Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

IBU HAMIL RESIKO TINGGI GIZI BURUK

Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017

Waktu : Pukul 08.00 WIB

Tempat : Ruang kelas 2 B

Topik : Ibu hamil dengan resiko tinggi gizi buruk

Sub topik : Pemenuhan gizi pada ibu hamil dengan resiko tinggi gizi buruk

A. Latar Belakang Kegiatan

Kehamilan adalah suatu proses yang menyebabkan meningkatnya metabolisme


energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainya pada ibu hamil tentu akan meningkat
selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan
saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Kristiyanasari, 2010). Status
gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata
lain bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil
(Zhulaida, 2008).

Jika ibu hamil tidak mendapat gizi yang cukup selama hamil, maka bayi yang
dikandungnya akan kekurangan gizi. Meski sudah cukup bulan, bayi tersebut dapat lahir
dengan BBLR (berat bayi lahir rendah).Janin yang terganggu pertumbuhannya tidak saja
dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pertumbuhan setelah bayi lahir, tetapi juga
hingga ia dewasa. Selain itu juga berpengaruh pada kemampuan anak untuk belajar. Lebih
jauh lagi studi ini menemukan bahwa janin yang terganggu pertumbuhannya bisa membawa
pengaruh pada kualitas keturunan selanjutnya, terutama risiko berat badan lahir rendah
(Victoria, 2008). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam
tekanan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, selain itu juga akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian bayi karena
rentan terhadap infeksi saluran pernapasan bagian bawah, pertumbuhan yang terhambat, cacat
bawaan, bayi lahir mati, anemia pada bayi, asfiksian intra partum, dan kematian neonatal
(Kristiyanasari, 2010)
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,baik
pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan
ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi dapat mempengaruhi proses persalinan
dimana dapat mengakibatkan peralinan sulit dan lama, premature ,perdarahan setelah
persalinan , kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin serta dapat
menimbulkan keguguran , abortus , cacat bawaan dan berat janin bayi lahir rendah
(Proverawati dan Asfuah,2010)
Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik
bagi ibu, janin yang dikandung serta jalannya persalinan. Oleh karena itu, perhatian terhadap
gizi dan pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam
pengawasan kesehatan pada masa hamil. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak
zat-zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk
dirinya dan janin yang dikandungnya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penjelasan tentang pemenuhan gizi pada ibu hamil dengan
resiko tinggi gizi buruk selama 20 menit, diharapkan ibu dapat mengerti dan
memahami tentang pemenuhan zat gizi apa saja yang diperlukan pada ibu hamil.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat :

a. Mengerti tentang apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi buruk pada ibu hamil

b. Mengetahui tanda dan gejala pada ibu hamil dengan gizi buruk dan pada ibu
hamil dengan kecukupan gizi

c. Mengetahui dampak gizi buruk pada ibu hamil

d. Mengetahui kebutuhan gizi pada ibu hamil

e. Mengetahui kebutuhan zat gizi pada tahap kehamilan

f. Mengetahui zat-zat nutrisi yang tidak dianjurkan selama kehamilan

g. Mengetahui Komposisi Menu Untuk Ibu Hamil dalam Sehari


h. Mengetahui Pedoman Makan Bagi Ibu Hamil

C. Peserta

Ibu hamil

D. Setting Acara

No Kegiatan Respon Waktu


1. Pendahuluan

a. Menyampaikan salam a. Membalas salam

b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan 2 menit

c. Kontrak waktu c. Memberi respon

d. Tes awal
2. Inti Mendengarkan dengan penuh

Menjelaskan apa yang perhatian


dimaksud dengan gizi dan
gizi buruk pada ibu hamil
10 menit
Menyebutkan tanda dan
gejala pada ibu hamil dengan
gizi buruk dan pada ibu
hamil dengan kecukupan gizi

Menjelaskan dampak gizi


buruk bagi ibu hamil

Menjelaskan kebutuhan zat


gizi pada ibu hamil

Menjelaskan kebutuhan
makanan ibu hamil sehari-
hari
3. Penutup

Tanya jawab Menanyakan yang belum 8 menit


jelas
Menyimpulkan hasil
penyuluhan Aktif bersama
menyimpulkan
Memberi salam penutup
Membalas salam

