Anda di halaman 1dari 2

NAMA ADI SASMITO

NIM 14.641.0228

BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI KHUSUSNYA PADA MEA

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dicapai karena
setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini
akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Percepatan tersebut,
mulai dari melakukan pembenahan internal kondisi perekonomian disuatu negara bahkan
sampai melakukan kerjasama internasional dalam segala bidang untuk dapat memberikan
kontribusi positif demi percepatan pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu
pengetahuan dan teknologi, faktor budaya dan faktor daya modal.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) adalah proyek
yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan
stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara
ASEAN yang kuat. Terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam hal tertentu
bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Diberlakukannya pasar tunggal di Asia Tenggara dengan
kurang lebih 600 juta penduduk di dalamnya itu memungkinkan berbagai segi peluang
kehidupan di Asia Tenggara bisa dikembangkan lebih optimal. ASEAN yang bersepakat untuk
pengintegrasian kerja sama ekonomi ASEAN dalam pasar tunggal itu dalam kenyataannya
mempunyai perbedaan yang tajam dalam latar budaya politik maupun kebudayaan. Misalnya
Vietnam yang tidak phobia dan tidak alergi dengan kosa kota dan atribut komunis itu barangkali
bisa mencairkan phobia komunisme di Asia Tenggara, lalu Malaysia dengan kebudayaan Islam
dan Melayu, Philipina dengan kekatolikannya dan Thailand dengan kebudhaannya. Semua
perbedaan ini bisa dicairkan dalam rangka titik temu pencapaian ekonomi maju atas nama
komunitas Asia Tenggara. Sesuatu yang mungkin tetapi dengan tanda tanya besar.

Walau begitu kita selalu melihat dalam sejarah bagaimana penyatuan dan usaha bersatu di
Asia Tenggara selalu diusahakan. Dalam kerangka itu bahkan menghasilkan bahasa pergaulan
(lingua franca) yang sederhana untuk saling berhubungan, saling mengerti, pun menyebarkan
kerohanian yang bagi kita, Bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa pergaulan itu kemudian
menjadi bahasa nasional kita: Bahasa Indonesia.

Di dalam MEA, Bahasa Indonesia yang egaliter, indah, mudah dan sederhana itu
menemukan tantangan untuk hidup dan berkembang. Setiap pekerja dan pelajar Indonesia bisa
menjadi utusan dari keindahan Bahasa Indonesia dan setiap orang asing yang bekerja di
Indonesia berpeluang memahami Bahasa dan Sastra Indonesia. Dengan begitu Bahasa Indonesia
bisa menjadi bahasa persatuan komunitas Asia Tenggara.

Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas penting bagi bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia juga merupakan tonggak penting eksistensi bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia pula
lah yang mempersatukan beragam etnis dengan berbagai bahasa di Indonesia. Dan pada era
MEA dimana Negara-negara anggota ASEAN akan melakukan sistem pasar bebas yang artinya
Bahasa internasional akan diterapkan untuk komunikasi antar bangsa lain. Dan sudah kita
ketahui bahasa Internasional yang digunakan adalah bahasa Inggris. Hal ini membutuhkan
perhatian khusus bagi bangsa dalam menghadapinya. Karena bisa jadi bahasa Indonesia akan
terancam eksistensinya, karena era MEA.

Menjaga eksistensi bahasa Indonesia di era MEA sudah menjadi tanggung jawab bersama
bagi bangsa Indonesia. Jika pada era MEA nanti kita diharapkan dapat menguasai bahasa Inggris
dan dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Namun yang harus kita ketahui
bahwa bahasa Indonesia tetaplah identitas kita bangsa Indonesia yang harus tetap dijaga
keasliannya. Karena sebagian besar bangsa anggota ASEAN masih meruapakan rupun bahasa
Melayu, tidak menutup kemungkinan pula jika nantinya bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi antar bangsa-bangsa di era MEA.

Anda mungkin juga menyukai