesehatan
tatalaksana pelaporan:
Masyarakat:
kasus: W1
Lakukan Penyelidikan
Dirawat di Rumah T2
Epidemiologi
Sakit KIE oleh Puskesmas
bertujuan agar
mayarakat membantu
dalam menemukan
dan melaporkan
kesakitan dan
kematian bayi umur
28 hari.
KIE untuk peningkatan
cakupan ANC dan
persalinan nakes.
Kemitraan dengan
dukun

20
FORMULIR PELACAKAN KESAKITAN/KEMATIAN
TERSANGKA KASUS TETANUS NEONATORUM (T2)

Pusk: Kab : Prop: No. Epid : .................................

Sumber laporan pertama : a. Rumah sakit b. Puskesmas c. Masyarakat


Tanggal Laporan diterima :____________________Tanggal Pelacakan :____________________

===========================================================================

I. IDENTITAS BAYI
1. Nama bayi :_____________________________Laki-Iaki/Perempuan Anak ke : ____________

2. NamaAyah :______________ Umur: _____Th Pendidikan:_______Pekerjaan :_____________

3. Nama Ibu :______________ Umur : _____Th Pendidikan:_______Pekerjaan :_____________

4. Alamat: Jl.________________________________________________ Rt.___Rw.___No._____

Dusun : __________________ Kelurahan /Desa :______________________________

Kecamatan :___________________Kabupaten :______________________________

II. INFORMASI RIWAYAT KESAKITAN/KEMATIAN BAYI 3-28 HARI

Nama yang diwawancarai :____________Hubungan keluarga dg bayi:____________

1. Bayi lahir hidup : a. Ya b. Tidak bila tidak, stop pelacakan !!!

2. Tanggal lahir bayi :______________Tanggal mulai sakit :__________________

3. Bila bayi meninggal, tgl meninggal :__________Umur meninggal :________hari

4. Waktu lahir apakah bayi menangis : a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu

5. Bila jawaban no 4 tidak tahu, maka tanyakan apakah terlihat tanda-tanda kehidupan lain dari bayi
(mis. sedikit gerakan) : a. Ya b. Tidak c. Tdk tahu

6. Setelah lahir apakah bayi bisa menetek atau mengisap susu botol dengan baik :
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu bila tidak, stop pelacakan !!!

7. Apakah 3 hari kemudian tiba-tiba mulut bayi mencucu dan tidak bisa menetek :
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu, stop pelacakan !!!

8. Apakah bayi mudah kejang jika disentuh/terkena sinar atau bunyi:


a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

9. Apakah bayi dirawat : a. Ya b. Tidak


Bila ya, dimana :RS/Puskesmas :___________Tgl. Mulai dirawat:___________

10. Keadaan bayi setelah dirawat :


a. Sembuh b. Belum sembuh c. Meninggal

III. RIWAYAT KEHAMILAN


No Profesi Nama Pemeriksa Alamat Frekuensi
1
2
3

21
1. Apakah ibu pernah mendapat lmunisasi TT pada waktu hamil bayi ini : a. Ya b. tidak

2. Sumber informasi lmunisasi TT: a. Ingatan b. Buku catatan

3. Berapa kali mendapat imunisasi TT pada saat kehamilan bayi tersebut :


a. Pertama kali, pada kehamilan: __________ bulan, tgl. Imunisasi :______________
b. Kedua kali, pada kehamilan : ___________ bulan. tgl. Imunisasi:_______________

4. Pernahkah ibu mendapat imunisasi TT pada kehamilan sebelumnya : a. Ya b. Tidak


Bila "Ya": kapan mendapat suntikan : a. Pertama thn :_______b. Kedua thn: ______
Bila "Tidak" : pernahkah ibu mendapat suntikan TT calon pengantin : a. ya b. Tidak
Bila Ya kapan mendapat suntikan: a. Pertama thn: _______b. Kedua thn: ______

5. Tentukan status TT ibu pada saat kehamilan bayi tersebut berdasarkan jawaban no 3 dan 4 dengan
mempertimbangkan interval waktu pemberian TT :
a. TT1 b. TT2 c. TT3 d. TT4 e.TT5

IV. RIWAYAT PERSALINAN


No Profesi Nama Alamat Tempat Persalinan
1
2

1. Tali pusat dipotong dengan :


a.Gunting b.Silet c.Pisau d. Sembilu e. Tidak tahu f. Lain-Iain:_______________

2. Setelah tali pusat dipotong obat apa saja yang dibubuhkan di tali pusat .
a. Alkohol b. Betadin /Yodium c. Ramuan tradisional :_________________________