E. Metode
a. Ceramah

b. Tanya Jawab

F. Media

Leaflet

G. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dalam penyuluhan yaitu :

a. Clipchart
b. Postert
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang tersedia dan
tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Jangka pendek
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan
kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan
diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :
1) Sebutkan apa itu gizi ibu hamil!
2) Sebutkan tujuan dari gizi pada ibu hamil!
3) Sebutkan bahaya jika gizi pada ibu hamil tidak terpenuhi!
4) Sebutkan jenis-jenis makanan yang boleh dan yang tidak boleh
dikonsumsi pada saat hamil!
b. Jangka panjang
Hamil meningkatkan pengetahuan ibu hamil sehingga dapat mengetahui
bagaimana gizi yang baik di konsumsi pada saat.

MATERI PEMENUHAN GIZI PADA IBU HAMIL

DENGAN RESIKO TINGGI GIZI BURUK


A. Definisi
Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur
proses-proses kehidupan (Sunita, 2006).
Gizi adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang beraneka
ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur sesuai dengan
kebutuhan hidupnya (Path, 2005).
Ibu Hamil atau Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa
embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Gizi pada ibu hamil adalah kebutuhan zat yang dibutuhkan ibu selama
berlangsungnya proses kehamilan.
Malnutrisi adalah kesalahan nutrisi yakni keadaan tubuh yang mengacu pada
kekurangan maupun kelebihan gizi (Blssner dan de Onis, 2005).
Jadi gizi buruk pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana ibu hamil
kekurangan zat yang dibutuhkan oleh tubuhnya dan janinnya selama berlangsungnya
masa kehamilan. Dimana salah satunya penyebabnya adalah rendahnya pengetahuan
dan rendahnya tingkat pendidikan pada ibu.

B. Tanda dan Gejala Pada Ibu Hamil Dengan Gizi Buruk dan Pada Ibu Hamil Dengan
Kecukupan Gizi
Keadaan ibu hamil yang mengalami gizi buruk, itu dapat dilihat dengan
kondisi berat badan. Apabila berat badan tidak mengalami penambahan selama masa
kehamilan, maka pertanda ]kalau ibu hamil kekurangan gizi.
Biasanya kenaikan berat badan bagi ibu hamil pada trimester pertama
normalnya 1-2 kilogram atau sekitar 350-400 gram per minggu. Sementara pada
trimester kedua dan ketiga, kenaikan berat badan bertambah sekitar 0,34-0,50
kilogram.
Gizi buruk saat hamil juga berpengaruh dengan kurangnya nafsu makan,
apabila kejadian ini terus berlanjut maka akan mengakibatkan pendarahan. Selain itu,
gizi buruk saat hamil akan berakibat kondisi badan terasa lemah dan loyo serta kepala
akan terasa pusing.
Secara lebih rinci, tanda dan gejala pada ibu hamil dengan gizi buruk yaitu:

1. Badan mudah lesu, letih, dan cepat capek

2. Tidak bersemangat

3. Mudah tersinggung

4. Stres dan selalu sakit kepala


5. Suka mengantuk

6. Berat badan tidak normal

7. Nafsu makan tidak baik

8. Buang air besar tidak lancar dan sering terjadi sembelit

9. Bibir kering dan pecah-pecah

10. Gusi sering mengalami pendarahan

11. Adanya kantung mata hitam / gelap

12. Kaki bengkak.

13. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm

Sedangkan Tanda-tanda kecukupan gizi pada ibu hamil menurut Nadesul (2004)

adalah :

