Anda di halaman 1dari 9

Tegangan Sinusoida.

Tegangan yang disalurkan oleh PLN kepada pelanggan pada dasarnya

berbentuk gelombang sinusoida, yang akan berubah pada perioda yang tetap.

Gelombang sinusoida bisa berbentuk gelombang fungsi sinus atau gelombang fungsi

kosinus. Kedua gelombang tersebut pada dasarnya identik, hanya saja memiliki

perbedaan sudut sebesar 900.

Model matematis gelombang sinusoida.

Sebuah tegangan sinusoida berbentuk fungsi sinus memiliki persamaan

matematis sbb:

V(t) = Vmax sin (wt + q)

Dimana:

Vmax = amplitude maksimum dari tegangan.

w = kecepatan sudut dalam radian per detik (rad/s).

wt = argument dari gelombang sinusoida

q = Sudut fasa.

Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka gambar1 merupakan bentuk

tegangan sinusoida fungsi sinus dengan sudut fasa q = 0


Gambar1. Bentuk Gelombang Sinuisoda fungsi Sinus

Sumbu X merupakan variable derajat atau waktu, sedangkan sumbu Y mewakili

amplitude dari tegangan sinusoida. Dari grafik tersebut, terdapat beberapa parameter

yang harus anda pahami.

1. Tegangan Maksimum (Vmax).

Adalah amplituda tertinggi dari suatu gelombang sinusoida. Dalam satu siklus

gelombang, terdapat 2 buah tegangan maksimum, yaitu Vmax dan Vmax.

Vmax adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi positif.

Vmax adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi negative.

Tegangan maksimum atau tegangan puncak sangat berpengaruh dalam menentukan

besarnya tegangan efektif dari sumber tegangan bolak-balik. Semakin besar

amplitude tegangan, maka tegangan efektifnya akan semakin tinggi.

Gambar2 merupakan contoh dari 3 buah gelombang sinusoida dengan frekuensi dan

fasa yang sama, tetapi berbeda amplitude, yaitu 1 volt, 3 volt dan 5volt.
Gambar2. 3 Buah Gelombang dengan perbedaan fasa 90

Tegangan Efektif (Vrms).

Istilah tegangan efektif atau tegangan RMS muncul karena tegangan dan arus

rata-rata tidak banyak membantu dalam perhitungan daya dan energy tegangan bolak-

balik AC.

Seperti dibahas pada materi sebelumnya tentang menghitung nilai rata-rata,

ternyata nilai rata-rata fungsi sinusoida adalah nol. Hal ini tentu saja tidak banyak

membantu kita dalam menghitung besarnya daya yang digunakan pada kurun waktu

tertentu. Untuk membantu memecahkan masalah tersebut, maka diperkenalkan istilah

tegangan efektif atau tegangan RMS.

Tegangan efektif atau tegangan RMS adalah besarnya tegangan AC bolak-

balik yang memiliki dampak yang sama dengan tegangan DC ketika mensuplai suatu

beban. Sebagai contoh, sebuah tegangan baterai 5 volt mencatu lampu pijar. Untuk
bisa menghasilkan daya yang sama tersebut, maka besarnya tegangan AC yang harus

disalurkan adalah sebesar 5V rms.

Hubungan Antara tegangan puncak dan tegangan efektif.

Seperti yang telah dibahas pada materi menghitung tegangan efektif, maka

hubungan antara tegangan maksimum atau tegangan puncak dan tegangan efektif

adalah:

Vmax = 2 Vrms

Vmax = 1.414 Vrms

Pada contoh diatas, jika Vrms adalah 5Volt, maka tegangan maksimumnya adalah:

Vmax = 1.414 * 5 = 7.07V.

Dengan demikian, untuk bisa memberikan dampak yang sama dengan tegangan DC

5Vdc, maka beban harus disuplai dengan tegangan AC yang memiliki tegangan

maksimum Vmax= 7.07Vac

Gambar3 adalah contoh dari 3 buah gelombang dengan tegangan puncak dan

tegangan RMS yang berbeda-beda.


Gambar3. 3 Buah Gelombang dengan Tegangan puncak dan tegangan efektif yang
berbeda-beda

Frekuensi, Perioda dan Kecepatan Sudut.

Frekuensi (f).