3. Siapa yang merawat tali pusat sejak lahir sampai tali pusat puput .
a. Tenaga kesehatan b. Bukan Tenaga kesehatan

4. Obat/ramuan apa yang dibubuhkan selama merawat tali pusat :__________________________

Kesimpulan Diagnosis : a. Konfirm TN b. Tersangka TN c. Bukan TN

I. Cakupan Imunisasi TT di desa kasus TN


a. TT1 =___________ % b. TT2=____________% c. TT3=___________%
d. TT4 =___________ % e. TT5=____________%

II. Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan = __________%

III. Cakupan Kunjungan Neonatus a. KNI= __________% b.KN2=___________%

Tim Pelacak :
No Nama Jabatan Tanda Tangan

1
2

22
RESPONS KLB TETANUS

RESPONS KLB
TETANUS

Respons Respons sistem


pelaporan: Respons
tatalaksana Kesehatan
untuk kasus: W1
Masyarakat:
Pembersihan luka Lakukan
dan pemberian TT Penyelidikan
Pemberian anti Epidemiologi
tetanus serum (dengan format PE
sesuai dosis Umum)
Penyuluhan tentang
pentingnya
imunisasi
DT,TT,DPT.
Penyuluhan tentang
Hygiene
perseorangan
terutama luka luar
Respons
tatalaksana untuk
penderita luka
tetapi belum
menunjukan gejala:
Pembersihan luka
dan vaksinasi

23
ALGORITMA SINDROM INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN

SINDROM INFEKSI SALURAN


PERNAPASAN

Pneumonia:
pada usia <5 thn Difteri*:
ditandai dgn batuk Pertusis:
batuk lebih dari 2 panas >38C,
dan tanda kesulitan sakit menelan, Tersangka Flu
bernapas (adanya nafas minggu disertai Burung*:
dgn batuk yang sesak napas
cepat, kadang disertai disertai bunyi panas >38C, dan
tarikan dinding dada). khas (terus- ada riwayat kontak
menerus/ (stridor) dan ada
<2 bulan: 60/menit tanda selaput putih dengan unggas
2-12 bulan: 50/menit paroxysmal), napas sakit/mati
dgn bunyi whoop keabu-abuan
1-5 tahun: 40/menit (pseudomembran) mendadak.
Dan kadang disertai dan kadang
muntah setelah di tenggorokan dan
demam. pembesaran
Pada usia >5thn batuk.
kelenjar leher.
ditandai dgn demam
>38C, batuk dan
kesulitan bernafas, dan
nyeri dada saat
bernafas

Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA

Lakukan rujukan pemeriksaan


Pneumon Difteri: Avian Influenza:
ia: Usap - Rongent dada
rongent nasofarings - usap dari
dada nasofarings

Jika hasil positif:


Lakukan Respon
KLB

Respons Respons Respons


Tatalaksana Pelaporan dgn Kesehatan
Kasus menggunakan Masyarakat
standar
pelaporan KLB

* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus


(dalam kotak warna merah)

24
RESPONS KLB PERTUSIS

RESPONS KLB
PENYAKIT PERTUSIS

Respons sistem
Respons Respons
pelaporan:
tatalaksana Kesehatan
W1
kasus: Masyarakat:
Hasil pemeriksaan
Lakukan Penyelidikan
penunjang/lab
pengobatan epidemiologi
spesifik.dengan (format PE
antibiotic Umum) dan
eritromicin mencari kontak
terhadap Lakukan karantina
penderita dan terhadap kontak
kontak dekat yang tidak
selama 5-14 hari mendapatkan
Lakukan imunisasi DPT
desinfeksi selama 21 hari
serentak dengan usia < 12
terhadap bulan.
discharge (cairan) Memberikan
hidung dan penyuluhan
tenggorok serta tentang
barang yang pentingnya
dipakai penderita. imunisasi DPT

25
RESPONS KLB DIFTERI

RESPONS KLB
PENYAKIT DIFTERI

Respons Respons sistem


pelaporan: Respons Kesehatan
tatalaksana
Masyarakat:
kasus: W1
Pengobatan kasus Hasil pemeriksaan Penyelidikan
Memutus rantai epidemiologi
penunjang/lab
penularan Penatalaksanaan
Kontak untuk
Pengambilan usap
nasofarings dan
profilaksis
KIE (Komunikasi,
Informasi, Edukasi)
ke masyarakat
Upaya peningkatan
cakupan imunisasi
(<7 tahun DT dan
>7 tahun dT)
melalui sweeping
Meningkatkan
imunisasi DPT rutin.