1. Berat badan normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh


2. Postur tegak, tungkai dan lengan lurus
3. Pencernaan nafsu makan baik
4. Jantung detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai dengan usia
5. Otot kenyal, kuat, sedikit lemak dibawah kulit
6. Syaraf perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks normal serta mental
stabil
7. Vitalitas umum, ketahanan baik, energik, cukup tidur dan penuh semangat
8. Tungkai kaki tidak bengkak, normal.
9. Keadaan umum Responsive dan gesit
10. Rambut menkilat, kuat, tidak mudah rontook, kulit kepala normal
11. Kulit liciin, lembab dan seegar
12. Muka dan leher warna sama, licin, tampak sehat, segar
13. Bibir licin, lembab, tidak pucat, tidak bengkak
14. Mulut tidak ada luka, selaput merah
15. Ggusi merah normal, tidak ada pendarahan
16. Lidah merah norrmal. Licin tidak ada luka
17. Gigi tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, bersih, tidak ada pendarahan, lurus
dagu normall
18. Mata bersinar, bersih, konjungttiva tidak pucat, tidak ada pendarahan
19. Kelenjar tidak ada pendarahan dan pembesaran
20. Kuku keras dan kemerahan

C. Dampak Gizi Buruk Pada Ibu Hamil


1. Pengaruh bagi ibu :
a. Ibu lemah dan kurang nafsu makan
b. Perdarahan dalam masa kehamilan
c. Kemungkinan infeksi tinggi
d. Anemia atau kurang darah, Hb < 11 gr%
2. Pengaruh pada waktu persalinan :
a. Persalinan sulit dan lama
b. Persalinan sebelum waktunya (premature)
c. Perdarahan setelah persalinan
d. Perdarahan dengan operasi cenderung meningkat
3. Pengaruh pada janin :
a. Keguguran
b. Bayi lahir mati
c. Cacat bawaan
d. Anemia pada bayi
e. Berat badan lahir rendah
f. Keadaan umum kesehatan bayi baru lahir kurang

D. Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil

Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat karena selain diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan gizi ibu juga diperlukan untuk janin yang dikandungnya. Pemenuhan gizi
selama hamil juga diperlukan untuk persiapan ASI serta tumbuh kembang bayi. Salah
satu indikator terpenuhinya kebutuhan gizi selama hamil adalah adanya penambahan
berat badan ibu. Kebutuhan gizi ibu hamil pada setiap trimester berbeda, hal ini
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu.
Pemenuhan kebutuhan gizi pada trimester pertama lebih mengutamakan kualitas
daripada kuantitas. Hal ini dikarenakan pada masa ini sedang terjadi pembentukan
sistem saraf, otak, jantung dan organ reproduksi janin, selain itu pada masa ini tidak
sedikit ibu yang mengalami mual muntah sehingga tidak memungkinkan untuk
memenuhi kebutuhan gizi secara kuantitas. Pemenuhan kebutuhan dizi pada trimester
II dan III, selain memperhatikan kualitas juga harus terpenuhi secara kuantitas
(Kasdu, 2006).
Bahan pangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil harus
meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung protein, baik hewani
maupun nabati, susu, sumber karbohidrat baik dari roti ataupun biji-bijian, buah dan
sayur yang tinggi kandungan vitamin C, sayuran berwarna hijau tua, serta buah dan
sayur lain. Berikut kebutuhan zat gizi yang cukup penting bagi ibu hamil :
1. Energi
Umumnya seorang ibu hamil akan bertambah berat badannya sampai 12,5 kg,
tergantung dari berat badan sebelum hamil. Ibu hamil akan sangat membutuhkan yang
namanya kalori. Biasanya ibu hamil kebutuhan akan kalori semakin meningkat.
Kalori inilah yang dibutuhkan dalam perkembangan janin, pembentukan plasenta,
pembuluh darah dan jaringan yang baru. Ada sekitar 300 kalori yang dibutuhkan oleh
ibu hamil selama masa kehamilannya.
2. Protein
Gizi yang tidak kalah pentingnya dan sangat diperlukan bagi ibu hamil adalah
zat protein. Ada sekitar 75 gram protein tiap harinya yang dibutuhkan oleh ibu hamil,
fungsinya untuk perkembangan jaringan pada janin. Pemenuhan protein bersumber
hewani lebih besar daripada kebutuhan protein nabati, sehinggan ikan, telur, daging,
maupun susu perlu lebih banyak dikonsumsi dibandingkan tempe, tahu, kacang-
kacangan. Hal ini disebabkan karena struktur protein hewani lebih mudah dicerna
daripada protein nabati.
3. Vitamin A
Fungsi dari Vitamin A untuk penglihatan, pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Dampak yang terjadi pada ibu hamil apabila kekurangan vitamin A adalah
bayi akan terlahir prematur yang memiliki berat rendah. Jadi vitamin A itu sangat
penting untuk gizi ibu hamil. Vitamin ini bisa diperoleh lewat sayur-sayuran seperti
wortel dan juga terdapat pada mentega, kuning telur maupun susu. Vitamin A
dibutuhkan oleh ibu hamil namun tidak boleh berlebihan karena dapat menimbulkan
cacat bawaan.
4. Vitamin B12
Vitamin B12 bersama dengan asam folat berperan dalam sintesis DNA dan
memudahkan pertumbuhan sel. Vitamin ini juga penting untuk keberfungsian sel
sumsum tulang, sistem persarafan, dan saluran cerna. Bahan makanan sumber vitamin
B12 adalah hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu, dan keju.
5. Asam Folat
Asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena akan membantu
perkembagan embrio dan juga mencegah terjadinya cacat otak dan tulang belakang.
Dampak yang terjadi apabila kekurangan asam folat adalah akan mengakibatkan
kelahiran prematur sehingga berat badan bayi lahir begitu rendah begitu pula dengan
pertumbuhan janinnya. Oleh karena itu, gizi ibu hamil asam folat yang dibutuhkan
sekitar 600 mg dan ini bisa anda dapatkan dengan mengkonsumsi kacang-kacangan,
buncis, asparagus, brokoli, ragi, sayuran berwarna hijau, jus jeruk dan roti gandum.
6. Vitamin D
Kekurangan vitamin D pada ibu hamil akan mengakibatkan gangguan
metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan dapat berupa hipokalsemi, tetani
pada bayi baru lahir, dan osteomalasia pada ibu. Sumber vitamin D yang utama adalah
sinar matahari. Kekurangan vitamin D banyak terjadi pada ibu hamil yang bermukim
di daerah yang hanya sedikit bersentuhan dengan sinar matahari.
7. Zat Besi
Gizi ibu hamil yang diperlukan selanjutnya adalah zat besi. Untuk
memproduksi hemoglobin dibutuhkan zat sekitar 27 mg sehari selama masa
kehamilan. Hemoglobin sendiri merupakan protein di sel darah merah yang
mempunyai peranan penting yaitu menyalurkan oksigen keseluruh jaringan tubuh.
Kekurangan zat besi pada masa kehamilan akan mengalami kelelahan dan rentan
infeksi, bahkan juga dapat berisiko kelahiran prematur pada bayi. Zat besi bisa kita
dapatkan dari kacang-kacangan, ikan, daging merah ataupun binatang unggas.
8. Yodium
Yodium dapat diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
Kekurangan yodium pada ibu hamil akan mengakibatkan janin mengalami hipotiroid
yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Kerusakan saraf sebagai akibat dari
hipotiroid dapat menyebabkan retardasi mental. Kekurangan yodium juga dapat
mengakibatkan bayi lahir meninggal, aborsi, serta meningkatkan kematian bayi dan
perinatal. Koreksi yodium hendaknya sebelum atau selama 3 bulan pertama
kehamilan. Kebutuhan Yodium dapat dipenuhi dengan mengonsumsi garam
beryodium serta konsumsi bahan makanan yang bersumber dari laut.
9. Kalsium
Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya, udang, dan sarden.
Kalsium dibutuhkan oleh ibu hamil untuk membantu pembuluh darah berkontraksi
dan berdilatasi serta mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot dan sekresi hormon.
Kalsium juga sangat baik untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain untuk tulang,
kalsium juga dibutuhkan untuk mencegah preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada
ibu hamil yang dapat menyebabkan kejang pada ibu, prematurias, bahkan kematian.
Diperlukan 1000 mg kalsium setiap harinya untuk kebutuhan gizi ibu hamil.
Kekurangan kalsium saat hamil akan berdampak pada ibunya, karena kalsium yang
dibutuhkan oleh bayi terambil atau diserap dari tulang ibu.
10. Serat
Kebutuhan serat bagi ibu hamil juga harus diperhatikan, karena selain
memberikan rasa kenyang lebih lama, serta juga dibutuhkan untuk memperlancar
sistem pencernaan sehingga dapat mencegah sembelit. Serat dapat diperoleh dari
sayuran, buah-buahan, serealia atau padi-padian, kacang-kacangan, gandum, beras,
dan olahannya (Kasdu, 2006).