Frekuensi adalah banyaknya gelombang penuh dalam 1 detik. Semakin

banyak gelombang penuh yang terbentuk dalam 1 detik, maka frekuensinya semakin

tinggi. Satuan dari frekuensi adalah Hertz.

Sebagai contoh, Jaringan PLN memiliki frekuensi 50 Hertz, artinya dalam

satu detik terbentuk 50 buah gelombang penuh.

Perioda (T).

Perioda adalah waktu yang dibutuhkan untuk membentuk satu buah

gelombang penuh. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan dalam membuat sebuah
gelombang, maka semakin banyak gelombang yang terbentuk dalam satu detik.

Satuan dari perioda adalah detik.

Hubungan Frekuensi dan Perioda.

Semakin besar frekuensi suatu gelombang, maka waktu yang dibutuhkan

untuk membentuk satu buah gelombang semakin kecil. Dengan demikian, hubungan

frekuensi dan perioda adalah:

F = 1/T

Kecepatan Sudut (w).

Kecepatan sudut adalah kecepatan suatu gelombang untuk melakukan suatu

putaran dalam 1 detik. Satuan dari kecepatan sudut adalah radian per detik.

Kecepatan sudut berkaitan secara langsung dengan frekuensi gelombang. Semakin

tinggi kecepatan suatu gelombang, maka semakin besar frekuensinya. Dengan kata

lain, semakin banyak gelombang penuh yang terbentuk dalam satu detik. Semakin

banyak gelombang penuh yang terbentuk dalam satu detik, semakin sedikit waktu

yang dibutuhkan untuk membuat satu gelombang penuh.

Hubungan Kecepatan sudut, frekuensi dan perioda.

w = 2f

w = 2/T

Sudut Fasa.
Sudut fasa digunakan untuk menggambarkan pergeseran sudut suatu gelombang.

Sudut fasa sangat berpengaruh terhadap tegangan nilai tegangan sesaat dan faktor

daya.

Jika terjadi pergeseran sudut, sudut fasa bisa bernilai positif ataupun negatif.

Sudut fasa bernilai negative mengandung arti bahwa gelombang tertinggal (lagging).

Sudut fasa bernilai positif mengandung arti bahwa gelombang mendahului (leading).

Gambar dibawah ini menunjukan bentuk 3 buah gelombang yang memiliki sudut fasa

berbeda. Gelombang pertama memiliki sudut fasa 0 dengan persamaan X = sin (wt +

00), gelombang kedua memiliki sudut fasa positif 90 derajat dengan persamaan Y =

sin (wt + 900) dan gelombang ketiga memiliki sudut fasa negative 90 derajat dengan

persamaan Z = sin (wt 900).


Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan tegangan sebagai

fungsi waktu, yaitu:

V = Vm .sin 2 .f.t

Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoida. Dengan

demikian, arus yang dihasilkan juga sinusoida yang mengikuti persamaan:

I = Im .sin 2 .f.t

dengan Im adalah arus puncak dan t adalah waktu.

Untuk menyatakan perubahan yang dialami arus dan tegangan secara

sinusoida, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah diagram vektor yang

berotasi, yang disebut diagram fasor. Istilah fasor menyatakan vektor berputar yang

mewakili besaran yang berubah-ubah secara sinusoida. Panjang vektor menunjukkan

amplitudo besaran, dan vektor ini dibayangkan berputar dengan kecepatan sudut yang

besarnya sama dengan frekuensi sudut besaran. Sehingga, nilai sesaat besaran

ditunjukkan oleh proyeksinya pada sumbu tetap. Cara ini baik sekali untuk

menunjukkan sudut fase antara dua besaran. Sudut fase ini ditampilkan pada sebuah

diagram sebagai sudut antara fasor-fasornya.

Gambar 1 : Diagram fasor arus dan tegangan berfase sama.


Gambar 1 diatas memperlihatkan diagram fasor untuk arus sinusoida dan tegangan

sinusoida yang berfase sama yang dirumuskan pada persamaan (1.0) dan (1.1). Ketika

di kelas X kita telah mempelajari dan mengetahui bahwa:

yang menyatakan akar kuadrat rata-rata tegangan. Dan akar kuadrat rata-rata arus,

yang dirumuskan:

Nilai rms dari arus dan tegangan tersebut kadang-kadang disebut sebagai nilai

efektif .

Anda mungkin juga menyukai