26
Formulir PE KLB Difteri

Formulir Wawancara Kasus Dirawat Untuk Penegakan Diagnosis


KLB Difteri

Puskesmas/RS :
Kabupaten/Kota :
Tanggal Wawancara :

Tgl Mulai Diare


Umur

Penemuan lab

St. pulang
Alamat

Sex

St. rawat
Gejala obat
Nama Penderita
Tgl. Berobat

Bull Neck
Membrane
Demam

Parau

Kontak
Lokas, Desa, Keca
matan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Catatan : Setidak-tidaknya ditanyakan pada 25 penderita rawat jalan, rawat inap atau ke rumah di lokasi KLB difteri. Apabila terdapat keragu-raguan dapat ditanyakan pada
beberapa lokasi dan ditambahkan beberapa gejala lain yang diperlukan.

27
RESPONS KLB TERSANGKA FLU BURUNG

RESPONS KLB
TERSANGKA FLU BURUNG PADA
MANUSIA

Respons Respons sistem Respons Kesehatan


tatalaksana pelaporan: Masyarakat:
kasus: W1 Penyelidikan
Berikan tamiflu Hasil pemeriksaan epidemiologi
sesuai dosis penunjang/lab Melakukan
Lakukan Rujukan pengamatan
pasien ke RS kontak kasus dan
Rujukan Flu kontak unggas
Burung positif AI selama
14 hari sejak
kontak terakhir
terhadap adanya
gejala ILI
(Influenza Like
Illness), Bila ada
gejala ILI beri
tamiflu, ambil
specimen dan
rujuk ke RS
Melakukan
Koordinasi
dengan petugas
peternakan.
Melakukan Upaya
penyuluhan
kepada
masyarakat
tentang cara
pencegahan Flu
Burung.

28
Formulir
Penyelidikan Epidemiologi
Kasus Flu Burung pada manusia

Nama Pelapor : ____________________


Pekerjaan Pelapor : ________________
Tanggal laporan : ___________________

I. Identitas Penderita
No. Epid :

1. Nama : ___________________ Nama Orang Tua/KK___________________


2. Jenis Kelamin : L/P
3. Tgl. Lahir : __/__/___, Umur :__ th, __ bl
4. Tempat Tinggal Saat ini (alamat lengkap) :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman)__________________________
Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : _______________
Kabupaten/Kota : ____________, Provinsi : _____________, Tel/HP : _____
5. Pekerjaan : [1] RS/Klinik [3] Veterinarian [5] Peternak babi
[2] Laboratorium [4] Peternak unggas [6] Pasar unggas/babi
[7] Lain : _________________________________________________
6. Alamat Tempat Kerja : _______________________________________________
7. Saudara dekat yang dapat dihubungi : __________________Tel/HP :__________

II. Riwayat Sakit


Tanggal mulai sakit (demam) : ___/___/200__
Gejala dan Tanda Sakit serta Hasil Pemeriksaan Lain
Tdk Tgl mulai Tdk Tgl mulai
Gejala Ya Tdk
tahu Gejala Ya Tdk
tahu
Demam >38oC Rash
Sakit
Sesak nafas/nafas pendek
Tenggorokan
Pilek Muntah
Mata Merah Diare
Gambaran Foto Thorax
Sakit kepala
pneumonia atipikal
Batuk Lekopenia ( < 5000)
Gejala lain : ________________________________

29
Perjalanan Penyakit
(waktu timbulnya gejala dan tanda sakit, pemeriksaan pendukung dan pengobatan ke RS/Klinik)

28/12 30/12 2/1 4/1 6/1 8/1

unggas mati di Batuk, ke Sesak, rontgen


rumah, dibuang puskesmas. pneumonia Meninggal
WD/susp FB, dunia
mulai demam, beri tamiflu, Makin berat,
ke bidan rujuk RS gagal nafas
rujukan AI

III. Pengambilan Spesimen


1. Apakah spesimen diambil ? Ya / Tidak
2. Jika ya, kapan dan di mana diambilnya?
3. Apa jenis spesimennya?
4. Ke mana spesimen dikirim dan kapan ?

IV. Pemberian Obat antivirus

1. Apakah pasien diberikan oseltamivir ?


2. Jika ya, kapan diberikan ?

V. Riwayat Kontak/paparan

Jika ya, keterangan


kapan
Dalam 7 hari terakhir sebelum sakit apakah Tdk
Ya Tdk kontak
penderita pernah : tahu
terakhir
(tgl/bln/thn)
Memegang unggas sakit/mati
Berkunjung ke / tinggal di daerah yang terjadi

kematian unggas/ positif AI unggas
Berkunjung ke tempat penjualan ayam/unggas

di pasar
Kontak dengan penderita FB konfirmasi
Kontak dengan penderita penyakit pernafasan

yang tidak jelas penyebabnya
Lain-lain......................................................