E. Kebutuhan zat gizi pada tahap kehamilan


1. Trimester I
Pada trimester pertama, ibu hamil biasanya mengalami morning sickness, dengan gejala
mual, muntah, dan nafsu makan berkurang. Jika ibu hamil enggan makan, bisa berdampak
buruk terhadap kesehatan ibu, misalnya, mengalami kekurangan gizi. Selama hamil, ibu
memerlukan semua zat gizi. Oleh karena itu kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral
bertambah. Selama kehamilan, diperlukan tambahan protein, rata-rata 17 gram/hari. Akan
tetapi pada trimester pertama belum bisa terpenuhi. Diharapkan 1g/kg protein.
1. Kebutuhan zat gizi minggu ke 1 s/d minggu ke- 4
Pada periode kehamilan ini calon ibu perlu mengonsumsi makanan bergizi tinggi untuk
mencukupi kebutuhan kalori tubuh ibu dan janin yang bertambah 180 kkal per hari dari
konsumsi kebutuhan tidak hamil sebesar 2200 kkal. Selain untuk memenuhi kebutuhan
energy yang diperlukan oleh si ibu, gizi ini diperlukan karena janin sedang terbentuk secara
pusat pada periode kehamilan ini.
2. Kebutuhan zat gizi minggu ke-5 s/d ke-6
Pada kehamilan minggu ke-5 si ibu biasanya akan mulai ditandai mual dan mutah. Agar
konsumsi makanan tetap masuk tidak terganggu oleh rasa mual dan muntah. Hal ini dapat
disiasati dalam makan porsi kecil tapi sering. Konsumsi makanan selagi segar dan hangat.
3. Kebutuhan zat Gizi minggu ke-7 s/d minggu ke-8
Ibu perlu mengonsumsi aneka jenis makanan berkalsium tinggi untuk menunjang
pembentuka tulang rangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium ibu
hamil ditambah 10 mg dari kebutuhan ibu wanita tidak hamil sebesar 800 mg.
4. Kebutuhan zat gizi minggu ke-9 s/d minggu ke-12
Pada minggu ke-9, ibu jangan sampai menambah kebutuhan asam folat 0,2 dari
kebutuhan wanita tidak hamil sebesar 400. Banyak mengonsumsi juga vitamin c dengan
menambah 200 mg dari kebutuhan wanita tidak hamil sebanyak 75 mg. Pada minggu ke 10,
saatnya ibu makan banyak protein untuk memperoleh asam amino yang tingi yang berfungsi
untuk pembentukan otak janin. Pada minggu ke-12 ibu hamil penuhi vitamin tinggi agar janin
tidak mengalami cacat saat lahir. Kebutuhan vitaminnya meliputi A, B1, B2, B3 dan B4
(Kristianto, 2014)
2. Trimester II
Trimester kedua, gangguan morning sickness sudah berkurang, namun kebutuhan gizi ibu
hamil kian bertambah karena pertumbuhan janin lebih cepat daripada waktu trimester
pertama. Asupan protein bagi ibu hamil harus bertambah, asupan kalori juga harus tercukupi.
Protein dan kalori akan digunakan untuk membentuk plasenta, ketuban, menambah volume
darah, dan mengalirkannya ke seluruh tubuh.
Pada trimester ke dua, ibu hamil sudah mulai mempunyai nafsu makan. 1,5 g/kg berta
badan protein/ hari diperkirakan dapat terpenuhi. Pada trimester ke tiga nafsu makan tambah
besar
1. Kebutuhan zat gizi minggu 13 s/d minggu ke-16
Jangan makan coklat, minum kopi, dan the. Sebab kafeinnya juga terdapat di teh, kola, dan
cokelat. Berisiko mengaganggu perkembangan saraf pusat janin yang mulai berkembang. Ibu
perlu menambah asupan makanan setara dengan 300 kilo kalori perhari untuk tumbuhan
energy yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin.
2. Kebutuhan zat gizi minggu 17 s/d minggu ke 23
Ibu jangan sampai lupa makan sayur dan buah serta cairan utuk mencegah sembelit.
Kebutuhan cairan tubuh meningkat pada periode kehamilan minggu-minggu ini. Pastikan ibu
minum 8-10 gelas air putih setiap harinya. Selain itu konsumsi sumber zat besidan vitamin C
untuk mengoptimalkan pembentukan sel darah merah baru, sebab jantung dan sistem
peredaran darah janin sedang berkembang.
3. Kebutuhan zat Gizi minggu 24/minggu ke 28
Pada minggu ke 28 ibu perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak
omega 3,fungsinya bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin.vitamin E tinggi sebagai
antioksidan harus dipenuhi pula pada kehamilan minggu ke 28 ini (Kristianto, 2014).
3. Trimester III
Trimester ke tiga janin semaki besar dan kebutuhan gizi ibu hamil meningkat. Selain
protein, kalori, dan vitamin pada trimester ini ibu hamil juga harus memerhatikan asupan zat
besi. Ibu hamil dapat mengonsumsi suplemen zat besi dengan pengawasan dokter selama
masa kehamilan. Mineral lain yang dibutuhkan adalah iyodium, yang berfungsi sebagai
pembentuk senyawa tiroksin. Senyawa ini berguna untuk mengontrol metabolisme sel.
Kekurangan iodium bisa menyebabkan bayi lahir kerdil dan pertumbuhannya terhambat
(Sutomo, 2011).
pada trimester ke tiga ini protein bisa mencapai 2g/kg berat badan/hari. Jenis protein yang
dikonsumsi sebaiknya mempunyai nilai biologi tinggi seperti daging, ikan, telur, tahu, tempe,
kacang-kacangan, bji-bijian, susu, sayuran, buah-buahan dan yogurt.
Pada kehamilan periode trimester periode ke 3 ini,ibu hamil buth bekal energi yang
memadai.selain itu untuk mengatasi beban yangsangat berat juga sebagai cadangan energy
untuk persalinan kelak.pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan
terakhir menjelang persalinan (Kristianto, 2014).