Catt : berikan tanda pada

30
IV. Pelacakan/Identifikasi kontak

Kontak yang dilacak adalah semua orang yang kontak dengan kasus ( 1 m) sejak satu hari sebelum
kasus sakit. (Kontak meliputi kontak serumah, sepermainan, sekerja, tenaga kesehatan yang merawat
dll)

Jenis
kontak
Nama / Jenis Kelamin/umur Alamat (hubungan Tgl kontak terakhir Kondisi kesehatan
dengan
kasus)

VII. Klasifikasi kasus final

1. Konfirmasi
2. Probabel
3. Bukan Flu Burung

Tanggal penyelidikan epidemiologi : __________________

Tim Penyelidikan : _______________________

31
Formulir
Penyelidikan Epidemiologi
Ke Lokasi Kejadian AI Unggas/hewan tertular lainnya

1. Tanggal laporan/informasi diterima : ____________________


2. Informasi berasal dari : ____________________
3. Tanggal penyelidikan epidemiologi : _______________

Lokasi Kejadian
1. Alamat : ________________________________________________________
2. Kabupaten/Kota : _________________ 3. Provinsi : ______________________
4. Tanggal kejadian : awal ___/___/200__ akhir ___/___/200__
5. Jenis hewan yang tertular :

Data Epidemiologi Lingkungan (denah lokasi)

Daftar Kontak / Orang berisiko tinggi :

No Nama L/P Umur (tahun) Keterangan (gejala ILI)

32
RESPONS KLB PNEUMONIA

RESPONS KLB
PENYAKIT PNEUMONIA

Respons Respons sistem Respons Kesehatan


tatalaksana pelaporan: Masyarakat:
kasus: W1 Penyelidikan
Lakukan pemberian Hasil pemeriksaan epidemiologi
antibiotic spesifik penunjang/lab (menggunakan format PE
pada penderita. Umum)
Penatalaksanaan Surveilans Intensif
kontak untuk KIE meliputi:
profilaksis Pendidikan kesehatan
Isolasi penderita di pribadi yang baik, terutama
rumah atau di dalam mencuci tangan
pelayanan kesehatan. Pendidikan etika batuk
Pemberian obat (menutup mulut saat batuk)
simtomatik Pendidikan di awal
pengenalan gejala-gejala
dan infeksi/peradangan dan
untuk mencari perawatan
lebih dini ke fasilitas
perawatan kesehatan.

33
ALGORITMA DEMAM
DEMAM
DEMAM
DEMAM

Dengue DHF (DBD) Tifoid


Fever Demam tinggi Malaria
Demam 2-7 Demam yg
Demam yg >38C Tersangka Demam >
hari ditandai tdk
berlangsung berlangsung 3 Flu Burung*: 37,5C
dgn diketahui
2-7 hari hari atau lebih panas >38C, disertai
manifestasi sebabnya:
ditandai dg yg ditandai dg dan ada mengigil,
perdarahan Demam
nyeri sendi, sakit kepala, riwayat berkeringat,
seperti uji >38oC,
nyeri bradikardi kontak sakit kepala
tourniquet berlangusng
retroorbital, relatif, malaise dengan dengan RDT
positif, dalam 48 jam
sakit kepala, (rasa tdk enak unggas (Rapid
ptekie, terakhir,
kemerahan badan), sakit/mati Diagnostic
perdarahan (belum dapat
pd badan anoreksia mendadak. Test) dan
pd gusi, dan digolongkan
(ruam) (penurunan atau
epistaksis kedalam
nafsu makan), pemeriksaan
atau penyakit)
kadang disertai Mikroskopis
mimisan.
sembelit atau
diare

Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA

Ambil Spesimen sesuai SOP

Dengue Fever/DHF: Tifoid: Avian Influenza: Malaria: Demam yg tdk


Periksa Darah Lengkap Widal, Rongent dada RDT, diketahui
(Trombosit & Serologi, usap dari Mikroskopis sebabnya:
Hematokrit), Kultur Darah nasofarings Pemeriksaan
Tes Serolgi laboratorium lebih
luas

Jika hasil positif,


Lakukan Respon KLB

Respons Respons Pelaporan Respons Kesehatan


Tatalaksana Kasus dgn menggunakan Masyarakat
standar pelaporan
KLB

Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam


kotak warna merah)

34
RESPONS KLB DEMAM DENGUE DAN
DEMAM BERDARAH DENGUE

RESPONS KLB
PENYAKIT DEMAM DENGUE
DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Respons sistem
Respons pelaporan: Respons Kesehatan
tatalaksana W1 Masyarakat
kasus: Hasil pemeriksaan Penyelidikan
Beri minum yang penunjang/lab Epidemiologi
banyak, kompres, Surveilans intensif
antipiretik Ambil specimen
golongan dari sebagian
parasetamol. kasus untuk
Rujuk ke Rumah konfirmasi Lab
Sakit bila panas serologi
tidak turun dalam Membentuk posko
2 hari atau pengobatan di
keadaan tambah lapangan
memburuk. Melakukan
pemberantasan
vektor (PSN,
Foging,
Larvasidasi)
KIE