F. Zat-Zat Nutrisi yang tidak dianjurkan Selama Kehamilan

Tidak semua vitamin bisa diberikan pada ibu hamil. Dosis tinggi vitamin merupakan
penyalahgunaan nutrisi yang dapat dikategorikan sebagai jenis mode manipulasi diet. Vitamin
yang larut dalam air seperti vitamin C dapat dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan
karena mudah diekskresikan dalam urin. Namun, tidak demikian pada vitamin yang larut
lemak seperti vitamin A. Terdapat hubungan antara dosis tinggi vitamin A dengan cacat lahir
bawaan. Meskipun dosis teratogenik minimum pada manusia belum diidentifikasi, namun
sedikitnya dosis vitamin A 10.000 IU per hari dapat mengakibatkan hal tersebut. Adapun
yang aman dikonsumsi adalah beta-karoten yang merupakan provitamin vitamin A tetapi
tidak menghasilkan toksisitas yang sama dengan vitamin A.
Kafein terkandung dalam berbagai bahan makanan seperti kopi, teh, cokelat, dan
minuman cola. Sebuah zat alami, ini adalah yang paling banyak digunakan Satu-satunya
bukti untuk efek teratogenik kafein hanya berasal dari studi hewan menggunakan dosis yang
inkompatibel dengan yang dikonsumsi manusi. Beberapa studi manusia yang besar telah
gagal untuk menunjukkan bahwa kafein memiliki efek merusak pada janin, bila tertelan
dalam jumlah rendah. Namun demikian, konsumsi kafein pada kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan risiko keguguran. Adapun dosis yang membahayakan adalah setara dengan tiga
cangkir kopi. Efek maternal kafein termasuk insomnia, gangguan pencernaan asam, refluks,
dan frekuensi kencing.
Selain itu terdapat beberapa sumber nutrisi yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu
hamil diantaranya daging setengah matang, produk susu yang tidak dipasteurisasi, telur
mentah dan setengah matang, alkohol, dan sayuran yang tidak dicuci
G. Komposisi Menu Untuk Ibu Hamil dalam Sehari