35
FORMAT PE KLB DEMAM BERDARAH DENGUE
Tanggal Penyelidikan : Pukul :
IDENTITAS KEPALA KELUARGA
1. Nama :
2. Umur : Th L/P
3. Alamat :
RT : RW : Kel :
Kec. : Kab./Kota :
4. Pekerjaan :
Alamat Pekerjaan :
5. Hubungan dengan penderita :
(diisi bila responden adalah orang-orang kontak)
a. Hubungan sedarah serumah (orang tua, anak, saudara, bukan saudara)
b. Hubungan tidak serumah (tetangga, teman kantor, teman sekolah, lainnya sebutkan ,

IDENTITIAS PENDERITA
1. Nama :
2. Umur : Th L/P
3. Pekerjaan/sekolah :
4. Alamat Pekerjaan/sekolah :

C. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan / gejala utama yang muncul :
2. Kapan mulai muncul (tgl / jam) :
3. Apa yang dilakukan saat timbul gejala pertama kali ? Sebutkan
a. .
b. .
c. .
4. Gejala lain yang timbul :
No Gejala Kapan Kondisi
No (baik/tetap/kurang)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
5. Saat sekarang ini sedang menderita sakit lain (yang sudah didiagnosis oleh tenaga
medis) ?
a. Ya b. Tidak
Bila Ya, sebutkan :
6. Apakah ada anggota serumah juga menderita gejala serupa (tersangka DBD) ?
a. Ada b. Tidak
(Bila ada, lakukan pelacakan dengan form ini)

36
C. SPESIMEN DIPERIKSA
No Jenis Sampel diperiksa Hasil Laboratorium Keterangan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
* Ambil darah dari ujung jari teteskan ke paper disc hingga penuh.

D. PEMERIKSAAN JENTIK
No Tempat Pemeriksaan Jentik Hasil Pemeriksaan Keterangan
Dalam Luar
Rumah Rumah

1..
2.
3.
4.
5.
6.
7.

E. PENGOBATAN DAN KONDISI TERAKHIR


1. Perawatan yang diberikan :
a. ..
b. ..
c. ..
d. ..
2. Keadaan penderita saat ini :
a. Sembuh
b. Meninggal, tanggal
c. Tetap

37
RESPONS KLB MALARIA

RESPONS KLB
PENYAKIT MALARIA

Respons Respons sistem


pelaporan: Respons
tatalaksana Kesehatan
kasus: W1
Hasil pemeriksaan Masyarakat
Lakukan Penyelidikan
pengobatan penunjang/lab
Epidemiologi
menggunakan ACT Melakukan
(Artemicin pemberantasan
Combination vektor meliputi :
Theraphy) Distribusi
Pengobatan Kelambu
simtomatik berinsektisid
Rujuk ke RS apabila a
diperlukan Penyemprota
pengobatan lebih n rumah
lanjut. dengan
insektisida
Larviciding.
Penyuluhan
Kesehatan
Masyarakat
Mass Blood Survey
(80% penduduk
diperiksa darahnya)

38
Form PE KLB Malaria

FORM PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA MALARIA

Provinsi : Kab./Kota :
Kecamatan ; Puskesmas :
Desa : Dusun/RT :

I. IDENTITAS
Nama : Umur : Sex :
Alamat : Pekerjaan

II. IDENTIFIKASI PENYAKIT


1. Gejala umum yang dirasakan /teramati :
a. Demam b. Nyeri Kepala c. muntah
d. Menggigil e. Mual
2. Tanggal mulai sakit/timbul gejala :
3. Apakah ada komplikasi yang menyertai : Ya / Tidak, apa ..

III. RIWAYAT PENGOBATAN


1. Kapan mendapatkan pengobatan pertama kali :
2. Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali : ..
3. Obat yang sudah diberikan : ..

IV. RIWAYAT KONTAK


1. Apakah di rumah/sekitar rumah ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Ya /
Tidak, Kapan .
2. Apakah di tempat kerja/sekitar tempat kerja ada yang sakit seperti yang dialami
sekarang ? Ya /Tidak, Kapan
3. Apakah setiap malam keluar malam tanpa menggunakan pakaian untuk menutupi tubuh
: Ya / tidak
4. Apakah pekerjaanya setiap hari melakukan perjalanan di hutan : Ya / Tidak

V. VEKTOR
1. Apakah lokasi KLB merupakan daerah pantai atau pegunungan ?
2. Vektor apakah yang sudah ditemukan ?

V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
1. Sediaan yang diambil : darah vena , Hasil Lab : + / -

Tanggal Penyelidikan :

39
REPONS KLB
DEMAM DAN KLASTER PENYAKIT YANG TAK
DIKETAHUI
PENYEBABNYA

RESPONS KLB
DEMAM DAN KLASTER PENYAKIT YANG
TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA

Respons sistem
Respons pelaporan: Respons Kesehatan
tatalaksana
W1 Masyarakat
kasus:
Hasil pemeriksaan Penyelidikan
Lakukan identifikasi
penunjang/lab Epidemiologi
gejala atau sindrom (gunakan format PE
yang terjadi Umum)
Lakukan identifikasi Melakukan kerjasama
periode awal dengan unit
timbulnya gejala pelayanan
sampai menimbulkan kesehatan
kematian untuk ( Puskesmas,
mengetahui perkiraan Rumash Sakit,
masa inkubasi dari Laboratorium )
suatu penyakit terhadap
Lakukan pengambilan kemungkinan
sample dan ditemukannya
pemeriksaan kasus dengan
laboratorium gejala yang sama
berdasarkan gejala dengan penyakit
yang terjadi yang sedang
Melakukan
penyuluhan kepada
masyarakat tentang
bagaimana
menyikapi apabila
ada keluarga atau
masyarakat yang
mengalami gejala
penyakit yang sama
dengan yang
dialami oleh
sekelompok
masyarakat
Melakukan
penyuluhan tentang
upaya pencegahan
yang harus
dilakukan

40
41
ALGORITMA SINDROM JAUNDIS AKUT

Sindrom Jaundis Akut:


Penyakit yg timbul secara mendadak (< 14
hari) ditandai dgn kulit dan sclera berwarna
kuning dan urine berwarna gelap

Catat dan kirim laporan ke kabupaten/kota

Hepatitis Leptospirosis Dengue Malaria


A, B, C, D, E

Sampel yang diambil

Darah lengkap
Serum Blood cultures atau
Urine Darah hapusan
Serum Serum darah
RDT

Upaya Pengendalian
Hepatitis A and E:
Hygiene perorangan Kelambu bagi
KIE ke Pemolesan
Desinfektan seluruh pasien
masyarakat Kelambu bagi
Cuci tangan ketat Pengendalian
tentang sumber seluruh pasien
Pengendalian limbah nyamuk
dan Pengendalian
cair Menghilangkan
pencegahan, dll nyamuk
Sumber air bersih tempat
Hindari kontak Menghilangkan
Menghindari makanan perindukan
kulit dengan air tempat
laut yang nyamuk
banjir, mencuci perindukan
terkontaminasi PSN
semua nyamuk
Sanitasi makanan (Pemberantasa
makanan dgn PSN
Sanitasi lingkunagan n sarang
bersih. Fogging
nyamuk)
KIE Kesmas Larvasiding
Hepatitis B and C: Abatisasi
Pengendalian Surveilans aktif
Melakukan praktek PJB
tikus
secara steril di (Pemeriksaan
APD bagi
puskesmas Jentik Berkala)
pekerja
Sterilisasi alat dan
beresiko
bahan
Promosi Kondom
Mencegah
penggunaan alat
pribadi orang lain
secara bersama
seperti sikat gigi,
maupun alat cukur.
Sreening darah donor

42
ALGORITMA ANTRAX
ANTRAX
(1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)
Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari vesikel
berisi cairan kemerahan, haemoragik, menjadi jaringan nekrotik, ulsera
ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonik), demam, sakit kepala
dan pembengkakan kelenjar limfe regional
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)
Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam,
konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis,
pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras,
asites dan oedem scrotum, melena.
(3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax)
Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis.
Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan
respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan,
detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi
2-3 hari setelah gejala klinis timbul.

Catat dan Kirim ke DINKES


KABUPATEN/KOTA

Ambil Spesimen:
swab lesi dikulit

Jika hasil positif,


Lakukan Respon KLB

Respons Respons Respons


Tatalaksana Kasus Pelaporan dgn Kesehatan
sesuai SOP menggunakan Masyarakat
standar pelaporan
KLB