Bahan Wanita Dewasa Ibu hamil


makanan Tidak Hamil
Triwulan I Triwulan II Triwulan III
Nasi 3 piring 3 piring 4 piring 3 piring

Ikan 1 potong 1 potong 2 potong 3 potong

Tempe 3 potong 3 potong 4 potong 5 potong

Sayuran 1 mangkok 1 mangkok 3 mangkok 3 mangkok

Buah 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong

Gula 5 sdm 5 sdm 5 sdm 5 sdm

Susu - 1 gelas 1 gelas 1 gelas

Air 4 gelas 6 gelas 6 gelas 6 gelas

H. Pedoman Makan Bagi Ibu Hamil

Agar ibu hamil dan janin tetap mendapat asupan gizi, berikut beberapa saran yang biasa

dilakukan :

a. Jangan biarkan perut kosong, usahakan makan dalam porsi kecil tapi sering.

b. Pilih makanan yang hangat-hangat karena bisa membuat lambung yang terasa pedih seperti

terelaksasi.

c. Saat bangun pagi, jika belum nafsu makan, makanlah biscuit dengan teh hangat, tapi tetap

coba untuk sarapan.

d. Bila ibu merasa sering kembung, hindari makanan yang dapat memicu kembung.
e. Batasi mengkonsumsi masakan bersantan, ketan, nangka, sayur asem, buah-buahan yang

asam atau yang dapat mengiritasi lambung.

f. Perbanyak minum, sedikitnya 10-12 gelas per hari.

g. Hindari kafein, alkohol, dan ikan mentah.

h. Umumnya ibu hamil butuh darah lebih banyak, untuk itu makanlah makanan yang

mengandung zat besi, seperti sayuran hijau, tahu, tempe, kacang-kacangan, telur, ikan dan

daging.

i. Penting pula bagi ibu hamil untuk makan buah-buahan segar, bagus untuk menyuplai vitamin

(Syaifudin, 2009).

DAFTAR PUSTAKA
Blssner, Monika, dan de Onis, Mercedes. (2005). Malnutrisi: mengukur dampak kesehatan
di tingkat nasional dan lokal. WHO Beban Lingkungan Seri Penyakit. Diakses pada
tanggal 10 Maret 2017. http://whqlibdoc.who.int/publications/2005/9241591870.pdF
Depkes RI,(2000). Diet Rendah Garam, Pozi Pusat Depke RI, Jakarta.
Derek E.2011 (diterbitkan pada PMC 2012) . Menuju pemahaman evolusi yang terintegrasi
dari plasenta mamalia. NIH Akses Publik. Diakses pada 7 Maret 2017 pukul 11.10
WIB http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3437765/pdf/nihms399368.pdf
Djarwoto B. Pengobatan Hipertensi, Bag IPD FK UGM, Jogyakarta

Wildman, Derek E.2011 (diterbitkan pada PMC 2012). Menuju pemahaman evolusi yang
terintegrasi dari plasenta mamalia. NIH Akses Publik. Diakses pada 7 Maret 2017
pukul 11.10 WIB.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3437765/pdf/nihms399368.pdfWildma
http://langsingcantikdansehat.blogspot.co.id/2015/03/berikut-ciri-ciri-ibu-hamil-yang.html
Diakses pada Selasa, 7 Maret 2017 pukul 11.54 WIB

http://delimarima.blogspot.co.id/2013/01/penyebab-dan-dampak-gizi-buruk-pada.html
Diakses pada Selasa, 7 Maret 2017 pukul 11.55 WIB

Admin. 2008. Riset Gizi Ibu Hamil, http//senonipuskesmas.com [diakses

Pada hari senin 9 April 2012].