43
RESPONS KLB ANTRAX

RESPONS KLB
ANTRAK

Respons sistem
Respons pelaporan: Respons Kesehatan
tatalaksana W1 Masyarakat:
kasus: Hasil pemeriksaan Dan mencegah
Pengambilan penunjang/lab pencemaran
sample (jaringan
lingkungan oleh spora
mati, tinja)
antraks
Kirim sample ke
Penyelidikan
laboratorium
Epidemiologi dan
Lakukan
koordinasi dengan
pengobatan
dinas peternakan
terhadap pasien
Surveilans Intensif dan
Lakukan
membawa penderita
tatalaksana
kasus baru ke RS
pencegahan
terdekat
dengan
Penyuluhan
memutuskan rantai
masyarakat tentang
penularan hewan
Antraks dan upaya
/tanah tercemar ke
penanggulangannya,
manusia
meliputi
Rujuk pasien ke RS
Konsultasi dengan
apabila diperlukan
petugas kesehatan
penanganan lebih
bila memandikan
lanjut.
tubuh penderita yang
meninggal
Hewan harus
disembelih di rumah
potong hewan
Tidak boleh memotong
dan mengkonsumsi
daging hewan yang
sakit

44
Format PE KLB Antraks

Provinsi : Kab./Kota: Puskesmas:


Desa :
I. IDENTITAS
Nama : Umur : Sex :
Alamat :
Pekerjaan :
II. IDENTIFIKASI PENYAKIT
1. Gejala umum yang dirasakan/teramati:
a. Demam b. Sakit Kepala
c. Muntah-muntah, bila Ya, apa disertai darah : Ya / Tidak
d. Sakit Perut, bila Ya apa disertai darah : Ya /Tidak
2. Gejala Kulit:
a. kulit kemerahan, mulai kapan :

b. gatal-gatal, mulai kapan :

c. Pembengkakan kulit, mulai kapan :

d. Pada pembengkakan ada cairan : Ya / Tidak


e. Apa terdapat jaringan nekrotik pada luka: Ya / Tidak
f. Apa ada rasa nyeri: Ya / Tidak
g. Lokasi perlukaan di :

3. Gejala Pernafasan
a. Sesak nafas: Ya / Tidak
b. Batuk-Batuk, apa disertai darah Ya / Tidak
c. Detak jantung lebih cepat Ya / Tidak
4. Gejala Fisik:
a. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak Ya / Tidak
b. Nyeri Tekan perut: Ya / Tidak
c. Pembesaran Hati: Ya / Tidak
Kondisi penderita saat dilakukan wawancara:

III. RIWAYAT PENGOBATAN


1. Kapan mendapatkan pengobatan pertama kali :
2. Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali :
3. Obat yang sudah diberikat:

45
IV. RIWAYAT KONTAK
1. Apakah pernah kontak dengan hewan (kambing) :
- Memelihara: Ya / Tidak
- Memegang: Ya / Tidak
- Menyembelih: Ya / Tidak
- Makan : Ya / Tidak Kapan : Yang dimakan:

Dimana makan :
Kondisi hewan dimakan : Sehat / Sakit / Tdk Tahu
Kalau kondisi hewan sakit, sebutkan tanda-tandanya :

V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
1. Sediaan yang diambil : kulit / rectal swab / dahak / darah vena /eksudat vesicle

2. Hasil pemeriksaan Laboratorium


- Kulit :
- rectal swab :
- darah vena :
- eksudat vesicle :

Tanggal Penyelidikan :

Pelaksana:

46
ALGORITMA KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR
RABIES
KASUS GIGITAN HEWAN:
Adalah kasus digitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet,
Kelelawar) yang dapat menularkan rabies pada manusia .
ATAU
Kasus dengan gejala Studium Prodromal (demam, mual,
malaise/lemas), atau kasus dengan gejala Studium Sensoris (rasa
nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka,
cemas dan reaksi berlebihan terhadap ransangan sensorik)

Catat dan Kirim


ke EWARS

Lakukan Respon
KLB

Respons Respons Respons


Tatalaksana Kasus: Pelaporan dgn Kesehatan
Lakukan pencucian menggunakan Masyarakat:
dgn standar Penyelidikan
menggunakan pelaporan KLB: Epidemiologi
sabun dgn air W1 Koordinasi dengan
mengalir selama Dinas Peternakan
10-15 menit KIE (Komunikasi,
Lakukan vaksinasi Edukasi dan
anti rabies segera Informasi)
setelah gigitan Penyuluhan
atau pemberian pentingnya
serum anti rabies vaksinasi hewan
tergantung lokasi peliharaan.
dan tingkat resiko Memberikan
tinggi vaksinasi pada
Obsevasi hewan peliharaan.
hewannya 10-14 Mengkandangkan
hari untuk hewan peliharaan
memastikan
hewan rabies
atau tidak. Jika
hewannya mati
maka kuat diduga
hewan rabies

47
Format PE KLB RABIES

Provinsi : Kab./Kota :
Kecamatan ; Puskesmas :
Desa : Dusun/RT :
I. IDENTITAS
Nama : Umur : Sex :
Alamat : Pekerjaan:

II. IDENTIFIKASI PENYAKIT


Gejala yang timbul
a. Berkeringat banyak b. Sulit Menelan c. Peka pada sinar
d. Peka pada suara e. Air liur berlebihan f. Takut pada air
g. Air mata berlebihan h. Kejang-Kejang i. Nyeri tekan sekitar
luka
1. Apakah pernah digigit hewan/anjing : Ya / Tidak, Kapan :
2. Hewan apa yang menggigit : Anjing/ Kucing/Kera/
3. Lokasi gigitan di : Muka/Telinga/Leher/Tangan-
Kaki/Perut/Pantat
4 Bagaimana tipe luka gigitan : Sayatan/cakar/parut/tembus
5. Riwayat gigitan : tiba-tiba/memegang/mengganggu//galak
6. Setelah menggigit apakah hewan tersebiut di bunuh : Ya / Tidak, kalo tidak diapakan ?

III. RIWAYAT PENGOBATAN


1. Bagaimana merawat luka : dicuci dgn air/air&sabun/yodium tintur/antiseptik
lain
2. Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali :
3. Obat yang sudah diberikan:
4. Apakah penderita diberikan VAR ? Ya / Tidak, berapa kali diberikan suntikan VAR :

5. Bagaimana kondisi pasien setelah mendapatkan suntikan VAR : sembuh/mati/tidak tahu

IV. RIWAYAT KONTAK


1. Apakah di rumah/sekitar rumah banyak orang yang digigit oleh hewan yang sama ? Ya /
Tidak,
Kapan
2. Apakah hanya ada 1 hewan yang menggigit orang di lokasi kejadian ? Ya /Tidak,
Kalau lebih berapa

V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
1. Sediaan yang diambil : Otak hewan tersangka , Hasil Lab : + / -

48
Tanggal Penyelidikan :

49
ALGORITMA KLUSTER PENYAKIT YANG TIDAK
DIKETAHUI PENYEBABNYA

KLUSTER PENYAKIT YANG TIDAK DIKETAHUI


Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala
sama di dalam satu kelompok masyarakat/ desa dalam satu
periode waktu yang sama, yang tidak dapat dimasukan ke
dalam definisi kasus penyakit yang lain.

Catat dan Kirim ke DINKES


KABUPATEN/KOTA

Ambil Spesimen
sesuai dengan
gejala

Lakukan Respon KLB

Respon Respon Pelaporan Respon


Tatalaksana Kasus dgn Kesehatan
sesuai SOP menggunakan Masyarakat
standar pelaporan
KLB

50
REPON KLB
DEMAM DAN KLASTER PENYAKIT YANG TAK
DIKETAHUI
PENYEBABNYA

RESPON KLB
DEMAM DAN KLASTER PENYAKIT YANG
TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA

Respon sistem
Respon pelaporan: Respon Kesehatan
tatalaksana Masyarakat
W1
kasus: Penyelidikan
Lakukan identifikasi Hasil pemeriksaan
penunjang/lab Epidemiologi
gejala atau sindrom (gunakan format PE
yang terjadi Umum)
Lakukan identifikasi Melakukan kerjasama
periode awal dengan unit
timbulnya gejala pelayanan
sampai menimbulkan kesehatan
kematian untuk ( Puskesmas,
mengetahui perkiraan Rumash Sakit,
masa inkubasi dari Laboratorium )
suatu penyakit terhadap
Lakukan pengambilan kemungkinan
sample dan ditemukannya
pemeriksaan kasus dengan
laboratorium gejala yang sama
berdasarkan gejala dengan penyakit
yang terjadi yang sedang
Melakukan
penyuluhan kepada
masyarakat tentang
bagaimana
menyikapi apabila
ada keluarga atau
masyarakat yang
mengalami gejala
penyakit yang sama
dengan yang
dialami oleh
sekelompok
masyarakat
Melakukan
penyuluhan tentang
upaya pencegahan
yang harus
dilakukan

51
Kontributor:

Dr. Andi Muhadir, MPH


Dr. Hari Santoso, SKM, M.Epid
Frank Mahoney (CDC-Atlanta)
Augusto Pinto (WHO-SEARO)
Gina Samaan (WHO-INDONESIA)
Prasetyo Wicaksono (WHO-INDONESIA)
Edy Purwanto, SKM, MKES
Dr. Iqbal Djakaria
Dr. Mieke Vennyta
Viviyanti Sidi, SKM
Dr. Nani Rizkiyati, M.Kes
Dr. Darmawali Handoko
Sukman Didi, SKM, M.Kes
Dr. Elvieda Sariwati
Dr. Soitawati
Subdit Malaria
Subdit Arbovirosis
Subdit ISPA
Subdit Zoonosis
Subdit Diare
Dinas Kesehatan Propinsi Lampung
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-propinsi Lampung

52

Anda mungkin juga menyukai