Agria dkk. 2011. Gizi Reproduksi. Jogjakarta: Fitramaya

Ali, Syaifudin, 2009. Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan Dan

Perawatan Bayi. Jogjakarta: Diglossia Media.

Alfitramadya. 2008. Gizi Kehamilan, http//blogspot.com [diakses pada

hari selasa 23 April 2012].

Anton, Yohanes. 2011. Its Easy Olah Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Skripta Media Creative.

Ariga dan Reni Asmara. 2011. Gizi Masa Kehamilan, http//ariga.blogspot


.com [diakses pada hari selasa 23 April 2012].

Arikunto, Suharsimin. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Buku Panduan Penulisan KTI. 2012. Medan: Stikes Helvetia Medan.

Djaeni, Achmad. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat

Eva. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media

Jurnal Penelitian Stikes Helvetia Medan. 2011. Medan: stikes Helvetia Medan.

Miyata dan Proverawati. 2010. Gizi Kehamilan, www.blogspot. Com [diakses pada hari selasa 23
April 2012].

Muhammad, Iman. 2011. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Bidang Kesehatan. Bandung: Mulya Sarana.

Ngambut, Korolus. 2011. Pengantar Biostatistik (Aplikasi Penggunaan

SPSS). Jogjakarta: Gosyen Publishing.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

--------. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Path. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC


Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jogjakarta: Mediakom.

Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.

Jogjakarta: Graha Ilmu.

Sunita, Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Victoria. 2008. Nutrisi Tepat Untuk Kehamilan Sehat. Nutrisia

Wikipedia. 2011. Gizi Ibu Hamil. Id.wikipedia.org [diakses pada hari

Sabtu 20 April 2012].

Zulhaida. 2011. Gizi Masa Kehamilan. Zulhaida@.telkom.net [diakses

pada hari selasa 23 April 2012].

James, et al. 2003. Danforths Obstetrics and Gynecology, 9th Ed. Lippincott Williams &
Wilkins Publishers. P 18-19

Ganathipan, B. (2012). Diabetes Milithus Pada Ibu Hamil. Retrieved from


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32649/3/Chapter%20II.pdf
Garry, J. (2013). Penyakit Tiroid Pada Kehamilan. lampung:
http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_206Penyakit%20Tiroid%20pada
%20Kehamilan.pdf.
Hertantio, B. (2013). Penyakit Asma Pada Ibu Hamil. Retrieved from
http://digilib.unila.ac.id/1375/7/BAB%20II.pdf
Naibaho, S. (2011). Anemia Pada Kehamilan. Retrieved from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30073/4/Chapter%20II.pdf
Putri, D. (2013). Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil. Retrieved from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41225/3/Chapter%20II.pdf
Sibagaring, E. E. (2011). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media.
Siswosuharjo, S. (2012). Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. PT Niaga Swadaya.
Sutomo, B. (2011). Menu Sehat Untuk Ibu Hamil. Jakarta: DeMedia.
Tobing, J. (2013). Perubahan Fisiologi Ibu Hamil. Retrieved from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35224/4/Chapter%20II.pdf
Wijaya, F. (2013). Hipertensi Pada Kehamilan. Retrieved from
http://eprints.ums.ac.id/30980/2/BAB_I.pdf
Kristianto. (2014). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Surabaya : Grenada Group Production
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta:2005.

Almatsier, S. Perinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit: PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta:
2006.

Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. Ilmu Gizi. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.

Kartasapoerta, Drs. G. Ilmu Gizi. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.

http//www.google.com//gizi buruk//2008.

Sumber:www.indokini.com/kesehatan/kes1023.shtml
http : //www.ibu hamil. Com / lihat artikel

http://www.padusi.com/ani/files/article/gizi_seimbang_sesuai_dengan_keadaan_ekonomi.
asp

Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai